Anda di halaman 1dari 77

PENGELOLAAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

DI RUMAH SAKIT dr. SISWANTO LANUD ADI SOEMARMO


Pengelolaan rekam medis dan informasi kesehatan dan informasi kesehatan
ditinjau dari Statistik Rumah Sakit, Desain Formulir, ICD-10 dan ICD-9CM.
PRAKTEK KERJA LAPANGAN II
SEMESTER III TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Disusun oleh :
Cindy Mellia Olga Mahanani F18009
Galuh Nugrahaning Budi F18027
Kalyanita Mulva Gracea Permatasari F18011
Novia Jati Saputri F18003

PRODI D4 MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN


POLITEKNIK INDONUSASURAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Cindy Mellia Olga Mahanani F18009


Galuh Nugrahaning Budi F18027
Kalyanita Mulva Gracea Permatasari F18011
Novia Jati Saputri F18003
Mata Kuliah : Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Semester : Semester III / Tahun Akademik 2019 / 2020
Judul : Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
di RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo

Mengesahkan
Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Artika Fristi Firnawati, MPH Fahrul Oktafiantoro, Amd


NIK. 231019100 NIK.
Mengetahui
Ketua Program Studi

Artika Fristi Firnawati, MPH


NIK. 231019100
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yan

g telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan lapor

an Praktik Kerja Lapangan II di Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr. Siswan

to Lanud Adi Soemarmo. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. dr. I Wayan Sumandyasa, Sp. OG selaku Kepala Rumah Sakit dr. Siswanto L

anud Adi Soemarmo.

2. Ir. Suci Purwandari, MM selaku Direktur Politeknik Indonusa Surakarta.

3. Artika Fristi Firnawati, SKM., MPH selaku Ketua Program Studi Manajemen

Informasi Kesehatan Politeknik Indonusa Surakarta dan Pembimbing Akade

mik.

4. Kapten Suhardi selaku Kepala Administrasi Medis Rumah Sakit

dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo.

5. Fahrul Oktafiantoro, Amd. Kes selaku pembimbing lapangan dan seluruh staf

dan karyawan Rumah Sakit dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo yang telah me

mberikan izin dan membantu selama praktek kerja lapangan.

6. Abi Setyawan, Amd. Kes selaku Pembimbing Akademik 2.

7. Orang tua penyusun yang telah memberikan dukungan moril maupun materil.

8. Rekan – rekan mahasiswa dan mahasiswi Politeknik Indonusa Surakarta serta

pihak lain yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Nam

un penulis berharap laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran dari pembaca

demi kemajuan penulis. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan p

enulis.

Surakarta, 19 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan PKL merupakan s
alah-satu kegiatan murid dan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerj
a sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya yang dijadikan sebagai s
alah satu upaya untuk menjembatani kesenjangan antara teori yang diperoleh
oleh mahasiswa di bangku perkuliahan dengan kondisi profesi yang sebenarn
ya di lapangan (Ismail dkk, 2018). PKL ini sebagai sarana untuk menunjang d
an memperkaya pengalaman mahasiswa dalam bekerja yang bertujuan mema
ntapkan kompetensi akademik kependidikan bidang studi rekam medis (Ruga
iyah, 2017).
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tenta
ng identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain ke
pada pasien di sarana pelayanan kesehatan. Data yang terekam dalam rekam
medis dapat berupa catatan atau berupa kumpulan data yang kemudian diolah
menjadi informasi kesehatan yang berguna yang dipakai sebagi dasar untuk p
engambilan keputusan. (Hatta, 2012).
Kegiatan rekam medis di rumah sakit meliputi kegiatan menjaga, mem
elihara dan melayani rekam medis baik secara manual maupun elektronik sam
pai menyajikan informasi kesehatan di rumah sakit, praktik dokter klinik, asur
ansi kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan dan lainnya yang menyelenggar
akan pelayanan kesehatan dan menjaga rekaman (Novita & Adriyani, 2013).
Selain itu, tugas unit rekam medis adalah memberikan informasi melal
ui formulir yang berisikan data pasien. Formulir rekam medis merupakan alat
untuk pengumpulan data pasien dan merupakan bukti tertulis tentang proses p
elayanan yang telah diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepa
da pasien, hal ini merupakan cermin kerja sama lebih dari satu orang tenaga k
esehatan untuk menyembuhkan pasien (Arianto, 2014).
Perekam medis dituntut mampu membuat suatu desain formulir yang
disesuaikan dengan kebutuhan di rumah sakit. Untuk membuat suatu desain f
ormulir yang baik harus memperhatikan aspek-aspek formulir dan karakteristi
k data yang berkualitas. Desain formulir yang baik akan mempermudah pengi
sian dan pengolahan data selanjutnya (AHIMA, 2002).
Menurut Kepmenkes (2007), dijelaskan mengenai kompetensi yang ha
rus dimiliki oleh Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK), selain me
mbuat desain formulir seorang perekam medis mampu melakukan klasifikasi
dan kodefikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan d
an tindakan medis. Artinya bahwa seorang profesi perekam medis harus mam
pu menetapkan Kode Penyakit dan Tindakan dengan tepat sesuai klasifikasi y
ang diberlakukan di Indonesia yakni ICD-10 untuk kode penyakit dan ICD-9
CM untuk kode tindakan medis.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untk mengetahui p
eran dan pengolahan statistik, yang meliputi aspek desain formulir rekam med
is di rumah sakit dalam praktik kerja lapangan II dengan ini mengambil judul
“Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Ditinjau dari Statistik R
umah Sakit, Desain Formulir, ICD-10 dan ICD-9-CM”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang yang di uraikan diatas, maka rumusan ma
salah pada PKL II ini, yaitu:
1. Bagaimana sistem pelaporan rawat jalan dan rawat inap di RSAU dr. Sisw
anto Lanud Adi Soemarmo?
2. Bagaimana analisa dan evaluasi desain formulir rekam medis di RSAU dr.
Siswanto Lanud Adi Soemarmo?
3. Bagaimana klasifikasi dan kodifikasi diagnosis sekaligus tindakan pada sis
tem panca indera dan syaraf di RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo?
C. Tujuan
Tujuan Praktik Kerja Lapangan yang di laksanakan Sarjana Terapan
Manajemen Informasi Kesehatan adalah:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada PKL II ini adalah mahasiswa mengetahui dan
melaksanakan sistem pengelolaan statistik pelayanan kesehatan, mendesa
in formulir serta mengklasifikasi dan mengkode penyakit di RSAU dr. Si
swanto.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada PKL II ini adalah mahasiswa mampu melaks
anakan sistem pengelolaan statistik pelayanan kesehatan khususnya di ru
mah sakit, mampu mendesain formulir serta klasifikasi dan kodefikasi pe
nyakit di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, antara lain:
a. Melakukan pengumpulan, penyajian, pengelolaandan analisa data St
atistik Rumah Sakit baik rawat jalan dan rawat inap.
b. Melakukan analisis kelengkapan formulir rekam medis.
c. Mendesain salah satu Formulir Rekam Medis.
d. Mengklasifikasi dan mengkode penyakit yang meliputi sistem saraf
dan sistem panca indra.
D. Manfaat
1. Bagi rumah sakit
Hasil PKL II ini diharapkan menjadi informasi dan evaluasi pelay
anan kesehatan di RSAU dr. Siswanto guna peningkatan kinerja petugas r
ekam medis dimasa yang akan dating dan peningkatan pelayanan kesehat
an di RSAU dr. Siswanto.
2. Bagi mahasiswa
Menambah pengetahuan bagi mahasiswa disamping teori yang di
dapat sewaktu perkuliahan serta keterampilan di dunia kerja, juga sebagai
tolok ukur untuk memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

3. Bagi Institusi Pendidikan


a. Sebagai bahan evaluasi institusi pendidikan dalam memberikan baha
n ajar kepada para mahasiswa.
b. Sebagai salah satu cara untuk menjalin hubungan kerjasama antar ru
mah sakit.
E. Ruang Lingkup
1. Lingkup Tempat
Praktik Kerja Lapangan II dilaksanakan di RSAU “dr. Siswanto Lanu
d Adi Soemarmo” yang beralamat di Jalan Tentara Pelajar, Colomadu, K
aranganyar.
2. Lingkup Waktu
Praktik Kerja Lapangan II dilaksanakan pada tanggal 13 Januari – 13
Februari 2020.
3. Lingkup Materi
Lingkup materi Praktik Kerja Lapangan II ini meliputi sistem pengola
han statistik pelayanan kesehatan, aspek desain formulir, serta klasifikasi
dan kodefikasi penyakit.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Statistik Rumah Sakit


Statistik Rumah Sakit memiliki pengertian statistik yang menggunaka
n dan mengolah sumber data dari pelayanan-pelayanan kesehatan di rumah sa
kit untuk menghasilkan informasi, fakta dan pengetahuan berkaitan dengan pe
layanan kesehatan di Rumah Sakit (Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan I
ndonesia, 2013).
Manfaat statistik kesehatan bagi layanan kesehatan menurut Widiyoko
(2012), yaitu:
1. Menentukan ada tidaknya masalah kesehatan.
2. Untuk melakukan penelitian masalah kesehatan.
3. Untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sampai pada interpretasi
dan presentasi.
4. Dengan pengetahuan statistik seseorang mampu membuat kesimpulan ya
ng obyektif.
5. Memberikan penerangan tentang kesehatan kepada masyarakat.
Unsur-unsur dalam statistik rumah sakit menurut Ery Rustiyanto (201
0), yaitu:
1. Pengumpulan Data
Data statistik dikumpulkan dari:
a. Tempat Penerima Pasien Rawat Jalan (TPPRJ)
b. Unit Rawat Jalan (URJ)
c. Unit Gawat Darurat (UGD)
d. Tempat Penerima Pasien Rawat Inap (TPPRI)
e. Unit Rawat Inap (URI)
f. Instalasi Pemeriksa Penunjang
g. Assembling
h. Filling
i. Coding atau Indeksing
j. Penggolongan data
2. Pengelolaan Data
Pengelolaan data yaitu suatu kegiatan untuk menyusun data yang
diperoleh seluruhnya menjadi suatu susunan yang dapat dianalisa dan dit
arik kesimpulan. Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan tanga
n (manual) maupun mempergunakan alat elektronik, sehingga akan meng
hasilkan keluaran (output) yang dapat berbentuk tabel, grafik atau ringka
san seperti jumlah angka-angka rata-rata, presentase dan sebagainya.
Pengolahan statistik rumah sakit diunit rekam medis secara garis
besar menurut Kementerian Kesehatan RI (2011), meliputi:
a. Indikator Produktivitas Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan (ambulatory sevices) merupakan salah
satu bentuk dari pelayanan kedokteran. Pelayanan rawat jalan merup
akan pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dala
m bentuk rawat inap. Pelayanan rawat jalan tidak hanya diselengarak
an oleh sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal seperti
rumah sakit atau klinik, tetapi juga diselenggarakan dirumah pasien s
erta dirumah perawat. (Azwar : 1979 )
Statistik pasien rawat jalan perlu dikumpulkan dengan konsist
en, menggunakan definisi yang standar untuk memperbolehkan peny
eragaman pelaporan dan membandingkan diantara fasilitas yang sam
a. Layanan rawat jalan disediakan dalam fasilitas dari dokter praktik
bersama, pusat operasi jalan, pusat gawat darurat, pusat kesejahteraa
n keluarga. Beberapa fasilitas rawat jalan (misalkan organisasi pemil
aharan kesehatan) mengutamakan layanan kesehatan yang berupa pe
ncegahan dengan tambahan layanan kesehatan yang berupa pencega
han dengan tambahan layanan pengobatan banyak kunjungan konsult
asi, dan pelayanan yang lain apabila dikalkulasikan untuk tiap-tiap k
ategori guna menghasilkan data-data yang berarti untuk managemen
pembuatan kebijakan dan kontrol.(Rusyanto : 2010)
1) Indikator untuk menghitung rata-rata kunjungan per hari :
Jumlah kunjungan pasien
Jumlah hari buka klinik
2) Indikator untuk menghitung rata-rata kunjungan baru per hari :
Jumlah kunjungan baru
Jumlah hari buka klinik
3) Indikator untuk menghitung rasio kunjungan baru terhadap total
kunjungan :
Jumlah kunjungan baru
Jumlah total kunjungan
4) Indikator untuk menghitung presentase pelayanan spesialistik :
Jumlah kunjungan spesialistik X 100%
Jumlah total kunjungan
5) Indikator untuk menghitung rasio kunjungan pasien per hari terh
adap tenaga perawat :
Jumlah kunjungan perhari
Jumlah tenaga perawat
6) Indikator untuk menghitung rasio pasien rawat jalan dengan pend
uduk :
Jumlah pasien rawat jalan
Jumlah penduduk sekitar RS
b. Indikator Produktivitas Rawat Inap
1) Bed Occupancy Rate (BOR)
Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan tempat tidur yan
g tersedia di rumah sakit, baik tempat tidur terisi maupun koson
g yang dapat digunakan untuk pelayanan. Namun, dalam perhitu
ngan BOR yang tidak termasuk adalah tempat tidur di ruang pe
meriksaan, unit gawat darurat, terapi fisik, ruang persalinan, dan
ruang pemulihan. Tempat tidur bayi atau bassinet dihitung terpis
ah dengan tempat tidur tersedia (Horton, 2017; IFHIMA, 2012).
BOR dikenal juga dengan percent occupancy, occupancy
percent, percentage of occupancy, occupancy ratio. Di Indonesi
a dikenal dengan BOR yaitu persentase penggunaan tempat tidur
pada waktu tertentu. BOR ideal 60 – 85 % (Kemenkes RI)
BOR dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

2) Bed Turn Over Rate (BTO)


Bed Turn Over (BTO) merupakan frekuensi pemakaian
tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai
dalam satu satuan waktu tertentu (Depkes RI. 2005). Ukuran
frekuensi penggunaan tempat tidur akan menunjukkan efek
bersih dari BOR dan LOS (Horton, 2017; IFHIMA 2012).
Idealnya dalam setahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40 –
50 kali (Juknis SIRS, 2011).
BTO dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
ini:

3) Turn Over Interval (TOI)


Turn Over Interval (TOI) merupakan rata-rata hari
dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya (Depkes RI. 2005). Indikator TOI dapat memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong atau tidak terisi ada pada kisaran 1 hari– 3
hari (Juknis SIRS, 2011).
TOI dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

4) Average Length of Stay (AvLOS)


Rata-rata lama rawat atau Average Length of Stay
(AvLOS atau ALOS) merupakan rata-rata lama rawat dari
pasien keluar (H+M) pada periode tertentu (Horton, 2017;
Edgerton, 2016; IFHIMA 2012). Nilai AvLOS yang ideal antara
6 hari-9 hari (Depkes RI. 2005).
AvLOS dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
3. Penyajian Data

Dipengaruhi oleh skala variable dan dalam pemaparan data hasil k


egiatan atau penelitian dilakukan secara sistematik supaya dapat ditarik k
esimpulan. Bentuk penyajian data berupa:
a. Narasi : informasi yang penting
b. Tabel : mudah dipahami, ada beberapa macam antara lain:
1) Grafik batang untuk menjelaskan perbedaan suatu data dengan l
ainnya.
2) Grafik batang untuk menjelaskan perbedaan data dari waktu ke
waktu.
3) Grafik batang untuk menjelaskan perbedaan data dari waktu ke
waktu.
4) Grafik pie untuk menggambarkan perbandingan data dalam satu
populasi.
5) Grafik Baber Johnson menggambarkan perbandingan tingkat efi
siensi BOR, LOS, TOI disuatu instansi kesehatan.
4. Analisa dan Interpretasi Data
Setelah kita melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyajian da
ta untuk pelaporan rumah sakit kita juga harus bisa melakukan analisa da
n menginterprestasikan data dari hasil perhitugan dan penyajian yang tela
h kita lakukan.
5. Evaluasi dan Pelaporan
Tujuan evaluasi laporan dari rumah sakit antara lain untuk mengeta
hui sejauh mana perkembangan dari pelayanan kesehatan (khususnya ru
mah sakit) yang telah diberikan kepada pasien dalam kurun waktu tertent
u, disemua bagian atau unit masing-masing, apakah mengalami peningka
tan atau penurunan. Untuk itu evaluasi pelaporan rumah sakit sangatlah d
iperlukan, salah satunya untuk mengetahui mutu dari pelayanan kesehata
n yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
B. Desain Formulir Rekam Medis
Formulir rekam medis merupakan alat untuk pengumpulan data pasien
dan merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang telah diberikan ol
eh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini merupakan cer
min kerja sama lebih dari satu orang tenaga kesehatan untuk menyembuhkan
pasien. Informasi dalam rekam medis yang berkesinambungan dapat memuda
hkan petugas dalam memberikan layanan kesehatan kepada pasien serta dapat
dijadikan dasar pertimbangan dalam perawatan lanjutan kepada pasien (Arian
to,2014)
Desain formulir merupakan secarik kertas yang memiliki ruang untuk di
isi dan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Dapat
diartikan bahwa dengan dibuatnya desain formulir yang formatnya standar da
n ada keterangan tentang isian yang dimaksud maka isi dari formulir tersebut
akan mudah dipahami oleh banyak orang dan mudah dalam penggunaan peng
isiannya. Aspek formulir terdiri dari:
1. Aspek Formulir Rekam Medis
a. Aspek Anatomi
1) Heading (Kepala formulir)
Kepala formulir biasanya mencakup judul formulir dan info
rmasi tentang formulir. Judul sebuah formulir bisa terdapat pada s
atu dari beberapa tempat. Posisi standardnya adalah: kiri atas, ten
gah kanan-atas, kiri bawah atau kanan-bawah. Pada file yang terli
hat, judul harus berada di atas sehingga informasi kontrol yang be
rhubungan bisa terlihat di bagian dasar.
a) Introduction (Pengantar)
Bagian pendahuluan ini menjelaskan tujuan formulir. T
ujuan di tunjukkan oleh judul. Penjelasan lebih lanjut diperlu
kan pernyataan yang jelas biasa dimasukkan di dalam formuli
r untuk menjelaskan tujuannya.
b) Intructions (Intruksi)
Intruksi umum harus singkat dan berada pada bagian at
as formulir. Jika diperlukan intruksi yang lebih detail, sisi bal
ik formulir bisa digunakan namun harus ada rujukan mengen
ai hal ini. Intruksi tidak boleh diletakkan diantara ruang-ruan
g entri karena hal ini membuat formulir terkesan berantakan
dan mempersulit pengisian.
c) Body (Badan)
Body merupakan bagian formulir yang disediakan untu
k kerja formulir yang sesungguhnya. Dalam menyusun data y
ang diminta atau informasi yang tersedia mencakup pengelo
mpokan, pengurutan dan penyusunan tepi (“aligning”), yang
harus dipertimbangkan adalah margins, spacing, rules, type s
tyles dan cara pencatatan. Margins adalah batas pinggir form
ulir yang tidak hanya menambah tampilan dan kegunaan for
mulir, tetapi juga merancang formulir secara fisik. Margins m
inimum bagian atas 2/16”, margin bagian bawah 3/6”, dan pa
da bagian sisi-sisi 3/10”. Sedangkan 1/8” jika menggunakan s
tok kartu.
Spacing adalah ukuran area entry data. Spacing diba
gi menjadi Horizontal spacing dan Vertical spacing. Horizont
al spacing disediakan 1/12” untuk huruf “elite”, untuk huruf
“pica” 1/10”. Vertical spacing terdapat 6 garis vertical setiap
inci pada mesin ketik standar, elite atau pica. Rules adalah ga
ris vertical atau horizontal yang bisa solid (langsung), dotted
(terputus-putus), atau paralel berdekatan. Type style adalah je
nis huruf yang penting dalam hal penonjolan dan keterbacaan.
Untuk suatu formulir yang paling baik menggunakan sedikit
jenis dan ukuran huruf. Biasanya italic dan bold digunakan
untuk penekanan.
d) Close (Penutup)
Komponen utama terakhir formulir kertas adalah cl
ose atau penutup. Ini merupakan ruangan untuk tanda tangan
persetujuan.
b. Aspek Fisik
1) Didalam aspek fisik berat kertas standar untuk formulir rekam me
dis berkisar 70-80 gram.
2) Warna dasar formulir putih atau warna muda lainnya untuk menja
ga nilai kontras antara warna dasar formulir dengan warna tintany
a.
3) Bentuk standar formulir adalah segi empat.
4) Ukuran standar kertas adalah A4.
5) Jenis huruf huruf biasanya menggunakan Times new roman.
c. Aspek Isi
1) Tersedia tempat holepunch.
2) Data pasien tidak menjadi satu kesatuan.
3) Check boxes.
4) Adanya garis pemisah satu dengan yang lainnya.
5) Tercantumnya nama dan nomor RM pasien.
6) Simbol dan singkatan ada dan mudah di pahami.
7) Layout tersusun secara konsisten.
2. Prinsip Desain Formulir
Prinsip desain formulir adalah memiliki konsep abstrak menurut
Huffman (1994), yaitu:
a. Pelajari tujuan penggunaan formulir rekam medis, dan buat desain fo
rmulir sesuai dengan kebutuhan unit kerja rekam medis.
b. Desain formulir sesederhana mungkin.
c. Gunakan istilah baku (standar) untuk setiap elemen data.
d. Sediakan petunjuk atau pedoman yang diperlukan untuk memastikan
kekonsistenan pengumpulan data/interpretasi data.
e. Urutkan item data secara logika, dalam kaitannya dalam dokumen su
mber/sesuai kebiasaan yang ada.
C. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit, dan Masalah-Masalah yang Berkait
an dengan Kesehatan dan Tindakan Medis (KKPMT III)
1. Alur dan Prosedur Koding
Pengertian koding menurut Budi (2011), yaitu pemberian penetap
an kode dengan menggunakan huruf atau angka atau kombinasi huruf dal
am angka yang mewakili komponen data. Kegiatan yang dilakukan dala
m coding meliputi kegiatan pengkodean diagnosis penyakit dan pengkod
ean tindakan medis. Kode klasifikasi penyakit menggunakan Klasifikasi
penyakit revisi 10 (ICD-10) yang kepanjangannya adalah International S
tatitistical Classification of Disease and Related Health Problems yang
menggunakan kode kombinasi abjad dan angka. Peraturan umum dalam
menentukan kode pada ICD-10 adalah sebagai berikut:
a. Mentukan tipe pernyataan yang akan dikode, buka volume 3 Alphab
etical Index. Bila pernyataan adalah istilah lain yang terdapat pada B
ab I-XIX dan XXI (Volume 1), gunakanlah sebagai lead-term untuk
digunakan sebagai panduan meneusuri istilah yang dicari pada seksi
I indeks (Volume3). Bila pernyataan adalah penyebab luar (external
cause) dari cedera (bukan nama penyakit) yang ada di Bab XX (Volu
me 1), lihat dan cari kodenya pada seksi II di Index (Volume 3).
b. Menentukan “Lead term” untuk penyakit dan cidera biasanya merup
akan kata benda yang memaparkan kondisi patologisnya. Sebaiknya
jangan menggunakan kata benda anatomi, kata sifat atau kata keteran
gan sebagai kata panduan. Namun, beberapa kondisi lain diekspresik
an sebagai kata sifat (eponim/menggunakan nama penemu) yang ter
cantum di dalam Index sebagai “lead term”.
c. Membaca dengan seksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul d
i bawah istilah yang akan dipilih ada Volume 3.
d. Membaca istilah yang terdapat dalam tanda kurung “( )” sesudah lea
d term (kata tanda kurung = modifier, tidak akan mempengaruhi kod
e). Istilah lain yang ada di bawah lead term (dengan tanda (-) minus
= idem = indent) dapat mempengaruhi nomor kode, sehingga semua
kata-kata diagnostik harus diperhitungkan).
e. Mengikuti secara hati-hati setiap rujukan silang (cross reference) da
n perintah see dan see also yang terdapat dalam indeks.
f. Melihat daftar tabulasi (Volume 1) untuk mencari nomor kode yang
paling tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan tanda minus p
ada posisi keempat yang berarti untuk karakter keempat itu ada di da
lam Volume 1 dan merupakan posisi tambahan yang tidak ada dalam
indeks (Volume 3). Perhatikan juga perintah untuk membubuhi kode
tambahan (additional code) serta aturan cara penulisan dan pemanfa
atannya dalam pengembangan indeks penyakit dan dalam sistem pel
aporan morbiditas dan mortalitas.
g. Mengikuti pedoman inclusion dan exlusion pada kode yang dipilih at
au bagian bawah suatu bab (chapter), blok, kategori, atau subkategor
i.
h. Menentukan kode yang anda pilih.
i. Melakukan analisis kuantitatif dan kualitatif data diagnosis yang dik
ode untuk pemastian kesesuaiannya dengan pernyataan dokter tentan
g diagnosa utama di berbagai lembar formulr rekam medis pasien, gu
na menunjang aspek legal rekam medis yang dikembangakan.
2. Kode Penyakit dan Permasalahan Kesehatan serta Kode Tindakan
a. Sistem Panca Indera
1) Sistem Mata
Sistem Mata adalah alat penglihatan bagi manusia yang ter
diri dari saraf optikus atau urat saraf kranial. Menurut Internation
al Statistical Classification of Disease and Related Health Proble
ms (2010), klasifikasi dan kodefikasi penyakit, masalah-masalah y
ang berkaitan dengan penyakit Mata dan Adnexa terdapat pada Ba
b VII. Tata cara klasifikasi dan kodefikasi pada masalah yang berk
aitan dengan penyakit mata dan adnexa dikelompokkan dalam blo
k-blok berikut :
a) Excludes
Kondisi tertentu bermula pada periode perinatal (P00-P96) Pe
nyakit infeksi dan parasitik tertentu (A00-B99)
Komplikasi kehamilan, persalinan-kelahiran dan masa nifas
(O00-O99)
Malformasi kongenital, deformasi dan abnormalitas kromoso
mal (Q00-Q99)
Penyakit endokrin, nutirional dan metabolik (E00-E90)
Cedera, keracunan dan konsekuensi lain tertentu akibat seba
b-2 luar (S00-S98)
Neoplasms (C00-D48)
Simtoma, tanda-tanda dan temuan klinis dan labora-toris, NE
C (R00-R99)
b) Kekhususan bab VII terbagi dalam blok-blok:
H00-H06 Gangguan kelopak, sistem lakrimal dan orbit
mata H10-H13 Gangguan konjungtiva
H15-H22 Gangguan sklera, kornea, iris dan ciliary bo
dy
H25-H28 Gangguan lensa mata
H30-H36 Gangguan lapisan choroid dan retina
H40-H42 Glaucoma
H43-H45 Gangguan vitreous body dan bola mata
H46-H48 Gangguan saraf opticus dan visual pathway
s
H49-H52 Gangguan otot okular, gerak binokuler, ako
modasi dan refraksi
H53-H54 Gangguan visus dan kebutaan
H55-H59 Gangguan lain mata dan adneksa
c) Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
H03*, H06*, H13*, H19*, H22*, H28*, H32*, H36*, H42*,
H45*, H48*, H58*.
2) Sistem Pendengaran (Telinga)
Sistem Pendengaran (Telinga) adalah Organ tubuh manusi
a yang berfungsi sebagai indra pendengaran dan organ yang menja
ga keseimbangan. Menurut International Statistical Classificatio
n of Disease and Related Health Problems (2010), klasifikasi dan
kodefikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan peny
akit pendengaran terdapat pada Bab VIII. Tata cara klasifikasi dan
kodefikasi pada masalah yang berkaitan dengan penyakit Pendeng
aran dikelompokkan dalam blok-blok berikut :
a) Excludes
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik (E00-E90) Kompli
kasi hamil, melahirkan, dan puerperium (O00-O99) Kondisi t
ertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital
(Q00-Q99)
Gejala, tanda, dan penemuan klinis dan laboratorium abnorm
al, NEC (R00-R99)
Injury, poisoning dan konsekuensi tertentu lain dari penyebab
Eksterna (S00-T98)
b) Pembagian dalam blok-blok ini sebagai berikut:
H60-H62 Penyakit-penyakit external ear
H65-H75 Penyakit-penyakit middle ear dan mastoid
H80-H83 Penyakit-penyakit inner ear
H90-H95 Other Kelainan-kelainan of ear
c) Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
H62* Gangguan telinga luar pada penyakit c.e
H67* Otitis media pada penyakit c.e
H75* Gangguan lain telinga tengah dan mastoid pada penyak
it c.e
H82* Sindorma vertiginosa pada penyakit c.e
H94* Gangguan lain telinga pada penyakit c.e
3) Sistem Penciuman (Hidung)
Sistem penciuman (Hidung) adalah sel-sel sensorik di hidu
ng dan daerah otak terkait yang secara kolektif terlibat dalam inder
a penciuman. Menurut International Statistical Classification of D
isease and Related Health Problems (2010), klasifikasi dan kodefi
kasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan penyakit p
embau terdapat pada Bab X. Tata cara klasifikasi dan kodefikasi p
ada masalah yang berkaitan dengan penyakit pembau dikelompok
kan dalam blok- blok berikut :
a) Excludes:
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96) Pe
nyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Komplikasi hamil, melahirkan, dan puerperium (O00-O99) Ma
lformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-
Q99)
Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik (E00-E90)
Injury, poisoning dan konsekuensi tertentu lain dari penyebab
Eksterna (S00-T98)
Neoplasma (C00-D48)
Gejala, tanda, dan penemuan klinis dan laboratorium Abnorma
l, NEC (R00-R99)
b) Pembagian dalam blok-blok ini sebagai berikut:
Infeksi saluran pernafasan atas akut (J00-J06)
Kecuali: Penyakit paru-paru obstruktif chronic dengan eksaser
basi akut NOS (J44.1)
J00 Acute nasopharyngitis
J01 Acute sinusitis
J02 Acute pharyngitis
J03 Acute laryngitis and tracheitis
J05 Acute obstructuve laryngitis and epiglottitis
J06 Acute upper respiratory infections on multiple and
unspecified sites
4) Sistem Pengecapan
Sistem pengecapan (Lidah) adalah alat perasa dan kumpul
an otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pen
cernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Menurut Inter
national Statistical Classification of Disease and Related Health
Problems (2010), klasifikasi dan kodefikasi penyakit, masalah-ma
salah yang berkaitan dengan penyakit pengecapan terdapat pada B
ab XI. Tata cara klasifikasi dan kodefikasi pada masalah yang berk
aitan dengan penyakit pengecapan dikelompokkan dalam blok K1
4 (diseases of tongue) dalam ICD 10 sebagai berikut :
a) Includes:
Erythrophakia, focal epithelial hyperplasia, leukodema, leukop
lakia (K13.2)
Hairy leukoplakia K13.3
Macroglossia congenital
Q38.2 Submucous fibrosisof tongue K13.3
b) Pembagian dalam blok-blok ini sebagai berikut:
K14.0 Glossitis
K14.1 Geographic tongue
K14.2 Median rhomoid glossitis
K14.3 Hyperthrophy of tongue papilla
K14.4 Athrophy of tongue papila
K14.5 Plicated tongue
K14.6 Glossodynia
K14.8 other diseases of tongue
K14.9 Diseases of tongue unspecified
b. Sistem Saraf
Sistem Saraf adalah sistem yang terdiri dari otak, sumsum tula
ng belakang, dan jaringan kompleks neuron, memonitor dan mengkoo
rdinasikan fungsi organ internal dan merespon perubahan dalam lingk
ungan eksternal. Menurut International Statistical Classification of Di
sease and Related Health Problems (2010), klasifikasi dan kodefikasi
penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem syaraf terda
pat pada Bab VI. Tata cara klasifikasi dan kodefikasi pada masalah ya
ng berkaitan dengan sistem syaraf dikelompokkan dalam blok-blok be
rikut :
1) Exclude:
Kondisi tertentu yang berasal dari periode perinatal (P00-P96) Pe
nyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas (O00-O99)
Cacat bawaan deformasi dan kelainan kromosom (Q00-Q99) End
okrin, nutrisi dan penyakit metabolik (E00-E90)
Cedera keracunan dan konsekuensi lain tertentu penyebab ekstern
al (S00-T98)
Neoplasma (C00-D48)
Gejala dan temuan klinis dan laboratorium yang abnormal tidak di
klasifikasikan di tempat lain (R00-R99)
2) Pembagian dalam blok-blok ini sebagai berikut:
G00-G09 Inflammatory diseases of the central nervous system
G10-G14 Systemic atropies primarily affecting the central ner
vous system
G20-G26 Extrapyramidal and movement disorder
G30-G32 Other degenerative diseases of the nervous system
G35-G37 Demyelinating diseases of the central nervous syste
m
G40-G47 Episodic and paroxymal disorder
G50-G59 Nerve, nerve root and plexus disorder
G60-G64 Polyneuropathies and other disorder of the peripher
al nervous system
G70-G73 Diseases of myoneural junction and muscle
G80-G83 Cerebral palsy and other paralitic syndromes
G90-G99 Other disorder of the nervous system
3) Kategori arterisk untuk bab ini diberikan sebagai berikut:
G01* Meningitis in bacterial diseases classified elsewher
e
G02* Meningitis in other infectious and parasitic diseases
classified elsewhere
G05* Encephalitis, myelitis and encephalomyelitis in dise
ases classified elsewhere
G07* Intracranial and intraspinal abcess and granuloma
in diseases classified elsewhere
G13* Systemic atrophies primarily effecting central nervo
us system in diseases classified elsewhere
G22* Parkinsonism in diseases classified elsewhere
G26* Extrpyramidal and movement disorder in diseases cl
assified elsewhere
G32* Other degenerative disorder of nervous system in di
seases classified elsewhere
G46* Vascular syndromes of brain in cerebrovascular dis
eases
G53* Cranial nerve disorder in diseases classified elsewh
ere
G55* Nerve root and plexus compressions in diseases clas
sified elsewhere
G59* Mononeuropathy in diseases classified elsewhere
G63* Polyneuropathy in diseases classified elsewhere
G73* Disorder of myoneural junction and muscle in disea
ses classified elsewhere
G94* Other disorder of brain in diseases classified elsewh
ere
G99* Other disorder of nervous systemin diseases classifi
ed elsewhere
BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum RSAU dr. Siswanto


1. Sejarah Umum RSAU dr. Siswanto
RSAU dr. Siswanto berawal dari sie kesehatan Lanuma Adi Soem
armo dibawah pimpinan Ka sie Kes Letnan Udara Satu dr. yusuf. Pada W
aktu itu tanggal 20 Oktober 1960, masih menempati 3 unit rumah dinas d
i pabrik gula Colomadu, sie kesehatan berfungsi untuk melayani kesehata
n siswa anggota dan keluarga. Untuk pelayanan klinik dan rumah bersali
n berada di Cokrosuman Surakarta.
Pada tahun 1964 sie kesehatan pindah ke desa Bolon sampai deng
an sekarang, sedangkan klinik dan rumah bersalin masih berada di Cokro
suman Surakarta. Rumah bersalin Cokrosuman pada tahun 1967 dipecah
menjadi 2 rumah bersalin, yaitu rumah bersalin Cokrosuman dan rumah b
ersalin Panasan. Pada kurun waktu tahun 1990-an klinik dan rumah bersa
lin yang berada di Cokrosuman Surakarta dijadaikan satu tempat ke Rum
ah Sakit Lanud Adi Soemarmo.
Berdasarkan keputusan kepala Staf Angkatan Udara nomor KEP/
459/VI/2016 tanggal 10 Juni 2016 tentang perubahan nama Rumah Sakit
Pangkalan TNI Angkatan Udara. Rumah Sakit Lanud Adi Soemarmo diu
bah menjadi Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Siswanto, disingkat RSAU
dr. Siswanto.
2. Logo RSAU dr. Siswanto

Gambar 1 Logo RSAU dr. Siswanto.

3. Visi dan Misi RSAU dr. Siswanto


a. Visi
“RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo menjadi Rumah Sa
kit yang profesional dan berkualitas dalam memberikan dukungan da
n pelayanan kesehatan”
b. Misi
1) Melaksanakan dukungan kesehatan dalam operasi dan latihan TN
I/TNI AU.
2) Membantu masyarakat dan instansi di sekitar Lanud Adi Soemar
mo dalam penanggulangan keadaan darurat dan bencana
3) Melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap siswa, anggota, dan
keluarga TNI/TNIAU serta masyarakat umum
4) Meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM sesuai kebutuhan pe
layanan serta kemampuan Rumah Sakit
4. Struktur dan Organisasi RSAU dr. Siswanto
Susunan organisasi RSAU dr. Siswanto terdiri atas :
a. Eselon Pemimpin : Kepala Rumah Sakit, disingkat Karumkit.
b. Eselon Staf Pembantu Pemimpin : Sekretaris Rumah Sakit, disingkat
Sesrumkit
c. Eselon Staf Pelaksana :
1) Dukungan Kesehatan, disingkat Dukkes.
2) Gawat Darurat, disingkat Gadar.
3) Perawatan Umum, disingkat Watum.
4) Penunjangan Kesehatan, disingkat Jangkes.
5) Klinik Penyakit Dalam.
6) Klinik Penyakit Mata.
7) Klinik THT.
8) Klinik Obsgyn.
9) Klinik Anak.
10) Klinik Bedah.
11) Klinik Kulit.
12) Klinik Gigi dan Mulut, disingkat Klingilut.
5. Struktur dan Organisasi Rekam Medis di RSAU dr. Siswanto

KAMINMED
KAPTEN SURANTO

KA UNIT REKAM MEDIS


FAHRUL

TPPRJ TPPRI ANALISING ASSEMBLING ADMISI PELAPORAN KODING FILING


ERSA INTAN NOVITA FAHRUL CYNTHIA NOVI NANDA FAHRUL

Gambar 2 Struktur dan Organisasi Rekam Medis RSAU dr. Siswanto.

B. Analisis Statistik RSAU dr. Siswanto


Pelaksanaan indikator mutu pelayanan rumah sakit berguna untuk me
ningkatkan pelayanan yang sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapk
an. Indikator mutu pelayanan RSAU dr. Siswanto 2019 adalah sebagai beriku
t:
1. Indikator Produktivitas Rawat Jalan Tahun 2019
Tabel 1 Data Statistik Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di RSAU
dr. Siswanto Tahun 2019.

∑ Kunjungan ∑ Kunjungan
Bulan Rawat Inap Rawat Jalan
Januari 288 1834
Februari 180 1863
Maret 137 2029
April 172 1285
Mei 133 1339
Juni 90 812
Juli 136 1505
Agustus 139 1716
September 142 1674
Oktober 145 1620
November 168 1804
Desember 155 1804
Jumlah 1885 19285
Sumber : Rekapitulasi sensus harian rawat jalan di RSAU dr. Siswanto tah
un 2019.
Tabel 2 Data Statistik Pasien Rawat Jalan
Per Poliklinik Spesialis RSAU dr. Siswanto Tribul
an I Tahun 2019.

Tribulan I
Poliklinik Januari Februari Maret Total
Dalam 421 462 630 1513
Bedah Umum 54 50 22 126
Anak 76 116 91 283
Obsgyn 76 62 45 183
Mata - - - -
Syaraf 69 68 61 198
Jiwa 10 7 2 19
Ortho 63 45 49 157
IGD 186 135 416 737
Umum 879 918 713 2510
Gigi 214 195 127 536
Sumber : Rekapitulasi sensus harian rawat jalan di RSAU dr. Siswanto tah
un 2019.

Tabel 3 Data Statistik Pasien Rawat Jalan


Per Poliklinik Spesialis RSAU dr. Siswanto Tribul
an II Tahun 2019.

Tribulan II
Poliklinik Total
April Mei Juni
Dalam 653 555 341 1549
Bedah Umum - - - -
Anak 84 67 49 200
Obsgyn 79 67 44 190
Mata - - - -
Syaraf 60 60 46 166
Jiwa 2 1 7 10
Ortho 49 126 82 257
IGD - 213 242 455
Umum 358 358 - 716
Gigi 156 141 198 495
Sumber : Rekapitulasi sensus harian rawat jalan di RSAU dr. Siswanto tah
un 2019.

Tabel 4 Data Statistik Pasien Rawat Jalan


Per Poliklinik Spesialis RSAU dr. Siswanto Tribulan
III Tahun 2019.

Tribulan III
Poliklinik Juli Agustus Septembe Total
r
Dalam 313 342 331 986
Bedah Umum - - 10 10
Anak 46 55 67 168
Obsgyn 71 115 122 308
Mata - - - -
Syaraf 58 53 52 163
Jiwa 15 29 27 71
Ortho 125 149 130 404
IGD 118 169 188 475
Umum 759 803 747 2309
Gigi 258 197 221 676
Sumber : Rekapitulasi sensus harian rawat jalan di RSAU dr. Siswanto tah
un 2019.

Tabel 5 Data Statistik Pasien Rawat Jalan


Per Poliklinik Spesialis RSAU dr. Siswanto Tribul
an IV Tahun 2019.

Tribulan IV
Poliklinik Total
Oktober November Desember
Dalam 369 329 356 1054
Bedah Umum 20 11 8 39
Anak - - - -
Obsgyn 101 103 114 318
Mata 21 17 8 46
Syaraf 67 69 73 209
Jiwa 27 21 33 81
Ortho 116 169 135 420
IGD 172 276 184 632
Umum 727 809 893 2429
Gigi 189 177 171 537
Sumber : Rekapitulasi sensus harian rawat jalan di RSAU dr. Siswanto tah
un 2019.
Jumlah hari buka klinik di RSAU dr. Siswanto tahun 2019:
Tribulan 1 : 63 hari
Tribulan II : 58 hari
Tribulan III : 65 hari
Tribulan IV : 65 hari
Tenaga perawat di poliklinik berjumlah 7 perawat
a. Rerata kunjungan pasien perhari
Hasil perhitungan rerata kunjungan pasien per hari dapat diper
oleh dengan menggunakan rumus :

Rerata kunj .
pasien
=
∑ Pasien
hari ∑ Hari Buka Klinik
Rerata kunjungan pasien per hari :
1) Tribulan I
5726
Rerata kunjungan pasien per hari = =91 pasien/ hari
63
2) Tribulan II
3436
Rerata kunjungan pasien per hari = =59 pasien/hari
58
3) Tribulan III
4895
Rerata kunjungan pasien per hari = =75 pasien/hari
65
4) Tribulan IV
5228
Rerata kunjungan pasien per hari = =80 pasien/ hari
65
b. Prosentase pelayanan spesialistik
Prosentase pelayanan spesialistik dapat diperoleh dengan meng
gunakan rumus
Prosentase pelayanan spesialistik:

Jumlah pasien spesialistik


x 100%
Jumlah seluruh kunjungan − (kunjungan umum lama + baru)
1) Prosentase Pelayanan Spesialis Dalam.
1513
Tribulan I = x 100 %=50,18 %
3015
1549
Tribulan II = x 100 %=54,02 %
2867
986
Tribulan III = x 100 %=35,39 %
2786
1054
Tribulan IV = x 100 %=38,98 %
2704
2) Prosentase Pelayanan Spesialis Bedah Umum
128
Tribulan I = x 100 %=4,39 %
2867
0
Tribulan II = x 100 %=0 %
3015
10
Tribulan III = x 100 %=0,35 %
2786
39
Tribulan IV = x 100 %=1,44 %
2704
3) Prosentase Pelayanan Anak
283
Tribulan I = x 100 %=9,87 %
2867
200
Tribulan II = x 100 %=6,63 %
3015
168
Tribulan III = x 100 %=6,03 %
2786
0
Tribulan IV = x 100 %=0 %
2704
4) Prosentase Pelayanan Spesialis Obgyn
183
Tribulan I = x 100 %=6,38 %
2867
190
Tribulan II = x 100 %=6,30 %
3015
308
Tribulan III = x 100 %=11,5 %
2786
318
Tribulan IV = x 100 %=11,76 %
2704
5) Prosentase Pelayanan Spesialis Syaraf
198
Tribulan I = x 100 %=6,90 %
2867
166
Tribulan II = x 100 %=5,50 %
3015
163
Tribulan III = x 100 %=5,85 %
2786
209
Tribulan IV = x 100 %=7,72%
2704
6) Prosentase Pelayanan Spesialis Mata
0
Tribulan I = x 100 %=0 %
2867
0
Tribulan II = x 100 %=0 %
3015
0
Tribulan III = x 100 %=0 %
2786
46
Tribulan IV = x 100 %=1,70 %
2704
7) Prosentase Pelayanan Spesialis Jiwa
19
Tribulan I = x 100 %=0,66 %
2867
10
Tribulan II = x 100 %=0,33 %
3015
71
Tribulan III = x 100 %=2,54 %
2786
81
Tribulan IV = x 100 %=2,99 %
2704
8) Prosentase Pelayanan Spesialis Orthopedi
157
Tribulan I = x 100 %=5,47 %
2867
257
Tribulan II = x 100 %=8,52 %
3015
404
Tribulan III = x 100 %=14,50 %
2786
420
Tribulan IV = x 100 %=15,53 %
2704
9) Prosentase Pelayanan Spesialis Gigi
536
Tribulan I = x 100 %=18,69 %
2867
495
Tribulan II = x 100 %=16,42 %
3015
676
Tribulan III = x 100 %=24,26 %
2786
537
Tribulan IV = x 100 %=19,86 %
2704
c. Rasio kunjungan dengan tenaga perawat
Hasil perhitungan rasio kunjungan dengan tenaga perawat dap
at diperoleh dengan menggunakan rumus :

Rasio kunjungan dengan tenaga perawat = 5 perawat


1) Tribulan I
Rasio kunjungan dengan tenaga perawat
91
= =18 pasien per perawat
5
Setiap 1 orang perawat melayani 18 pasien
2) Tribulan II
Rasio kunjungan dengan tenaga perawat
59
= =12 pasien per perawat
5
Setiap 1 orang perawat melayani 12 pasien
3) Tribulan III
Rasio kunjungan dengan tenaga perawat
75
= =15 pasien per perawat
5
Setiap 1 orang perawat melayani 15 pasien
4) Tribulan IV
Rasio kunjungan dengan tenaga perawat
80
= =16 pasien per hari
5
Setiap 1 orang perawat melayani 16 pasien
d. Rasio pasien rawat jalan terhadap jumlah penduduk sekitar RS
Perhitungan rasio pasien rawat jalan terhdap jumlah penduduk
dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
1) Tribulan I
Rasio pasien rawat jalan terhadap jumlah penduduk se

5726
kitar = =0,26
21827
2) Tribulan II
Rasio pasien rawat jalan terhadap jumlah penduduk se

3436
kitar = =0,15
21827
3) Tribulan III
Rasio pasien rawat jalan terhadap jumlah penduduk se

4895
kitar = =0,22
21827
4) Tribulan IV
Rasio pasien rawat jalan terhadap jumlah penduduk se

5228
kitar = =0,24
21827

2. Indikator Produktivitas Rawat Inap


Tabel 6 Data Statistik Pasien Rawat Inap RSAU dr.
Siswanto Tribulan I Tahun 2019.

PASIEN
JUMLA
KELUA JUMLAH HA JUMLAH BTO
H BOR TOI (H ALOS
NO BULAN R RI PERAWAT LAMA DI (KAL
TEMPAT (%) ARI) (HARI)
(HIDUP AN RAWAT I)
TIDUR
+ MATI)
1 JANUARI 52 288 837 838 51,92 5,54 2,69 2,91
2 FEBRUARI 52 260 780 781 53,57 5,00 2,60 3,00
3 MARET 52 240 720 721 44,67 4,62 3,72 3,00
TOTAL 52 788 2337 2340 49,93 15,15 2,97 2,96
Sumber : Rekapitulasi sensus harian rawat inap RSAU dr. Siswanto tahun 2019
Tabel 7 Data Statistik Pasien Rawat Inap RSAU dr.
Siswanto Tribulan II Tahun 2019.

PASIEN
JUMLA
KELUA JUMLAH HA JUMLAH BTO
H BOR TOI (H ALOS
NO BULAN R RI PERAWAT LAMA DI (KAL
TEMPAT (%) ARI) (HARI)
(HIDUP AN RAWAT I)
TIDUR
+ MATI)
1 APRIL 52 272 816 817 52,31 5,23 2,74 3,00

2 MEI 52 355 1.065 1.388 66,07 6,83 1,54 3,91

3 JUNI 52 389 1.077 1.473 69,04 7,48 1,24 3,79

TOTAL 52 1016 2958 3642 62,51 19,53 1,74 3,58


Sumber : Rekapitulasi sensus harian rawat inap RSAU dr. Siswanto tahun 2019
Tabel 8 Data Statistik Pasien Rawat Inap RSAU dr.
Siswanto Tribulan III Tahun 2019.

PASIEN
JUMLA
KELUA JUMLAH HA JUMLAH BTO ALOS
H BOR TOI (H
NO BULAN R RI PERAWA LAMA DI (KAL (HAR
TEMPA (%) ARI)
(HIDUP TAN RAWAT I) I)
T TIDUR
+ MATI)
1 JULI 52 239 717 718 44,48 4,60 3,74 3,00

2 AGUSTUS 52 416 1.278 1.279 79,28 8,00 0,80 3,07


SEPTEMBE
3 52 246 738 784 47,31 4,73 3,34 3,19
R

TOTAL 52 901 2733 2781 57,12 17,32 2,27 3,08


Sumber : Rekapitulasi sensus harian rawat inap RSAU dr. Siswanto tahun 2019
Tabel 9 Data Statistik Pasien Rawat Inap RSAU dr.
Siswanto Tribulan IV Tahun 2019.

PASIEN
JUMLAH JUMLAH HA JUMLAH
KELUAR BOR BTO TOI (H ALOS
NO BULAN TEMPAT RI PERAWAT LAMA DI
(HIDUP (%) (KALI) ARI) (HARI)
TIDUR AN RAWAT
+ MATI)

1 OKTOBER 52 270 810 811 50,25 5,19 2,97 3,00

2 NOVEMBER 52 285 855 856 54,81 5,48 2,47 3,00

3 DESEMBER 52 239 717 718 44,48 4,60 3,74 3,00


TOTAL 52 794 2382 2385 49,79 15,26 3,02 3,00
Sumber : Rekapitulasi sensus harian rawat inap RSAU dr. Siswanto tahun 2019
3. Analisis Grafik Barber Johnson

Sumber : Observasi di Instalasi Rekam Medis di RSAU dr. Siswanto


Gambar 3 Grafik Barber Johnson RSAU dr. Siswanto Tahun 2019.

Dalam Grafik Barber Jhonson RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soe
marmo Tahun 2019 dari bulan Januari-Desember belum efisien, karna titi
k temu antara BTO dan BOR tidak masuk dalam daerah efisien.

4. Observasi Pelaporan Berbasis Online


a. Pelaporan Data Ekstern
Data ekstern adalah data yang menggambarkan keadaan di lu
ar organisasi. Jenis-jenis data ekstern di RSAU dr. Siswanto dapat di
lihat pada tabel berikut:
Tabel 10 Jenis-Jenis Data Ekstern di RSAU dr. Siswanto.

No Nama Laporan Periode Tujuan


1 Laporan Kegiatan Rawat Jalan Bulanan Karumkit
2 Laporan Kegiatan Rawat Inap Bulanan Karumkit
3 Laporan Kegiatan Rumah Sakit Bulanan Karumkit
Laporan Efisiensi Pemakaian Tempat
4 Tahunan Karumkit
Tidur dalam Grafik Barber Jhonson
Sumber : Data Unit Rekam Medis RSAU dr. Siswanto
b. Pelaporan Data Intern
Data intern adalah data yang menggambarkan keadaan dalam
organisasi. Jenis-jenis data intern di RSAU dr. Siswanto dapat dilliha
t pada tabel berikut:
Tabel 11 Jenis-Jenis Data Intern di RSAU dr. Siswanto.

No Nama Laporan Periode Tujuan


1 10 Besar Penyakit Penyebab Kematia Bulanan Karumkit dan
n Dinkes Setemp
at
2 10 Besar Penyakit Yang Dominan (Ra Bulanan Karumkit dan
wat Jalan dan Rawat Inap) Dinkes Setemp
at
3 Jumlah Tempat Tidur Berdasarkan Ke Bulanan Karumkit dan
las Dinkes Setemp
at
4 Jumlah dan Jenis Ambulance Tahunan Karumkit dan
Dinkes Setemp
at
5 Jumlah Tenaga Medis Tahunan Karumkit dan
Dinkes Setemp
at
6 Jumlah Tenaga Keperawatan Tahunan Karumkit dan
Dinkes Setemp
at
7 Jumlah Tenaga Kefarmasian Tahunan Karumkit dan
Dinkes Setemp
at
8 Jumlah Tenaga Kesmas/Kesling Tahunan Karumkit dan
Dinkes Setemp
at
9 Jumlah Tenaga Gizi Tahunan Karumkit dan
Dinkes Setemp
at
10 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Tahunan Karumkit dan
Dinkes Setemp
at
11 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Tahunan Karumkit dan
Dinkes Setemp
at
12 Jumlah Tenaga Kesehatan Lainnya Tahunan Karumkit dan
Dinkes Setemp
at
13 Jumlah Tenaga Non Kesehatan Tahunan Karumkit dan
Dinkes Setemp
at
14 Jenis dan Jumlah Dokter Spesialis/Su Tahunan Karumkit dan
b Spesialis Dinkes Setemp
at
Sumber : Data Unit Rekam Medis RSAU dr. Siswanto
c. Pelaporan BPJS
Sumber data laporan BPJS di RSAU dr. Siswanto berasal dari
Indonesian Case Base Groups (INA-CBG’s), kemudian ditarik dala
m bentuk teks lalu di ekspor ke program microsoft excel dan untuk d
ata 10 besar penyakit dan tindakan pada rawat inap dan rawat jalan d
i data perbulannya melalui INA-CBG’s dan di input menggunakan pr
ogram microsoft excel. Untuk laporan eksternal BPJS diperlukan jik
a dari pihak BPJS meminta data ke rumah sakit, dan untuk laporan e
ksternal BPJS tidak dilakukan secara rutin.
C. Analisis dan Desain Ulang Formulir
1. Identifikasi Macam-Macam Formulir Rekam Medis dan Informasi Kesehat
an di RSAU dr. Siswanto
Berdasarkan hasil pengamatan di RSAU dr. Siswanto, isi berkas re
kam medis pada pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat mem
uat formulir sebagai berikut:
a. Rawat Jalan
1) Formulir pendaftran pasien beru
2) Formulir klinik spesialis
a) Klinik obstetri dan ginekologi
b) Klinik bedah
c) Klinik penyakit dalam
d) Klinik orthopedi
e) Klinik jiwa
f) Klinik mata
g) Klinik gigi
h) Klinik syaraf
i) Klinik anak
3) Formulir resume rawat jalan
4) Formulir ringkasan riwayat klinik (SOAP)
5) Formulir pengkajian awal keperawatan rawat jalan
6) Surat pernyataan pasien umum
7) Surat pernyataan kronologi pasien
b. Rawat Inap
1) Surat perintah rawat inap
2) General consent
3) Ringkasan keluar masuk
4) Surat persetujuan dan penolakan tindakan kedokteran
5) Surat pernyataan pasien umum
6) Surat pernyataan kronologi pasien
7) Grafik nadi, suhu, tensi, pernafasan
8) Grafik ibu
9) Grafik anak
10) Grafik bayi
11) Rekonsiliasi obat
12) Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik dewasa
13) Catatan riwayat kebidanan
14) Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik anak
15) Status perinatologi
16) Riwayat psikiatri dan pemeriksaan status mental
17) Pengkajian keperawatan
18) Pengkajian kebidanan
19) Catatan obstetri
20) Partograf
21) Pengkajian awal anak
22) Catatan bayi baru lahir
23) Catatan perkembangan bayi
24) Asuhan neonatus
25) Pengkajian keperawatan jiwa
26) Manajemen nyeri
27) Komunikasi SBAR
28) Catatan perkembangan dan penatalaksanaan terintegrasi
29) Edukasi terintegrasi
30) Orientasi pasien baru
31) Observasi pasien
32) Pemberian obat pasien rawat inap
33) Skrining awal gizi
34) Asuhan gizi
35) Hasil pemeriksaan penunjang
36) Perencanaan pasien pulang
37) Resume dewasa dan anak
38) Pengkajian pra-anestesi dan pra-induksi
39) Cheklist keselamatan pembedahan dan pemakaian intrumen ope
rasi
40) Pemakaian instrumen operasi
41) Catatan anestesi
42) Intruksi anestesi
43) Monitoring pasien diruang pulih sadar
44) Penunjang laporan tindakan dengan pendamping anestesi
45) Dokumentasi pelayanan kamar operasi
46) Penandaan lokasi operasi pada wanita
47) Penandaan lokasi operasi pada pria
48) Laporan operasi
c. Gawat darurat
1) Formulir trease
2) Formulir penolakan tindakan kedokteran
3) Surat perintah rawat inap
4) Ringkasan masuk dan keluar
5) General consent
2. Analisis Desain Fromulir Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Ber
dasarkan Aspek Anatomi, Fisik, dan Isi
Tabel 11 Analisis Desain Formulir.
Rumah Sakit : RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo
Nama Forrmulir : Jumlah Lemb Jumlah H
Formulir Pendaftaran Pasien Baru ar : al :
1 lembar 1 Halaman
No. Kode Formulir : -
Cara/Tempat Penyimpanan : Dimasukkan dalam map

Bahan : Kertas HVS


Bentuk : Persegi Panjang/potrait
Ukuran : F4 ( P = 29 cm dan L = 18,5 cm)
ASPEK FISIK Warna : Putih dengan tinta warna hitam
Kemasan : Tidak Ada
Amplop/Pelindung : Tidak Ada
Judul : Formulir Pendaftaran Pasie
n Baru
ASPEK ANATOMI

Sub Judul : Tidak Ada


ID RS : Ada “ RSAU dr. Siswanto
HEADING

ID Form : Tidak Ada
No. Edisi : Tidak Ada
No. Halaman : Tidak Ada
INTRODUCTION Ada, tujuan ada pada judul formulir

Posisi : Ada, dibagian bawah pojok


INSTRUCTION kiri
Isi : Ada
Tindasan : Tidak Ada
Pengelompokkan dan urutan :
Sudah dikelompokkan menurut jeni
snya dan telah sesuai urutan
Perataan : Rata kiri, judul rata teng
BODY
ASPEK ANATOMI
ah
Margin :
Atas : 2,5 cm
Bawah : 2 cm
Kiri : 1,8 cm
Kanan : 1 cm
Spasi : 1,5 cm
Garis/Kotak/Bayangan : Ada
Jenis Huruf dan Ukuran : Arial, 1
2
Cara Pengisian :
Checkboxes : Ada
Tulis/Ketik/Cetak : Tulis Tangan
Tempat : Ada
Tanggal : Ada
Waktu : Tidak Ada
CLOSE

Tanda Tangan : Ada


Catatan Tambahan : Tidak Ada

Kelengkapan Item :
Belum lengkap karena belum menc

ASPEK ISI antumkan logo dan identitas RS


Terminologi : Tidak Ada
Istilah : Tidak Ada
Singkatan : Ada
Simbol : Ada
Sumber : Observasi Data Unit Rekam Medis RSAU dr. Siswanto
3. Desain Ulang Formulir Rekam Medis Manual
Gambar 3 Desain Ulang Formulir Pendaftaran Pasien Baru.

4. Desain Ulang Formulir Rekam Medis Elektronik


Gambar 4 Desain Ulang Formulir Elektronik
Pendaftaran Pasien Baru.
F. Analisis Kekauratan Kode Diagnosis Berdasarkan ICD-10 Kode Tindak
an Berdasarkan ICD-9-CM Pada Sistem Panca Indera dan Syaraf
1. Alur dan Prosedur Koding
Pengkodean diagnosa penyakit di RSAU dr. Siswanto Lanud Adi
Soemarmo berdasarkan ICD-10 dan kode tindakan berdasarkan ICD-9C
M.
a. Petugas koding mengambil dokumen rekam medis Rawat Jalan, Rawa
t Inap
b. Petugas koding menentukan lead term
c. Setelah menentukan koding petugas koding membuka ICD 10 Volume
3
d. Petugas koding merujuk ke ICD 10 Volume 1
e. Kemudian petugas koding menuliskan koding di virtual claim
2. Kode Penyakit dan Permasalahan Kesehatan serta Kode Tindakan
a. Sistem Panca Indra Mata
Pengkodean diagnosis penyakit pada Mata di RSAU dr. Siswa
nto Lanud Adi Soemarmo sudah mengacu pada standar prosedur oper
asional. Berikut ini adalah beberapa diagnosis penyakit dan tindakan
pada sistem Mata.

Tabel 12 Diagnosis Penyakit dan Tindakan pada Sistem Mata.

No RM Diagnosis Kode Kode Tindakan Kode I


Rumah Mahasiswa CD-9
Sakit CM
007624 Dry eyes H04.1 H04.1 - -
036878 Dry eyes H04.1 H04.1 - -
032113 Dry eyes H04.1 H04.1 - -
041996 Dry eyes H04.1 H04.1 - -
040595 Dry eyes H04.1 H04.1 - -
034789 Dry eyes H04.1 H04.1 - -
032849 Dry eyes H04.1 H04.1 - -
036741 Dry eyes H04.1 H04.1 - -
004317 Dry eyes H04.1 H04.1 - -
033603 Dry eyes H04.1 H04.1 - -
Sumber : Data Unit Rekam Medis RSAU dr. Siswanto

b. Sistem Syaraf
Pengkodean diagnosis penyakit pada Sistem Syaraf di Rumah
Sakit dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo sudah mengacu pada standar
prosedur operasional. Berikut ini adalah beberapa diagnosis penyakit
dan tindakan pada sistem syaraf:
Tabel 13 Diagnosis Penyakit pada Sistem Syaraf .

Kode Kode I
Kode
No RM Diagnosis Rumah Tindakan CD-9
Mahasiswa
Sakit CM
Benign Paro
Cek Laboratu
007642 xymal Positi H81.1 H81.1 90.59
rium
on Vertigo

Benign Paro
Cek Laboratu
038980 xymal Positi H81.1 H81.1 90.59
rium
on Vertigo

Benign Paro
Cek Laboratu
038301 xymal Positi H81.1 H81.1 90.59
rium
on Vertigo

Benign Paro
Cek Laboratu
039384 xymal Positi H81.1 H81.1 90.59
rium
on Vertigo

Benign Paro
Cek Laboratu
042718 xymal Positi H81.3 H81.3 90.59
rium
on Vertigo

Benign Paro
Cek Laboratu
039595 xymal Positi H81.1 H81.1 90.59
rium
on Vertigo

Benign Paro
Cek Laboratu
039580 xymal Positi H81.1 H81.1 90.59
rium
on Vertigo

Benign Paro Cek Laboratu


032654 H81.1 H81.1 90.59
xymal Positi rium
on Vertigo

Cek Laboratu
037780 Vertigo H81.3 H81.3 90.59
rium

Benign Paro
Cek Laboratu
039749 xymal Positi H81.1 H81.1 90.59
rium
on Vertigo

Sumber : Data Unit Rekam Medis RSAU dr. Siswanto


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Statistik RSAU dr. Siswanto


1. Indikator Produktivitas Rawat Jalan
a. Rerata Kunjungan Per Hari
Berdasarkan hasil yang telah diteliti, rerata kunjungan pasie
n per hari di RSAU dr. Siswanto pada tahun 2019 mengalami flukt
uasi dari bulan ke bulan. Kunjungan pasien tertinggi pada Tribulan
1 dengan jumlah kunjungan 91 pasien/hari dan kunjungan pasien te
rendah pada Tribulan II dengan jumlah kunjungan 59 pasien/hari. T
erjadinya penurunan rerata kunjungan pasien perhari pada tiap tribu
lan dikarenakan peraturan dari BPJS surat dalam perawatan berlaku
tiga bulan. Berikut grafik rerata kunjungan pasien perhari di RSAU
dr. Siswanto.

Gambar 1 Rerata Kunjungan Pasien Per Hari


di RSAU dr. Siswanto Tahun 2019.
b. Prosentase Pelayanan Spesialistik
Berdasarkan hasil yang telah diteliti, Poli Spesialis Dalam d
an Poli Spesialis Gigi yang paling banyak dikunjungi dengan jumla
h kunjungan sebesar 49 % dan 18 %. Poli Spesialis Syaraf dan Poli
Spesialis Orthopedi yang memiliki sedikit pengunjung yakni sebesa
r 1 % dan 5 % kunjungan. Berikut diagram prosentase kunjungan s
pesialis di RSAU dr. Siswanto Tahun 2019.

Gambar 2 Prosentase Kunjungan Spesialis


di RSAU dr. Siswanto Tahun 2019.

c. Rasio Kunjungan Terhadap Tenaga Perawat


Berdasarkan hasil yang telah didapat, rasio kunjungan terha
dap tenaga perawat di RSAU dr. Siswanto pada tahun 2019 pada tri
bulan I sebesar 18 pasien per perawat, tribulan II mengalami penur
unan menjadi 12 pasien per perawat, dan tribulan III 15 pasien per
perawat dan tribulan IV 16 pasien per perawat.
d. Rasio Pasien Rawat Jalan Terhadap Jumlah Penduduk
Berdasarkan hasil yang diteliti, rasio pasien rawat jalan terh
adap jumlah penduduk pada Tribulan I sebesar 26 : 21.827, dimana
dari 21.827 penduduk di sekitar rumah sakit, terdapat 26 penduduk
yang berkunjung ke RSAU dr. Siswanto. Tribulan II sebesar 15 : 2
1.827, dari 21.827 penduduk di sekitar rumah sakit, terdapat 15 pe
nduduk yang berkunjung ke RSAU dr. Siswanto. Sedangkan, Tribu
lan III sebesar 22 : 21.827, dimana dari 21.827 penduduk di sekitar
rumah sakit, terdapat 24 penduduk yang berkunjung ke RSAU dr. S
iswanto, Tribulan IV sebesar 24 : 21.827, dimana dari 21.827 pend
uduk di sekitar rumah sakit, terdapat 23 penduduk yang berkunjung
ke RSAU dr. Siswanto . Dari hasil rasio tersebut dapat dikatakan r
asio pasien rawat jalan terhadap jumlah penduduk di RSAU dr. Sis
wanto dari tribulan I ke tribulan II mengalami penurunan, tribulan I
I ke III mengalami kenaikan, dan tribulan III ke IV juga mengalami
kenaikan.
2. Indikator Produktivitas Rawat Inap
a. BOR ( Bed Occupacy Rate )
BOR (Bed Occupancy Rate) adalah merupakan persentase p
emakaian tempat tidur pada periode tertentu. BOR di RSAU dr. Sis
wanto dihitung per tribulan. Berdasarkan hasil perhitungan yang tel
ah dilakukan oleh penulis, didapatkan prosentase tempat tidur yang
digunakan di unit rawat inap pada Tribulan I sebesar 50,05 %, tribu
lan II sebesar 62,47 % tribulan III sebesar 57,02 % dan pada tribula
n IV sebesar 49,84 %. Jika melihat standar efisiensi BOR menurut
Barber Johnson yaitu 75% - 85%, maka penggunaan tempat tidur p
ada tribulan I sampai tribulan IV belum efisien, dan kurangnya pros
entase ini menunjukkan semakin sedikit tempat tidur yang dipakai
dibanding tempat tidur yang tersedia. Jumlah pasien yang sedikit ak
an mempengaruhi pendapatan yang didapat pihak fasilitas pelayana
n kesehatan. Maka dari itu, hal yang harus dilakukan untuk memper
baiki hasil BOR adalah melakukan evaluasi seperti penambahan fas
ilitas, melakukan renovasi, atau merubah tipe kelas perawatan. Beri
kut grafik BOR pada tribulan I – IV di RSAU dr. Siswanto Tahun 2
019.
Gambar 3 Grafik BOR (Bed Occupancy Rate)
RSAU dr. Siswanto Tahun 2019.
b. LOS (Length Of Stay)
Length Of Stay adalah rata-rata jumlah hari pasien rawat ina
p tinggal di rumah sakit, tidak termasuk bayi lahir. LOS di RSAU d
r. Siswanto dihitung per tribulan. Berdasarkan hasil perhitungan ya
ng telah dilakukan oleh penulis, didapatkan prosentase rata-rata la
ma hari perawatan seorang pasien rawat inap pada Tribulan I sebes
ar 2 hari, Tribulan II sebesar 3 hari, Tribulan III sebesar 3 hari dan
Tribulan IV sebesar 3 hari. Standar efisiensi lama pasien dirawat m
enurut Barber Johnson yaitu 3 – 12 hari, maka LOS di RSAU dr. Si
swanto pada tribulan I belum standar, dan pada tribulan II, III, dan
IV sudah sesuai dengan standar Barber Johnson. Jika hasil LOS dib
awah standar maka harus dilakukan evaluasi berdasarkan diagnosis
dokter, cara pulang pasien (Atas Permintaan Sendiri (APS), pulang
paksa). Berikut grafik LOS di RSAU dr. Siswanto pada tahun 2019.
Gambar 4 Grafik LOS (Length Of Stay)
RSAU dr. Siswanto Tahun 2019.
c. TOI (Turn Over Interval)
Turn Over Interval adalah rata-rata tempat tidur kosong ata
u rata-rata tempat tidur tersedia pada periode tertentu yang tidak ter
isi antara pasien keluar atau mati dengan pasien masuk. TOI di RS
AU dr. Siswanto dihitung per tribulan.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh pe
nulis, didapatkan prosentase tempat tidur kosong atau rata-rata tem
pat tidur tersedia pada Tribulan I sebesar 3 hari, Tribulan II sebesar
1 hari, Tribulan III sebesar 2 hari, dan Tribulan IV sebesar 3 hari. J
ika melihat standar efisiensi menurut Barber Johnson yaitu 1 – 3 ha
ri, maka lama rata-rata tempat tidur kosong pada tiap tribulan sudah
efisien. Berikut grafik TOI di RSAU dr. Siswanto pada tahun 2019.
Gambar 5 Grafik TOI (Turn Over Interval)
RSAU dr. Siswanto Tahun 2019.
d. BTO (Bed Turn Over)
Bed Turn Over adalah beberapa kali satu tempat tidur dipak
ai oleh pasien dalam periode tertentu. BTO di RSAU dr. Siswanto
dihitung per tribulan.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh pe
nulis, Prosentase beberapa kali satu tempat tidur dipakai oleh pasie
n pada periode tertentu tribulan I sebesar 16 pasien, tribulan II sebe
sar 20 pasien, tribulan III sebesar 18 pasien dan tribulan IV sebesar
16 pasien. Jika melihat standar efisiensi BTO menurut Barber John
son yaitu 30 kali, maka hal ini belum memenuhi standar efisiensi.
Berikut grafik BTO di RSAU dr. Siswanto pada tahun 2019.
Gambar 6 Grafik BTO (Bed Turn Over)
RSAU dr. Siswanto Tahun 2019.
3. Grafik Barber Jhonson

Sumber : Observasi di Instalasi Rekam Medis di RSAU dr. Siswanto

Gambar 7 Grafik Barber Johnson RSAU dr. Siswanto Tahun 2019.


Dalam Grafik Barber Jhonson RSAU dr. Siswanto Lanud
Adi Soemarmo Tahun 2019 dari bulan Januari-Desember belum efi
sien, karna titik temu antara BTO dan BOR tidak masuk dalam daer
ah efisien.
B. Analisis Desain Ulang Formulir
Komponen desain ulang formulir rekam medis pada formulir penda
ftaran pasien baru Rumah Sakit dr. Siswanto dapat dilihat pada formulir be
rikut ini:

Gambar 8 Desain Ulang Formulir Pendaftaran Pasien Baru.


1. Heading (Kepala Formulir)
Komponen heading formulir pendaftaran pasien pasien baru di
gunakan untuk mengetahui kepemilikan rumah sakit yaitu Rumah Sak
it dr. Siswanto. Pada bagian kepala formulir berisi data identitas yaitu
nama institusi pemilik.

Nama Rumah Sakit, Alamat, Nomor Telep

Logo Rumah Sakit on


Gambar 9 Komponen Heading Formulir Pendaftaran Baru.

2. Introduction (Pendahuluan)
Komponen introduction (pendahuluan) Formulir Pendaftaran P
asien Baru digunakan untuk mengidentifikasi tujuan kegunaan formuli
r.

Introduction

Gambar 10 Komponen Introduction Formulir


Pendaftaran Pasien Baru.
Berdasarkan gambar 10 komponen Introduction pada formulir
pendaftaran pasien baru terletak pada bagian atas tengah (center) yang
berjudul “Formulir Pendaftaran Pasien Baru” untuk penulisan huruf m
enggunakan huruf kapital dan jenis huruf menggunakan ”Times New
Roman” .
3. Instruction (Petunjuk)
Komponen Intruction pada Formulir Pendaftaran Pasien Ba
ru di RS dr. Siswanto diterapkan pada formulir.

Gambar 11 Komponen Instruction Formulir


Pendaftaran Pasien Baru.

Berdasarkan gambar 11 komponen instruction pada formulir te


rsebut berisi perintah dan cara pengisian formulir. Instruction digunak
an agar mempermudah dalam pengisian formulir.
4. Body (Isi)

Komponen isi pada Formulir Pendaftaran Pasien Baru diunaka


n untuk mendapatkan informasi sesuai dengan isi formulir tersebut.
Gambar 12 Komponen Body Formulir
Pendaftaran Pasien Baru.
Berdasarkan pada gambar 12 untuk komponen isi terdapat beb
erapa data item-item pada Formulir Pendaftaran Pasien Baru yaitu ide
ntitas pasien dan identitas penanggung jawab.
5. Close (Penutup)

Komponen close (penutup) pada formulir pendaftaran pasien b


aru berisi item yaitu tandatangan, tanggal dan waktu yang membuat pe
rnyataan.
Gambar 13 Komponen Close Formulir Pendaftaran Pasien Baru.

C. Analisis Keakuratan Kode Penyakit dan Tindakan di RSAU dr. Siswa

nto

1. Analisis Keakuratan Kode Penyakit (ICD-10)


Kode diagnosa penyakit di RSAU dr. Siswanto menggunakan IC
D 10. Untuk menganalisis keakuratan kode diagnosis penyakit, penulis
mengambil 2 penyakit pada masing-masing sistem yaitu indra dengan p
enyakit “dry eyes” dan saraf dengan penyakit “Benign Paroxymal Posit
ion Vertigo (BPPV)”.
a. Analisis Penyakit pada sistem indra “Dry Eyes” dengan kode ICD 1

0 “H04.1”

Kode Kode Keakuratan


Diagnosi
No No RM Akurat Tidak
ICD 10 ICD RS
s
Akurat
1. 000724 Dry Eyes H04.1 H04.1 √
2. 036878 Dry Eyes H04.1 H04.1 √
3. 032113 Dry Eyes H04.1 H04.1 √
4. 041996 Dry Eyes H04.1 H04.1 √
5. 040595 Dry Eyes H04.1 H04.1 √
6. 034789 Dry Eyes H04.1 H04.1 √
7. 032849 Dry Eyes H04.1 H04.1 √
8. 036741 Dry Eyes H04.1 H04.1 √
9. 041894 Dry Eyes H04.1 H04.1 √
1 027183 Dry Eyes H04.1 H04.1 √
0.
Sumber : Data Unit Rekam Medis RSAU dr. Siswanto

b. Analisis penyakit pada sistem saraf “Benign Paroxymal Position V


ertigo (BPPV)” dengan kode ICD 10 “H81.1 dan H81.3”
Kode Kode Keakuratan
No No RM Diagnosis ICD ICD Akurat Tidak
10 RS Akurat
1. 007642 Benign Paroxy H81.1 H81.1 √
mal Position V
ertigo
2. 038980 Benign Paroxy H81.1 H81.1 √
mal Position V
ertigo
3. 038301 H81.1 H81.1 √
Benign Paroxy
mal Position V
ertigo

4. 039384 H81.1 H81.1 √


Benign Paroxy
mal Position V
ertigo

5. 042718 H81.3 H81.3 √


Benign Paroxy
mal Position V
ertigo

6. 039595 H81.1 H81.1 √


Benign Paroxy
mal Position V
ertigo

7. 039580 H81.1 H81.1 √


Benign Paroxy
mal Position V
ertigo
8. 032654 H81.1 H81.1 √
Benign Paroxy
mal Position V
ertigo

9. 037780 Vertigo H81.3 H81.3 √


10. 039749 H81.1 H81.1 √
Benign Paroxy
mal Position V
ertigo
Sumber : Data Unit Rekam Medis RSAU dr. Siswanto

Dari kode kedua penyakit tersebut 100 % sudah akurat dan ses
uai dengan ICD-10. Hal tersebut membuktikan bahwa pengkodean di
RSAU dr. Siswanto sudah baik, karena petugas coding (koder) dalam
mengkode diagnosa penyakit sudah sesuai dengan ICD-10.
D. Pelaporan Berbasis Online
Sistem pelaporan di RSAU dr. Siswanto pada umumnya mengguna
kan sistem desentralisasi yang artinya sistem pelaporan tidak terkoordinasi
melalui satu pintu tetapi masing-masing unit/urusan menggunakan buku ek
spedisi sendiri.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam praktek kerja lapangan ini banyak wawasan dan pengetahua
n yang penulis dapatkan di RSAU dr. Siswanto, adapun kesimpulan dari p
elaksanaan praktek kerja lapangan ini, yaitu:

1. Analisis indikator produktivitas rawat jalan dan rawat inap


a. Berdasarkan data dan perhitungan indikator rawat jalan RSAU
dr. Siswanto diperoleh hasil sebagai berikut:

Indikator Hasil

Rerata kunjungan pasien per hari 112 pasien/ hari

Presentase layanan spesialistik

1) Pelayanan spesialis dalam 55,53 %

2) Pelayanan spesialis bedah um 2,82 %


um

3) Pelayanan spesialis anak 7,03 %

4) Pelayanan spesialis obstetri d 10,66 %


an ginekologi

5) Pelayanan spesialis mata 0,46 %

6) Pelayanan spesialis syaraf 8,01%

7) Pelayanan spesialis jiwa 1,97%

8) Pelayanan spesialis orthopedi 13,47%

Rasio kunjungan pasien per hari te 23 : 1


rhadap jumlah tenaga perawat raw
at jalan

Rasio pasien rawat jalan terhadap 112 : 21827


jumlah penduduk sekitar rumah sa
kit

b. Berdasarkan indikator rawat inap, RSAU dr. Siswanto menghitung


berdasarkan parameter BOR, AvLOS, TOI, BTO adalah sebagai be
rikut:
STANDAR I
INDIKATOR HASIL IDEAL/TIDAK IDEAL
DEAL BJ
BOR 75 - 85 % 55,85% TIDAK IDEAL
AvLOS 3 - 12 Hari 3,16 hari IDEAL
TOI 1 - 3 Hari 2,63 hari IDEAL
BTO 30 Kali 5,61 kali TIDAK IDEAL

2. Analisis desain formulir


Isi struktur dokumen rekam medis di RSAU dr. Siswanto suda
h diterapkan sesuai Permenkes nomor 269 tahun 2008. Namun, terdap
at data yang belum tercantum pada formulir tersebut berupa pendidika
n terakhir pasien. Pada formulir sudah terdapat keterangan instruksi, te
tapi belum terdapat symbol * (bintang) sebagai tanda instruksi pada se
tiap elemen data pada formulir, dalam formulir pendaftaran pasien bar
u juga belum terdapat nomor formulir. RSAU dr. Siswanto mengguna
kan formulir berbasis kertas (paper base) dan belum menerapkan form
ulir rekam medis berbasis elektonik.
3. Analisis keakuratan kode
Hasil analisis keakuratan kode di RSAU dr. Siswanto yaitu:
a. Kode penyakit pada sistem indra yaitu H04.1 (Dry Eyes) sudah ak
urat 100%.
b. Kode penyakit pada sistem saraf yaitu H81.1 (Benign Paroxymal
Position Vertigo) dan kode tindakan yaitu 90.59 (cek laboratoriu
m) sudah akurat 100%.
4. Analisis Pelaporan Berbasis Elektronik
Sistem pelaporan di RSAU dr. Siswanto masih menggunakan s
istem pelaporan manul, yaitu memakai media kertas melalui buku eks
pedisi. Pelaporan berbasis online hanya untuk pelporan kepada pihak
BPJS saja. Karena RSAU dr. Siswanto memiliki kerja sama dengan pi
hak BPJS.
B. Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan kepada RSAU dr. Siswanto sete
lah mengikuti praktek kerja lapangan ini yaitu :

1. Sebaiknya RSAU dr. Siswanto menghitung angka kunjungan pasien b


aru dan pasien lama pada statistik rawat jalan agar RSAU dr. Siswanto
dapat menentukan program kerja yang akan dirancang untuk mengem
bangkan RSAU dr. Siswanto.
2. Sebaiknya dalam pelaporan tahunan indikator rawat inap membuat gra
fik Barber Johnson agar RSAU dr. Siswanto dapat mengetahui perogr
am kerja yang akan dilakukan dalam mengembangkan RSAU dr. Sisw
anto.

3. Sebaiknya RSAU dr. Siswanto menerapkan desain formulir yang mem


iliki identitas rumah sakit berupa logo dan alamat rumah sakit agar for
mulir tersebut sesuai dengan aturan pada permenkes 269 tahun 2008 te
ntang rekam medis.
DAFTAR PUSTAKA

AHIMA. (2002). Prinsip Desain Formulir.

Arianto, N. (2014). Perancangan Ulang Formulir Rekam Medis Ringkasan Masu

k Dan Keluar Di Rumah Sakit Umum Mawar Banjarbaru Tahun.

Budi, S. C. (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. In Quantum Sinergis M

edia.

Hatta, G. R. (2012). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelaya

nan Kesehatan.

Huffman, E. K. (1994). Health Information Management. Phisicians Record Com

pani Berwyn Illinous.

Ismail, I., Hasan, H., & Musdalifah, M. (2018). Pengembangan Kompetensi Maha

siswa Melalui Efektivitas Program Magang Kependidikan. Edumaspul - Jurn

al Pendidikan. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v2i1.48

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia. (2013). 1, 9.

Kementerian Kesehatan RI. (2011). Juknis SIRS 2011: Sistem Informasi Rumah S

akit. In Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. https://doi.org/10.1017/

CBO9781107415324.004

Kepmenkes. (2007). Kompetensi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.

Novita, S., & Adriyani, R. (2013). Permenkes. Departemen Kesehatan Lingkunga


n.

Rugaiyah. (2017). Pengembangan Kompetensi Mahasiswa Melalui Magang. Man

ajemen Pendidikan.

Rustiyanto, E. (2010). Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Grah

a Ilmu.

Widiyoko, A. (2012). Pengantar Statistik Rumah Sakit Bagi Profesi Perekam Me

dis.
LAMPIRAN

STRUKTUR ORGANISASI

RUMKIT RSAU dr. SISWANTO

ESELON PEMIMPIN

(KARUMKIT)

ESELON STAF PEMBANTU PEMIMPIN

(SESRUMKIT)

ESELON STAF PELAKSANA

Lampiran 1 Struktur Organisasi Rumkit RSAU dr. Siswanto.


SURAN
TO

KA UNIT
REKAM
MEDIS
FAHRUL

A
A K
T D FI
T N O
P M LI
P AL ASS PE D
P IS N
P ISI EM LA I
R I G
R N BLI PO N
I C F
J G NG RA G
I Y A
E N FA N N
N N H
R O HR NO A
T T R
S VI UL VI N
A H U
A T D
N I L
A A
A

Lampiran 2 Struktur Organisasi Rekam Medis di RSAU dr. Siswanto.


Lampiran 3 Ruang Filing Instalasi Rekam Medis RSAU dr. Siswanto.

Anda mungkin juga menyukai