Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL

ANALISIS DESAIN FORMULIR INFORMED CONSENT


RAWAT INAP BERDASARKAN ASPEK ANATOMI, FISIK
DAN ISI DI PUSKESMAS TAWANGSARI
TAHUN 2020

Oleh :

ASRI PUTRI LESTARI


18111072

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA SUKOHARJO
2021

i
PROPOSAL

ANALISIS DESAIN FORMULIR INFORMED CONSENT


RAWAT INAP BERDASARKAN ASPEK ANATOMI, FISIK
DAN ISI DI PUSKESMAS TAWANGSARI
TAHUN 2020

Oleh :

ASRI PUTRI LESTARI


18111072

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA SUKOHARJO
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

i
Nama : Asri PutriLestari
NIM : 18111072
Judul KTI : Analisis Desain Formulir Persetujuan Tindakan (Informed
Consent) Rawat Inap Berdasarkan Aspek Anatomi, Fisik dan Isi Di
Puskesmas Tawangsari Tahun 2020.

Sukoharjo, 8 Maret 2021


Menyetujui untuk dipertahankan di hadapan TIM Penguji Seminar KTI
Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia

Pembimbing I Pembimbing II

Bangkit Ary P., S.KM.,M.Kes Kustanti, SE.Akt.,MM.


NIK. 01.026.11 NIK. 02.012.01

HALAMAN PENGESAHAN

ii
KARYA TULIS INI TELAH DIHADAPKAN TIM PENGUJI KTI
PRODI DIII REKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA

Pada Tanggal : Maret 2018

Penguji I Penguji II

Bangkit Ary P., S.KM.,M.Kes Kustanti, SE.Akt.,MM.


NIK. 01.026.11 NIK. 02.01201

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII RMIK
Poltekkes Bhakti Mulia

Erna Zakiyah, S.KM., M.K.M


NIK. 01.022.10

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas curahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Analisis Desain Formulir Persetujuan Tindakan (Informed
Consent) Ditinjau dari Aspek Anatomi, Fisik dan Isi di Puskesmas Tawangsari
Tahun 2020”
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan Pendidikan Diploma III Rekam Medik dan Informasi Kesehatan.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis tidak terlepas dari bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tulus kepada yang terhormat :
1. Bapak Deden Dermawan, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Bhakti Mulia Sukoharjo.
2. Ibu Erna Zakiyah, SKM., M.K.M selaku Kepala Prodi DIII Rekam Medik dan
Informasi Kesehatan Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
3. Bapak Bangkit Ary Pratama, S.KM., M.Kes, selaku Penguji I yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
4. Ibu Kustanti, SE., Akt., MM selaku Penguji II yang telah memberikan
bimbingan dan dorongan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Ratih, Amd.Kep selaku pembimbing lahan di UPTD Puskesmas
Tawangsari yang telah memberikan bimbingan dan informasi selama
pembuatan Karya Tulis Ilmiah .
6. Staf dan Karyawan di UPTD Puskesmas Tawangsari yang telah memberikan
penjelasan dan informasi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan Bhakti Mulia Sukoharjo.
8. Teman-teman Program Studi DIII Rekam Medik dan Informasi Kesehatan
Bhakti Mulia Sukoharjo yang selalu berbagi pengalaman serta saling
mendukung saat berada di Poltekkes Kesehatan Bhakti Mulia Sukoharjo.

iv
Akhir kata penulis menyadari sepenuhnya sebagai manusia yang selalu
diliputi segala kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi peningkatan
mutu pengetahuan dan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi para
pembaca.

Sukoharjo, Maret 2021


Penulis

Asri Putri Lestari

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
E. Ruang Lingkup .............................................................................. 4
F. Keaslian Penelitian......................................................................... 4
........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas....................................................................................... 7
B. Rekam Medis.................................................................................. 7
C. Desain Formulir.............................................................................. 9
D. Metode Penelitian .......................................................................... 16
E. Kerangka Teori............................................................................... 20
F. Kerangka Konsep............................................................................ 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian...................................................... 21
B. Populasi dan Sampel Penelitian...................................................... 22
C. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 23
D. Variabel dan Definisi Operasional.................................................. 24
E. Instrumen Penelitian....................................................................... 24
F. Sumber dan Cara Pengolahan Data................................................ 27

vi
G. Langkah-langkah Pengumpulan Data............................................. 29
H. Pengolahan dan Analisis Data........................................................ 30
I. Jadwal Penelitian............................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.2 Keaslian Penelitian........................................................................... 4


Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 24
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian.............................................................................. 34

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................. 20


Gambar 2.2 Kerangka Konsep.......................................................................... 20

ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dengan
tujuan pembangunan kesehatan, pada saat ini kementerian kesehatan
melakukan program pembangunan kesehatan jangka panjang nasional tahun
2005 -2025 yang dilaksanakan oleh semua kompenen bangsa Indonesia yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemaun, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan
kesinambungan antara upaya program, masyarkat, dan tenaga medis. Sesuai
dengan perkembangan cara berfikir rakyat Indonesia yang semakin kritis
terhadap pengetahuan dibidang kedokteran, terutama dalam pemberian
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit melalui seorang dokter, yang dapat
dilihat dengan adanya masalah yang terjadi di Indonesia yang berdampak pada
dokter yang menangani di rumah sakit, seperti kasus yang terjadi pada tahun
2013 yang menimpa dokter obygen dipidana karena dalam melakukan
tindakan medis tidak mengisi formulir persetujuan secara lengkap. Formulir
Informed Consent lupa tidak dimintakan tanda tangan pasien atau keluarga
pasien, jika formulir Informed Consent tidak terpenuhi maka tindakan medis
tidak sah atau tidak legal untuk dilakukan (Naili, Sumarni, 2014)
Setiap pencatatan data harus menggunakan formulir. Formulir rekam
medis sebagai penetapan tanggung jawab data dan media komunikasi antar
orang/ bagian/ organisasi. Formulir yang sudah dirancang dan digunakan
harus sesuai dengan tujuan formulir tersebut. Hal ini sebagaimana tertulis
dalam Permenkes Republik Indonesia No.269/MENKES/PER/III/2008 bahwa
formulir rekam medis meliputi aspek anatomo, aspek fisik, dan aspek isi. Pada
tahun 2018 di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo mengadakan penelitian
tentang analisis desain formulir persetujuan tindakan medik tahun 2017,
dilihat dari aspek fisik kertas yang digunakan bahan kertas buram dengan
berat 60 gram dan ukuran kertas F4, pada formulir persetujuan tindakan medik

1
2

tidak terdapat kolom, item – item masih ada yang tidak terisi, aspek isi
formulir persetujuan tindakan medik di Puskesmas Gatak belum terdapat
instruksi mengenai petunjuk pengisian (Novitasari,2018).
Dari Studi Pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas
Tawangsari dengan cara melihat langsung formulir persetujuan tindakan
medis ditemukan tanda tangan tanda tangan dokter dan saksi yang sering tidak
diisi yang menyebabkan masalah ketidakakuratan data yang bias
dipertanggung jawabkan karena hokum, hal tersebut tidak sesuai dengan teori
permenkes nomor 269 tahun 2008 pasal 4 yang berbunyi setiap pencatatan di
rekam medik harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan dokter, dokter
gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
secara langsung. Item pada Informed Consent sudah lengkap tetapi pada
informasi pada pemberian informasi tindakan medis dan jenis informasi
tindakan medis sering tidak diisi yang bias menyebabkan masalah tidak
adanya dasar pemeriksaan, Menurut UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik
kedokteran pada pasal 45 disebutkan bahwa setiap tindakan kedokteran yang
harus dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus memuat
informasi sekurang – kurangnya mencangkup dasar diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan, alternative tindakan lain, prognosis. Tidak
adanya instruksi petunjuk pengisian, sedangkan item instruksi ini sangat
penting untuk petunjuk dalam pengisian formulir sehingga perlu adanya item
instruction. Dalam teorinya Sudra (2019:1.35) aspek anatomi bagian
instruction berisi penjelasan singkat tentang jumlah lembar, cara pengisian,
cara pengiriman. Dari aspek fisik didalam isi pemberian informasi nomor urut
tiga memiliki ukuran font 10 yang menyebabkan masalah kejelasan
perlindungan penegak hukum pada suatu pernyataan tindakan dan tidak
adanya instruksi cara pengisian formulir. Menurut Permenkes Republik
Indonesia No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis harus dibuat secara
tertulis, lengkap dan jelas, maka dari itu instruksi sangat diperlukan dalam
sebuah formulir agar petugas paham tentang tata cara pengisian formulir dan
dapat mengisi formulir dengan lengkap dan jelas. Dengan adanya kekurangan
3

tersebut maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Analisis Desain
Formulir Informed Consent Berdasarkan Aspek Anatomi, Fisik, Dan Isi di
Puskesmas Tawangsari Tahun 2020”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Analisa Desain Formulir Persetujuan Tindakan (Informed
Consent) Rawat Inap Berdasarkan Aspek Anatomi, Fisik dan Isi di Puskesmas
Tawangsari Tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisa dan mendesain Informed Consent Rawat Inap di
Puskesmas Tawangsari.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui aspek Anatomi dari formulir Informed Consent di
Puskesmas Tawangsari
b. Mengetahui aspek Fisik dari formulir Informed Consent di Puskesmas
Tawangsari
c. Mengetahui aspek isi dari formulir Informed Consent di Puskesmas
Tawangsari
d. Mengetahui ketidaklengkapan formulir Informed Consent medis di
Puskesmas Tawangsari dengan 4 review (identifikasi, pelaporan,
autentifikasi dan pencatatan).
e. Mendesain ulang formulir Informed Consent di Puskesmas Tawangsari

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dan wawasan dalam penelitian di bidang
rekam medis puskesmas, khususnya desain formulir Informed Consent
2. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan untuk Puskesmas Tawangsari terutama
mengenai desain formulir Informed Consent
4

3. Bagi Akademik
Menambah bahan referensi kepustakaan sehingga dapat membantu
mahasiswa yang melakukan penelitian dengan topik yang sejenis.

E. Ruang Lingkup
1. Lingkup Keilmuan
Lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu rekam medis
dan informasi kesehatan.
2. Lingkup Materi
Lingkup materi dalam penelitian ini adalah desain formulir
khususnya formulir Informed Consent
3. Lingkup Lokasi
Lingkup Lokasi dalam penelitian ini adalah unit rekam medis di
Puskesmas Tawangsari
4. Lingkup Metode
Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara
dengan pendekatan restospektif.
5. Lingkup Objek
Objek dalam penelitian ini adalah formulir Informed Consent.
6. Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan tanggal 12 April – 8 Mei 2021

F. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang “Analisis Desain Formulir Informed Consent
ditinjau dari Aspek Anatomi, Fisik, dan isi di Puskesmas Tawangsari belum
pernah dilakukan oleh peneliti lain namun terdapat beberapa penelitian yang
hamper sama pernah dilakukan antara lain :
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
Nama Metode
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
1. Salma Analisis Desain Metode Berdasarkan desain formulir
Afriana Formulir penelitian persetujuan tindakan
5

Nama Metode
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
Afifah, Persetujuan yang kedokteran yang diamati jenis
2019 Tindakan digunakanformulir yang digunakan
(Informed yaitu metode
kertas putih F4 dengan berat
Consent) observasi70 gram, sedangkan dari aspek
berdasarkan aspek anatomi tidak terdapat
anatomi, fisik, dan instruksi mengenai tata cara
isi di RSAU dr. pengisian formulir, sedangkan
Siswanto Lanud pada close nama, tanda tangan
Adi Soemarmo dokter, dan pihak yang
Karanganyar memberi pernyataan sering
Tahun 2019 tidak terisi, dari aspek isi tidak
tercantum item – item dasar
diagnosis dan tata cara
tindakan medis.
2. Novitasari, Analisis Desain Metode Berdasarkan desain formulir
2017 Formulir penelitian Persetujuan Tindakan Medik
Persetujuan yang Rawat Inap yang diamati jenis
Tindakan Medik digunakan formulir yang digunakan
Rawat Inap yaitu metode kertas buram F4 dengan berat
Ditinjau Dari observasi 60 gram, berdasarkan aspek isi
Aspek Fisik, Isi, dan item – item dalam formulir
dan Anatomi di wawancara persetujuan tindakan medik
Puskesmas Gatak puskesmas Gatak belum
Tahun 2017 lengkap, karena belum
terdapat item nomor rekam
medis, umur/jenis kelamin,
ruang/kelas di rawat,
sedangkan dari aspek anatomi
tidak ada instruksi dalam
pengisian formulir.
3. Winda Desain Formulir Metode Berdasarkan desain formulir
Anindya Ringkasan Masuk Penelitian ringkasan masuk keluar
Saputri, Keluar yang formulir yang digunakan
2017 Berdasarkan digunakan kertas HVS A4 dengan berat
Aspek isi, Fisik, yaitu metode 70 gram, berdasarkan aspek
dan Anatomi di observasi anatomi tidak terdapat
Puskesmas Baki introdactionnya, dan pada
Kabupaten bagian Close kurang efektif
Sukoharjo Tahun dan kurang jelas karena tidak
2017 terdapat kolom sendiri untuk
tanda tangan dokter dan nama
dokter yang memeriksa.
Deskripsi Singkat
1. Penelitian yang dilakukan oleh Salma Ariana Afifah (2019)
Penelitian yang berjudul “Analisis Desain Formulir Persetujuan
Tindakan (Informed Consent) berdasarkan aspek anatomi, fisik, dan isi
6

RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo Karanganyar Tahun 2019”


didapati aspek fisik kertas yang digunakan kertas putih A4 70 gram, aspek
anatomi pada bagian heading tidak terdapat tata cara penulisan, Close
bagian tanda tangan saksi sering tidak diisi. Dari aspek isi tidak tercantum
item – item dasar diagnosis dan tata cara tindakan medik.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Novitasari (2017)
Penelitian yang berjudul “Analisis Desain Formulir Persetujuan
Tindakan Medik Rawat Inap Ditinjau Dari Aspek Fisik, Isi, dan Anatomi
di Puskesmas Gatak Tahun 2017” didapati aspek fisik kertas yang
digunakan kertas buram F4 dengan berat 60 gram, berdasarkan aspek isi
item – item dalam formulir persetujuan tindakan medik puskesmas Gatak
belum lengkap, karena belum terdapat item nomor rekam medis,
umur/jenis kelamin, ruang/kelas di rawat, sedangkan dari aspek anatomi
tidak ada instruksi dalam pengisian formulir.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Winda Anindya Saputri (2017)
Penelitian yang berjudul “Desain Formulir Ringkasan Masuk Keluar
Berdasarkan Aspek isi, Fisik, dan Anatomi di Puskesmas Baki Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2017” didapati aspek fisik kertas yang digunakan kertas
HVS A4 dengan berat 70 gram, berdasarkan aspek anatomi tidak terdapat
introdactionnya, dan pada bagian Close kurang efektif dan kurang jelas
karena tidak terdapat kolom sendiri untuk tanda tangan dokter dan nama
dokter yang memeriksa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI puskesmas adalah fasilitas pelayanan yang
menyelenggrakan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotive
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi –
tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014).
Puskemas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah
supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus
memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif
baik melalui Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) atau Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap
selain pelayanan rawat jalan. Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik
tentunya selalu diusahakan adanya peningkatan kualitas layanan guna
mencapai derajat ( Sri Irmawati, 2017:188-197)

B. Rekam Medis
1. Pengertian Rekam Medis
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang
terekam tentang identitas, anamnesa penentuan fisik laboratorium,
diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada
pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat (Rustiyanto, 2015:2).
Sedangkan Menurut Permenkes Nomor 269/MENKES/PER/III/2008
tentang Rekam medis, Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

7
8

2. Tujuan Rekam Medis


Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan
dirumah sakit. Tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan rekam medis
baik dan benar, tertib administrasi di rumah sakit tidak akan berhasil
sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan
salah satu faktor yang menentukan upaya pelayanan kesehatan di rumah
sakit (Rustiyanto, 2015:3).
3. Kegunaan Rekam Medis
a. Sebagai alat komunikasi antar dokter dengan tenaga ahli lainnya yang
ikut ambil bagian di dalam proses pemberian pelayanan, pengobatan
dan perawatan kepada pasien.
b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang
harus diberikan kepada seorang pasien.
c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit, dan pengobatan selama pasien berkunjung atau dirawat
dirumah sakit.
d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisis, penelitian dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e. Melindungi kepentingan hukum pasien, rumah sakit maupun dokter
dan tenaga kesehatan lainnya.
f. Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna untuk
keperluan penelitian dan pendidikan.
g. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan
medis pasien.
h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan
(Rustiyanto, 2015:4).
4. Isi Rekam Medis
Berdasarkan PERMENKES No: 269 / MENKES / PER / III / 2008
data - data yang harus dimasukkan dalam Medical Record dibedakan
9

untuk pasien yang diperiksa di unit rawat jalan dan rawat inap dan gawat
darurat. Setiap pelayanan baik di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat
dapat membuat rekam medis dengan data- data sebagai berikut:
a. Pasien Rawat Jalan
1) Identitas Pasien
2) Tanggal dan Waktu
3) Anamnesis (sekurang – kurangnya keluhan, riwayat penyakit)
4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
5) Diagnosis
6) Rencana Penatalaksanaan
7) Pengobatan dan atau tindakan
8) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
9) Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik, dan
10) Persetujuan tindakan bila perlu
b. Pasien Rawat Inap
1) Identitas Pasien
2) Tanggal dan Waktu
3) Anamnesis
4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
5) Diagnosis
6) Rencana penatalaksanaan
7) Pengobatan dan atau tindakan
8) Persetujuan tindakan bila perlu
9) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
10) Ringkasan pulang
11) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
12) Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu
13) Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik
(Sudra, 2019 :1.24)
10

C. Desain Formulir
1. Formulir Rekam Medis
Formulir dapat didefinisikan sebagai “Secarik kertas yang memiliki
ruang untuk diisi”.Hal ini tentu sangat mudah dipahami apabila kita
“hanya” membicarakan formulir yang terbuat dari kertas saja (Sudra,
2019:1.32).
2. Tujuan Penggunaan Formulir
a. Memudahkan pemrosesan pengumpulan data
b. Mempercepat proses pelayanan
c. Meningkatkan keakuratan data
d. Menstandar informasi
e. Memperjelas pertimbangan data
f. Menunjang proses pengolahan informasi
(Sudra, 2019:1.32).
3. Manfaat Formulir
a. Untuk mencatat/ merekam data transaksi pelayanan kesehatan.
b. Untuk menetapkan dan menunjukan tanggung jawab yang timbul
dalam suatu transaksi pelayanan kesehatan.
c. Untuk mengurangi aspek lupa dengan merancang formulir yang
mampu “memandau” pengguna dalam proses pengisiannya, dan
d. Sebagai media komunikasi antar tenaga kesehatan
(Sudra, 2019:1.33).
4. Formulir Informed Consent
Informed Consent (persetujuan tindakan kedokteran) merupakan
bentuk pernyataan dari seorang pasien (menyetujui atau menolak) setelah
menerima penjelasan yang cukup, terhadap rencana tindakan kedokteran
yang akan dilakukan terhadap dirinya (Sudra, 2019:6.18).
5. Aspek – Aspek Desain Formulir
a. Aspek Fisik
1) Jika berupa formulir kertas, hendaknya menggunakan kertas
dengan kualitas yang baik dan tahan lama. Formulir rekam medis
11

tidak boleh menggunakan kertas buram (baik yang berwarna coklat


maupun yang putih).
2) Jika berupa formulir kertas, hendaknya semua formulir memiliki
ukuran yang sama dan standar, biasanya A4.
3) Setiap lembar formulir harus mencantumkan identitas pasien,
minimal berupa item “Nama Pasien” dan “Nomor Rekam Medis”.
Jika formulir tersebut bolak-balik, maka item identitas pasien ini
harus dicantumkan pada kedua sisi formulir tersebut.
4) Warna dasar formulir hendaknya putih atau warna muda lainnya
untuk menjaga nilai kontras antara warna dasar formulir dengan
warna tintanya (Sudra, 2019:1.35).
b. Aspek Anatomi
1) Bagian Kepala (Heading)
Meliputi judul (nama) formulir, subjudul, nama institusi
(rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya),Informasi pelengkap
lainnya. Heading ini bisa ditempatkan dibagian atas atau sisi kanan
formulir. Semua formulir dalam suatu institusi hendaknya memiliki
posisi dan komposisi heading yang sama. Posisi heading
mempertimbangkan aspek penjilidan, penyimpanan, penelitian, dan
penataan formulir (Sudra, 2019:1.36).
2) Bagian Pendahuluan (Introduction)
Berisi keterangan tambahan mengenai formulir. Jika memang
bagian heading sudah cukup menggambarkan fungsi dan tujuan
tersebut maka tidak perlu lagi ditambahkan bagian introduction ini
(Sudra, 2019:1.36).
3) Bagian Perintah (Intruction)
Berisi penjelasan singkat tentang jumlah lembar, cara
pengisian, dan cara pengiriman. Bagian ini biasanya diatur
penempatanya agar jelas, singkat dan tidak mengganggu alur
pembacaan dan pengisian formulir (Sudra, 2019:1.36).
12

4) Bagian Isi (Body)


Merupakan inti dari suatu formulir. Dibagian inilah data
dicatat. Penggunaan metode pengelompokan (grouping), urutan
(sequence), bentuk dan ukuran huruf (font), warna area (colour),
batas tepi (margine), spasi (space), garis (line), dan cara pengisian
sangat berperan terhadap hasil pengisian formulir (Sudra,
2019:1.36).
a) Margins
Batas pinggir ini tidak hanya menambah penampilan dan
kegunaan formulir, tapi juga pada kesanggupan untuk
merancang formulir secara fisik. Margins minimum harus
disediakan 0,32 cm pada bagian atas, 1,27 cm di bagian bawah,
dan 0,76 cm pada sisi-sisi. Jika yang digunakan adalah stok
kartu, Paling kurang 0,32 cm harus disediakan sebagai margins
untuk semua sisi. Dapatkan spesifikasi peretak mengenai
margin ini jika ‘image’ formulir mencapai sebagai pinggir
kertas atau kartu. Proses ini disebut sebagai “bledding”, dan
gaya ini bisa menyebabkan meningkatkannya biaya
penanganan
b) Spacing
Spacing adalah ukuran area entry data. Spasi diperlukan
untuk memeberikan luas yang diperlukan guna keperluan
pengisian data. Pada waktu mendesain formulir dengan data
yang akan di isi dengan mesin ketik, petunjuknya yaitu :
(1) Horizontal spacing : spacing 0,25 cm bias menerima huruf
time new roman memberikan ruang entry masimum.
Sedangkan spasi ekstra jika perlu untuk mencegah
“crowding”
(2) Vertical spacing : untuk spacing yang dibuat dengan tulisan
tangan, berikan horizontal spacing 0,25 cm dan sampai
13

0,21 cm per karakter. Vertical spacing memerlukan 0,64


cm sampai 0,85 cm
c) Rules
Sebuah rules adalah sebuah garis vertical atau horizontal.
Garis ini bisa solid (langsung), dotted (terputus-putus), atau
parallel berdekatan yang melayani berbagai tujuan. Rules
membagi formulir atas bagian – bagian logis, mengarahkan
penulis untuk memasukan data pada tempat semestinya,
mengisntruksikan penulis mengenai panjang yang diinginkan
dari data yang dimasukan, membimbing pembaca melalui
komunikasi dan menambah daya tarif fisik formulir (kalau
diatur dengan benar). Rules sering dipakai untuk membuat
kotak- kotak. Desain kotak dapat meningkatkan ruangan yang
tersedia pada formulir sampai sebanyak 25%.
5) Bagian Penutup
Merupakan bagian akhir dari satu formulir sebelum memiliki
arti yang sama pentingnya dengan bagian- bagian sebelumnya.
Pada bagian ini tercantum tanda tangan, nama terang, keterangan
tempat, tanggal dan jam bila diperlukan (Sudra, 2019:36).
c. Aspek Isi
1) Upayakan sesedikit mungkin pengisian formulir dengan cara
menulis langsung. Upaya akan pengisian dengan cara memilih,
memberi tanda dan sebagainya.
2) Upayakan menggunakan metode upperleftcaption (ULC) untuk
menandai dan memberi keterangan pada setiap iten yang harus
diisi. Penggunakan ULC biasanya bisa memperjelas dan
menambah luas area pengisian.
3) Sediakan area (spasi) yang cukup untuk setiap item isian dan
sesuai dengan cara pengisiannya (ditulis atau diketik).
14

4) Cantumkan keterangan cara pegisian yang jelas. Keterangan ini


umumnya ditempatkan sebelum item yang akan di isi (Sudra,
2019:1.36).
6. Analisis Kuantitatif
a. Definisi Analisis Kuantitatif
Analisis Kuantitatif dokumen rekam medis yaitu telaah/review
bagian tertentu dari isi rekam medis dengan maksud menemukan
kekurangan khusus yang berkaitan dengan pencatatan rekam medis
(Sudra, 2019:6.5).
b. Tujuan Analisis Kuantitatif
1) Menentukan sekiranya ada kekurangan agar dapat dikoreksi
dengan segera pada saat pasien dirawat, dan item kekurangan
belum terlupakan, untuk menjamin efektifitas kegunaan isi rekam
medis di kemudian hari.
2) Untuk mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap yang dengan
mudah dapat dikoreksi sesuai prosedur yang berlaku.
(Sudra, 2019:6.5)
c. Waktu Pelaksanaan Analisis Kuantitatif
Menurut Sudra (2019:6.5) waktu pelaksanaan analisis kuantitatif
dilakukan dengan du acara, yaitu:
1) Retrospective Analysis: analisis dilaksanakan sesudah pasien
pulang. Hal ini lazim dilakukan karena rekam medis dapat
dianalisis secara keseluruhan walaupun hal ini bisa meperlambat
proses melengkapi bagian – bagian berkas yang kurang lengkap.
2) Concurrent Analysis: analisis dilaksanakan saat pasien masih
dirawat. Dengan demikian jika terdapat kekuranglengkapan bisa
segera dilengkapi.
15

d. Komponen Analisis Kuantitatif


1) Review Identifikasi
Setiap lembar rekam medis wajib mencantumkan identitas
pasien, minimal terdiri dari mana pasien dan nomor rekam
medisnya. Apabila ada lembaran tanpa identitas harus di review
untuk menentukan milik siapa lembaran tersebut. Identifikasi
pasien pada lembar rekam medisnya dapat pula dilengkapi dengan
nama, nomor rekam medis, tanggal lahir atau umur, jenis kelamin
dan alamat lengkap (Sudra, 2019:6.7).
2) Review Pelaporan
Kelengkapan review pelaporan bertujuan untuk memeriksa
kelengkapan semua bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan kasus
masing- masing pasien. Penting untuk diperhatikan bahwa dalam
setiap pencatatan pelaporan harus mencatumkan tanggal dan
jamnya (Sudra, 2019:6.7).
3) Review Autentifikasi
Pengisian Rekam Medis berlaku prinsip bahwa setiap isian
harus jelas penanggung jawabnya. Kejelasan penanggung jawab ini
diwujudkan dengan pencatuman nama terang (lengkap) dan tanda
tangan. Dalam pelaksanaanya sering dijumpai pencatuman hanya
nama singkat atau bahkan inisial (singakatan nama) saja. Hal ini
masih diterima asalkan difasilitas pelayanan tersebut, dilakukan
pendataan autentifikasi semua tenaga kesehatan yang bekerja
disitu. Pihak rumah sakit harus membuat buku induk daftar
autentifikasi yang memuat nama lengkap, nama singkat inisial,
contoh tanda tangan, contoh paraf, cap atau stampel identitas (bila
ada), dan pembawa atau penanggung jawab stampel tersebut.
Inisial dan paraf tidak boleh digunakan lebih dari satu orang. Jadi
inisial dan paraf harus bersifat unik sehingga bisa langsung
merujuk pada seorang individu tertentu (Sudra, 2019:6.8).
16

4) Review Pencatatan
Review pencatatan pada prinsipnya akan menilai apakah
rekam medis telah memenuhi aspek – aspek. Lingkup dari review
pencatatan meliputi hal - hal berikut :
a) Rekam medis harus ditulis dengan menggunakan tinta
permanen sehingga tidak mudah luntur atau hilang.
b) Tinta yang digunakan selayaknya berwarna gelap dan kontras
dengan warna kertas agar jelas dan mudah digunakan bila
dibutuhkan.
c) Tulisan harus bias dibaca kembali dengan selayaknya dan tidak
menimbulkan kesulitan atau bias presepsi.
d) Penulisan hendaknya menggunakan istilah, singkatan, dan
symbol yang baku, terdaftar, dan terstandar sehingga bias
dipahami dengan jelas dan pasti oleh pembacanya.
e) Jika terjadi salah tulis maka untuk memperbaikinya tidak boleh
menyebabkan tulisan yang salah tersebut hilang atau tak
terbaca lagi. Dianjurkan untuk mencoret satu kali pada tulisan
yang salah, menuliskan perbaikannya di atas tulisan yang salah
tersebut, dan mencantumkan tanggal serta tanda tangan yang
memperbaiki tulisan
f) Sisa area kosong pada baris, kolom, atau halaman rekam medis
dianjurkan untuk “ditutup” dengan tanda coretan garis tegak,
horizontal, diagonal, atau zigzag. Hal ini untuk mencegah agar
tidak terjadi penambahan isi yang tidak semestinya
(Sudra, 2019:6.10).

D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
a. Penelitian Deskriptif
Survei yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya
bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan)
17

yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu. Pada umumnya survei


deskriptif digunakan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi
dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang, kemudian
hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program
tersebut (Notoatmodjo, 2018:35).
b. Penelitian Retrospektif
Penelitian ini menggunakan studi retrospektif, yaitu penelitian
yang berusaha melihat ke belakang (backwardlooking),artinya
pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi.
Kemudian dari efek tersebut ditelusuri kebelakang tentang
penyebabnya atau variabel – variabel yang mempengaruhi akibat
tersebut. Dengan kata lain, dalam penelitian retrospektif ini berangkat
dari dependent variables, kemudian dicari independen varible-nya
(Notoatmodjo, 2018:27).
2. Populasi dan Sample
a. Populasi
Menurut Notoatmodjo (2018:115) populasi merupakan
keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi
merupakan kumpulan dari individu atau objek atau fenomena yang
secara potensial dapat diukur sebagai bagian dari peneliti
(Swarjana,2015:78)
b. Sample
Objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Dalam mengambil sampel penelitian ini digunakan cara atau tekhnik –
tekhnik tertentu, sehingga sample tersebut mungkin mewakili
populasinya. Tekhnik ini biasanya disebut metode sampling atau
tekhnik sampling (Notoatmodjo, 2018:115)
3. Tekhnik Pengambilan Sample dan Penentuan Besarnya Sample
a. Tekhnik Pengambilan Sample
Pengambilan sampel secara acak atau random.Teknik random
sampling ini hanya boleh digunakan apabila setiap unit atau anggota
18

populai itu bersifat homogen atau diasumsikan homogen. Hal ini


berarti setiap anggota populasi itu mempunyai kesempatan yang sama
untuk diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018:120).
b. Penentuan Besarnya Sample
Menurut Notoatmodjo (2002:92) untuk menghitung jumlah
sampel dengan populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000, dapat
menggunakan formula yang lebih sederhana atau rumus slovin,

N
sebagai berikut : n= 2
1+ N ( d )
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,05 atau
0,001).
4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
a. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi. Objek tersebut
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari apa masalahnya dan kemudian dari masalah tersebut dapat
menarik kesimpulan (Sugiyono, 2018:38).
b. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variable yang
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variable yang
bersangkutan (Notoatmodjo, 2018:112). Untuk menentukan definisi
operasional harus sederhana, praktis, mudah, atau bisa dikerjakan,
mudah diukur dan sesuai dengan teori yang mendukung (Rustiyanto,
2010:9)
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat – alat yang digunakan untuk
pengumpulan data. Instrument penelitian ini dapat berupa kuesioner
19

(daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir – formulir lain yang


berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2018:87).
a. Wawancara
Metode yang dipergunakan untuk megumpulkan data, dimana
peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari
seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap – cakap
berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo,
2018:139).
b. Observasi
Observasi (pengamatan) adalah suatu prosedur yang berencana,
yang antara lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah
dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2018:131).
6. Sumber Data
a. Data Primer
Merupakan data atau fakta yang diperoleh secara langsung oleh
pengolahan data (Budi, 2011:3)
b. Data Sekunder
Merupakan data atau fakta yang diperoleh dari orang lain sehingga
sumber data yang digunakan dapat berupa catatan, register, rekam
medis, sistem informasi di fasilitasi pelayanan kesehatan, kartu indeks
dan sensus (Budi, 2011:3).
7. Pengolahan data
Menurut Notoatmodjo (2014:174) pengolahan data suatu kegiatan
untuk menyusun data yang diperoleh seluruhnya menjadi suatu susunan
yang dapat dianalisa dan ditarik kesimpulan Tahap-tahap pengolahan data
sebagai berikut :
a. Collecting
Mengumpulkan data - data dilokasi penelitian yang diperlukan.
b. Editing
Melihat lagi hasil pengumpulan data baik isi maupun wujud dari alat
pengumpulan data.
20

c. Klasifikasi
Data yang telah dikumpulkan dan sudah melalui proses editing
kemudian dikelompokan sesuai dengan tujuan penelitian.
d. Penyajian data
Hasil klasifikasi data diperjelas ditampilkan dalam bentuk tabel.
E. Kerangka Teori

Anatomi
Aspek
Aspek Isi
Aspek Fisik
Formulir :
Aspek Desain
Unit

Rekam Medis
Rawat Inap

Dokumen
Puskesmas Rekam
Medis

Analisis Kuantitatif, Review


Kelengkapan Pengisian

Tindakan Medik
Formulir Informed Consent :

Persetujuan
Formulir
1. Identifikasi
2. Autentifikasi
3. Pelaporan
4. Pencatatan

Analisa Desain Formulir


Perancangan Persetujuan Tindakan
Desain Formulir Medik Baru

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Permenkes RI No.75 Tahun 2014; Rustiyanto, 2015; Sudra, 2019
21

F. Kerangka Konsep
Berdasarkan teori diatas kerangka konsep dari penelitian ini dapat dilihat pada
bagian berikut :

INPUT PROSES OUTPUT

Analisis Desain Formulir :


Aspek Fisik
Aspek Isi
Formulir Persetujuan Aspek Anatomi
Tindakan Medik Desain Formulir
Persetujuan
Empat review kelengkapan
Tindakan Medik
pengisian formulir Informed
Baru
Consent :
Identifikasi
Autentifikasi
Pelaporan
Pencatatan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


Sumber: Sudra, 2019
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif. Dimana
peneliti meminta formulir Informed Consent ke petugas rekam medis.
Peneliti menganalisa secara langsung formulir Informed Consent yang ada
di Puskesmas Tawangsari. Setelah itu peneliti menganalisa berdasarkan 3
aspek yaitu aspek anatomi, fisik, dan isi. pada formulir Informed Consent
yang digunakan oleh Puskesmas Tawangsari Kemudian peneliti
mengetahui item item yang sering tidak diisi oleh dokter yaitu tanda
tangan dan resiko yang terjadi.
2. Rancangan Penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan Retrospektif. dengan melakukan
anamnesis atau wawancara pada petugas rekam medis di Puskesmas
Tawangsari. Setelah itu peneliti melihat catatan medis / medical record
berupa desain formulir Informed Consent. peneliti mengetahui dengan
akibat atau efek yang terjadi tentang kecenderungan yang tengah
berlangsung setelah formulir Informed Consent di analisis berdasarkan
aspek anatomi yang berupa pendahuluan (heading), pendahuluan
(intoduction), perintah (intruction), dan isi (body), dan bagian penutup,
aspek fisik berupa kertas yang digunakan, dan aspek isi berupa
kelengkapan item pada formulir Informed Consent. Checklist untuk analisa
kuantitatif isi formulir Informed Consent serta pedoman wawancara yang
dilakukan kepada petugas rekam medis di Puskesmas Tawangsari.

B. Populasi dan Sample


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua formulir Informed
Consent di Puskesmas Tawangsari Tahun 2020 yang berjumlah 328

22
23

formulir Informed Consent. Jumlah populasi tersebut diperoleh dari


jumlah kunjungan rawat inap baik pasien baru maupun lama selama tahun
2020. Peneliti datang menemui petugas rekam medis bagian pelaporan
untuk menanyakan berapa jumlah kunjungan pasien rawat inap baik pasien
lama atau baru selama tahun 2020 di Puskesmas Tawangsari. Petugas
rekam medis memberikan buku register pasien rawat inap. Peneliti
membuka buku register rawat inap untuk mengetahui Formulir Informed
Consent yang merupakan satu kesatuan populasi. Kemudian mencatat
jumlah kunjungan pasien rawat inap baik pasien baru maupun pasien lama
selama tahun 2020 di Puskesmas Tawangsari. Setelah mencatat peneliti
menghitung sampel yang akan digunakan dalam penelitian analisis desain
formulir Informed Consent berdasarkan aspek anatomi, aspek fisik, dan
aspek isi.
2. Sample
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 77
formulir Informed Consent dengan menggunakan simple random sampling
atau sederhana. Peneliti mengambil secara acak dokumen rekam medis
sebanyak 77 dokumen untuk dilakukan analisa kuantitatif terhadap aspek
anatomi, fisik dan isi pada lembar formulir Informed Consent. Cara yang
digunakan untuk mengambil sampel yaitu peneliti menghitung
menggunakan formula yaitu menggunakan rumus Slovin, berdasarkan
perhitungan sampel yang digunakan pada peneliti ini sebanyak 77 nomor
rekam medis pasien rawat inap. Setelah peneliti mendapatkan nomor urut
Nomor Rekam Medis peneliti datang ke Puskesmas Tawangsari untuk
memperoleh data keseluruhan populasi untuk mengetahui nomor rekam
medis yang akan diambil sebagai sampel peneliti.

C. Tekhnik Pengambilan Sample


Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan tekhnik sistem
random sampling dengan mengambil secara acak formulir atau dokumen
rekam medis. Pada teknik acak ini semua formulir dalam populasi mempunyai
24

probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.


Populasi yang diambil sejumlah 328 diperoleh dari jumlah kunjungan rawat
inap baik pasien baru maupun lama selama tahun 2020 dengan cara
menghitung menggunakan rumus slovin, dengan rumus slovin hasil
perhitungan sebanyak 77 sampel. Setelah peneliti mendapatkan nomor urut
Nomor Rekam Medis peneliti datang ke Puskesmas Tawangsari untuk
memperoleh data keseluruhan populasi untuk mengetahui nomor rekam medis
yang akan diambil sebagai sampel peneliti, sedangkan untuk menentukan
jumlah / besar sampel nya peneliti menggunakan rumus slovin dengan tingkat
ketepatan yang diinginkan 0,01, berikut perhitungannya:
Rumus Slovin :
N
n=
1+ Ne ²
328
n=
1+ 328(10 %) ²
328
n=
1+ 328(0,1)²
328
n=
1+ 328(0,01)
328
n=
1+ 3,28
328
n=
4,28
n = 76,63

D. Variabel dan Definisi Operasional


Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional
1. Desain Formulir Merancang formulir berdasarkan transaksi
kegiatan pelayanan dan penyusunan atau
pembuatan laporan
2. Informed consent Formulir Informed Consent yang diberikan oleh
pasien atau keluarga terdekatnya setelah
mendapatkan penjelasan secara lengkap
mengenai tindakan kedokteran yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut, menyebutkan
25

No Variabel Definisi Operasional


dalam memberikan informasi kepada pasien/
keluarganya.
3. Analisa Menganalisa dengan melihat dokumen rekam
kelengkapan dan medis terutama pada formulir Informed Consent,
ketidaklengkapan formulir dikatakan lengkap apabila seluruh item
pada formulir terisi.
4. Analisa desain Menganalisa dengan melihat ukuran dan sifat
formulir dari khususnya (tinta, bahan, karbonisasi, dan cara-
aspek fisik cara menduplikasi)
5. Analisa desain Menganalisa dengan cara melihat bagian anatomi
formulir dari pada formulir kepala (heading), pendahuluan
aspek anatomi (introduction), perintah (instruction), badan
(body).
6. Analisa desain Menganalisa dengan cara melihat bagian (baris,
formulir dari item butir, dan cara pengisian serta caption/
aspek isi kejelasan kata).
7. Komponen
Analisis
Kuantitatif :
a. Review Memeriksa setiap formulir rekam medis pasien
Identifikasi dengan melihat nama dan nomor rekam
medispasien tersebut.
b. Review Memeriksa kelengkapan semua bentuk laporan
Pelaporan sesuai dengan kebutuhan kasus masing – masing
pasien.
c. Review Mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas
Autentifikasi pelayanan kepada pasien dan keluarganya.
d. Review Melihat perbaikan tulisan atau mengoreksi
Pencatatan formulir apakah ada coretan atau tidak.
8. Desain ulang Desain formulir informed consent
formulir mempertimbangkan aspek fisik, anatomi, dan isi.
informed consent

E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Pedoman Observasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman observasi dengan
melihat langsung formulir Informed Consent di Puskesmas Tawangsari
yang ditinjau dari segi aspek anatomi, fisik dan isi. Pedoman observasi
yang digunakan berupa checklist yang sudah dikelompokan berdasarkan
26

aspek anatomi, fisik dan isi untuk mempermudah peneliti dalam


menganalisa formulir Informed Consent. Kemudian peneliti membuat
daftar checklist berdasarkan aspek- aspek desain formulir sebanyak tiga
lembar checklist untuk aspek anatomi yan berisi ketentuan- ketentuan yaitu
bagian kepala, bagian pendahuluan, bagian perintah, bagian isi dan juga
bagian penutup. Untuk aspek fisik peneliti mencantumkan bahan kertas,
bentuk kertas, ukuran kertas dan warna kertas yang dipakai untuk formulir
Informed Consent. Selanjutnya peneliti menganalisis aspek isi yang dilihat
dari kelengkapan item dan terminologi istilah singkatan maupun simbol.
Untuk checklist analisis kuantitatif isi formulir Informed Consent peneliti
menggunakan dalam bentuk tabel yang didalam nya terdapat 4 komponen
yaitu identifikasi, pelaporan autentifikasi dan pencatatan setelah itu
peneliti membuat beberapa lembar yang cukup untuk menchecklist 77
lembar formulir Informed Consent.
2. Pedoman Wawancara
Peneliti ini menggunakan pedoman wawancara guna untuk
memperoleh keterangan atau informasi dari petugas rekam medis. Peneliti
membuat daftar pertanyaan sebagai alat untuk melakukan wawancara
terhadap petugas rekam medis. Peneliti datang ke Puskesmas Tawangsari
kemudian meminta izin untuk melakukan wawancara kepada petugas
rekam medis dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Peneliti
mengajukan pertanyaan seputar formulir Informed Consent yaitu apakah
ada kendala dalam pengisian atau penggunaan formulir Informed Consent,
bagaiaman cara penulisan Informed Consent di Puskesmas Tawangsari,
informasi apakah yang disampaikan dokter sebelum tindakan pada pasien,
siapa saja yang berhak mengisi item-item yang harus dicatat pada formulir
Informed Consent. Peneliti melakukan tanya jawab kepada petugas rekam
medis tentang ukuran pada kertas, bentuk dari kertas formulir Informed
Consent, warna yang digunakan formulir Informed Consent, margin yang
dipakai dalam pembuatan formulir Informed Consent, spasi pada formulir
Informed Consent dan ukuran font yang digunakan pada formulir
27

Informed Consent di Puskesmas Tawangsari. Setelah itu peneliti


mencatatan hasil atau jawaban dari petugas rekam medis dan diketik
dalam bentuk pedoman wawancara untuk dilampirkan.
3. Checklist
Checklist yang diambil dalam penelitian ini yaitu checklist untuk
pedoman observasi aspek - aspek desain formulir dan checklist untuk
analisa kuantitatif isi formulir Informed Consent di Puskesmas Tawangsari
Tahun 2020. Checklist untuk desain formulir dibuat sebanyak tiga lembar
dalam bentuk tabel yaitu checklist untuk aspek anatomi, fisik dan isi yang
berisi ketentuan atas setiap item- item aspek anatomi, fisik dan isi.
Sedangkan checklist untuk analisis kelengkapan dan ketidaklengkapan
dibuat dalam bentuk tabel yang isinya riview identifikasi yang mencakup
nama pasien, nomor rekam medis pasien, tanggal lahir, alamat
penanggung jawab untuk riview pelaporan meliputi tanggal dan jam, untuk
riview autentifikasi meliputi tanda tanggan dokter operasi, tandan tangan
dokter anastesi, dan tanda tangan wali/ saksi/ penanggung jawab,
kemudian yang terakhir untuk riview pencatatan meliputi coretan dan
tipex. Kemudian peneliti membuat checklist aspek riview tersebut
menggunakan microsft word sedangkan untuk checklist analisis kuantitatif
isi formulir Informed Consent tindakan menggunakan Microsoft Excel
untuk mempermudah peneliti dalam pembuatan tabel.
4. Kalkulator
Peneliti juga menggunakan alat kalkulator dalam penelitian ini untuk
menghitung baik perkalian, pembagian, pengurangan maupun
penambahan. Dalam penelitian ini menghitung besarnya sampel yang telah
ditentukan dalam pengambilan sampel dengan Cara menghitung
menggunakan rumus slovin. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan
rumus slovin sampel yang digunakan sebanyak 77 nomor rekam medis.
Disinilah peran penting kalkulator dalam perhitungan rumus slovin agar
hasil sampel akurat yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan
28

digunakan peneliti dalam menghitung formulir Informed Consent di


PuskesmasTawangsari tahun 2020.
5. Bolpoin
Peneliti menggunakan bolpoin untuk menulis daftar pertanyaan
wawancara yang telah disusun sebelum wawancara, mencatat jawaban dari
petugas rekam medis, untuk menulis setiap perhitungan sampel, menulis
nomor rekam medis yang muncul yang didapat secara acak, menulis
pedoman observasi berdasarkan aspek anatomi yang berupa bagian kepala
formulir Informed Consent, pendahuluan formulir Informed Consent,
perintah formulir Informed Consent, isi dari formulir Informed Consent,
kemudian menulis berdasarkan aspek fisik berupa bahan kertas formulir
Informed Consent, bentuk kertas Informed Consent, dan berdasarkan aspek
isi peneliti menulis kelengkapan setiap item, untuk mengisi checklist
kelengkapan dan ketidaklengkapan peneliti menulis keterangan yang
mencakup identifikasi yaitu nama pasien, nomor rekam medis, tanggal
lahir/umur, alamat penanggung jawab, peneliti juga menulis untuk
chceklist pelaporan yang mencakup tanggal dan jam, kemudian peneliti
menulis berdasarkan riview autentifikasi, dan yang terakhir peneliti
menulis berapa coretan yang ada pada lembar formulir Informed Consent.
Untuk peneliti mencatat jumlah perhitungan sampel dan jumlah populasi.
Peneliti mencatat informasi/ keterangan yang diberikan oleh petugas
rekam medis seputar formulir Informed Consent.

F. Sumber Data dan Cara Pengumpulan Data


1. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Peneliti memperoleh data dengan cara mengamati secara
langsung formulir Informed Consent yang ada di dalam dokumen
rekam medis di ruangan filling Puskesmas Tawangsari. Peneliti
meminta ijin kepada petugas rekam medis dibagian filling untuk
melihat formulir Informed Consent yang ada didalam dokumen rekam
29

medis rawat inap kemudian penliti setelah diijinkan mengambil


formulir, peneliti membuka dokumen yang ada formulir Informed
Consent untuk dilakukan checklist berdasarkan aspek - aspek desain
formulir Informed Consent dan analisa kuantitatif berdasarkan riview
identifikasi, riview pelaporan , riview autentifikasi, dan riview
pencatatan dari isi formulir Informed Consent yang berasal dari orang
yang mempunyai wewenang atau tanggung jawab terhadap formulir
Informed Consent di Puskesmas Tawangsari yaitu khususnya petugas
rekam medis dibagian filling.
b. Data Sekunder
Peneliti memperoleh data dari pendaftaran rawat inap di
Puskesmas Tawangsari berupa jumlah kunjungan pasien rawat inap
baik pasien baru maupun lama, pasien umum maupun pasien BPJS
pada tahun 2020. Peneliti data ke Puskesmas Tawangsari untuk
meminta data jumlah kunjungan rawat inap baik pasien umum maupun
BPJS, baik pasien lama maupun baru kepada bagian kepala rekam
medis. Setelah Data dicarikan dan berikan peneliti. Peneliti menerima
data kunjungan pasien rawat inap baik pasien baru maupun pasien
lama perbulan selama tahun 2020. Dan peneliti memperoleh dengan
cara membaca dan melakukan pencatatan dari register/ nomor rekam
medis yaitu Identitas pasien meliputi karakteristik pasien (nama
pasien, umur, jenis kelamin, nomor Rekam Medis, alamat). Sampel
kasus yang diambil dari data sekunder berupa formulir rekam medis
yaitu formulir Informed Consent di Puskesmas Tawangsari.
2. Cara Pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian yaitu dengan cara observasi.
Penelitian dilakukan dengan melihat secara langsung terhadap formulir
Informed Consent. Penelitian ini menganalisa 3 aspek dalam formulir yaitu
aspek anatomi, aspek fisik, aspek isi untuk mengetahui kekurangan apa
yang ada dalam formulir Informed Consent di Puskesmas Tawangsari
30

G. Langkah - Langkah Pengumpulan Data


1. Menentukan populasi dari keseluruhan subjek penelitian yaitu semua 328
formulir Informed Consent. Jumlah populasi tersebut diperoleh dari
jumlah kunjungan rawat inap baik pasien baru maupun lama selama tahun
2020 yang sudah diberikan oleh peneliti dari pihak petugas rekam medis.
2. Menentukan dan menghitung jumlah sampel. Setelah Peneliti menentukan
jumlah keseluruhan melalui data kunjungan rawat inap untuk kasus
tindakan, maka peneliti menghitung jumlah sampel yang akan dipakai
dengan cara random sampling yaitu peneliti menulis nomor rekam medis
pada kertas untuk diacak secara undian bisa, secara ordinal bisa dan secara
tabel bilangan random. Perbedaan karakter yang mungkin ada disetiap
formulir seperti jenis kelamin, laki-laki maupun perempuan , pasien umum
maupun BPJS tidak mempengaruhi signifikan atau tidak diartikan sesuatu
yang penting terhadap hasil perhitungan jumlah sampel.
3. Kemudian peneliti meminta ijin kepada petugas rekam medis untuk
Mengambil dokumen rekam medis pada ruangan filling untuk melihat
formulir yang sudah ditentukan melalui proses acak atau random
sampling. Setelah itu peneliti membuka dokumen yang berisikan formulir
Informed Consent sebanyak 77 dokumen untuk dijadikan analisa
ketidaklengkapan pada formulir lembar Informed Consent di Puskesmas
Tawangsari
4. Setelah itu peneliti Menganalisa formulir Informed Consent dilihat
berdasarkan dari aspek fisik yang berupa kertas formulir Informed
Consent, bahan kertas, ukuran kertas. Dan berdasarkan aspek anatomi
yang dianalisis di bagian kepala yang berupa kepala (judul, letak judul, ID
puskesmas, letak ID puskesmas, ID fomulir, letak ID formulir, nomor
halaman, nomor edisi) dan dari segi aspek isi dianalisis bagian
kelengkapan setiap item yaitu terminologi, singkatan, dan simbol.
31

5. Peneliti mengelompokan dari data hasil analisa sebelumnya


dikelompokkan sesuai aspek fisik, aspek isi dan aspek anatomi. Peneliti
membuka Microsft Excel untuk membuat tabel yang akan digunakan
untuk mengelompokan berdasarkan aspek fisik, aspek anatomi dan aspek
isi. Kemudian peneliti menganalisa ketidaklengkapan melalui riview
identifikasi, riview pelaporan, riview autentifikasi, dan riview pencatatan.
6. Peneliti menyajikan hasil analisa data dalam bentuk tabel yang dibuat
dengan Microsoft Word yang berupa judul tabel, nomor urut, aspek- aspek
yang meliputi aspek anatomi, aspek fisik dan aspek isi. Kemudian
keterangan. Untuk tabel analisis kuantitatif yang berdasarkan
ketidaklengkapan peneliti menggunakan Microsoft Excel yang dibuat
dengan isi judul tabel, nomor urut, nomor rekam medis, identifikasi,
pelaporan, autentifikasi, pencatatan dan berupa keterangan dibawah tabel.
7. Peneliti kemudian mendesain ulang formulir Informed Consent di
Puskesmas Tawangsari berdasarkan aspek anatomi, aspek fisik, dan aspek
isi sesuai teori. Dengan adanya kekurangan peneliti akan menambahkan
pada isi dan bagian ukuran huruf yang tidak sama. Peneliti mendesain
ulang dalam bentuk formulir Informed Consent yang sudah dirancang
peneliti sesuai kategori dengan mempertimbangkan aspek anatomi, aspek
fisik dan aspek.

H. Pengolahan Data dan Analisis Data


1. Pengolahan data diawali dengan:
a. Collecting
Peneliti mengumpulkan data dari formulir Informed Consent
yang berada di dalam dokumen rekam medis pasien rawat inap setelah
dokumen pasien dipulangkan. Peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan checklist aspek - aspek desain formulir dan checklist
analisa ketidaklengkapan isi formulir Informed Consent. Peneliti
mengumpulkan data dengan cara meneliti satu persatu apakah item
yang terdapat dalam formulir Informed Consent di Puskesmas
32

Tawangsari sudah memenuhi tiga aspek desain formulir yaitu aspek


anatomi, aspek fisik dan aspek isi dengan menggunakan checklist.
Kemudian peneliti mengumpulkan data dengan meneliti satu persatu
kelengkapan dan ketidaklengkapan isi formulir Informed Consent
sesuai empat komponen analisis kuantitatif yaitu riview identifikasi,
riview pelaporan, riview autentifikasi dan riview pencatatan.
b. Editing
Melihat lagi hasil pengumpulan data baik isi maupun wujud
dari alat pengumpulan data. Data - data yang diperoleh dari hasil
penelitian/ pengamatan tentang formulir Informed Consent diedit
sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu dengan mengetahui formulir
Informed Consent, mengetahui aspek anatomi dari formulir Informed
Consent, mengetahui aspek fisik dari formulir Informed Consent,
mengetahui aspek isi dari formulir Informed Consent, setelah itu
mendesain ulang formulir Informed Consent. Kemudian
mengumpulkan data yang sudah dianalisis berdasarkan empat riview
yaitu identifikasi, pelaporan, autentifikasi dan pencatatan yang akan
diedit sesuai dengan tujuan khusus peneliti yaitu mengetahui
ketidaklengkapan formulir Informed Consent yang di buat dengan
menggunakan checklist berbentuk tabel.
c. Klasifikasi
Setelah selesai melakukan proses pengelompokan data yaitu
formulir Informed Consent maka data dikelompokan sesuai dengan
kelompoknya yaitu berdasarkan aspek anatomi, aspek fisik, dan aspek
isi. Kemudian Peneliti melakukan editing sesuai dengan tujuan
penelitian ini yaitu dengan mengetahui formulir Informed Consent,
mengetahui aspek anatomi dari formulir Informed Consent,
mengetahui aspek fisik dari formulir Informed Consent, mengetahui
aspek isi dari formulir Informed Consent. Kemudian data hasil
checklist analisa desain formulir berdasarkan aspek anatomi, aspek
fisik dan aspek isi. data melalui proses pengumpulan formulir
33

Informed Consent yang berada di dalam dokumen rekam medis pasien


rawat inap yang dipulangkan dan dikumpulkan berdasarkan aspek
anatomi, aspek fisik dan aspek isi setelah peneliti menganalisis sesuai
aspek tersebut peneliti mengetahui hasil kelengkapan maupun
ketidaklengkapan dari segi anatomi, fisik, isi formulir Informed
Consent, dan peneliti melakukan wawancara pada petugas rekam
medis dari data hasil analisis ketidaklengkapan pada tanda tangan
dokter.
d. Penyajian Data
Setelah data dikelompokan peneliti menyajikan data dalam
bentuk tabel untuk mempermudah dalam membaca hasil penelitian.
Untuk data hasil analisa aspek anatomi disajikan dalam bentuk tabel
checklist dengan memberi tanda centang (√), analisa aspek fisik
disajikan dalam bentuk tabel checklist dengan memberi tanda centang
(√), analisa aspek isi disajikan dalam bentuk tabel checklist dengan
memberi tanda centang (√), untuk mempermudah dalam membaca
hasil penelitian. Untuk data hasil analisa kuantitatif isi formulir
Informed Consent disajikan dalam bentuk checklist (√) juga yang
meliputi riview identifikasi yang berisi nama pasien dikategorikan
sebagai huruf “a”, nomor rekam medis dikategorikan sebagai huruf
“b”, tanggal lahir/ umur dikategorikan “c”, alamat penangggung jawab
dikategorikan sebagai huruf “d”, riview pelaporan yang berisi tanggal
dan jam yang dikategorikan sebagai huruf “a”, laporan yang harus ada
diaktegorikan sebagai huruf “b”, riview autentifikasi meliputi tanda
tangan dokter operasi yang dikategorikan sebagai huruf “a”, tanda
tangan dokter anastesi dikategorikan sebagai huruf “b”, nama terang
lengkap dan tanda tangan dikategorikan sebagai huruf “c”, tanda
tangan wali/ penanggung jawab dikategorikan sebagai huruf “d”,
kemudian yang terakhir riview pencatatan.yang meliputi coretan yang
dikategorikan dalam tabel dengan huruf “a”, dan tipex yang
dikategorikan dalam tabel sebagai huruf “b”.
34

2. Analisis Data
Setelah melakukan penelitian, Peneliti datang di Puskesmas
Tawangsari untuk mengelompokan data yang diperoleh, yaitu dari aspek
anatomi yang berisi kepala (judul, letak judul, ID puskesmas, letak ID
puskesmas, ID fomulir, letak ID formulir, Nomor halaman, nomor edisi)
dari formulir Informed Consent, kemudian ada tidaknya pendahuluan, dan
perintah, dalam segi isi ada (marging, spacing, rules, type style, cara
pengisian) pada lembar formulir Informed Consent, dan di bagian penutup
terdapat (tempat, tanggal, waktu, tanda tangan) dari formulir Informed
Consent yang disediakan dalam bentuk tabel. Dari aspek fisik peneliti
mengelompokan dengan bentuk tabel yang berisi (bahan kertas, bentuk
kertas, ukuran kertas, dan warna dari kertas formulir Informed Consent.
Dan berdasarkan aspek isi peneliti mengelompokan dalam kelengkapan
setiap item yaitu (terminologi, istilah, singkatan, simbol) dalam formulir
Informed Consent dalam bentuk tabel. Kemudian peneliti mendeskripsikan
data yang diperoleh dari segi anatomi, fisik dan isi, setelah itu
mengelompokan kendala yang ada dalam formulir Informed Consent
tersebut berdasarkan setiap aspek anatomi, aspek isi, dan aspek fisik,
peneliti menganalisis kesesuain desain formulir yang ada dengan teori dan
mengevaluasi kesulitan atau kemudahan pengguna formulir atau jika
ditemukan adanya kendala dalam pengisian analsisi kesesuain yang
diambil peneliti berdasarkan riview identifikasi, riview pelaporan dan
riview autentifikasi, dan yang terakhir ada riview pencatatan yang dibuat
oleh peneliti dalam bentuk tabel. Setelah mendeskripsikan data yang
diperoleh, mengelompokan kendala dan kebutuhan formulir Informed
Consent, setelah itu menganalisis kesesuaian desain formulir yang ada
dengan teori agar dapat dievaluasi bagian item yang sering tidak disi dan
item yang belum terdapat pada formulir Informed Consent di Puskesmas
Tawangsari. Setelah dilakukannya analisis kesesuaian Peneliti mengetahui
bahwa di dalam formulir tidak sesuai dengan teori karena tidak adanya
nomor edisi dan instruksi pengisian formulir. Kemudian peneliti
35

merancang ulang desain formulir. Data yang diperoleh dari observasi,


wawancara dan dokumentasi analisis tersebut menggunakan univariat yang
dilakukan untuk satu variabel atau pervariabel dan sudah dijelaskan
berdasarkan dilihat dari aspek fisik, isi, dan anatomi di Puskesmas
Tawangsari.

I. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2
Jadwal Penelitian

Feb Maret April Mei Juni


No Nama Kegiatan 2021 2021 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi
Pendahuluan
2. Observasi
lapangan
3. Penyusunan
Proposal KTI
4. Seminar Proposal
KTI
5. Pengambilan Data
6. Pengolahan Data
dan Penyusunan
Laporan KTI
7. Ujian KTI
8. Revisi KTI
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, S.A. 2019. Analisis Desain Formulir Persetujuan Tindakan (Informed


Consent) berdasarkan aspek anatomi, fisik, dan isi di RSAU dr.
Siswanto Lanud Adi Soemarmo Karanganyar Tahun 2019. Karya Tulis
Ilmiah. Sukoharjo: Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia

Budi, S.C. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta:Quantum


Sinergis Media.

Naili, Sumarni. 2014. Studi Kelengkapan Pengisian Persetujuan Tindakan Medik


Di RSU Ajibarang Kabupaten Banyumas Purwokerto.
https://jurnal.unimus.ac.id. Diakses-25- Februari-2021.

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novitasari. 2018. Analisis Desain Formulir Persetujuan Tindakan Medik Rawat


Inap Ditinjau Dari Aspek Fisik, Isi, dan Anatomi di Puskesmas Gatak
Tahun 2017. Karya Tulis Ilmiah. Sukoharjo: Politeknik Kesehatan
Bhakti Mulia.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008. Rekam Medis.


https://ngada.org/menkes269-2008.htm. Diakses-27-Februari-2021.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.75 tahun 2014. Pelayanan Kesehatan


Masyarakat. https://www.kebijakanaidsindonesia.net. Diakses-27-
Februari-2021.

Rustiyanto, E. 2015. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta: Politeknik


Kesehatan Permata Indonesia.

Rustiyanto, E. 2010. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Saputri, W.A. 2018. Desain Formulir Ringkasan Masuk Keluar Berdasarkan


Aspek isi, Fisik, dan Anatomi di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2017. Karya Tulis Ilmiah. Sukoharjo: Politeknik Kesehatan
Bhakti Mulia

Sudra, R.I. 2019. Rekam Medis. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka.

Sugiyono. 2018. Metodologi penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta
Swarjana, I.K. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Yogyakarta:
Andi Offset.

Undang – Undang No.29 tahun 2004. Praktik Kedokteran.


http://itjen.kemenag.go.id. Diakses-25-Februari-2021.

Anda mungkin juga menyukai