Anda di halaman 1dari 43

GAMBARAN SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN

FILLING DI RUMAH SAKIT PEKANBARU


MEDICAL CENTER TAHUN 2022

PROPOSAL PENELITIAN

MHD RIDHO ILLAHI


NIM: 19021058

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HANG TUAH PEKANBARU
TAHUN 2022
ii

GAMBARAN SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN


FILLING DI RUMAH SAKIT PEKANBARU
MEDICAL CENTER TAHUN 2022

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Program Studi Diploma III Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan

Oleh:

MHD RIDHO ILLAHI


NIM: 19021058

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HANG TUAH PEKANBARU
TAHUN 2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING
JUDUL KARYA TULIS ILMIAH : GAMBARAN SUHU DAN
KELEMBABAN RUANG FILLING DI
RUMAH SAKIT PEKANBARU
MEDICAL CENTER 2022
NAMA : MHD RIDHO ILLAHI
NIM : 19021058
PROGRAM STUDI : DIII REKAM MEDIS INFORMASI DAN
KESEHATAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah telah diperiksa, disetujui dan siap untuk
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah
Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Hang Tuah Pekanbaru

Pekanbaru, 30 November 2021


Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Siti Hasanah, A.Md.PK, SKM, MKM) (Ani Triana, SST.M)

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya berupa kesehatan, kesempatan, keinginan, serta semangat untuk terus
menerus mencari ilmu, dengan semua usaha sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Karya Ilmiah yang diajukan sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi DIII Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru dengan judul “GAMBARAN
SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN FILLING DI RUMAH SAKIT
PEKANBARU MEDICAL CENTER 2022”.
Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
menemukan kendala, namun berkat dukungan,bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat
waktunya. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak H. Ahmad Hanafi, SKM, M.Kes selaku Ketua STIKes Hang Tuah
Pekanbaru.
2. Dr. Fanny Annisa Abriani selaku Direktur Rumah Sakit Pekanbaru Medical
Center Pekanbaru.
3. Ibu Haryani Octaria, A.Md.PK, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
4. Selvia Syaiful, AMd. PK, SKM selaku Kepala Rekam Medis Rumah Sakit
Pekanbaru Medical Center Pekanbaru.
5. Ibu Siti Hasanah, A.Md.PK, SKM, MKM selaku Ketua Prodi DIII Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru sekaligus
pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan ilmu dan semangat
serta memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Proposal
Karya Tulis Ilmiah.
6. Ibu Ani Triana, SST.M selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan
masukan ilmu dan semangat serta memberikan pengarahan kepada penulis
dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah.

ii
7. Ibu Shauma Fajri, A.Md selaku penguji 1 yang memberikan masukan dan
ilmu kepada penulis dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah.
8. Ibu Sy. Effi Daniati, A.Md.PK, SKM, M.KM selaku penguji 2 yang
memberikan masukan dan ilmu kepada penulis dalam menyelesaikan Proposal
Karya Tulis Ilmiah.
9. Seluruh staf pengajar Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru dan bimbingan kepada penulis
selama mengikuti pendidikan.
10. Seluruh staf petugas RS PEKANBARU MEDICAL CENTER.
11. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta bapak Usniardi dan Desriati yang
telah memberikan dukungan, serta limpah kasih sayang dan doanya.
12. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan serta
menyemangati untuk menyelesaikan proposal penelitian ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritikan, saran serta msukan
dan komentar yang bersifat membangun demi kesempurnaan Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini belum sempurna seluruhnya,baik dalam teknik penulisan maupun
isinya.penulis berharap Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan
dapat digunakan sesuai keperluan.

Pekanbaru, 30 November 2021


Penulis

MHD RIDHO ILLAHI

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................5
1. Manfaat Teoritis.................................................................................................5
2. Manfaat Praktis..................................................................................................5
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN.............................................................................6
A. Telaah Pustaka...................................................................................................6
B. Kerangka teori..................................................................................................17
C. Kerangka Berfikir.............................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................19
A. Rancangan Penelitian...........................................................................................19
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................19
C. Informan/Subjek Penelitian dan Objek Penelitan.................................................20
D. Variabel Penelitian dan Definisi Istilah................................................................20
E. Instrumen Penelitian.............................................................................................21
F. Pengelolaan Data..................................................................................................22
G. Analisa data..........................................................................................................22
H. Jadwal penelitian..................................................................................................23
I. Etika penelitian.....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
LAMPIRAN.....................................................................................................................27

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ukuran Ruangan Medis Di Suatu Rumah Sakit....................................19


Tabel 3.1 Informasi Penelitian...............................................................................22
Tabel 3.2 Definisi Istilah........................................................................................22
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian...................................................................................25

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Denah Bangunan Ruang Rekam Medis.................................18


Gambar 2.2 Kerangka Teori...................................................................................20
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir...............................................................................20

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah bagian yang amat penting dari suatu sistem
kesehatan.dalam jejaringan kerja pelayanan kesehatan, rumah sakit
menjadi simpul utama yang berfungsi sebagai pusat rujuk.an. rumah sakit
adalah instansi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayananan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (UU
No. 40 Tahun 2009). Menurut WHO Rumah sakit adalah bagian dari
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Dalam pelaksanaanya setiap rumah sakit selalu berupaya
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada pasien. Untuk
mencapai hal tersebut rumh sakit harus senantiasa meningkatkan mutu
pelayanan sesuai dengan harapan pemakai jasa pelayanan kesehatan
(Jurnal kemenkes vol. 7, no. 4).
Pelayanan yang bermutu bukan hanya pada pelayanan medis saja
tetapi juga pada pelayanan penunjang seperti penanganan rekam medis di
rumah sakit yang menjadi salah satu indikator mutu pelayanan rumah
sakit. Salah satu premeter untuk menentukan mutu pelayanan kesehatan
di rumah sakit adalah data atau informasi dari rekam medis yang baik
dan lengkap. Benjamin (1980) menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan
yang baik secara umum berarti memiliki rekam medis yang baik pula
(Jurnal kemenkes vol. 7, no. 4).
Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen
identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan
serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

1
Rekam medis yang baik adalah rekam medis yang memuat semua
informasi yang di butuhkan, baik yang di peroleh dari pasien, pemikiran
dokter pemeriksaan dan tindakan dokter, komunikasi antar tenaga
medis/kesehatan (Jurnal kemenkes vol. 7, no. 4).
Rekam medis juga disimpan di ruangan penyimpanan berkas rekam
medis setelah pasien selesai berobat. Di ruang rekam medis petugas
rekam medis bertanggung jawab penuh terhadap kelengkapan dan
penyediaan berkas yang sewaktu-waktu dapat dibutuhkan oleh rumah
sakit, petgas harus betul-betul menjaga agar berkas tersebut tersimpan
dan tertata dengan baik dan terlindung dari kemungkinan pencurian
berkas atau pembocoran isi rekam medis (Depkes RI, 1991). (Aep nurul
hidayat, 2016).
Dalam kegiatan penyimpanan dan pengembalian agar pelaksanan
dapat disimpan dan diambil kembali dengan cepat dan tepat, dapat
dipelihara atau disimpan dalam waktu yang lama agar tidak cepat rusak
serta ketersediaan tempat penyimpanan rekam medis bagi pasien baru di
tahun-tahun yang akan datang berobat ke RS Pekanbaru Medical Center
kan membutuhkan tempat penyediaan yag memadai jika dilihat dari
jumlah kunjungan pasien baru maupun kunjungan pasien ulang tiap
tahunnya yang cukup besar, maka dari itu ruangan dan rak harus
mendukung. (Aep nurul hidayat, 2016).
Melindungi berkas rekam medis dari bahaya kerusakan fisik, kimiawi
dan bilogis. Bahaya fisik adalah kerusakan dokumen yang disebabakan
oleh sinar matahari, hujan, banjir, panas dan kelembaban. Bahaya
kimiawi adalah kerusakan dokumen rekam medis yang disebabkan oleh
makanan, minuman dan bahan-bahan kimia. Bahaya biologis adalah
kerusakan dokumen yang disebabkan oleh tikus, kecoa dan rayap (Erisda
Simanjuntak & Rizka Mei Shella 2020).
Faktor kerusakan dari fisik kelembaban atau suhu ruangan merupakan
salah satu faktor dari bahaya fisik dalam lingkungan kerja, oleh karena
itu suhu dan kelembaban ruang filing harus tetap dalam kondisi standar

2
3

normal agar kualitas formulir rekam medis tidak cepat rusak dan tidak
menimbulkan gangguan kesehatan pada petugas (Intan Septy Rodyawati,
2019).
Sistem tata udara (air conditioning) di ruang rekam medis biasanya
berhubungan dengan penyejuk dan pengukuran kelembaban dalam udara
tertutup untuk kenyamanan ternal. Pengertrian yang lebih luas tentang
istilah tata udara ini dapat dinyatakan dalam bentuk pendingin, ventilasi
dan penyegar yang merubah udara dalam kondisi ini. Pendingin udara
(AC atau A/C di Amerika Utara, Aircon di Inggris dan Australia) adalah
suatu perangkat, sistem atau mekanisme yang dirancang untuk menarik
panas dari suatu ruangan, menggunakan siklus refrigerasi, tetapi kadang
kadang vaporasi, umumnya untuk kenyamanan dalam gedung atau moda
transportasi. Ventilasi secara sederhana dapat diartikan sebagai
perputaran udara secara bebas didalam suatu ruangan.
Ada 2 jenis ventilasi yaitu ventilasi pasif adalah ventilasi yang didapat
dari alam, caranya dengan membuat lubang angin atau jendela pada sisi
dinding yang berhadapan serta sejajar dengan arah angin local. Luas
lubang angin atau jendela diusahakan sebanding dengan persyaratan dan
dan fasilitas ruang (10% dari ruang bersangkutan). Bila menggunakan
ventilasi pasif seperti ini sebaiknya rak tidak ditempatkan dekat jendela
demi keamanan koleksi dan terhindar dari matahari langsung. Ventilasi
aktif adalah ventilasi yang menggunakan system penghawaan buatan
yaitu menggunakan AC karena temperature dan kelembaban ruang
perpustakaan yang stabil maka dapat menjaga keawetan koleksi dan
peralatan tertentu seperti koleksi langka, pandang dengar dan computer
(Purwanti 2007: 9).
Dari survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit Pekanbaru Medical
Center Filing merupakan tempat penyimpanan berkas rekam medis yang
harus dijaga suhu dan kelembabannya. Menurut (Permenkes, 2019)
bahwa Standart suhu dan kelembaban untuk ruang simpan arsip adalah
suhu tidak lebih dari 27oC dan kelembaban 25% - 55%.dan kelembaban
ruangan filling harus selalu terjaga karena faktor kerusakan fisik dari
kelembaban merupakan salah satu faktor dari bahaya dalam lingkungan
kerja, oleh karena itu suhu dan kelembaban ruang filing harus tetap
dalam kondisi standar normal agar kualitas formulir rekam medis tidak
cepat rusak dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan pada petugas.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melalukukan
penelitian dengan judul “Gambaran Suhu dan Kelembaban Ruangan
Filling di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah


1. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dapat dirumuskan masalah yaitu Gambaran
Suhu dan Kelembaban Ruangan Filling di Rumah Sakit Pekanbaru
Medical Center Tahun 2022.
2. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pembahasan, penulisan
membatasi masalah penelitian pada gambaran dan menganalisi
penelitian tentang Gambaran Suhu dan Kelembaban Ruangan Filling
di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center Tahun 2022.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Suhu dan Kelembaban Ruangan
Filling di Rumah Sakit Medical Center Pekanbaru Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Apa saja sarana dan prasarana yang di gunakan untuk penjagaan
suhu dan kelembaban ruang rekam medis di rumah sakit medical
center pekanbaru?
b. Berapa titik tertinggi suhu dan kelembaban di ruang rekam medis
di rumah sakit medical center pekanbaru?
c. Bagaimana cara penjagaan suhu dan kelembaban ruang rekam
medis di rumah sakit medical center pekanbaru?

4
5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis merupakan manfaat yang berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, dan juga sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi
peneliti dan pembaca khususnya mengenai Gambaran Suhu dan
Kelembaban Ruangan Filling di Rumah Sakit Pekanbaru Medical
Center Tahun 2022.

2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
pembaca dan penulis mengenai Gambaran Suhu dan Kelembaban
Ruangan Filling di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center Tahun
2022.
a. Bagi Rumah Sakit
Bagi rumah sakit hendaknya pembuatan proposal ini dapat
berguna sebagai masukan atau evaluasi untuk para staff rekam
medis di Medical Center Pekanbaru dalam pelaksanaan suhu
dan kelembaban ruangan filling.
b. Bagi Penulis
1. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan sehingga
peneliti memperoleh perbedaan apa yang dipelajari di kampus
dengan apa yang dipelajari di lapangan kerja mengenai dunia
kerja rekam medis dan informasi kesehatan.
2. Meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi dengan
lingkungan kerja.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Manfaat penulisan ini bagi akademik sebagai pedoman dalam
pembuatan proposal tulisan akhir serta diharapkan penulis dapat
memberikan gambaran proses retensi dengan baik sebagai sarana
untuk memperoleh informasi dan menambah referensi mengenai
keadaan umum di bidang rekam medis dan informasi kesehatan.
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Telaah Pustaka
Undang-undang No 44 tahun 2009 pasal 29 tentang rumah sakit,
mengamanatkan tentang sakit, memberikan informasi yang benar jelas, dan
jujur mengenai hak dan kewajiban pasien, menghormati dan melindungi hak
hak pasien, serta menyelenggarakan rekam medis. Di tingkat internasional
muncul kecenderungan untuk menggambarkan pelayanan yang berfokus
pada pasien, lebih aman dan dilandasi perbaikan mutu pelayanan secara
berkesinambungan. Standar akreditasi nasional versi 2012 harus merujuk
kepada kecenderungan dan kriteria standar akreditasi internasional. Dengan
demikian implementasi standar akreditasi tersebut dapat mendorong pemilik
dan tenaga pelaksanaan rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang
bermutu, terstandarisasi, dan dengan perhatian khusus pada keselamatan
pasien (Nur Fadilah Dewi & Karmelia Agustina, 2017).
1. Rekam Medis
a. Pengertian rekam medis
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.749a/Menkes/Per/XII/1989
tentang Rekam Medis, dijelaskan bahwa rekam medis merupakan
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien
pada sarana pelayanan kesehatan. Kemudian diperbaharui dengan
PERMENKES No. 269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud rekam
medisadalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain
identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan,
serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

6
7

b. Tujuan Rekam Medis


Tujuan rekam medis yaitu menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan 
benar, tidak mungkin tertib  administrasi rumah sakit akan berhasil
sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi
merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya
pelayanan kesehatan di rumah sakit (Mitra Prima, 2021)
c. Kegunaan Rekam Medis
Rekam medis berguna sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan
pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan
kepada pasien.
1. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik
kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan
kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk
pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
a. Pendidikan dan Penelitian
Rekam medis yang merupakan informasi
perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis,
pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk
bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan
penelitian dibidang profesi kedokteran dan kedokteran
gigi.
b. Pembiayaan
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan
bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan
kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat
dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.
c. Statistik Kesehatan
Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik
kesehatan, khususnya untuk mempelajari
perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk
menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit
tertentu.
d. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama,
sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah
hukum, disiplin dan etik.
2. Nilai Guna Rekam Medis
Nilai guna rekam medis ditinjau dari berbagai sudut pandang,
sebagai berikut :
a. Nilai Guna Rekam Medis Bagi Pasien
Rekam medis berisi data tentang riwayat kesehatan
pasien masa lalu dan saat ini, dan berisi dokumentasi
yang dilaksanakan oleh para profesional kesehatan
untuk kondisi pasien saat ini dalam bentuk temuan
pemeriksaan fisik, hasil diagnostik dan
prosedur/tindakan terapeutik, dan respon pasien. Oleh
karena profesional kesehatan memberikan pelayanan
kepada beberapa pasien dalam periode tertentu, maka
mereka tidak terlalu dapat mengingat penyakit setiap
pasiennya dan respon terhadap terapi yang telah
diberikan.
Demikian pula, pasien mungkin juga tidak ingat secara
detil tentang penyakitnya dan terapi yang telah

8
9

diterimanya. Dengan demikian, rekam medis berfungsi


sebagai referensi bagi keduanya, yaitu untuk pasien
maupun profesional kesehatan. Rekam medis
menyediakan bukti perawatan yang telah diberikan,
yang diperlukan untuk proses klaim asuransi kesehatan
pasien. Rekam medis juga dapat membantu pasien
dengan penyediaan data untuk para profesional
kesehatan yang merawat pasien pada periode perawatan
berikutnya, sehingga dapat terwujud kesinambungan
perawatan bagi pasien. Rekam medis dapat
menyediakan data yang dapat melindungi kepentingan
hukum bagi pasien dalam hal kompensasi sebagai
pekerja, cedera pribadi, ataupun kasus malpraktik.
b. Nilai Guna Rekam Medis Bagi Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
Rekam medis menyediakan data untuk mengevaluasi
kinerja profesional kesehatan yang bekerja di sarana
pelayanan kesehatan dan untuk mengevaluasi
penggunaan sumber daya yang dimiliki. Seperti
peralatan diagnostik khusus dan layanan yang
ditawarkan. Rekam medis digunakan sebagai alat untuk
survey oleh lembaga-lembaga lisensi, sertifikasi
maupun akreditasi dalam mengevaluasi sarana
pelayanan kesehatan sesuai dengan persyaratan standar
dari masing-masing lembaga.
Rekam medis merupakan bukti yang sangat kuat untuk
mendukung pengajuan klaim kepada penanggung biaya
pihak ketiga. Fasilitas pelayanan kesehatan membuat
ringkasan/resume dari rekam medis sebagai laporan
diagnosis, atau alasan kontak dengan pelayanan
kesehatan dan prosedur/tindakan yang dilakukan
sebagai bukti untuk pengajuan klaim pembayaran.
Karena dokumentasi catatan pelayanan yang diberikan,
dapat digunakan, jika perlu, untuk melindungi fasilitas
pelayanan kesehatan dari tuntutan hukum.
c. Nilai Guna Rekam Medis Bagi Profesional Pelayanan
Kesehatan.
Rekam medis menyediakan informasi untuk membantu
para profesional kesehatan yang terlibat dalam
perawatan pasien dalam periode perawatan sekarang
dan kunjungan berikutnya pada sarana pelayanan
kesehatan. Catatan dokumentasi yang dibuat oleh setiap
profesional, akan melindungi kepentingan hukum dari
profesional tersebut. Rekam medis membantu para
dokter, khususnya, dalam memberikan kesinambungan
perawatan pada tingkat pelayanan kesehatan yang
berbeda. Untuk pendidikan/pengetahuan mereka, semua
profesional dimungkinkan untuk menelaah rekam medis
pasien yang pernah mereka tangani (Kristianus Rianto,
2018).
1. Kepemilikan Rekam Medis
Kepemilikan rekam medis menurut Permenkes
No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
pada BAB V  pasal 12 hal 6, Kepemilikan Rekam
Medis berisi :
Ayat (1) : Berkas rekam medis milik sarana pelayanan
kesehatan.
Ayat (2) : Isi rekam medis merupakan milik pasien.

10
11

Ayat (3) : Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) dalam bentuk ringkasan rekam medis.
Ayat (4) : Ringkasan rekam medis sebagimana
dimaksud pada ayat
(3) dapat diberikan, dicatat, atau dicopy oleh pasien atau
orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis
pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu.
2. Penyimpanan Rekam Medis
Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaan
oleh dokter, dokter gigi dan pimpinan sarana kesehatan.
Batas waktu lama penyimpanan menurut Peraturan
Menteri Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume
rekam medis paling sedikit 25 tahun.
2. Sistem Tata Udara
a. Sejarah Tata Udara.
Konsep dari tata udara diketahui telah diterapkan pada Roma
jaman dahulu, dimana air dialirkan melalui tembok-tembok dari
rumah-rumah tertentu untuk mendinginkannya. Dengan teknik yang
hampir sama diwilayah Persia telah dilakukan pendinginan gedung
pada musim panas dengan menggunakan bak air terbuka dan luas
ditaman (bukan tangki dibawah tanah). Menara angin mempunyai
jendela-jendela untuk menangkap angin dan saluran angin untuk
mengarahkan aliran udara turun kebawah masuk gedung melewati bak
air terbuka . Air dibak terbuka ini menguap dan mendinginkan udara
yang masuk kedalam gedung.
Tahun 1820 seorang ilmuwan Inggris dan peneliti yang bernama
Michael Faraday, menemukan bahwa bahan Amoniak, bila ditekan dan
dijadikan cair akan mudah menguap dan mendinginkan udara. Tahun
1842, di wilayah Florida Amerika, seorang Dokter bernama Dr. John
Gorrie, menggunakan teknologi kompresor untuk menciptakan es,
yang ia gunakan untuk mendinginkan ruangan pasiennya di Rumah
Sakit di Apalachicola, Florida.  Dia berharap bahwa mesin pembuat
esnya dapat mengatur suhu dari gedung-gedung. Dia juga mempunyai
visi adanya tata udara terpusat yang dapat mendinginkan keseluruhan
kota. Gorrie mendapatkan hak paten pada tahun 1851 untuk mesin
pembuat esnya. Harapan untuk mengembangkan mesin pembuat esnya
punah begitu pemberi dananya meninggal dan ahirnya ia tidak berhasil
mendapatkan uang yang dibutuhkannya untuk mengembangkan
mesinnya itu. Menurut penulis biografinya, Vivian M. Sherlock, Dr
Gorrie menyalahkan “Raja Es”, Fredrik Tudor, atas kegagalannya
karena mencurigai bahwa dia telah meluncurkan suatu kampanye jelek
terhadap penemuannya ini. Dalam keadaan putus asa Dr Gorrie
meninggal tahun 1855 dan gagasan untuk tata udara lenyap selama 50
tahun.
Tata udara modern muncul dari kemajuan dalam ilmu kimia pada 
akhir abad ke 19, dan tata udara listrik secara besar-besaran pertama-
tama ditemukan dan digunakan dalam tahun 1902 oleh Wilis Haviland
Carrier.
Aplikasi tata udara, pertama-tama adalah untuk industri dari pada
untuk kenyamanan pribadi. Carrier merancang untuk mengembangkan
pengaturan proses produksi di pabrik percetakan. Penemuannya bukan
saja untuk mengatur suhu, tetapi juga kelembaban udara. Panas dan
kelembaban yang rendah adalah untuk membantu mempertahankan
ukuran kertas dan tinta yang digunakan dalam pencetakan kertas ini.
Kemudian teknologi Carrier  diterapkan untuk meningkatkan
produktivitas ditempat kerja ini dengan mengkondisikan ruangan kerja.
Perusahaan Carrier di Amerika ini terbentuk untuk memenuhi
permintaan yang meningkat dengan tajam. Dan dari waktu kewaktu,

12
13

tata udara diperluas dan digunakan untuk kenyamanan rumah dan


kendaraan. Penjualan kerumah tangga meningkat dengan luar biasa
pada tahun 1950-an.
b. Penerapan Tata Udara
Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan
udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang
diinginkan/dipersyaratkan serta mengatur aliran udara dan
kebersihannya. Sistem tata udara sering disebut dengan Sistem AC
(Air Conditioning).
Penerapan tata udara untuk proses meliputi :
1. Ruang operasi rumah sakit, dimana udara disaring pada
tingkat yang tinggi untuk mengurangi risiko infeksi dan
pengontrolan terhadap kelembaban untuk membatasi
dehidrasi seorang pasien. Walaupun suhu sering berada dalam
lingkup kenyamanan, beberapa prosedur khusus seperti
pembedahan jantung terbuka, menuntut suhu ruangan yang
rendah ( sekitar 18 °C, 64 °F), dan lainnya seperti untuk
kelahiran prematur menuntut suhu ruangan relatif tinggi
(sekitar 28 °C, 82 °F).
2. Ruang bersih untuk produksi sirkuit terintegrasi (integreted
circuits), bahan-bahan farmasi, dan sebagainya, dimana
dibutuhkan ruangan dengan kebersihan udara dalam tingkat
yang tinggi  serta pengkontrolan dari suhu dan kelembaban
yang dipersyaratkan untuk mencapai keberhasilan dari suatu
proses.
3. Pusat pengelolaan data.
4. Fasilitas pemeriksaan medis.
5. Laboratorium kimia dan biologi.
6. Tempat masak dan prosesnya (gizi)
c. Sistem Tata Udara Di Rumah Sakit
Sistem Tata Udara di rumah sakit berfungsi untuk pengaturan
temperatur, kelembaban udara relatif, kebersihan udara dan tekanan
udara dalam ruang dalam rangka mencegah berkembang biak dan
tumbuh suburnya mikroorganisme, terutama di ruangan-ruangan
khusus seperti di ruang operasi, ruang isolasi, dan lain-lain.
Perbedaan dasar antara pengkondisian udara untuk rumah sakit
dan fasilitas kesehatan yang terkait dengan jenis bangunan lainnya
antara lain :
1. Pebutuhan untuk membatasi pergerakan udara di dalam dan
antara berbagai departemen di rumah sakit
2. Persyaratan khusus ventilasi dan filtrasi untuk  melarutkan
dan menghilangkan  kontaminasi dalam bentuk bau,
mikroorganisme udara, virus, kimia berbahaya dan zat
radioaktif;
3. Temperatur dan kelembaban udara yang berbeda untuk
berbagai area;
4. Perancangan yang  canggih  dibutuhkan untuk
memungkinkan kontrol  secara  akurat kondisi lingkungan.
Pengkondisian udara  (air conditioning),  usaha mengolah udara
untuk mengendalikan temperatur ruangan, kelembaban relatif, kualitas
udara, dan penyebarannya. Kualitas udara yang baik yaitu udara yang
hampir bebas dari  debu, bau, kimia dan polutan radioaktif. Untuk
mendapatkan kualitas udara yang baik, maka perlu dipertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Intake Udara Luar (Outdoor Intake).
Intake  udara luar atau  sistem kipas yang digunakan untuk
pengendalian asap. Intake ini harus ditempatkan sejauh
mungkin tetapi tidak kurang dari 9 m dari  cerobong outlet

14
15

buangan dari  peralatan pembakaran,  outlet  buangan


ventilasi  rumah sakit atau bangunan yang berdekatan,
sistem vakum bedah medis, menara pendingin, cerobong
vent plambing, dan area yang dapat mengumpulkan gas
buang kendaraan dan asap berbahaya lainnya.
2. Outlet Pembuangan (Exhaust Outlets).
Outlet pembuangan ini harus ditempatkan minimal 3 m di
atas permukaan  lantai dan jauh dari pintu, area yang
dihuni, dan pengoperasian jendela. Lokasi yang lebih baik
dari outlet pembuangan berdiri tegak keatas atau horizontal
jauh dari intake  udara  luar. outlet pembuangan ini mirip
dengan cerobong asap/terowongan angin, maka perlu
kehati-hatian dalam menempatkan outlet pembuangan yang
menghasilkan zat buang yang terkontaminasi tinggi
(misalnya dari mesin, tudung asam, lemari keselamatan
biologi, tudung dapur, dan ruang pengecatan).  Umumnya
angin, bangunan yang berdekatan, dan kecepatan pelepasan
harus diperhitungkan . Dalam aplikasi kritis studi
terowongan angin atau pemodelan komputer mungkin tepat.
3. Filter Udara.
Untuk menghilangkan partikular dari aliran udara, sejumlah
metode telah tersedia untuk menentukan effisiensi filter
yang akan digunakan.   Semua ventilasi atau sistem
pengkondisian udara terpusat harus dilengkapi dengan filter
yang memiliki effisiensi tidak lebih rendah
Dalam Menjaga kualitas udara, selain memperhatikan faktor-
faktor diatas, dapat dilakukan dengan :
1. Kontrol terhadap temperatur ruang dengan memasang
pendingin (AC) dan alat ukur termometer ruangan.
2. Kontrol terhadap polusi
3. Pemasangan “Exhaust Fan” (perlindungan terhadap
kelembaban udara).
4. Pemasangan stiker, poster “dilarang merokok”.
5. Sistim ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam ruang (lokasi
udara masuk, ekstraksi udara, filtrasi, pembersihan dan
pemeliharaan secara berkala filter AC) minimal setahun sekali,
kontrol mikrobiologi serta distribusi udara untuk pencegahan
penyakit “Legionairre Diseases “.
6. Kontrol terhadap linkungan (kontrol di dalam/diluar kantor).
7. Misalnya untuk indoor: penumpukan barang-barang bekas yang
menimbulkan debu, bau dll. Outdoor: disain dan konstruksi
tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan dan
keselamatan, dll.
8. Perencanaan jendela sehubungan dengan pergantian udara jika
AC mati.
9. Pemasangan fan di dalam lift.

Untuk Tingkat pengkondisian ruang yang digunakan adalah


temperatur 22- 24° C (untuk ruang penyimpanan, dan ruang kerja) 20°
C (untuk ruang komputer).
d. Sistem Tata Udara di Rekam Medis
Dalam Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara pada
Bangunan Rumah Sakit, bagian administrasi meliputi lobi utama, 
kantor dan ruang rekam medis. Area pendaftaran dan ruang tunggu
adalah area  di mana  risiko potensi penularan penyakit melalui udara
tidak terdiagnosis. Sistem pengkondisian udara terpisah yang tepat

16
17

diinginkan untuk memisahkan area ini karena biasanya rumah sakit


kosong pada malam hari.
Ruang Rekam Medis Umumnya dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu Bagian TPP,  Filing,  Ruang Pengolahan Berkas (UKRM, SKM,
Pelaporan), dan Bagian Kepala Rekam medis.

B. Kerangka teori
Untuk terpeliharanya keutuhan informasi , maka perlu disusun gambaran
suhu dan kelembaban di ruangan filling yaitu

Penjagaan suhu

dan kelembaban

Faktor-faktor
Sistem tata udara mempengaruhi sistem tata
udara

Tujuan dan kegunaan

tata udara

Gambar 1.2
Kerangka Teori
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tetntang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai fator yang telah dilakukan identifikasi sebagai
masalah penting (Sugiono, 2017).
Input

1.Penjagaan suhu dan


kelembaban udara. Output
Proses
2.sistem tata udara Sudah adanya sitem
Tata cara penjagaan
3.tujuan dan kegunaan penjagaan suhu dan
suhu dan kelembaban
tata udara. kelembaban di ruang
di ruang filling.
filling.
4.faktor-faktor
mempengaruhi sistem
tata udara

Gambar 2.2
Kerangka Berfikir

18
BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
dengan tujuan untuk menggambarkan deskriptif tentang keadaan objektif,
yaitu menjelaskan tentang Gambaran Suhu dan Kelembaban Ruangan Filling
di Rumah Sakit Medical Center Pekanbaru 2022. Metode penelitian ini
digunakan untuk menjawab dan memecahkan permasalahan yang sedang
terjadi pada situasi tertentu.
Metode Kualitatif adalah sebuah penelitian ilmiah yang bertujuan untuk
memahami suatu fenomena dalam kontak sosial secara alami dengan
mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti
dengan fenomena yang diteliti (Maleong, 2010).
Metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.
Artinya penelitian ini hanya ingin mengetahui bagaimana keadaan variabel
itu sendiri tanpa ada pengaruh atau hubungan terhadap variabel lain seperti
penelitian eksperimen atau korelasi (Sugiyono, 2018).
Penelitian ini bertujuan memperoleh bagaimana gambaran suhu dan
kelembaban di ruang filling medical center pekanbaru yang meliputi
pelaksanaan penjagaan suhu dan kelembaban ruang rekam medis, sistem tata
udara di rumah sakit, tujuan dan kegunaan dari tata udara di ruang filling
serta faktor-faktor yang mempengaruhi sistem udara di ruang rekam medis.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi penelitian

19
Lokasi penelitian ini dilakukan di unit kerja rekam medis RS Medical
Center Pekanbaru.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2021 s/d
Maret tahun 2022.

C. Informan/Subjek Penelitian dan Objek Penelitan


Informan penelitian ini adalah petugas yang bertanggung jawab dalam
melaksanakan tata udara (suhu dan kelembaban) ruang filling yaitu petugas
retensi rekam medis. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang terdiri
dari 1 orang yanmed rumah sakit, 1 orang kepala rekam medis, dan 3 orang
staf rekam medis.

Tabel 3.1
Informasi Penelitian
No Jabatan Jumlah Kode informan
1 Yanmed (Pelayanan Medik) 1 orang Informan I
2 Kepala Rekam Medis 1 orang Informan II
3 Staff Rekam Medis 3 orang Informan III & IV
Jumlah 5 orang
Sumber : Rumah Sakit medical Center Pekanbaru
Subjek dalam penelitian ini adalah Gambaran Suhu Dan Kelembaban
Ruang Filling di Rumah Sakit Medical Center Pekanbaru 2022.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Istilah


Tabel 1.2
Definisi Istilah
No Variabel Definisi istilah Instrument Teknik Hasil Ukur
Penelitian Pengumpulan
1. pelaksanaan Suatu kegiatan Pedoman Wawancara Deskriptif
penjagaan pelaksanaan wawancara dan observasi kualitatif

20
21

suhu dan penjagaan suhu dan pedoman


kelembaban dan kelembaban Observasi
ruang rekam ruang rekam
medis medis
2. Sistem tata Suatu proses Pedoman Wawancara Deskriptif
udara di untuk wawancara dan observasi kualitatif
ruang rekam pendinginan dan pedoman
medis ruangan Observasi
3. Uraian tujuan Pedoman kepada Pedoman Wawancara Deskriptif
dan kegunaan prasana ruang wawancara dan observasi kualitatif
tata udara pendingin yang dan pedoman
ada di ruang Observasi
rekam medis
4. Faktor-faktor Komponen yang Pedoman Wawancara Deskriptif
mempengaru mempengaruhi wawancara dan observasi kualitatif
hi sistem tata sistem tata udara dan pedoman
udara Observasi

E. Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan metode wawancara dan observasi untuk
pengumpulan dan pengambilan data. Dalam hal ini untuk mendukung
metode tersebut, digunakan instrumen penelitian sebagai berikut :
a. Pedoman wawancara
b. Pedoman observasi
c. Alat tulis
d. Laptop
e. Handphone
F. Pengelolaan Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembandingan terhadap data itu (moleong, 2014 : 330). Untuk
menjaga keabsahan data/informasi yang diperoleh pada penelitian dilakukan
tringulasi sebagai berikut:
1. Tringulasi
Tringulasi sumber adalah melakukan wawancara dan observasi suatu
informasi yang diperoleh dari narasumber di RS Ibnu Sina Pekanbaru dari
petugas rekam medis dan kepala ruangan rekam medis.
2. Tringulasi metode
Tringulasi metode adalah menggunakan metode dalam pengumpulan data
yaitu wawancara dan observasi mendalam.
3. Tringulasi data
Tringulasi data adalah membandingkan data yang diperoleh, menerima
umpan balik dari informasi berubah saran dan informasi tambahan, serta
membandingkan dengan teori dan penelitian sebelumnya.

G. Analisa data
Data yang diperoleh dari lapangan perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Data yang diperoleh terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari informan melalui wawancara untuk
mengetahui permasalahan yang terjadi, sedangkan data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari dokumentasi.
Teknik analisa data dalam pengumpulan ini adalah teknik analisa
kualitatif. Dalam teknik ini digunakan proses berpikir induktif, artinya dalam
pengujian hipotesis-hipotesis bertitik tolak dari data yang terkumpul
kemudian diambil keputusan secara umum (Notoatmodjo, 2005).

22
23

Setelah data terkumpul dengan baik, maka data dianalisa untuk melihat
Gambaran Suhu dan Kelembaban Ruangan Filling di Rumah Sakit Medical
Center Pekanbaru 2022. Penelitian ini juga dibandingkan dengan teori yang
relevan untuk mengetahui sejauh mana kelembaban ruang filling.

H. Jadwal penelitian
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian

No Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar


1 Pengajuan
Judul KTI
2 Bimbingan
Proposal KTI
3 Siding dan
Perbaikan
Proposal
4 Penelitian dan
Bimbingan KTI
5 Siding Hasil
KTI
6 Perbaikan dan
Laporan KTI

I. Etika penelitian
Penelitian harus menjunjung tinggi etika penelitian yang merupakan
standar etika dalam melakukan penelitian. Adapun prinsip-prinsip etika
penelitian adalah :
1. Prinsip menghormati harkat dan martabat manusia (Respect For Persons).
Tuliskan bahwa peneliti akan menghormati hak-hak responden yang
terlibat dalam penelitian, termasuk diantaranya: hak untuk membuat
keputusan untuk terlibat atau tidak terlibat dalam penelitian dan hak untuk
dijaga kerahasiaannya berkaitan dengan data yang diperoleh selama
penelitian.
2. Prinsip berbuat baik (Beneficence). Tuliskan manfaat yang didapatkan
melalui keikutsertaan dalam penelitian secara spesifik. Bagian-bagian dari
prinsip beneficience antara lain: bebas dari bahaya (Non Maleficence).
Tuliskan bahwa penelitian yang dilakukan tidak membahayakan jiwa dan
membahayakan responden/partisipan apabila ada perlakukan yang
dilakukan maka tuliskan bahwa perlakuan tersebut sudah melewati uji etik
sehingga telah dinilai untuk aman dilakukan. Selanjutnya adalah bebas dari
eksploitasi: manfaat dari penelitian dan mempertimbangkan resiko dan
manfaat penelitian.
Prinsip keadilan (Justice). Tuliskan bahwa peneliti akan memperlakukan
semua yang terlibat dalam penelitian secara adil dan tidak membeda-
bedakan berdasarkan ras, agama atau status sosial ekonomi. Peneliti
memperlakukan respondens/partisipan sesuai dengan desain penelitian dan
tujuan penelitian, antara lain hak untuk mendapat perlakuan yang sama dan
hak untuk dijaga privasinya.

24
DAFTAR PUSTAKA
Aep nurul hidayat, (2019). Kepemilikan rekam medis.
(https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2019/05/20/kepemilikan-rekam-
medis/). Diakses 01 Desember 2021.

Aep nurul hidayat, (2016). Konsep Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis.
(https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2016/08/31/konsep-ruang-
penyimpanan-berkas-rekam-medis-by-aep-nurul-hidayah/). Diakses 01
Desember 2021.

Cinkwancu Sanggamele, Febi K Kolibu, Franckie R.R. Maramis Jurnal KESMAS


Analisis Pengelolaan Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Pancaran
Kasih Manado. Vol 7 No. 4.

Intan Septy Rodyawati, (2019). Gambaran Suhu dan Kelembaban Ruang Filing di
Rumah Sakit Toeloengredjo Pare Tahun 2019.
(https://oasis.iik.ac.id:9443/repo/items/show/5600). Diakses 01 Desember
2021.

Kristianus Rianto, (2018) .Aspek-Aspek Rekam Medis Dan Nilai Guna


Rekam Medis.(https://rekammedismik.wordpress.com/2018/06/01/aspek-
aspek-rekam-medis-dan-nilai-guna-rekam-medis/). Diakses 01 Desember
2021.

Mitra prima (2021). Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis. (http://www.mitra-


prima.co.id/artikel/tujuan-dan-kegunaan-rekam-medis/). Diakses 01
Desember 2021.
Ndholit, (2013). Sistem Tata Udara di Rekam Medis.
(https://temankuyangsempurna.wordpress.com/2013/05/30/sistem-tata-
udara-di-rekam-medis/). Diakses 01 Desember 2021.

Nur fadilah dewi dan karmelia agustian. (2017). Analisa Sistem Rekam Medis Rawat
Inap di Rsud Dr. Kariadi Semarang Tahun 2016. Vol 5 No. 2.

Maleong, (2010). Definisi Metode Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli.


(https://www.autoexpose.org/2019/06/definisi-metode-penelitian-
kualitatif.html). Diakses 04 Desember 2021.

Sugiyono, (2018). Metode Penelitian Deskriptif: Pengertian, Langkah & Macam.


(https://serupa.id/metode-penelitian-deskriptif/) . Diakses 04 Desember
2021.
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA

GAMBARAN SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN FILLING


DI RUMAH SAKIT MEDICAL CENTER
PEKANBARU TAHUN 2022

Identitas :

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Pendidikan terakhir :

Lama kerja :

Isi wawancara

A. Pelaksanaan penjagaan suhu dan kelembaban


1. Apakah bapak/ibu selalu memperhatikan penjagaan suhu dan kelembaban
ruang rekam medis?
2. Bagaimana langkah-langkah cara memperhatikan suhu dan kelembaban
ruang rekam medis?
B. Sistem tata udara di ruang rekam medis
1. Apa saja sistem tata udara dirumah sakit
2. Apakah rumah sakit memiliki ventilasi atau ac untuk sistem tata udara?
3. Apa fungsi dari sistem tata udara di ruang rrekam medis?
C. Titik tertinggi suhu dan kelembaban di ruang rekam medis
1. Berapa tinggi temperatur ruangan rekam medis seharusnya

PEDOMAN OBSERVASI
GAMBARAN SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN FILLING
DI RUMAH SAKIT MEDICAL CENTER
PEKANBARU TAHUN 2022

Lembar check list

Gambaran suhu dan Ada Tidak Ada Keterangan


kelembaban di ruang filling.
1. Penjagaan suhu dan
kelembaban
 Apakah tata udara
di ruang rekam
medis selalu dijaga

2. Sarana dan prasana yang


digunakan
 Apa diruang rekam
medis
menggunakan ac?
 Apakah juga
menggunakan
ventilaor?
3. Titik tertinggi suhu dan
kelembaban di ruang
rekam medis
 Berapa tinggi
temperatur ruangan
rekam medis
seharus nya
dipakai?
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

Nama : MHD RIDHO ILLAHI

Judul : Gambaran Suhu Dan Kelembaban Ruang Filling di RS


Medical Center Pekanbaru Tahun 2022

Pembimbing I : Siti Hasanah, A.Md.PK, SKM, MKM

No Hari/Tanggal Saran/Masukan Tanda Tangan


Pembimbing

6
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

Nama : MHD RIDHO ILLAHI

Judul : Gambaran Suhu Dan Kelembaban Ruang Filling di RS


Medical Center Pekanbaru Tahun 2022

Pembimbing II : Ani Triana, SST.M

No Hari/Tanggal Saran/Masukan Tanda Tangan


Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai