HALAMAN SAMPUL
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
Oleh
Siti Noer Hotimatul Jannah
NIM G41141048
HALAMAN JUDUL
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
Oleh
Siti Noer Hotimatul Jannah
NIM G41141048
i
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
HALAMAN PENGESAHAN
Telah melaksanakan Praktek Kerja Lapang dandinyatakan lulus
Tim Penilai
Pembimbing Lapang (Eksternal), Dosen Pembimbing
(Internal),
Menyetujui,
Ketua Jurusan Kesehatan
ii
PRAKATA
HALAMAN PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah serta pertolonganNya, sehingga laporan praktek kerja lapang yang
berjudul Tinjauan Pelaksanaan Retensi Dokumen Rekam Medis Rawat Inap
Untuk Pendidikan dan Penelitian di Rumah Sakit K.R.M.T Wongsonegoro dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Proses penyelesaian laporan ini
dibantu oleh banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Nanang Dwi Wahyono, MM, selaku Direktur Politeknik Negeri Jember
dan Ir. Abi Bakri, M.Si Wakil Direktur Bidang Akademik
2. Sustin Farlinda, S.Kom., MT, selaku Ketua Jurusan Kesehatan
3. Faiqatul Hikmah, S.KM, M.Kes. selaku ketua Program studi rekam medik
Politeknik Negeri Jember dan dosen pembimbing saya
4. Rossalina Adi Wijayanti, S.KM. M.Kes. sebagai dosen koordinator praktek
kerja lapang
5. Seluruh Dosen Rekam Medik Jurusan Kesehatan dan civitas Akademika
Politeknik Negeri Jember
6. Direksi Rumah Sakit K.R.M.T Wongsonegoro yang telah memberikan ijin
praktek kerja lapang di Rumah Sakit K.R.M.T Wongsonegoro
7. Pimpinan, Staf, dan Karyawan Rumah Sakit K.R.M.T Wongsonegoro Laporan
Praktek kerja lapang ini masih belum sempurna dan perlu perbaikan dari berbagai
aspek atau bagian, maka itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
guna perbaikan di masa mendatang. Semoga hasil karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat.
Penyusun
iii
RINGKASAN
Retensi adalah proses kegiatan memilih dokumen rekam medis (DRM) untuk
memisahkan DRM aktif dan DRM inaktif sesuai dengan jangka waktu
penyimpanan DRM. Dalam melaksanakan retensi petugas bisa melihat jadwal
retensi arsip (JRA) sebagai pedoman untuk menentukan jangka waktu
penyimpanan DRM, DRM tidak selamanya akan disimpan, DRM akan dilakukan
retensi sekurang-kurangnya 5 tahun dilihat dari tanggal terakhir pasien datang
berobat. Pelaksanaan retensi bisa dilakukan setiap hari atau dalam periode bulanan
maupun tahunan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah DRM yang ada,
untuk menghindari terjadinya penumpukan DRM dengan bertambahnya dokumen
setiap harinya maka perlu adanya retensi DRM.
Pada RSUD K.R.M.T Wongsonegoro sendiri berdasarkan observasi yang
dilakukan tanggal 8 Februari 2019 bahwa petugas filing dalam pengambilan dan
pengembalian DRM pada rak filing mengalami kesulitan. Sebagian besar petugas
sering kali salah memasukan dan tidak dapat menemukan DRM di rak, hal ini
dikarenakan DRM di rak penuh. Dengan bertambahnya jumlah pasien setiap
harinya, maka akan menambah dokumen aktif di rak filing, hal ini tidak sebanding
dengan kapasitas rak yang ada, yang mengakibatkan rak filing penuh, rak yang
penuh dengan DRM, maka akan mempersulit dalam pengambilan (retrival) DRM,
serta akan memperbesar kemungkinan terjadinya Missfile . Untuk itu perlu
dilakukannya retensi DRM aktif, agar DRM tidak memenuhi rak file dan mudah
dalam pengambilan dan pengembaliannya, kendala tidak dilakukannya retensi
adalah karena petugas yang sibuk dalam pelayanan terlebih dulu, jadi tidak ada
waktu untuk pelaksanaan retensi. Pada tahun 2018 penyisiran retensi dilakukan
untuk DRM kunjungan terakhir tahun 2009-2013 , dan baru di lakukan pemilahan
untuk DRM tahun 2009-2011.Berdasarkan permasalahan diatas peneliti ingin
meneliti tentang “Tinjauan Pelaksanaan Retensi di RSUD K.R.M.T
iv
Wongsonegoro”,untuk melihat bagaimana proses pelaksanaan retensi dan hal-hal
yang berkaitan dengan pelaksanaan retensi .
SOP untuk Retensi sendiri belum ada namun pada SOP pemusnahan terdapat
poin yang membahas tentang retensi dokumen rekam medis aktif,Kesiapan
petugas filling cukup dikatakan siap mengingat dari jumlah 10 orang petugas
filling rawat inap telah di berikan jobdesc untuk penyisiran sesuai ekor,penilai
gunaan (pertelaan) , dan pengentryan data-data yang tidak boleh dimusnahkan ,
peralatan untu retensi juga dapat dikatakan cukup yaitu berupa spidol,tangga atau
bangku,raffia,staples.Kegiatan retensi meliputi dari penyisiran DRM yang akan
inaktif, pertelaan atau penilaigunaan dan pengentryan data-data yang tidak boleh
dimusnahkan dengan bantuan table excel yang akan direncanakan dengan sistem
scanner .Factor-faktor yang menghambat keefektifan kegiatan retensi antara lain
dari petugas yang usianya rata-rata diatas 45 tahun, jenis penyimpanan
desentrlasasi yang menyebabkan DRM sering tercecer,dan peralatan pendukung
untuk retensi yang masih belum digunakan secara efektif oleh petugas.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
HALAMAN PRAKATA......................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................13
1.1 Latar Belakang.....................................................................................13
1.2 Tujuan dan Manfaat..................................................................................14
1.2.1 Tujuan umum.........................................................................................14
1.2.2 Tujuan khusus......................................................................................15
1.2.3 Manfaat..................................................................................................15
1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja....................................................................15
1.3.1. Lokasi PKL..........................................................................................15
1.3.2. Jadwal Kerja PKL................................................................................16
1.4 Metode Pelaksanaan..................................................................................16
BAB 2. KEADAAN UMUM RUMAH SAKIT K.R.MT WONGSONEGORO
SEMARANG........................................................................................................17
2.1 Sejarah Rumah Sakit...........................................................................17
2.1.1 Sejarah RSUD K.R.M.T Wongsonegoro.............................................17
2.1.2 Visi, Misi, Motto, Maklumat Pelayanan dan Nilai-Nilai Prinsip Dasar
RSUD K.R.M.T Wongsonegoro..........................................................18
2.1.3 Tugas dan Fungsi RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang...20
2.2 Struktur Organisasi RSUD K.R.M.T Wongsonegoro......................22
2.3 Kondisi Lingkungan............................................................................23
2.4 Gambaran Umum Instalasi Rekam Medis........................................25
2.4.1 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis..........................................25
2.4.1 Visi dan Misi Instalasi Rekam Medis..................................................25
BAB 3. KEGIATAN UMUM RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO.............27
3.1 Kegiatan umum di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro...............................27
3.1 Aspek Manajemen Informasi Kesehatan...........................................27
3.1.1 Mengidentifikasi Alur dan Prosedur Dalam Penyelenggaraan Sistem
Rekam Medis.......................................................................................27
3.1.2 Alur Prosedur Pelayanan Pelepasan Data Rekam Medis.....................35
3.1.3 Hasil Identifikasi Jenis-Jenis Formulir................................................37
3.1.4 Hasil Identifikasi Prosedur Pelaksanaan Retensi dan Pemusnahan
Berkas Rekam Medis...........................................................................41
3.2 Aspek Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Masalah Yang
Berkaitan Dengan Kesehatan dan Tindakan Medis.....................................42
3.2.1 Hasil Identifikasi Standart Prosedur Operasional (SPO) Yang
Digunakan Dalam Sistem Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis
Penyakit dan Tindakan Medis..............................................................42
3.3 Hasil Kegiatan Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Penyakit dan
Tindakan Medis................................................................................................51
3.4 Aspek Hukum dan Etika Profesi........................................................58
3.4.1 Kebijakan Rumah Sakit/Rekam Medis Mengenai Keamanan dan
Kerahasiaan Rekam Medis dan Penerapannya....................................58
3.5 Aspek Statistik Rekam Medis.............................................................64
3.5.8 Data Indikator Pelayanan Rawat Inap..............................................74
3.5.9 Penyajian Grafik Baber Johnson Triwulan Pertama.......................78
3.6 Aspek Manajemen Mutu Rekam Medis............................................80
3.6.1 Analisa Kuantitatif Dokumen Rekam Medis......................................80
3.6.3 Hasil Identifikasi Standar Akreditasi Pelayanan Rekam Medis
Yang Berlaku di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang.............84
3.7 Aspek Manejemen Unit Rekam Medis.............................................100
3.8 Teknologi Informasi/Pengolahan Data Elektronik.........................110
3.9 Hasil Upaya Rekomendasi Dari Pelaksanaan Kegiatan Manajemen
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Dengan Menggunakan Teknik
Evaluasi Perbaikan SWOT (Strength, Weakness, Opportuniti, and Threat)
Unit Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah K.R.M.T
Wongsonegoro Kota Semarang Tahun 2019...............................................128
BAB 4. KEGIATAN KHUSUS RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO........140
4.1 Metode Penelitian...............................................................................140
4.2 Metode Pengumpulan Data...............................................................140
4.3 Populasi dan Sampel..........................................................................141
4.5 Kegiatan filling di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang............143
4.5.1 Pengertian Filling................................................................................143
4.5.2 Tugas Pokok dan Fungsi Filling..........................................................143
4.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan Filling di RSUD
K.R.M.T Wongsonegoro Semarang...................................................143
4.6 Kegiatan Retensi.....................................................................................145
4.7 SOP Retensi di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang................146
BAB 5. PEMBAHASAN....................................................................................148
5.1. Identifikasi isi standar operasional prosedur (SOP) tentang retensi
DRM aktif di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro............................................148
5..2 Kesiapan Petugas filling untuk melaksanakan retensi di RSUD
K.R.M.T Wongsonegoro................................................................................150
5.3 Pelaksanaan Retensi di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro...............152
5.4 Identikasi Hambatan-Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
retensi 155
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................158
6.1 Kesimpulan...............................................................................................158
6.2 Saran.........................................................................................................159
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................160
LAMPIRAN........................................................................................................161
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2.3 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Laporan ini diharapakan bermanfaat untuk menseragamkan cara pemberian
penamaan pada pasien di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
a. Wawancara
Peneliti dalam penelitian ini akan melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan tanya jawab dengan responden. Informan pada penelitian ini
meliputi 10 petugas di ruang filling di RSUD K.RM.T Wongsonegoro.
b. Observasi
Peneliti selain mengumpulkan data dengan cara wawancara, peneliti juga
melakukan pengumpulan data dengan cara observasi, yeitu melakukan observasi
terhadap rak di ruang filling.
BAB 2. GAMBARAN UMUM RSUD K.R.M.T
WONGSONEGORO
2.1.2 Visi, Misi, Motto, Maklumat Pelayanan dan Nilai-Nilai Prinsip Dasar
RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
a. Visi
Rumah Sakit Umum daerah Kota Semarang menjadi Rumah Sakit
Kepercayaan Publik di Jawa Tengah dalam bidang Pelayanan, Pendidikan,
dan Penelitian.
b. Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai kebutuhan pasien
dan keluarga secara professional yang berorientasi pada keselamatan
pasien.
2) Mengembangkan secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kerja organisasi.
3) Menyelenggarakan pendidikan yang menunjang penelitian dalam
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
18
19
c. Moto
Melayani dengan ikhlas.
d. Maklumat Pelayanan
Dengan ini menyatakan sanggup menyelenggarakan pelayanan sesuai
standart pelayanan yang telah ditetapkan dengan penuh rasa tanggung
jawab dan apabila tidak menepati janji, kami siap menerima sanksi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Nilai-Nilai Prinsip Dasar
1) Kebersamaan
a) Menyadari bahwa semua pekerjaan tidak dapat diselesaikan sendiri
sehingga perlu kerja Tim.
b) Melalui kebersamaan dalam pelayanan dengan mengutamakan
kepuasan pelanggan.
c) Mengutamakan kepentingan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang daripada kepentingan golongan, kelompok/pribadi.
d) Kebersamaan dalam suka dan duka.
2) Profesionalisme
a) Bekerja sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.
b) Bersedia menghadapi pekerjaan yang penuh tantangan.
c) Memiliki keyakinan atas kemampuan sendiri (kemandirian).
d) Selalu berusaha memberikan kemampuan (ilmu, ketrampilan dan
sikap/attitude) terbaiknya untuk Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang.
e) Memegang teguh rahasia jabatan.
3) Kejujuran
a) Senantiasa menjunjung tinggi kejujuran.
b) Berani menyatakan kebenaran dan kesalahan berdasarkan data dan
fakta dengan cara bertanggung jawab.
c) Transparan dan akuntabilitas dalam menjalankan sistem.
4) Keterbukaan
20
c. Komite Keperawatan
1) Bagian Tata Usaha
23
17)
18) NICU
c. Pelayanan Penunjang Diagnostik
1) Laboratorium
2) Bank Darah
3) Radiologi
4) Rehabilitasi Medik
5) Bedah Sentral
6) Pemulasaraan Jenazah
7) Apotek
u
S
K
.
a
b
n
i
d
r
o
A
S
g
n
r
k
e
u
K
S
t
a
n
i
d
r
o
b r
t
a
t
o
r
n
I
P
o
i
l
a
t
s
M
R
J
r
n
l
i
T
M
K
F
/
D
G
P
U
C
d
o
g
J
R P
J
I
R
t
a
s
i
r
n
l
i
R
T
C
G
F
P
x
m
s
M
J
t
g
r
o
p
a
e n
2) Mampu memberikan pelayanan rekam medis yang cepat, tepat, dan akurat
dengan didukung sarana dan prasarana yang berteknologi tinggi.
3) Menjalin kerja sama lintas instalasi di lingkungan RSUD K.R.M.T Kota
Semarang dan lintas instalasi.
BAB 3. KEGIATAN UMUM RSUD K.R.M.T
WONGSONEGORO
27
28
MULAI
POLIKLINIK
Apotek
Pulang
Gambar 3.1 Prosedur Penerimaan Pasien Umum Rawat Jalan di RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro
Prosedur penerimaan pasien umum rawat jalan sebagai berikut :
a) Mencetak nomor antrian otomatis.
b) Memanggil nomor antrian secara otomatis.
c) Petugas menerima nomor antrian dan pasien mendaftar pada loket.
d) Untuk pasien baru dibuatkan KIB (Kartu Indeks Berobat)
sedangkan untuk pasien lama menyerahkan KIB (Kartu Indeks
Berobat).
e) Menanyakan Poliklinik yang akan dituju pada pasien.
f) Memasukkan data sesuai dengan aplikasi Rekam Medis Komputer
Rumah Sakit (Medifirst 2000).
29
Gambar 3.2 Prosedur Penerimaan Pasien Asuransi Rawat Jalan di RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro
32
3. Online
33
TIDAK
LENGKAP?
YA
Validasi Registrasi
TIDAK
Menyerahkan
Input YA LENGKAP? Persyaratan TIDAK UMUM?
Data
Asuransi
YA
POLIKLINIK
Apotek
Pulang
Gambar 3.3 Prosedur Pendaftaran Online Pasien Rawat Jalan di RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro
v) Pasien pulang.
TERSEDIA?
c. UGD
No Nama Form Keterangan
1 RMGD. 2 Assesmen Triage
c. Simpan rekam medis rawat inap rumah sakit sekurang – kurangnya untuk
jangka waktu 5 (lima ) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau
dipulangkan.
d. Musnahkan rekam medis setelah batas waktu 5 (lima) tahun dilampaui, kecuali
resume medis, persetujuan tindakan medis dan dokumen rekam medis yang
bernilai guna
e. Simpan resume medis, persetujuan tindakan medis dan dokumen rekam medis
yang bernilai guna untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung dari
tanggal dibuatnya resume medis dan persetujuan tindakan medis tersebut.
f. Penyimpanan resume medis, persetujuan tindakan medis dan dokumen rekam
medis yang bernilai guna dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh
pimpinan Rumah Sakit
g. Buat Berita Acara Pemusnahan yang diketuai Direktur RSUD Kota Semarang.
h. Berita Acara pemusnahan asli disimpan di RSUD Kota Semarang dengan
tembusan Ditjend Yanmed Depkes RI.
i. Musnahkan dokumen rekam medis yang tidak bernilai guna dengan cara
dibakar di incenerator RSUD Kota Semarang
d. Baca dan ikuti petunjuk yang muncul di bawah kata kunci (lead term)
saat menggunakan ICD-X Volume 3
e. Baca pernyataan yang muncul dalam tanda kurung setelah kata kunci
(lead term) saat menggunakan ICD-X Volume 3, meski tidak
mempengaruhi kode yang dihasilkan sampai semua pernyataan
diagnosa sudah tercakup.
f. Baca pernyataan yang muncul dibawah kata kunci (lead term) saat
menggunakan ICD-X Volume 3, hal ini mungkin mempengaruhi kode
yang dihasilkan sampai semua pernyataan diagnosa sudah tercakup
g. Ikuti dengan hari-hati pernyataan silang berupa ”see”/lihat dan ”see
also”/lihat juga
h. Cek silang kode yang sudah ditemukan ke dalam ICD-X Volume 1
i. Baca&ikuti petunjuk ”include”/termasuk dan ”exclude”/tidak
termasuk yang muncul untuk kode tersebut pada awal bab atau blok
terkait.
j. Tentukan kode.
6) Tulis kode penyakit ke kolom KODE ICD dalam lembar RMI.1
7) Masukkan kode penyakit ke sistem komputer RS (Medifirst2000)
dalam aplikasi rekam medis.
8) Jika selama perawatan, pasien menjalani operasi/tindakan kerjakan SPO
PENGKODEAN TINDAKAN (OPERASI) jika tidak ada
operasi/tindakan, langsung ke nomer berikutnya
9) Untuk pasien meninggal, kerjakan SPO PENGKODEAN DIAGNOSA
KEMATIAN PASIEN RAWAT INAP jika tidak meninggal, proses
pengkodean selesai.
c. Pengkodean Diagnose Kematian
i. Baca diagnosa kematian atau sebab kematian di lembar RMI.1 halaman
2
ii. Baca lembaran-lembaran rawat inap yang lain
iii. Konfirmasikan diagnosa dengan dokter, jika diagnosa kematian atau sebab
kematian tidak sesuai dengan dengan perjalanan penyakit
49
iv. Tulis data yang ada di Dokumen Rekam Medis yang belum tercantum di
lembar RMI.24 Resume Medis Pasien Pulang.
v. Konfirmasikan diagnosa dengan dokter jika diagnosa yang ditulis kurang
sesuai dengan poin 3.
vi. Koreksi kode diagnosa yang ditulis oleh petugas PJRM sesuai petunjuk
ICD-X.
vii. Sesuaikan kode diagnosa ke sistem komputer RS (Medifirst2000) dalam
aplikasi rekam medis.
viii. Jika selama perawatan, pasien menjalani operasi/tindakan kerjakan SPO
PENGOREKSIAN KODE TINDAKAN (OPERASI) (SPO No.
241.02.02.2015)
e. Pengkoreksian Kode Tindakan (Operasi)
i. Terima berkas klaim Rawat Inap pasien pulang dari verifikasi.
ii. Baca tindakan yang ditulis di lembar RMI.24 Resume Medis Pasien
Pulang dan di RMI.29 Laporan Operasi.
iii. Konfirmasikan tindakan (operasi) dengan dokter jika tindakan yang ditulis
kurang sesuai.
iv. Koreksi kode tindakan yang ditulis oleh petugas PJRM sesuai petunjuk
ICD-IX.
v. Sesuaikan kode tindakan (operasi) ke sistem komputer RS (Medifirst2000)
dalam aplikasi rekam medis.
f. Melakukan Simulasi Grouping Diagnosa Dan-Atau Tindakan Pada Pasien
Rawat Inap
i. Siapkan rekam medis yang akan disimulasikan tarif INA-CBGs-nya,
termasuk berkas – berkas pendukungnya
ii. Jalankan program INA-CBGs.
iii. Masukkan data – data pasien yang diketahui.
iv. Masukkan kode diagnosa dan-atau tindakan yang diketahui.
v. Lakukan proses grouping dengan meng – klik tombol Grouper
vi. Catat data atau hasil proses grouping.
vii. Tindak lanjuti data atau hasil proses grouping.
51
a. Indeks Penyakit
Pada indeks penyakit terdapat menu-menu dibawah ini :
1) Jenis Pasien
54
a) ASKES GAKIN
b) ASKES PNS
c) ASKES SWASTA
d) BAKSOS RSUD
e) BNI LIFE
f) BPJS Ketenagakerjaan
g) BPJS NON PBI
h) BPJS PBI
i) BUMN
j) DOKTER
k) INHEALTH ALBA
l) INHEALTH BLUE
m) INHEALTH DIAMOND
n) INHEALTH GOLD
o) INHEALTH PLATINUM
p) INHEALTH SILVER
q) JAMPERSAL
r) JAMSOSTEK
s) Jasa Raharja
t) Karyawan RS
u) KDRT
v) Kolega
w) Korban Bencana
x) Perusahaan
y) Rekanan
z) Reksa Desa
aa) Rencana ASKES GAKIN
bb) Rencana BPJS Non PBI
cc) Rencana BPJS PBI
dd) Umum
2) Nama Diagnosa
55
3) Penjamin
a) PT. ASKES
b) JAMSOSTEK
c) RSUD KOTA SEMARANG
d) PDAM SEMARANG
e) PT. HATIMAS SETIA
f) PT. HARDLENT MEDIKA HUSADA
g) PT. IKIN SEMARANG
h) PT. RODEO
i) AKPERISSA
j) PT. GANDA ARTA NIAGA
k) SAN-YU FRAME MOUND
l) KENCANA PLASTIK
m) KENCANA LABEL INDONESIA
n) CV. CITRA INDOMEBEL
o) SEMARANG TAXI
p) PT. TECHPACK ASIA
q) PT. PERUSDA RPH INS
r) RB BHAKTI
s) TJOKRO BERSAUDARA
t) KINOSENTRA INDUSTRI
u) BALI HOTEL
v) INDO JATI UTAMA
w) PT. MARATEA
x) CV. GARUDA
y) PT. SANDRATEX
4) Instalasi
a) Rawat Jalan
b) Rawat Inap
c) IGD
d) Laboratorium Klinik
56
e) Radiologi
5) Jenis Diagnosa
a) Diagnosa Utama
b) Diagnosa Akhir
c) Diagnosa Keluar
d) Diagnosa Kematian
e) Diagnosa Konsul
f) Diagnosa Masuk
g) Diagnosa Morfologi
h) Diagnosa Perawatan
i) Diagnosa Post Bedah
j) Diagnosa Pra Bedah
k) Diagnosa Tambahan
l) Komplikasi
6) Jenis Laporan
a) Indeks Penyakit
b) Indeks Operasi
c) Indeks Kematian
7) Periode Tanggal Pulang
8) Alamat Pasien
9) Kecamatan
10) Kelurahan
11) Kota
12) Status Kawin
b. Indeks Dokter
Indeks dokter digunakan untuk menampilkan data masing-masing dokter
pada setiap pelayanan. Pada indeks dokter terdapat menu-menu seperti :
1) Nama Dokter
2) Pasien per Instalasi
a) UGD
b) Rawat Inap
c) Rawat Jalan
3) Pasien Konsul
4) Pasien Visite
5) Pasien Operasi
6) Periode Data
4. Pemaparan isi dokumen Rekam Medis hanya boleh dilakukan dengan izin
tertulis dari pasien untuk keperluan eksternal Rumah Sakit.
5. Ruang penyimpanan harus selalu dalam keadaan terkunci jika tidak digunakan.
menggandakan isi rekam medis, checklist rekam medis juga dilakukan dengan
baik dan benar.
pasien rawat jalan ataupun IGD, untuk register pasien RI juga menggunakan
komputerisasi atau elektronik dengan tujuan untuk memperoleh infomasi semua
pasien yang dirawat (masuk dan keluar rumah sakit sehingga informasi pasien
yang bersangkutan dapat bermanfaat untuk rumah sakit maupun pasien.
Kegunaannya memonitoring keadaan pasien masuk setiap hari keruang rawat
inap, pindahan interen rumah sakit sampai pasien tersebut keluar rumah sakit yang
dirincikan jenis pelayanan yang ada. Mengetahui tempat tidur yang belum terisi
pada masing masing ruang rawat inap agar memudahkan penempatan pasien yang
akan masuk rumah sakit. Mengetahui ruangan tempat pasien dirawat, serta untuk
mengetahui apaka seorang pasien masih dirawat atau sudah pulang. Merupakan
data dasar dari jumlah pasien yang ada di ruang RI yang perlu dicatat dan
dilaporkan setiap hari ke unit rekam medis yang angkanya akan dicek silang
(croschek) dengan sensus harian yang dibuat masing masing ruang RI. Merupakan
cacatan yang selalu bearada ditempat penerimaan pasien rawat inap dan di pakai
selama 24 jam.
11. Laporan 10 penyakit rawat inap dan per ruangan rawat inap
12. Laporan 1 penyakit rawat jalan dan per poli rawat jalan
13. Laporan 10 penyakit gawat darurat
14. Indikator RS (BOR,LOS,TOI,BTO,GDR,NDR) dan ruang rawat inap
15. Grafik Barber Jhonson RS dan per ruangan rawat inap
16. Laporan pasien DOA dan meninggal di UGD
17. Laporan pasien post operasi meninggal
penyusunan laporan morbiditas di rawat jalan dan rawat inap. Sehingga petugas
sudah tidak lagi meminta data satu per satu di masing-masing bagian/instalasi.
Untuk data bayi baru lahir, di dapatkan petugas rekam medis melalui
petugas dengan menyerahkan formulir morbiditas bayi baru lahir. Petugas rekam
medis melihat indeks penyakit yang kemudian dijadikan acuan pembuatan
laporan. Laporan indeks penyakit tersebut meliputi :
a. PTM
b. STD
c. Surveylans
d. Laporan Kusta
e. Laporan kesakitan
f. Laporan Ivasadani (papsmear)
PTM dibagi menjadi dua yaitu rawat jalan untuk pasien baru dan rawat inap
untuk pasien baru. Dimana data PTM diambil pada tanggal 26 bulan kemarin
sampai tanggal 25 bulan berjalan.
Tabel 3.3 Laporan Data 10 Besar Penyakit Rawat Jalan di RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro Periode 01 Januari s/d 31 Desember Tahun 2018
Berdasarkan laporan data 10 besar penyakit pada rawat jalan tahun 2018
dapat disimpulkan bahwa diagnosa penyakit tertinggi yaitu colic abdomen dengan
jumlah 5198 (24,57%) pasien. Selanjutnya diagnosa penyakit febris dengan
jumlah 4624 (21,86%) pasien. Lalu diagnosa penyakit gastroenteritis dengan
jumlah 2141 (10,12%) pasien dan selanjutnya sesuai dengan tabel diatas.
Berdasarkan laporan data 10 besar penyakit pada rawat inap tahun 2018
dapat disimpulkan bahwa diagnosa penyakit tertinggi yaitu gastroenteritis dengan
jumlah 1570 (19,69%) pasien. Selanjutnya diagnosa penyakit bronchopneumonia
dengan jumlah 1176 (14,75%) pasien. Lalu diagnosa penyakit dyspepsia dengan
jumlah 868 (10,89%) pasien dan selanjutnya sesuai dengan tabel diatas.
a. BOR
jumlah hari perawatan
BOR= x 100 %
jumlah TT x jumlah hari dalam1 periode
103928
BOR= x 100 %
415 x 365
103928
BOR= x 100 %
151475
BOR = 68,61 %
BOR merupakan presentase pemakaian tempat tidur pada periode waktu
tertentu. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2005) standar nilai BOR yang ideal
yaitu antara 60 – 85 %. BOR di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang
pada tahun 2018 sudah ideal yaitu 68,61 %.
b. AvLOS
jumlah lama dirawat
AvLOS=
jumlah pasien keluar( Hidup+ Mati)
131804
AvLOS=
25787
AvLOS = 5,11 6 hari
77
c. TOI
( Jumlah Tempat Tidur x periode )−hari perawatan
TOI =
jumlah pasienkeluar (Hidup+ Mati)
( 415 x 365 )−103928
TOI=
25787
47547
TOI=
25787
TOI = 1,84 2 hari
TOI merupakan rata-rata tempat tidur yang tidak terisi. Menurut
Kementerian Kesehatan RI (2005) standar nilai TOI yang ideal yaitu 1-3 hari. Di
RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang pada tahun 2018 berada pada
batas ideal yaitu 1 atau 2 hari.
d. BTO
jumlah pasien keluar (Hidup+ Mati)
BTO=
Jumlah Tempat Tidur
25787
BTO=
415
BTO = 62,14 kali
BTO merupakan pemakaian tempat tidur dalam satuan waktu tertentu.
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2005) standar nilai BTO yang ideal yaitu 40
– 50 kali. Di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang pada tahun 2018
tidak berada pada batas ideal yaitu 62,14 kali.
e. NDR
jumlah pasien mati >48 jam 244
NDR= x 1000 NDR= x 1000
jumlah pasienkeluar (Hidup+ Mati) 25787
78
f. GDR
jumlah pasien mati
GDR= x 1000
jumlah pasienkeluar ( Hidup+ Mati)
542
GDR= x 1000
25787
GDR = 21,01 per 1000
GDR merupakan angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar.
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2005) standar nilai GDR yang dapat ditolerir
yaitu tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar. Di RSUD K.R.M.T.
Wongsonegoro Kota Semarang pada tahun 2018 memiliki GDR 21,01 kematian
per 1000 pasien keluar.
RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang pada tahun 2018
merupakan Rumah Sakit rujukan sehingga tidak sedikit pasien yang dirujuk dari
PPK1 atau Rumah Sakit lain datang ke RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota
Semarang dengan kondisi yang parah sehingga banyak pasien yang tidak
tertolong. Selain itu dibutuhkan kualitas sumber daya manusia maupun alat-alat
yang memadai untuk menangani kondisi pasien-pasien tersebut. Dampaknya
pemakaian alat-alat kesehatan lebih banyak dipakai untuk menangani pasien-
pasien rujukan semakin banyak agar pasien dapat tertolong dan kondisinya
membaik.
Berikut ini performance RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang
pada tahun 2018.
79
9.00
8.00
7.00
6.00
RSUD
K.R.M.T
WONGSO
5.00
LOS
NEGORO
SEMARAN
G
BOR 50%
master2
4.00
master3
master4
BOR 60%
3.00 BOR 70%
Master5
Master6
Master7
2.00
1.00
0.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
TOI
b. AvLOS
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2005) standar nilai LOS yang ideal
yaitu 6 – 9 hari. LOS di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang pada
tahun 2018 berkisar antara 5 sampai 6 hari dan sudah ideal. Jika AvLOS lebih dari
9 hari dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Timbulnya komplikasi/ tidak ada perkembangan kesehatan pada pasien.
2. Adanya dokter (secara individu) yang suka menunda layanan.
3. Perlu dilakukan evaluasi pelayanan medis.
4. Pentingnya kualitas rekam medis yang baik, agar dapat digunakan untuk
evaluasi.
c. TOI
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2005) standar nilai TOI yang ideal
yaitu 1-3 hari. Di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang pada tahun
2018 berada pada batas ideal yaitu 1 atau 2 hari artinya tempat tidur kosong tidak
terisi 1 sampai 2 hari. Jika nilai TOI tinggi maka perlu meningkatkan pelayanan
dengan meningkatkan pengetahuan dan pendidikan sumber daya manusia.
d. BTO
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2005) standar nilai BTO yang ideal
yaitu 40 – 50 kali. Di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang pada tahun
2018 tidak berada pada batas ideal yaitu 62,14 kali artinya nilai BTO belum
efisien. Hal ini menyebabkan dalam pemanfaatan tempat tidur kurang efisien,
meningkatnya kejadian infeksi nosokomial, pasien kurang mendapatkan perhatian
82
dalam pemberian pelayanan yang dibutuhkan, maka dari itu untuk memperbaiki mutu
pelayanan di ruang pelayanan rawat inap.
Jumlah Informed
Jumlah Informed Consent
No Bulan Consent Persentase
yang disurvei
Lengkap
1. JAN 674 674 100%
2. FEB 569 569 100%
3. MAR 529 514 97,16%
4. APR 698 689 98,71%
5. MEI 722 707 97,92%
6. JUN 366 354 96,72%
7. JUL 491 482 98,16%
8. AUG 504 487 96,62%
9. SEPT 559 557 99,64%
10. OKT 708 700 98,87%
11. NOV 653 641 98,16%
12. DES 605 599 99%
TOTAL 7078 6973 98,42%
Sumber : Laporan Bulanan Indikator Mutu Instalasi Rekam Medis Tahun 2018
satu item tidak terisi maka penilaian kelengkapan formulirnya akan “0”
sehingga mengurangi nilai mutu kelengkapan berkas rekam medis.
berkisar 51 sampai dengan 90 per menit. Selain itu petugas juga melakukan
pemeriksaan kesadaran, tekanan darah sistol, suhu dan pernafasan.
Selain gejala yang telah di sebutkan di atas, terdapat juga gejala lainnya seperti
pasien dengan gastroenteritis mengalami diare cair lebih dari 5 kali dengan warna
yang cenderung berbeda yaitu kuning muda yang terkadang di sertai dengan adanya
lendir pada tinja. Dari 5 berkas rekam medis tersebut tidak semua hasil cek tinja di
jumpai adanya lendir. Berkas dengan nomor rekam medis 440xxx menyebutkan
bahwa hasil lab pada tinja terdapat lendir.
Gejala mual muntah juga terjadi pada pasien gastroenteritis, tetapi tidak semua
pasien mengalami gejala tersebut. Pasien dengan nomor rekam medis 441xxx (mual
muntah sebanyak 3x saat makan), nomor rekam medis 440xxx, 323xxx dan
406xxx, pasien tersebut tidak mengalami gejala mual muntah.
BULAN
NO JUDUL INDIKATOR TARGET TOTAL
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
1 Kelengkapan Informed Consent setelah mendapat informasi yang jelas
Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik (yang disurvey) 674 569 529 698 722 366 491 504 559 708 653 605 7.078
Jumlah pasien yang mendapat informasi lengkap sebelum memberikan persetujuan tindakan medik 100% 674 569 514 689 707 354 482 487 557 700 641 599 6.973
100% 100% 97,16% 98,71% 97,92% 96,72% 98,17% 96,63% 99,64% 98,87% 98,16% 99,01% 98,42%
2 Kelengkapan Pengisian dokumen rawat inap 2 x 24 jam setelah pelayanan
Jumlah berkas rekam medik yang disurvey 212 196 1.508 1.713 1.917 1.361 1.587 1.977 1.967 2.125 1.836 1.842 18.241
Jumlah rekam medik 24 jam yang diisi lengkap 100% 212 196 1.437 1.646 1.894 1.347 1.566 1.937 1.937 2.085 1.807 1.819 17.883
100% 100% 95,29% 96,09% 98,80% 98,97% 98,68% 97,98% 98,47% 98,12% 98,42% 98,75% 98,30%
100
3.7 Aspek Manejemen Unit Rekam Medis
3.7.1 Struktur Organisasi Rekam Medis
101
102
memadai untuk para petugasnya. Petugas rekam medis harus melindungi rekam
medis dari kerusakan, kehilangan dan kerahasiaan atau penggunaan yang tidak
benar. Mereka bertanggungjawab akan hal itu, mengingat bahwa hak privasi
pasien dan kerahasiaan informasi disimpan di sini. Dalam hal ini kepala unit
rekam medis bertanggungjawab atas penyusunan dan pelaksanaan kebijakan serta
prosedur pelayanan rekam medis di rumah sakit. Fungsi utama unit rekam medis
adalah:
a. Membuat dan melaksanakan indek utama pasien (IUP) guna identifikasi
pasien
d. Membuat kode penyakit dan kode operasi dari pasien yang sudah keluar
atau yang meninggal
= 328 x 6
= 1968 jam/tahun
b. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM
Berikut ini rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh petugas ketika melakukan
kegiatan di masing-masing bagian.
Tabel 3.7.1 Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh petugas ketika melakukan
kegiatan di masing-masing bagian.
Rata-rata
No Kegiatan Pokok Standart Beban Kerja
waktu (jam)
1 Koding Casemix 0,083 16193
2 Koding Rawat Jalan 0,05 26880
3 Pelaporan 0,783 1716
Filling (Rawat Inap dan Rawat
4 0,183 7344
Jalan)
5 TPPRJ 0,1 13440
6 TPPGD dan TPPRI 0,333 5910
7 PJRM 0,216 9111
1.
2.
106
3.
4.
5.
6.
7.
Rata-Rata
Kegiatan Kuantitas Standart Kelonggaran
Waktu
Rapat Rutin 6 2 0,464
Pelatihan/Seminar 5 4 0,774
Jumlah 0 0 0
Tabel 4.52 Standar Kelonggaran
107
Kebutuhan SDM =
a)
b)
c)
d)
e)
f)
108
28431
Panjang jajaran Berkas Rawat Inap= x5
143
Panjang jajaran Berkas Rawat Inap= 994,09 atau 995
3. Menentukan jenis rak yang digunakan Rak yang digunakan saat ini
merupakan jenis rak statis dengan panjang 1,2 m, jumlah muka 2 dan
jumlah sahft 5, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Panjang 1 rak
penyimpanan jenis rak statis adalah = Panjang Rak Penyimpanan =
Panjang Rak x Shaf x Muka
= 1,2 m x 5 shaft x 2 muka
110
= 12 m
4. Menghitung kebutuhan rak. Setelah diketahui panjang jajaran dan jenis rak
yang digunakan untuk 5 tahun yang akan datang, maka akan diketahui
jumlah rak yang dibutuhkan dengan perhitungan penggunaan rak statis dan
roll o’pack dengan spesifikasi panjang yang sama, maka diperoleh hasil:
Gambar Item Variabel Pasien Baru Pada Aplikasi e-Klaim INA CBG’s
4) Lalu klik klaim baru, maka akan muncul gambar seperti dibawah ini
113
Gambar Klaim Online Telah Terkirim Pada Aplikasi e-Klaim INA CBG’s
b. Interoperabilitas
Interoperabilitas adalah dimana suatu aplikasi bisa berinteraksi dengan aplikasi
lainnya melalui suatu protokol yang disetujui bersama lewat bermacam-macam
jalur komunikasi, biasanya lewat network TCP/IP dan protokol HTTP dengan
memanfaatkan file XML. Pada RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro aplikasi
MEDIFIRST 2000 telah berinteraksi dengan aplikasi Dinas Kesehatan Kota, Dinas
Kependudukan Kota dan BPJS melalui TCP/IP yang telah ditetapkan oleh institusi
terkait.
c. Trouble Shooting
Trouble Shooting yang biasa dialami biasanya terjadi karena beberapa faktor salah
satunya yaitu komputer rusak, jaringan yang terputus, dan pemakai sendiri yang
kurang begitu paham untuk menggunakan aplikasi tersebut (human error).
116
Berikut ini merupakan laporan data pasien keluar hidup + mati rawat inap RSUD K.R.M.T Wongsonegoro periode januari-desember tahun
2018
Tabel 3.8.1 Laporan Data Pasien Keluar Hidup+Mati Rawat Inap RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Periode Januari-Desember 2018
BULAN JUMLAH
NO RUANG JAN FEB MAR APR MEI JUN JULI AGUS SEPT OKT NOV DES
∑ PAS ∑ PAS ∑ PAS ∑ PAS ∑ PAS ∑ PAS ∑ PAS ∑ PAS ∑ PAS ∑ PAS ∑ PAS ∑ PAS
1 ARIMBI 102 94 103 97 96 83 97 100 86 105 102 95 0
2 BANOWATI 99 91 92 93 105 101 97 100 94 94 93 84 0
3 BIMA 216 179 212 196 181 147 167 184 170 187 178 206 0
4 PARIKESIT/GYN 140 134 198 175 156 140 108 126 107 107 97 103 0
5 HCU 20 22 17 25 18 11 24 15 11 12 21 52 0
6 ICU 26 24 41 37 39 39 38 40 38 42 33 50 0
7 PERINATOLOGI 108 84 115 120 141 119 131 120 127 141 115 111 1432
8 PRABU KRESNA 142 122 140 147 133 85 127 134 111 121 94 96 1452
9 YUDISTIRA 195 196 191 191 194 162 174 198 175 184 187 171 2218
10 DEWI KUNTHI 254 231 281 263 257 227 246 216 201 193 167 166 2702
11 SRIKANDI 31 29 39 44 21 20 40 39 20 15 21 18 337
12 NAKULA 1 186 155 172 157 166 94 165 141 119 130 105 103 1693
13 NAKULA 2 194 166 163 179 180 138 167 169 178 192 175 167 2068
14 NAKULA 3 149 157 164 151 182 127 151 161 159 161 142 149 1853
15 NAKULA 4 247 216 276 248 224 183 229 270 228 235 207 242 2805
16 ARJUNA 1 122 109 130 113 96 89 124 102 115 124 103 124 1351
17 ARJUNA 2 72 97 110 104 107 75 91 80 81 90 83 83 1073
18 GATOTKACA 2 118 119 129 116 111 93 115 115 116 122 110 113 1377
19 GATOTKACA 3 39 26 40 29 34 15 32 32 25 22 14 30 338
20 GATOTKACA 4 48 47 72 78 66 52 59 63 65 64 62 49 725
21 PICU 0 0 7 6 8 7 12 10 15 23 26 21 135
22 NICU 0 0 1 7 5 7 6 9 6 7 8 4 60
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
∑PAS = Pasien Keluar Hidup dan Mati
Sumber: MEDIFIRST 2000 “SENSUS HARIAN”
118
Berdasarkan data di atas jumlah kunjungan pasien rawat inap di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro yaitu 28.431 kunjungan.dalam kunjungan
pasien rawat inap tersebut terdapat jumlah pasien pulang meninggal dan pasien pulang hidup dari 22 bangsal.
b. Rawat Jalan
Berikut ini merupakan laporan data kunjungan klinik rawat jalan RSUD K.R.M.T Wongsonegoro periode januari-desember tahun 2018
Tabel 3.8.2Laporan Data Kunjungan Klinik Rawat Jalan RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Periode Januari-Desember 2018
AGU
NO KLINIK RJ JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL SEPT OKT NOV DES TOTAL
S
1 KLINIK MEDICAL CHECK UP / UMUM 774 626 635 1043 986 454 1579 456 376 1016 411 627 8983
2 KLINIK EKSEKUTIF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 KLINIK DALAM 4663 4064 4299 4594 4116 2451 2689 2202 2029 1549 1059 819 34534
4 KLINIK ANAK 1076 887 1121 992 856 549 698 777 624 594 413 337 8924
5 KLINIK BEDAH 884 664 584 666 639 351 597 376 300 244 214 161 5660
6 KLINIK BEDAH ORTHOPEDI 629 576 683 587 659 427 600 448 399 404 347 322 6081
7 KLINIK BEDAH DIGESTIV 42 25 24 34 41 17 34 31 35 42 26 24 375
8 KLINIK BEDAH KEPALA DAN LEHER 55 42 62 42 53 26 54 47 38 34 26 22 501
9 KLINIK OBSTETRI 1213 1116 1298 1317 1378 812 954 891 642 613 471 398 11103
10 KLINIK SYARAF 2409 2049 2455 2203 2163 1380 1721 1545 1254 968 633 539 19316
11 KLINIK THT 551 472 539 523 451 232 390 310 249 272 240 244 4473
12 KLINIK MATA 884 716 854 798 773 433 749 437 392 270 239 216 6761
13 KLINIK KULIT DAN KELAMIN 342 266 341 345 292 170 248 233 200 212 145 127 2921
14 KLINIK AKUPUNTUR 136 219 204 133 163 89 166 190 161 185 156 123 1925
15 KLINIK GIGI 168 434 155 164 136 48 76 42 58 22 37 28 1368
16 KLINIK KONSER GIGI 151 139 95 154 127 86 144 136 79 82 39 41 1273
17 KLINIK BEDAH MULUT 170 171 166 166 179 107 269 114 115 143 119 80 1799
18 KLINIK GIZI 11 6 2 6 7 2 6 13 8 6 3 2 72
19 KLINIK PSIKOLOGI 10 15 10 13 6 11 22 6 13 14 14 9 143
20 KLINIK REHAB MEDIK 5887 4599 5007 4562 4170 2291 4381 3425 2735 2797 2181 1978 44013
21 KLINIK TUMBUH KEMBANG ANAK 71 82 111 100 118 86 89 102 79 129 133 131 1231
22 HD 732 693 785 748 767 733 733 736 739 826 831 806 9129
23 KLINIK VCT 0 104 30 11 82 100 1 8 10 9 1 7 363
24 KLINIK BEDAH SYARAF 247 201 249 270 266 210 306 279 220 300 257 256 3061
25 KLINIK KESEHATAN JIWA 11 23 36 96 55 94 172 44 25 84 16 75 731
26 KLINIK GIGI ANAK 192 191 184 199 185 94 177 112 68 67 58 38 1565
27 KLINIK GIGI ORTODONSI 18 13 16 13 16 18 24 20 21 18 24 20 221
120
28 KLINIK ANAK GATOTKACA 87 72 97 111 130 89 109 150 143 153 134 131 1406
AGU
NO KLINIK RJ JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL SEPT OKT NOV DES TOTAL
S
29 KLINIK BEDAH GATOTKACA 25 26 28 41 44 14 72 52 33 34 40 33 442
30 KLINIK DALAM GATOTKACA 264 690 604 468 324 211 360 264 229 257 342 542 4555
31 KLINIK GYNEKOLOGI GATOTKACA 39 40 46 61 52 26 44 53 52 80 81 63 637
32 KLINIK SARAF GATOTKACA 31 40 30 43 53 52 68 60 66 50 72 58 623
KLINIK JANTUNG DAN PEMBULUH
33 53 68 115 104 119 89 116 120 114 83 90 114 1185
DARAH
KLINIK JANTUNG DAN PEMBULUH
34 3 4 3 9 7 3 4 5 11 16 16 21 102
DARAH GATOTKACA
35 KLINIK JIWA GATOTKACA 0 0 1 1 1 0 0 1 1 6 2 3 16
KLINIK KULIT & KELAMIN
36 26 14 18 34 33 25 41 27 44 39 37 42 380
GATOTKACA
37 KLINIK THT GATOTKACA 17 13 29 18 45 20 47 38 25 31 30 37 350
KLINIK REHABILITASI MEDIK
38 43 21 20 57 85 76 90 58 76 88 116 93 823
GATOTKACA
39 KLINIK ORTHOPEDI GATOTKACA 19 21 19 25 24 22 54 47 35 31 25 37 359
40 KLINIK BEDAH MULUT GATOTKACA 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 1 1 7
41 KLINIK BEDAH SYARAF GATOTKACA 1 3 13 7 8 11 10 14 7 11 15 15 115
42 KLINIK MATA GATOTKACA 9 12 16 20 26 17 36 25 31 22 22 17 253
43 KLINIK GIGI UMUM GATOTKACA 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 5 12 22
44 KLINIK GIGI ANAK GATOTKACA 2 1 2 0 3 2 3 2 7 10 5 4 41
45 KLINIK KONSULTASI GIZI GATOTKACA 3 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 6
47 KLINIK KONSULTASI FARMASI 31 9 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0
46 KLINIK ANASTESI 237 210 223 201 214 87 199 131 110 104 85 58 1859
48 KLINIK KOSMETIK MEDIK 0 2 1 1 1 2 0 0 21 53 82 148 311
49 KLINIK PARU 0 52 136 150 171 101 143 106 105 101 77 58 1200
50 KLINIK BEDAH DIGESTIV GATOTKACA 0 0 0 1 0 0 0 1 3 3 2 12 22
51 KLINIK GERIATRI 0 0 0 0 0 667 1133 1301 1156 1013 1028 1023 7321
52 KLINIK KONSERVASI GATOTKACA 0 0 0 0 0 0 2 5 1 0 6 7 21
53 KLINIK ORTODONSI GATOTKACA 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3 6
54 KLINIK HAJI 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2
55 KLINIK PEREMPUAN 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 7 13
121
92
56 KLINIK UROLOGI 0 0 0 0 0 0 0 0 18 26 34 14
AGU
NO KLINIK RJ JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL SEPT OKT NOV DES TOTAL
S
57 KLINIK UROLOGI GATOTKACA 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 3 3 8
KLINIK ENDOKRIN METABOLIK
58 0 0 0 0 0 0 0 0 2 41 190 315 548
DIABETES
59 KLINIK GERIATRI GATOTKACA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 17 21 43
KLINIK ENDOKRIN METABOLIK
60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 19 30
DIABETES GATOTKACA
61 KLINIK BABY SPA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 5 9
2221 1969 2134 2113 2002 1278 1941 1314 1066 1034
JUMLAH 15445 13165 199381
6 2 9 2 8 5 2 6 8 3
AGU
URAIAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL SEPT OKT NOV DES TOTAL
S
INSTALASI GAWAT DARURAT 3497 3377 3779 3598 3455 3334 3311 3372 3163 3339 3069 3406 40700
2306 2512 2473 2348 1611 2272 1648 1373 1374
JUMLAH TOTAL 0 9 8 0 3 9 3
18817 16328
5 7 9
240081
Sumber: MEDIFIRST 2000 “Laporan Kunjungan Berdasarkan Jenis Pasien”
Data diatas merupakan data kunjungan pasien rawat jalan dan data kunjungan IGD. Dari data di atas kunjungan rawat jalan yaitu 199.381 pasien
mulai dari rawat jalan umum dan rawat jalan VIP. Sedangkan kunjungan IGD yaitu 40.700 pasien.
3.8.4 Analisis Sistem Informasi Pedaftaran Rawat Jalan dengan Menggunakan
Flowchart, Contex Diagram, DFD, dan ERD
Desain aplikasi di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang menggunakan
use case yang dirancang menggunakan Sybase Power Designer 15, diantaranya
pembuatan use case kelola data rekam medis pasien, use case registrasi pasien,
use case informasi dan pelaporan, use case rawat jalan, use case rawat inap, dan
use case instalasi gawat darurat.
a. Use Case Kelolah Data Rekam Medis Pasien
Berikut ini use case registrasi pasien di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota
Semarang :
Pemeriksaan
Diagnosa
Ubah Penanggung
Jawab Pasien Ubah Jenis
include
Petugas Pendaftaran IGD & Cetak Lembar include
RI Masuk RI include
Riwayat
include Pemeriksaan
Cetak Kartu
Extend Pasien Resume
Medis Pasien
include
include
Kelola Data Rekam Extend Riwayat
Medis Pasien Cari Data include Pemeriksaan
Pasien Pasien
Petugas Rekam Medis
Petugas Coding Diagnosa
Extend
Extend include Registrasi Pasien
Extend include
Informasi Tarif include RJ/RI/Penunjang
Pelayanan
Extend
Extend
Master Kehadiran Daftar Pasien Reservasi
Dokter
Extend Extend
Batal Registrasi Pasien
Jadwal Praktek Daftar Pasien RJ/RI/Penunjang
Dokter Extend Asuransi
Extend include
Daftar Pasien Lama
Master Diagnosa Extend Cetak Daftar Pasien RI
Rawat Inap
Keperawatan Extend
Extend include
Master Diagnosa Kelola Dokumen Kirim Dokumen Status
Daftar Pasien Rekam Medis RM Pasien
Konsul
include
Informasi Status
Kamar Rawat Inap Terima Dokumen
Daftar AntrianPasien Status RM Pasien
RJ/Penunjang
include
Tambah Data
Pasien Baru
Cetak Kartu
include
Tambah Data
Pasien Baru Registrasi Pasien
include
Petugas Pendaftaran RJ &
Penunjang2 Petugas Distribusi Berkas
RM2
include Cetak Label
Pasien Lama
Extend Registrasi
Extend
Registrasi
Extend
Petugas Rekam Medis2 Registrasi Pasien RJ/
Petugas Coding Diagnosa2 Penunjang/IGD/RI include
include
Extend
Extend
Tambah Data Pasien
RJ/Penunjang/IGD/RI
Pendaftaran Asuransi
Reservasi Pendaftaran
Informasi Jadwal
Praktek Dokter Extend Informasi Kamar
Rawat Inap
Petugas Rekam Medis
Petugas Coding Diagnosa
Rekapitulasi
Laporan Baru
Extend Versi 6
Extend Laporan
Buku Register
Extend Extend Rekapitulasi
Laporan Baru
Versi 5
Extend
Sensus Harian
Rekapitulasi Pasien
Extend
Berdasarkan
Diagnosa & Wilayah
Daftar Pesan
Pelayanan TM OA
Monitoring
Extend Pembayaran
Pasien
Masuk
Extend Poliklinik
Informasi
Include
Daftar Antrian Batal Periksa
Pasien
Include
Include
Daftar Pasien Include
Extend Poliklinik Input Transaksi
Pelayanan
Extend
Kelola Data Pasien
Extend Include
Daftar DRM
Perawat Ruangan Kirim DRM
Poliklinik
Include Terima DRM
Extend
Diagnosa Ruangan
Pemesanan Barang
Extend
Include Stok Barang
Inventory
Include
Extend
Include Closing Stok
Kelola Barang Medis
Include
Kondisi Barang
Extend Rekapitulasi Pasien Per Dokter
Berdasarkan Jenis Pasien
Rekapitulasi Pasien
Extend
Berdasarkan Jenis
Tindakan
Rekapitulasi Pasien
Berdasarkan Status &
Rekapitulasi Pasien Kunjungan
Extend Berdasarkan Wilayah
Laporan Diagnosa
Extend Extend Laporan Tindakan
Pasien Per Dokter
Extend Extend
Extend
Rekapitulasi Pasien Extend Buku Registrasi Pasien
Extend Berdasarkan Diagnosa Rekapitulasi
Rekapitulasi Pasien
Berdasarkan Status Pasien
Extend
& Kelas Berdasarkan
Status & Jenis
Rekapitulasi Pasien
Rekapitulasi Pasien Berdasarkan Wilayah
Berdasarkan Status &
Kasus Penyakit
Berikut ini use case rawat inap di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota
Semarang :
Daftar Pesan
Pelayanan TM OA
Monitoring
Extend Pembayaran
Pasien
Extend
Informasi
Transaksi
Pelayanan
Jenis Persalinan & Include
Event Bayi Ubah Batal Dirawat
Dokter
Registrasi Include
Include Keluar Kamar RI
Daftar Bayi Lahir Pesan
Petugas Rawat Inap Menu Gizi Include
Rencana Pindah/Pulang
Include Include
Extend Daftar Pasien
Meninggal Daftar Rencana Pasien Pindah/Pulang
Extend Include
Extend Daftar Pasien
Rawat Inap Daftar Pasien Pindah
Include
Extend
Perawat
Daftar Pasien
Lama Include Batal Keluar
Extend Ruangan RI Kamar RI
Include
Terima DRM
Extend
Diagnosa Ruangan
Informasi Pemesanan
& Penerimaan Barang
Extend Include
Kelola Barang Non Medis Include
Include
Include Include
Daftar Pesan
Pelayanan TM OA
Monitoring
Extend Pembayaran Informasi Tarif
Pasien Pelayanan
Extend
Informasi
Masuk IGD
Pasien Baru
Extend Include
Extend Daftar Antrian Batal Periksa
Extend Pasien
Pasien Lama Include
Registrasi Include
Include Informasi Detail Data Pasien
Pasien IGD
Daftar Pasien Include
Extend
IGD Input Transaksi
Pelayanan
Kelola Data Pasien Extend
Extend Include
Daftar DRM
Petugas IGD Kirim DRM
Extend Include
Terima DRM
Extend
Extend
Diagnosa Ruangan
Daftar Bayi Lahir Daftar Pasien
Lama
Extend
Daftar Pasien Pemesanan Barang
Extend
Meninggal
Include Stok Barang
Inventory
Extend Include
Include Include
Kelola Barang Medis Closing Stok
Include
Informasi Pemesanan
Extend & Penerimaan Barang
Kondisi Barang
Extend Rekapitulasi Pasien Per Dokter
Berdasarkan Jenis Pasien
Rekapitulasi Pasien
Extend
Berdasarkan Jenis
Tindakan
Rekapitulasi Pasien
Berdasarkan Status &
Rekapitulasi Pasien Kunjungan
Extend Berdasarkan Wilayah
Laporan Diagnosa
Extend
Extend Laporan Tindakan
Extend Extend Pasien Per Dokter
Extend Extend
Rekapitulasi Pasien Buku Registrasi Pasien
Extend Berdasarkan Diagnosa Rekapitulasi
Rekapitulasi Pasien
Berdasarkan Status Pasien
Extend
& Kelas Berdasarkan
Status & Jenis
Rekapitulasi Pasien
Rekapitulasi Pasien Berdasarkan Wilayah
Berdasarkan Status &
Kasus Penyakit
Gambar
Pada jaringan Sistem Informasi di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota
Semarang terdapat satu server dan beberapa switch jaringan. Server jaringan
berada di gedung SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) dan switch
yang berada di setiap ruang pelayanan RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota
Semarang diantaranya instalasi apotik, instalasi gawat darurat , setiap ruangan
rawat inap, rawat jalan, dan lain-lain. Topologi jaringan pada Sistem Informasi di
129
ii. Weakness
W1 Fasilitas penunjang pelayanan di unit PJRM yang masih kurang memadai
W2 Tenaga kerja yang masih kurang memadai dalam penunjang pelayanan
W3 Kurangnya Jumlah SDM
W4 Belum sesuainya kualifikasi SDM
W5 Ruang filing yang tidak ergonomis
131
iii. Opportunity
O1 Semakin banyak organisasi yang menyelenggarakan pelatihan dan seminar dibidang
rekam medik sehingga peluang untuk mengembangkan ilmu semakin besar.
O2 Hanya sedikit Rumah Sakit yang sudah menerapkan PJRM sehingga Rumah Sakit
dapat mengendalikan biaya pelayanan bila dibandingkan dengan Rumah Sakit yang
belum menerapkan PJRM.
O3 Segala informasi klinis dan catatan perkembangan pasien terintegrasi telah disimpan
dalam sistem informasi sehingga memudahkan petugas menemukan backup data
pasien apabila berkas rekam medis pasien mengalami missedfile.
iv. Treath
T1 Masyarakat sudah lebih kritis terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas,
sehingga harus terdapat kecocokan antara isi berkas dengan kodefikasi penyakit.
T2 Masyarakat akan memilih fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki akreditasi
yang baik untuk menjamin kualitas pelayanan dirinya dan keluarga.
T3 Perkembangan IPTEK yang sangat pesat.
T4 Ketidaklengkapan berkas rekam medis mengakibatkan keterlambatan proses claim
BPJS.
T5 Ancaman keamanan data SIMRS dari virus, kerusakan dan perangkat keras yang
kurang mendukung.
T6 Ancaman keamanan informasi kesehatan pasien dari pihak luar, dimana yang bukan
petugas dapat masuk ke ruangan rekam medik.
T7 Pemasangan atap pada ruang penyimpanan berkas rekam medis kurang diperhatikan
sehingga berpeluang terjadinya kebocoran pada saat hujan dan merusak berkas rekam
medis.
Bobot dihitung dengan memberi nilai Sangat Penting, Penting, Kurang Penting
dan Tidak Penting terhadap setiap aspek di setiap kondisi eksternal dan internal.
Setiap aspek dijumlah kemudian ditotal. Bobot sama dengan jumlah per aspek
dibagi total jumlah nilai. Berikut ini adalah hasil perhitungan bobot:
1) Strenghts-Weaknesses
Tabel 3.9.1Perhitungan Bobot Strengths-Weaknesses
2) Opportunities-Treaths
Tabel 3.9.2Perhitungan Bobot Opportunities-Treaths
1) Strengths-Weaknesses
Tabel 3.9.3 Perhitungan Rating Strengths-Weaknesses
S6 4 3 3 3 3 16 3,2
S7 4 4 4 4 4 20 4
S8 2 3 2 2 3 12 2,4
S9 2 2 1 3 2 10 2
S10 3 3 3 3 4 16 3,2
S11 4 4 4 4 4 20 4
S12 4 3 4 4 4 19 3,8
S13 2 2 2 2 2 10 2
W1 -4 -4 -3 -3 -4 -18 -3,6
W2 -2 -2 -3 -3 -3 -13 -2,6
W3 -3 -4 -4 -4 -4 -19 -3,8
W4 -3 -3 -3 -2 -3 -14 -2,8
W5 -2 -2 -1 -1 -2 -8 -1,6
W6 -3 -3 -4 -3 -3 -16 -3,2
W7 -4 -4 -3 -3 -4 -18 -3,6
W8 -4 -4 --3 -3 -4 -18 -3,6
W9 -3 -3 -2 -3 -3 -14 -2,8
W10 -3 -2 -3 -3 -3 -14 -2,8
2) Opportunities-Treaths
Tabel 3.9.3 Perhitungan Rating Opportunities-Treaths
O1 3 3 4 3 4 17 3,4
O2 4 4 4 4 4 20 4
O3 4 4 4 4 4 20 4
T1 -3 -3 -3 -4 -4 -17 -3,4
T2 -2 -3 -3 -3 -3 -14 -2,8
T3 -4 -4 -4 -3 -4 -19 -3,8
T4 -4 -4 -4 -4 -4 -20 -4
T5 -4 -4 -4 -4 -4 -20 -4
135
T6 -2 -2 -3 -3 -2 -12 -2,4
T7 -4 -4 -4 -4 -4 -20 -4
1. Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan melihat langsung
pelaksanaan retensi di ruang filling sebagai objek penelitian.Tujuan penelitian
lapangan ini adalah untuk memperoleh data akurat.
141
142
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder
untukmendukung data primer. Penulis menggunakan cara untuk memperoleh
datasekunder sebagai berikut:
a. Perpustakaan
Data sekunder diperoleh melalui sejarah, literatur-literatur, serta buku-
bukuyang akan kita gunakan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan
sebagaibahan referensi untuk menyusun kajian pustaka atau teori-teori
dalampenelitian ini.
b. Studi Pustaka
Data sekunder bisa diperoleh dari jurnal dan hasil penelitian terdahulu atau
dari lembaga terkait seperti kementerian kesehatan yang berhubungan dengan
variabel-variabel penelitian.
1. Man (Manusia)
Faktor terpenting dari suatu pelaksanaan sistem untuk mencapai pelayanan
kesehatan yang optimal adalah manusia.Dalam pengelolaan DRM sumber daya
manusia adalah faktor yang sangat penting. Semua petugas harus mempunyai
kesempatan untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan yang berguna untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan tentang rekam medis.Kejadian missfiledan
duplikasi DRM yang dapat terjadi akibat dari faktor manusia diantaranya :
a. Tingkat pendidikan petugas, tingkat pendidikan petuga filling di RSUD
K.R.M.T Wongsonegoro dari 10 petugas hanya 4 orang yang berpendidikan
145
2. Money (Uang)
Dana adalah salah satu hal yang paling berperan untuk mencapai
pelaksanaan suatu sistem di rumah sakit agar terciptanya pelayanan yang baik dan
cepat sesuai dengan yang diharapkan pasien. Apabila dana di rumah sakit tidak
memenuhi dalam pengadaan pendukung maka tingkat terjadinya missfile semakin
tinggi. Begitu pula sebaliknya..
3. Materials (Sarana)
Bahan adalah suatu produk atau fasilitas yang digunakan untuk menunjang
tujuan dalam pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan yang di butuhkan rumah
sakit.Apabila bahan tidak memenuhi persyaratan maka tingkat kejadian missfile
semakin tinggi.
4. Methode (Metode)
146
Metode yang tepat dapat sangat membantu tugas tugas seorang petugas
filling, sehingga akan lebih cepat dalam pelaksanaan sistem pelayanan yang ada
di rumah sakit. Beberapa hal yang ada pada metode adalah :
f. Sistem penyimpanan yang digunakan di RSUD K.R.M.T WOngsonegoro
adalah desentralisasi.
g. Sistem penomoran yang digunakan di RSUD K.R.M.T WOngsonegoro adalah
UNS (Unit numberingsystem),
h. Sistem penjajaran yang digunakan di RSUD K.R.M.T WOngsonegoro adalah,
TDF (Terminal digit filling),.
5. Machine (Alat)
Alat yang digunakan manusia untuk melakukan sesuatu pekerjaan agar lebih
cepat selesai dan sebagai penunjang pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan yang
ada di rumah sakit yang diantaranya adalah komputer (yang digunakan untuk
membantu pencarian dokumen). Untuk machine di RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro mempunyai dukungan SIMRS /Medfrist 2000 yang bisa
mendukung pencarian DRM, peminjaman DRM dan untuk sistem retensi sendiri
masih menggunakan excel yang bisa melacak dokumen yang sudah disimpan
selama 5 tahun dan harus di retensi sistem tersebut baru di sosialisasikan awal
April 2019.
BAB 5. PEMBAHASAN
149
5.1. Identifikasi isi standar operasional prosedur (SOP) tentang retensi DRM
aktif di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
Retensi pada dasarnya adalah proses kegiatan memilih dokumen rekam
medis (DRM) untuk memisahkan DRM aktif dan DRM inaktif sesuai dengan
jangka waktu penyimpanan DRM. Dalam melaksanakan retensi petugas bisa
melihat jadwal retensi arsip (JRA) sebagai pedoman untuk menentukan jangka
waktu penyimpanan DRM, DRM tidak selamanya akan disimpan, DRM akan
dilakukan retensi sekurang-kurangnya 5 tahun dilihat dari tanggal terakhir pasien
datang berobat. Pada RSUD K.R.M.T Wongsonegoro SOP yang berkaitan dengan
retensi terdapat pada SOP pemusnahan DRM , karena untuk SOP retensi sendiri
tidak ada dan terdapat pada poin ke 2-4 di SOP pemusnahan DRM , hal ini
mengakibatkan untuk peraturan retensi sendiri tidak ada sehingga petugas filling
tidak disiplin dalam melakukan retensi berikut prosedur pada SOP pemusnahan
DRM yang memuat aturan retensi di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro:
1. Ajukan surat pemusnahan ke Direktur untuk dibentuk Tim Pemusnah dengan
anggota yang diambil dari beberapa bagian, yaitu : Instalasi Rekam Medis,
Bagian Tata Usaha, Bidang Pelayanan, Instalasi Kesehatan dan Keselamatan
Kerja, Komite Keperawatan, Komite Medik.
2. Tetapkan jadwal retensi dan arsipkan dokumen rekam medis yang
bernilai guna.
3. Simpan rekam medis rawat inap rumah sakit sekurang – kurangnya
untuk jangka waktu 5 (lima ) tahun terhitung dari tanggal terakhir
pasien berobat atau dipulangkan.
4. Musnahkan rekam medis setelah batas waktu 5 (lima) tahun dilampaui,
kecuali resume medis, persetujuan tindakan medis dan dokumen rekam
medis yang bernilai guna
5. Simpan resume medis, persetujuan tindakan medis dan dokumen rekam medis
yang bernilai guna untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung dari
tanggal dibuatnya resume medis dan persetujuan tindakan medis tersebut.
150
Gambar 5.1 merupakan sistem retensi yang akan dijalankan terhitung dari awal
April 2019 , pada sistem tersebut terdapat item nomer RM ,Nama Lengkap, No
identitas,tgl terakhir datang,nama instalasi,nama ruangan,tahun sekarang,selisih
153
tahun( dimulai dari 5-10 tahun) untuk membantu melihat DRM yang telah
disimpan 5-10 tahun (pasien tidak datang kembali selama 5-10 tahun) hal ini akan
menjadi patokan bagi petugas untuk menyisir dokumen sehingga akan lebih
efektif jika petugas sudah mempunyai DRM mana yang akan di di retensi, jumlah
yang akan di retensi saat ini ,namun pada sistem ini masih menggunakan excel
dan belum terintegrasi dengan SIMRS (Medifirst 2000) sehingga DRM yang telah
di retensi belum nonaktif di SIMRS ,dan sistem tersebut belum mendukung
adanya pengalihmediakan formulir-formulir yang akan diabadikan dan belum
adanya notification terkait DRM yang masa penyimpanannya sudah 5 tahun
mengingat pada SOP pemusnahan terdapat masa DRM yang akan di retensi
adalah DRM yang masa penyimpanannya 5 tahun terhitung sejak pasien terakhir
berkunjung hal ini mengakibatkan petugas tidak mempunyai peringatan sehingga
akan terjadi kelebihan masa penyimpanan atau >5 tahun . Untuk petugas sendiri
saat ini yang hanya mengerti akan adanya sistem tersebut hanya koordinator
filling
awal sebelum penyisiran sudah mempunyai daftar jumlah dan DRM yang akan di
retensi sehingga memudahkan petugas untuk menyisir dokumen yang akan di
retensi.
5.3.2 Pertelaan (penilaigunaan DRM)
Penilaigunaan DRM atau di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro dikenal dengan
pertelaan , dimana DRM dipilah berdasarkan formulir yang masih bernilai guna ,
berikut ini formulir-formulir yang bernilai guna.
1) Ringkasan masuk dan keluar
2) Resume medis
3) Laporan operasi
4) Laporan anestesi
5) Identitas bayi
6) Laporan persalinan
7) Persetujuan tindakan
8) Surat kematian.
Formulir diatas di staples dan dijadikan satu dan diabadikan ≤10 tahun dan selain
dari formulir tersebut siap untuk dimusnahkan.
5.3.3 Mengalih mediakan DRM
Kegiatan mengalihmediakan DRM di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
Semarang masih belum dilakukan hanya akan di rencanakan untuk scanner
formulir-formulir yang akan diabadikan.
Berikut ini waktu yang dibutuhkan petugas dalam melakukan kegiatan retensi 1 DRM sebelum adanya Sistem Retensi dan setelah
adanya sistem retensi
Table 5.2 Waktu Yang di Perlukan Untuk Melakukan Retensi (Penyusutan) Petugas RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang
Tahap Jumla Waktu 1 Waktu 1 RM per Hari RM per Waktu yang Waktu yang
Retensi h RM RM(menit) RM(menit Sebelum adanya Hari dibutuhkan (hari) dibutuhkan (hari)
Sebelum ) sistem adanya Sebelum adanya adanya sistem
adanya adanya sistem sistem
sistem sistem
Penyisira 10.28 1,5 0,5 280 840 37 hari 13 hari
n 9
Pertelaan 10.28 2 2 210 210 50 hari 50 hari
9
Pengentr 10.28 0,5 - 560 - 19 hari -
y an 9
Pada table 5.2 di jelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan retensi DRM aktif rawat inaptahun 2013 (terakhir kunjungan
tahun 2013) adalah 10.289 DRM ,untuk penyisiran dengan jumlah petugas filling 10 orang dibutuhkan waktu 37 hari jika petugas
efektif melakukan kegiatan penyisiran,untuk kegiatan penyisiran dengan jumlah petugas 2 orang dibutuhkan waktu 50 hari ,
untuk pengentryan ke komputer dalam bentuk table excel daftar dan jumlah DRM yang akan dimusnahkan dibutuhkan waktu 19
hari. Jika diperkirakan atau percobaan dengan adanya sistem retensi penyisiran hanya dibutuhkan waktu 12 hari dan pengentryan
daftar atau jumlah DRM yang telah di retensi sudah tidak perlu dilakukan lagi.
155
5.4 Identikasi Hambatan-Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan retensi
Hambatan-hambatan atau permasalahan yang ada dalam melaksanakan
kegiatan retensi dapat ditinjau dari petugas,sistem penyimpanan serta peralatan
yang ada, berikut penjabarannya :
a. Petugas
Jumlah petugas yang hanya 10 orang sedangkan jumlah DRM yang semakin
tahun semakin banyak membuat petugas tidak disiplin dalam melaksanakan
retensi hal ini di dapatkan dari hasil wawancara salah satu responden yaitu :
“.. disini retensi masih tidak dilakukan secara disiplin terbukti tahun ini saja kita masih
melaksanakan retensi DRM tahun 2012 , ya dapat dilihat dari jumlah petugas dan usia
petugas yang sudah tidak produktif untuk bekerja sih” (responden 1)
c. Peralatan
Peralatan yang ada saat ini untuk retensi hanya spidol untuk menandai DRM
yang inaktif,tali raffia untuk mengikat DRM inaktif, handscun untuk
melindungi tangan petugas saat penyisiran dari tajamnya ujung map DRM
serta kursi kecil yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja jika petugas
melakukan penyisiran di rak bagian atas. Hal ini mengakibatkan petugas malas
156
157
6.1 Kesimpulan
Dari hasil yang ada dan berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan
bahwa :
1. SOP untuk Retensi sendiri belum ada namun pada SOP
pemusnahan terdapat poin yang membahas tentang retensi dokumen rekam
medis aktif yaitu :
a. Tetapkan jadwal retensi dan arsipkan dokumen rekam medis yang
bernilai guna.
b. Simpan rekam medis rawat inap rumah sakit sekurang – kurangnya
untuk jangka waktu 5 (lima ) tahun terhitung dari tanggal terakhir
pasien berobat atau dipulangkan.
c. Musnahkan rekam medis setelah batas waktu 5 (lima) tahun dilampaui,
kecuali resume medis, persetujuan tindakan medis dan dokumen rekam
medis yang bernilai guna
2. Kesiapan petugas filling cukup dikatakan siap
mengingat dari jumlah 10 orang petugas filling rawat inap telah di berikan
jobdesc untuk penyisiran sesuai ekor,penilai gunaan (pertelaan) , dan
pengentryan data-data yang tidak boleh dimusnahkan , peralatan untu retensi
juga dapat dikatakan cukup yaitu berupa spidol,tangga atau
bangku,raffia,staples.
3. Kegiatan retensi meliputi dari penyisiran DRM yang
akan inaktif, pertelaan atau penilaigunaan dan pengentryan data-data DRM
yang akan dimusnahkan.
4. Belum adanya kegiatan pengalihmediakan formulir-
formulir yang akan diabadikan sehingga formulir tesrsebut masih di simpan
manual yang akan mengakibatkan sering terjadi kerusakan atau kehilangan
formulir.
159
160
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat serta kesimpulan yang ada maka
penulis mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Rumah Sakit membuat SOP retensi yang menyangkut retensi dokumen rekam
medis aktif dan dokumen rekam medis inaktif untuk mempermudah
pelaksanaan petugas dalam kegiatan retensi.
2. Membuat jadwal retensi arsip untuk dokumen rekam medis aktif dan inaktif
di rumah sakit.
3. Mendisiplinkan petugas filling dalam melakukan kegiatan retensi dengan
adanya award atau punishment
4. Menyiapkan peralatan yang dianggarkan (scanner)untuk mempermudah
mengalihmediakan retensi yang akan dilakukan sehingga formulir-formulir
yang akan diabadikan tidak akan rusak atau terjadi kehilangan.
DAFTAR PUSTAKA
161
LAMPIRAN
162