SEMESTER 2
Disusun oleh:
Menyetujui,
LAPORAN
SEMESTER II
Hari :
Tanggal :
Tanda Tangan
Pembimbing Lapangan :
Tanda Tangan
Pembimbing Akademik :
Direktur
Puji syukur kami ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan dengan judul “Penerapan Prinsip-
Prinsip Manajemen Rekam Medis dan Penerapan Fungsi Penyelenggaraan Rekam
Medis, Serta Kebijakan-Kebijakan Rekam Medis di RSUD Kota Yogyakarta”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai
bukti tertulis dari pelaksanaan praktik kerja lapangan yang telah kami laksanakan
selama 3 minggu di RSUD Daerah Kota Yogyakarta.
1. Agus Sudrajat, S.KM, M.Kes selaku Plt. Direktur RSUD Kota Yogyakarta
2. dr. Anggoro Eka Raditya, Sp.THT-KL selaku Kepala Instalasi Rekam
Medis RSUD Kota Yogyakarta
3. Joko Nur Hantoro, A.Md selaku Pembimbing Lapangan RSUD Kota
Yogyakarta
4. Rina Yulida, S.KM selaku Pembimbing Lapangan Akademik Politeknik
Permata Indonesia
5. Seluruh staf Rekam Medis dan seluruh petugas RSUD Kota Yogyakarta
6. Anas Rahmat Hidayat, S.KM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Permata
Indonesia Yogyakarta
7. Dosen dan Karyawan Politeknik Permata Indonesia Yogyakarta
8. Orang Tua kami yang selalu mendukung baik moral maupun materil
9. Teman-teman dan berbagai pihak yang tidak dapat kami ucapkan satu per
satu
Penyusun
DAFTAR ISI
LAPORAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Materi Umum
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Ruang Lingkup
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produkti secara sosial dan
ekonomis. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan
pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat (UU RI No. 36, 2009).
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya
orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit
serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004).
Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain
identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan kepada
pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi
mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka
pelayanan kesehatan (Permenkes 269/MENKES/PER/III/2008).
Kompleksnya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, dibutuhkan peningkatan
tertib administrasi yang menunjang berupa data dan kelengkapan informasi
Rekam Medis dengan mutu pelayanan yang maksimal. Rekam Medis adalah
catatan dan dokumen masa lalu atau saat ini yang tertulis maupun terekam oleh
profesi kesehatan yang memeberikan pelayanan kepada pasien tersebut, tentang
identitas, anamnese penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan,
tindakan medis yang diberikan kepada pasien serta pengobatan, baik yang di
rawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Unit
Rekam Medis merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan mutu pelayanan
suatu rumah sakit, karena tanpa ada Rekam Medis yang bermutu maka pelayanan
kesehatan tidak dapat berjalan dengan tepat. Dalam Rekam Medis dibutuhkan
manajemen pengelolahan unit kerja yang berhubungan dengan perencanaan,
pengorganisasian, penataan dan pengontrolan unit kerja Manajemen Informasi
Kesehatan (MIK) / Rekam Medis (RM) di instalasi kesehatan untuk memastikan
semua pekerjaan Rekam Medis dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan sesuai
prosedur serta hukum yang berlaku.
Praktik Kerja Lapangan pada semester ini akan membahas tentang Penerapan
Prinsip-Prinsip Manajemen Rekam Medis dan Penerapan Fungsi Penyelenggaraan
Rekam Medis, serta Kebijakan-Kebijakan Rekam Medis di RSUD Kota
Yogyakarta Tahun 2018.
B. Materi Umum
Materi dalam Praktik Kerja Lapangan pada semester 2, yaitu membahas
sistem pengolahan rekam medis, pelayanan rekam medis khususnya
memperkenalkan deskripsi kegiatan unit kerja rekam medis, metode retensi dan
pemusnahan, jenis dan penggunaan formulir rekam medis, kebijakan berkaitan
tentang rekam medis serta klasifikasi dan kodefikasi penyakit.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengenal penerapan prinsip-prinsip
manajemen rekam medis dan penerapan fungsi penyelenggaraan rekam
medis, serta kebijakan-kebijakan rekam medis di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan sistem pengolahan rekam medis.
b. Mendeskripsikan kegiatan unit kerja rekam medis.
c. Menjelaskan metode retensi dan pemusnahan rekam medis.
d. Menjelaskan berbagai jenis dan penggunaan formulir rekam medis
yang digunakan untuk mencatat data rekam medis disetiap sistem
pelayanan rekam medis.
e. Mengetahui kebijakan-kebijakan berkaitan rekam medis.
f. Menjelaskan Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Sistem
Muskuloskeletal, Sistem Respirasi, Sistem Kardiovaskuler, Sistem
Pencernaan, Sistem Perkemihan dan Sistem Endokrin.
D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau memberi
masukan kepada pihak rumah sakit terutama dalam hal alur prosedur
rekam medis, fungsi manajemen rekam medis serta hukum kesehatan di
rumah sakit.
2. Bagi Instalasi Pendidikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan yang disusun dalam bentuk
laporan ilmiah dapat menambah referensi yang bermanfaat bagi para
pembaca yang tertarik dalam mempelajari tentang alur prosedur rekam
medis, fungsi manajemen rekam medis serta hukum kesehatan di rumah
sakit.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan
pembelajaran dalam bidang rekam medis dalam dunia kerja serta sebagai
sarana pemantapan dan penerapan materi yang sebelumnya telah
diperoleh.
E. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Keilmuan
Lingkup keilmuan yang digunakan adalah rekam medis.
2. Ruang Lingkup Materi
Lingkungan materi dalam praktik kerja lapangan ini “Alur Prosedur
Pelayanan dan Fungsi Manajemen Rekam Medis Serta Hukum Kesehatan
di RSUD Kota Yogyakarta.
3. Ruang Lingkup Lokasi
Praktik kerja lapangan dilaksanakan di Bidang Rekam Medis RSUD Kota
Yogyakarta yang beralamat di jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta.
4. Ruang Lingkup Waktu
Praktik Kerja Lapangan Semester II dilaksanakan pada tanggal 16 Juli
2018 sampai 4 Agustus 2018
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Rekam Medis
1. Pengertian Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain kepada pasien di sarana pelayanan kesehatan (SK Men
PAN No. 135 tahun 2002).
Rekam Medis adalah berkas yang beiisi catatan dan dokumen
mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesebatan, baik
rawat jalan maupun rawat inap (Permenkes No 749a/
Menkes/XII/1989).
Rekam Medis adalah berkas yang menyatakan siapa, apa,
mengapa, dimana, kapan dan bagaimana pelayanan yang diperoleb
seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan (K Huffman)
Rekam Medis adalah siapa, apa, mengapa, dimana, harapan dan
bagaimana pelayanan yang di peroleh selama pasien dirawat dan diobati
(Sabarguna,2004:63).
2. Tujuan Dibuatnya Rekam Medis
Tujuan terselenggaranya pelayanan rekam medis adalah untuk
menunjang tercapainya tertib administrasi. Tanpa adanya suatu sistem
pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib
administrasi rumah sakit berhasil sebagaimana yang diharapkan
(Permenkes No 269/MENKES/PER/III/2008).
3. Manfaat Kegunaan Rekam Medis Secara Umum menurut Permenkes No
269/MENKES/PER/III/2008 antara lain :
a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga ahlinya yang ikut
ambil bagian dalam memberikan pelayanan, pengobatan dan
perawatan kepada pasien.
b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang
harus diberikan pada pasien.
c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit dan pengobatan pasien selama pasien berkunjung atau di
rawat di rumah sakit.
d. Sebagai bahan analisa, penelitian dan evaluasi terhadap kualitas
pelayanan yang di berikan kepada pasien.
e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun
dokter dan tenaga kesehatan lainya.
f. Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna bagi
penelitian dan pendidikan.
g. Sebagai dasar penghitungan biaya pembayaran pelayanan medis
pasien.
h. Menjadi sumber ingatan yang harus di dokumentasikan, serta
sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.
Rezki ,2011 rekam medis yang lengkap dan tersusun rapi adalah syarat
mutlak bagi bukti dalam kasus kasus medikolegal. Selain itu, kegunaan rekam
Tabel 2.1 Daftar Blok Gangguan Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat
(Diseases of the Musculoskeletal System and Connective Tissue)
DESKRIPSI
KETERANGAN HALAMAN
STRUKTUR
Arthopathy (penyakit-
M00-M25 602-616
penyakit anggota sendi)
DESKRIPSI
KETERANGAN HALAMAN
STRUKTUR
Penyakit-penyakit lain
J90-J94 513-514
pada pleura
Penyakit-penyakit lain
J95-J99 514-517
pada sistem pernafasan
DESKRIPSI
KETERANGAN HALAMAN
STRUKTUR
Bentuk-bentuk lain
I30-I52 455-466
penyakit jantung
DESKRIPSI
KETERANGAN HALAMAN
STRUKTUR
Gangguan esofagus,
lambung dan usus duabelas K20-K31 534-539
jari
Gangguan usus buntu
K35-K38 539-540
(appendix)
Gangguan peritonium
(selaput pembungkus K65-K67 554-555
perut)
Gangguan kantung
empedu, selaput empedu K80-K87 561-565
dan pankreas
Tabel 2.5 Daftar Blok Gangguan Sistem Perkemihan Chapter XIV (Disease
of the Genitourinary System)
DESKRIPSI
KETERANGAN HALAMAN
STRUKTUR
Gangguan non-radang
N80-N98 681-691
saluran kelamin wanita
DESKRIPSI
KETERANGAN HALAMAN
STRUKTUR
Gangguan kelenjar
E20-E35 264-272
endokrin lain
HASIL PENGAMATAN
1. Sistem Registrasi
a. Sistem Penamaan
Sistem Penamaan Pasien di RSUD Kota Yogyakarta
menggunakan ejaan baru yang disempurnakan dan dengan
menggunakan nama diri yaitu sesuai dengan nama pasien yang
tercantum dalam kartu identitas (KTP,SIM,Pasport,dll) yang
merupakan bukti dari pasien.
Sistem penamaan pada rekam medis adalah sebagai berikut :
1) Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang
disempurnakan sesuai identitas diri pasien.
2) Pemberian sapaan belakang nama pasien, kata sapaan yang
digunakan di RSUD Kota Yogyakarta dituliskan dibelakang
nama pasien, yaitu :
a) TN (Tuan)
Untuk pasien laki-laki yang sudah menikah/pernah
menikah dan untuk laki-laki yang berusia diatas 40 tahun
meskipun belum menikah.
Contoh : Yoga Kurniawan,TN.
b) NY (Nyonya)
Untuk pasien perempuan yang sudah menikah/pernah
menikah dan untuk perempuan yang berusia diatas 40 tahun
meskipun belum menikah.
Contoh : Ayu Trisna Arsita,NY.
c) SDR (Saudara)
Untuk pasien laki-laki usia diatas 14 tahun sampai
dengan 40 tahun yang belum menikah.
Contoh : Bayu Wijaya,SDR.
d) NN (Nona)
Untuk pasien perempuan usia diatas 14 tahun sampai
dengan 40 tahun yang belum menikah.
Contoh : Oktaviani Citra,NN.
e) AN (Anak)
Untuk pasien anak usia 0-14 tahun.
Contoh : Syifa Salsa Bila,AN.
f) BY NY (Bayi Nyoya)
Untuk pasien bayi yang belum mempunyai nama,
nama yang digunakan adalah nama ibunya.
Contoh : Devani Memorantina,BYNY.
b. Sistem Penomoran
Sistem Penomoran di RSUD Kota Yogyakarta menggunakan Unit
Numbering System (pemberian nomor cara unit), dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Setiap nomor terdiri dari enam digit.
2) Nomor yang dipakai untuk rekam medis adalah 000000 sampai
s/d 999999.
3) Sumber nomor rekam medis (bank penomoran) berasal dari
SIMRS. Nomor rekam medis akan muncul secara otomatis
setelah data identitas pasien dimasukan dan disimpan dalam
SIMRS.
4) Nomor rekam medis tersebut harus dicetak dalam kartu berobat
pasien.
5) Nomor rekam medis harus diteliti/dicetak dalam setiap lembar
rekam medis yang digunakan untuk mencatat hasil
pemeriksaan/pelayanan kesehatan.
2. Sistem Pengolahan Rekam Medis
a. Sistem Penyimpanan
Sistem penyimpanan rekam medis di RSUD Kota Yogyakarta
menggunakan sistem sentralisasi yaitu penyimpanan rekam medis
dalam satu kesatuan, disimpan pada folder/tempat yang sama baik itu
formulir rekam medis rawat jalan, rawat inap maupun gawat darurat.
b. Sistem Penjajaran
Sistem penjajaran rekam medis di RSUD Kota Yogyakarta
menggunakan sistem angka akhir atau Terminal Digit Filing (TDF)
yaitu suatu sistem diamana semua folder rekam medis disejajarkan
berdasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok
terakhir.
a. Konvesi
b. Via Whatsapp/ Telepon
1. Pasien mengambil nomor antrian di loket 5
2. Verifikasi berkas
3. Menuju klinik yang dituju
c. Anjungan
1. Pasiein mendaftar mandiri
2. Setelah itu scan kartu
3. Pilih klinik yang dituju
a. Pasien umum – klinik
b. Pasien Jamkes – ambil nomor antrian – verifikasi -
klnik
b. Filing
Prosedur filing (penyimpanan dan pengambilan Berkas Rekam) di
RSUD Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut:
1) Petugas filing menerima pengembalian berkas rekam medis pasien
yang telah selesai digunakan.
2) Petugas melakukan pengecekan berkas rekam medis yang keluar
di SIK-RS dengan jumlah berkas rekam medis dan dikembalikan.
3) Petugas mensortir berkas rekam medis kerak sortir menurut
kelompok nomor.
4) Berkas rekam medis dengan folder yang robek, harus segera
diperbaiki dan lembaran lepas harus segera disatukan dengan
berkas induknya.
5) Menyimpan dalam rak penyimpanan dengan sistem Terminal
Digit Filing (TDF) sesuai kelompok urutan nomornya.
6) Penyimpanan berkas rekam medis sesuai petunjuk tracer
tersimpan.
7) Tracer dikeluarkan setelah berkas rekam medis kembali pada
posisinya.
c. Prosedur pengkodean diagnosis dan tindakan pasien di RSUD Kota
Yogyakarta:
a. Ambil berkas rekam medis pasien yang sudah siap koding dalam rak
siap koding.
b. Petugas pengkodean melihat dan mencermati diagnosis yang ditullis
dalam lembar ringkasan keluar masuk (RMK) pasien atau jika dokter
lupa menuliskan dalam lembar ringkasan keluar masuk (RMK) lihat
pada lembar resume medis pasien dan lihat ringkasan kondisi pasien
untuk mengetahui riwayat dan menegaskan diagnosis tersebut.
c. Lihat “leadterm”, leadterm merrupakan kata (istilah medis) yang
digunakan sebagai panduan untuk mencari istilah diagnosis atau
masalah terkait kesehatan yang diperlukan didalam ICD-10 volume
3 (daftar alfabeties). Untuk penyakit dan cidera biasanya merupakan
kata benda untuk kondisi patologis, walaupun begitu beberapa
kondisi di ekspresikan sebagai kata sifat (adjectivies) yang terdapat
dalam indeks sebagai leadterm.
d. Baca dengan seksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul di
bawah term yang akan dipilih pada volume 3.
e. Baca istilah yang terdapat dalam tanda kurung “()” sesudah leadterm
(kata dalam tanda kurung = mdifer) tidak mempengaruhi nomor
kode. Istilah lainnya yang dibawah leadterm (dengan tanda minus =
idem = ident) dapat mempengaruhi nomor kode, sehingga semua
kata-kata diagnosis di perhitungkan.
f. Ikuti secara hati-hati setiap petunjuk silang (cross references) dan
lihat “see” dan “see also” yang terdapat dalam indeks.
g. Lihat tabulasi list volume 1 untuk melihat nom0r kode yang paling
tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan tanda minus pada
posisi ke empat yang berarti bahwa isian untuk kode ke empat itu
adalah volume 1 dan merupakan posisi karakter tambahan yang tidak
ada dalam volume 3 (indexs).
h. Petugas menulis hasil kode yang diperoleh ke dalam berkas rekam
medis.
i. Petugas melakukan entry kode penyakit pada SIK-RSUD Kota
Yogyakarta ke dalam komputer.
a. Hasil kode diagnosis dan tindakan Rawat Jalan dan Rawat
Darurat tertulis pada lembar ringkasan riwayat penyakit,
sedangkan hasil kode diagnosis dan tidakan Rawat Inap pada
lembar ringkasan masuk dan keluar.
b. Selain ditulis pada berkas rekam medis, hasil kode juga di entry
dalam SIMRS.
d. Pelaporan
Jenis pelaporan RSUD Kota Yogyakarta dibedakan menjadi :
1) Laporan internal
Laporan internal disusun untuk memenuhi kebutuhan internal rumah sakit
yaitu rekapitulasi data pelayanan kesehatan RSUD Kota Yogyakarta.
Standart pelaporan internal rumah sakit yang di susun terdiri dari:
a) Cakupan pelayanan rawat jalan
b) Cakupan pelayanan gawat darurat
c) Cakupan pelayanan rawat inap
d) Cakupan penunjang
e) Laporan jumlah kunjungan pasien berdasarkan cara pembayaran
f) Register pasien meninggal di instalasi gawat darurat
g) Register pasien meninggal di instalasi rawat inap
h) Laporan 10 besar penyakit rawat jalan, gawat darurat dan rawat inap
i) Laporan lainnya sesuai kebutuhan internal rumah sakit.
2) Laporan eksternal
Laporan eksternal mengacu pada petunjuk teknis sistem informasi rumah
sakit di Indonesia tahun 2011 revisi VI dan disusun sesuai permintaan
kementrian kesehatan RI, Dinas kesehatan provinsi DIY dan dinas
kesehatan kota Yogyakarta. Standart pelaporan eksternal rumah sakit
terdiri dari :
a) Laporan sistem informasi rumah sakit (SIRS) di laporkan secara online
kepada kemenkes RI, dinkes provinsi DIY dan dinkes kota
Yogyakarta, terdiri dari
b) Kl 1 berisikan data dasar rumah sakit yang dilaporka setiap waktu
apabila terdapat perubahan data rumah sakit sehingga data ini dapat
dikaitkan data yang bersifat terbaru dan setiap saat ( up to date)
c) Kl2 berisikan data ketenagaan yang dilaporkan periodic setiap tahun
d) Kl 3berisikan data lengkap peralatan rumah sakit yang dilaporkan
periodic setiap tahun
e) Kl4 berisikan data mordibilitas atau mortalitas pasien yang dialporkan
periodic setiap tahun
f) Kl 5 berisikan data kunjungan dan data 10 besar penyakit yang
dilaporkan periodic setiap bulan
g) Laporan surveilans terpadu penyakit berbasis rumah sakit(STPRS)
berisikan data mordibilitas / mortalitas pasien yang dilaporkan periodic
setiap bulan kepada dinas kesehatan kota yogyakrta
h) Laporan sistem informasi imunisasi terpadu ( Siimadun) periodic
setiap bulan kepada dinas kesehatan provinsi DIY dan dinas kesehatan
kota Yogyakarta
i) Laporan formulir kematian dan penyebab kematian(FKPK) berisikan
data mortalitas pasien yang dilaporkan periodic setiap bulan kepada
ndinas kesehatan kota yogyakarta
j) Laporan sistem informasi HIV/AIDS (SIHA) berisikam data pelayanan
pasien HIV/AIDS di rumah sakit yang dilaporkan periodic setiap bulan
kemenkes RI, dinas kesehatan provinsi DIY dan dinas kesehatan kota
Yogyakarta
k) Laporan as, berisikan data pelayanan pasien luar di rumah sakit yang
di laporkan periodic setiap bulan kepada kemenkes RI, dinas kesehatan
provinsi DIY dan dinas kesehatan kota Yogyakarta
l) Laporan tuberculosis ( TB doc) berisikan pelayanan pasien
tuberculosis di rumah sakit yang dialporkan periodic setiap bulan
kepada kemenkes RI, dinas kesehatan provinsi DIY dan diinas
kesehatan kota Yogyakarta
m) Laporan mimgguan wabah ( LMP) berisikan laporan mordibilitas
pasien beresiko wabah yang dilaporkan periodic setiap minggu kepada
dinas kesehatan kota Yogyakarta
n) Laporan kewaspadaan dini RS (LKDRS) berisikan data individual
pasien penderita penyakit beresiko wabah yang dilaporkan 1x24 jam
setelah didiagnosis akhir ditegalikan kepada dinas kesehatan kota
Yogyakarta
o) Laporan keracunan berisikan data individual pasien kasus keracunan
atau intolisasikan di instalasi gawat darurat, dilaporkan setiap tahun
kepada balai pengawas obat dan makanan provinsi DIY
e. Analisis
Macam – macam analisis di RSUD Kota Yogyakarta adalah sebagai
berikut:
1) Analisis KLPCM (Ketidak Lengkapan dan Ketidaktepatan Catatan
Medis)
2) Analisis Informed Consent
3) Analisis Telaah Rekam Medis Tertutup
4) Analisis Kuantitatif
5) Analisis Rawat Jalan
Prosedur analisis berkas rawat inap di RSUD Kota Yogyakarta yaitu:
1) Bekas rekam medis dikembalikan oleh pramubangsal ke instalasi
rekam medis.
2) Petugas pramubangsal menginputkan bukti pengembalian ke
dalam sistem ekspedisi rekam medis bahwa berkas tersebut telah
kembali ke instalasi rekam medis.
3) Petugas pramubangsal mencetak bukti pengembalian dan
diberikan ke petugas analisis untuk dilakukan cek dan input data
ketepatan tanggal pengembalian berkas rekam medis.
4) Kemudian petugas analisis melakukan input data di SIK RSUD
Kota Yogyakarta, setelah proses input data selesai lalu berkas
tersebut di assembling (penataan kembali) oleh petugas
assembling.
5) Setelah berkas rekam medis rawat inap di assembling oleh
petugas, kemudian akan dilakukan proses analisis kelengkapan
dan ketidaklengkapan catatan berkas rekam medis oleh petugas
analisis tersebut biasanya petugas analisis akan menempelkan
sticknote pada berkas medis yang belum lengkap.
6) Setelah proses analisis kelengkapan dan ketidaklengkapan itu
selesai, maka berkas tersebut di koding oleh petugas koding.
Setelah berkas tersebut sudah di koding oleh petugas, petugas
koding akan mendistribuasikan berkas tersebut sesuai dengan
ketidaklengkapan yang kurang dalam berkas rekam medis rawat
inap itu.
7) Jika berkas rekam medis tersebut sudah lengkap, maka berkas
rekam medis akan masuk dalam proses analisis lagi dan petugas
koding akan memberikan bukti pengembalian terhadap petugas
analisis. Analisis yang dilakukan adalah meenginputkan
kelengkapan maupun ketidaklengkapan berkas rekam medis pada
SIK RSUD Kota Yogyakarta.
8) Jika sudah lengkap maka berkas rekam medis rawat inap akan
dianalisis informed consent oleh petugas, gunanya untuk
membedakan proses bedah maupun nonbedah.
9) Jika berkas rekam medis tersebut non bedah maka akan dicap dan
terakhir dilakukan proses analisis telaah tertutup oleh petugas
filing. Jika berkas tersebut adalah kasus bedah maka akan
disimpan di rak dan akan dikembalikan lagi untuk dilengkapi.
(preudarthrosis)
Malunion Of
2. 517349 M84.0
Fracture
Muskuloskeletal
3. 694454 Osteomyelitis
Chronic M86.6
4. Sistem Perkemihan
Tabel 3.5 Kode Diagnosis Sistem Perkemihan
NO NO.RM DIAGNOSIS KODE ICD-10
ISK (Infeksi
1. 708047 N39.0
Saluran Kemih)
CKD Anemia
2. 698888 N18.9 D63.8*
Grafis
3. 728217 Ureterolithiasis N20.1
Hydronephrosis
4. 481176 N13.3
dextra
Lanjutan Tabel 3.5 Kode Diagnosis Sistem Perkemihan
2. 405388 DM II NO E11.9
BAB IV
PEMBAHASAN
menggunakan sistem angka akhir atau Terminal Digit Filing (TDF) yaitu
terakhir.
4. Sistem Penyimpanan
Di RSUD Kota Yogyakarta menggunakan Sistem peyimpanan
Sentralisasi yaitu Satu folder berisi rawat inap, rawat jalan serta gawat
darurat digabung dalam satu folder tidak dipisahkan.
2. Pemusnahan
Menurut Depkes RI (1997) arsip rekam medis yang telah berakhir
fungsi dan nilai gunannya. Pemusnahan dokumen rekam medis
merupakan suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik.
Sistem pemusnahan di RSUD Kota Yogyakarta sudah sesuai
dengan teori yang ada yaitu setelah berkas tersebut disimpan dalam ruang
in-aktif selama 2 tahun setelah masa retensi maka petugas rekam medis
membentuk panitia untuk memusnahkan berkas rekam medis tersebut
dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku. Berkas tersebut dapat
dimusnahkan dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Berkas rekam medis yang siap dimusnahkan dikeluarkan dari rak
penyimpanan dan dibuat surat penyerahan pada panitia pemusnahan
berkas rekam medis.
b. Berkas dicacah atau dibakar dengan incenerator, disaksikan oleh
pihak III dan tim pemusnah.
c. Panitia akan membuatkan berita acara pemusnahan rangkap 5,
setelah ditanda tangani semua anggota dan direktur rumah sakit
diserahkan ke instalasi rekam medis. Instalasi rekam medis akan
mengirimkan berita acara tersebut kepada direktur (asli dan
tembusan, asli untuk disimpan diremah sakit, lembar 2 dikirim
kepada dirjen pelayanan medis, lembar 3 tembusan dikirimkan
kepada panitia rekam medis dan sisanya menjadi arsip di TU).
d. Khusus untuk berkas rekam medis yang sudah rusak tak terbaca
dapat langsung dimusnahkan dengan terlebih dahulu membuat
pernyataan diatas kertas segel oleh direktur rumah sakit.
A. Kesimpulan
1. Sistem dan sub sistem di rumah sakit sudah sesuai teori. Tetapi pada
sistem penamaan masih menuliskan nama asli karena jarang terdapat
pasien yang memakai nama marga.
2. Retensi berkas rekam medis dilakukan untuk pasien yang sudah 5 tahun
tidak periksa terhitung dari pasien tersebut melakukan kunjungan terakhir
di RSUD Kota Yogyakarta. Setelah berkas rekam medis telah diretensi
maka berkas tersebut disimpan terlebih dahulu pada ruang in-aktif selama
2 tahun dari masa setelah pengin-aktifan berkas rekam medis tersebut,
setelah itu baru proses pemusnahan dilakukan dengan acc dari direktur
rumah sakit yang telah dibentuk tim pemusnahan.
3. Formulir rekam medis yang digunakan di RSUD Kota Yogyakarta sudah
sesuai dengan peraturan dari Permenkes tahun 2008.
4. Pelaksanaan klasifikasi dan kodefikasi penyakit di RSUD Kota
Yogyakarta menggunakan sistem komputerisasi. Dalam mencari
klasifikasi dan kodefikasi penyakit menggunakan ICD-10 revisi 2010
untuk mengkode diagnosis, sedangkan ICD-9 CM revisi 2007 untuk
mengkode tindakan. Sedangkan untuk pasien rawat inap pengkodean
dilakukan setelah berkas diassembling dan diteliti kelengkapannya.
B. Saran
1. Sebaiknya pada proses retensi berkas yaitu setelah proses penyisiran
berkas, berkas jangan ditumpuk lagi di ruang filing karna memakan
banyak tempat jika ditaruh disana. Bisa diikat menggunakan tapi rafia
dan ditumpuk dipojok ruangan supaya tidak memakan banyak tempat
sebelum dimasukkan dalam ruang in-aktif.
2. Sebaiknya pada ruang filing diberikan AC (Air Conditioner) untuk
menjaga berkas rekam medis.
3. Sebaiknya dalam melakukan pengkodingan di instalasi rawat jalan,
petugas rawat jalan setelah melakukan pelayanan mengkode berkas
tersebut supaya tidak terjadi penumpukan berkas rawat jalan yang belum
dikoding dalam SIK-RSUD Kota Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3