Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Ahli Madya Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Disusun Oleh :
AGNES LONDA
NIM : 2014 133 004
1
PERSETUJUAN PEMBIMBING
03 Juli 2017
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Direktur
Politeknik Kesehatan Permata Indonesia
2
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh :
AGNES LONDA
NIM : 2014 133 004
Ketua
Anggota
Anggota
Direktur
Politeknik Kesehatan Permata Indonesia
3
4
5
INTISARI
ANALISIS KETEPATAN KODEFIKASI DIAGNOSIS PADA PASIEN
GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU DI RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH Dr. RM. SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH
Latar Belakang : Hasil Studi Pendahuluan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.
RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah Khususnya di Instalasi Rekam
Medis diketahui jumlah petugas coding Rawat inap 1 orang sedangkan jumlah
pasien gangguan mental pada tahun 2016 sebanyak 2232 pasien.
Tujuan : Menganalisis ketepatan kode diagnosis pasien gangguan mental
berdasarkan dokumen rekam medis di rumah sakit jiwa daerah Dr. RM.
Soedjarwadi propinsi Jawa Tengah.
Metode : Menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Rancangan penelitian secara cross sectional. Subyek dalam
penelitian ini adalah 1 petugas coding rawat inap. Obyek penelitian ini
adalah100 berkas rekam medis pasian rawat inap.
Hasil : Analisis terhadap sampel sebanyak 100 berkas rekam medis,
diketahui : terdapat 15 item diagnosis pasien gangguan mental. Jumlah kode
diagnosis yang tepat sebanyak 80 berkas rekam medis sedangkan kode
diagnosis yang tidak tepat 20 berkas rekam medis. Tingkat ketepatan kode
tertinggi terdapat pada diagnosis Skizofrenia Paranoid sedangkan ketepatan
kode terendah terdapat pada diagnosis Psikotik Akut.
Kesimpulan: Pelaksanaan proses pengkodean diagnosis pasien gangguan
mental di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soejarwadi Provinsi Jawa
Tengah sudah sesuai dengan aturan yang ada di ICD -10 Volume 2 dan SOP
pengkodean di Rumah Sakit.
6
ABSTRACT
7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ Analisis Ketepatan Kodefikasi Diagnosis
Pada Pasien Gangguan Mental di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
5. Dr. Tri Kuncoro, M.M.R Selaku Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa
Tengah
8
7. Sa. Adan Wildani, Amd. Pk. Selaku Triangulator Coding dalam
Penelitian ini.
8. Seluruh Staf dan Karyawan Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Indonesia Yogyakarta.
dukungan doa dan cinta untuk saya selama proses perkuliahan ( Sr.
12. Para suster di komunitas St. Maria Asumptha Gamping (Sr. Maria
13. Sr. Ferdinanda ,CIJ sebagai ketua Yayasan Efata beserta Para Suster
9
14. Sr. Stephania Tukan, CIJ, Sr. Stephani Kleden,CIJ, Rd. Hendrikus
Sengga, Rd. Yance Sengga , Rd. Joa’o Ornay, Fr. Theodorus Ruing,
15. Serta keluarga dan berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung
Menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak dan rekan-rekan
sekalian. Semoga karyah tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………….. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….... ii
LEMBARAN PENGESAHAN…………………………………......... iii
MOTTO…………………………………….......................................... iv
LEMBARAN PERSEMBAHAN…………………………………….. v
INTISARI……………………………………………………………… vi
ABSTRACT…………………………………………………………… vii
KATA PENGANTAR………………………………………………… viii
DAFTAR ISI……………………………………................................... xi
DAFTAR SINGKATAN……………………………………………… xiv
DAFTAR TABEL……………………………………………………... xv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. xvi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… xvii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………... 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 7
C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 7
1. Tujuan Umum……………………………………………… 7
2. Tujuan Khusus……………………………………………... 7
D. Manfaat Penelitian……………………………………………... 8
1. Manfaat Teoritis……………………………………………. 8
2. Manfaat Praktis…………………………………………….. 8
E. Keaslian Penelitian……………………………………………... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………… 11
A. Tinjauan Teori………………………………………………….. 11
1. Rumah Sakit………………………………………………... 11
2. Rekam Medis………………………………………………. 12
3. Coding……………………………………………………… 15
11
4. ICD-10……………………………………………………… 17
5. Diagnosis…………………………………………………… 24
6. Gangguan Mental dan Perilaku…………………………… 26
7. Sistem Klasifikasi dan Diagnosis Gangguan Mental………. 30
8. Ketepatan Pengkodean Diagnosis Gangguan Mental……… 33
B. Kerangka Teori…………………………………………………. 34
C. Kerangka Konsep………………………………………………. 34
D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………... 35
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………... 36
A. Jenis Penelitian…………………………………………………. 37
B. Desain Penelitian……………………………………………….. 37
C. Populasi dan Sampel…………………………………………... 39
D. Lokasi dan Waktu……………………………………………… 40
1. Lokasi Penelitian…………………………………………… 40
2. Waktu Penelitian…………………………………………… 40
E. Variabel Penelitian……………………………………………... 40
F. Definisi Operasional Variabel…………………………………. 41
G. Instrumen Pengumpulan Data………………………………….. 41
H. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………… 42
I. Pengolahan dan Analisis Data…………………………………. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………….. 44
A. Hasil Penelitian………………………………………………… 44
1. Gambaran Umum Rumah Sakit……………………………. 44
2. Gambaran Umum Pelaksanaan Pengkodean………………. 48
3. Ketepatan Pengkodean Diagnosis…………………………. 50
B. Pembahasan……………………………………………………. 54
1. Gambaran Umum Pelaksanaan Pengkodean……………….. 56
2. Ketepatan Pengkodean Diagnosis …………………………. 59
C. Keterbatasan Penelitian………………………………………… 61
12
BAB V PENUTUP…………………………………………………….. 62
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 62
B. Saran…………………………………………………………… 63
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 64
13
DAFTAR SINGKATAN
Clinical Modification
Jiwa
RM : Raden Mas
RM : Rekam Medis
RS : Rumah Sakit
14
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian……………………………………………... .. 8
Tabel 2.1 Deskripsi Struktur ICD-10 Bab V Gangguan Jiwa dan Perilaku…. 32
Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………………………. 41
Tabel 4.1 Data Kode Diagnosis Pasien Gangguan Mental …………………. 51
Tabel 4.2 Item Ketepatan Kode Diagnosis Pasien Gangguan Mental……… 52
Tabel 4.3 Daftar Kode Diagnosis yang Tidak Tepat……………………….. 53
15
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ……………………………………………. 34
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ………………………………………… 34
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian…………………………………… 38
Gambar 4.1 Tampilan Halaman Pertama SIRS………………………… 49
Gambar 4.2 Tampilan Halaman SIRS setelah Login …………………… 50
Gambar 4.3 Tampilan Halaman Akhir SIRS…………………………… 50
Gambar 4.4 Grafik Ketepatan Kode Diagnosis Pasien Gangguan Mental… 53
16
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
17
BAB I
PENDAHULUAN
diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan
Hal penting yang harus diperhatikan oleh petugas rekam medis adalah
akurat diperlukan rekam medis yang lengkap. Rekam medis harus memuat
18
dokumen yang akan dikode seperti pada lembar depan seperti: ringkasan
masuk keluar, lembaran operasi dan laporan tindakan, laporan patologi dan
menggunakan huruf dan angka atau kombinasi antara huruf dan angka yang
yang dapat mempengaruhi hasil pengkodean dari petugas coding, yaitu bahwa
tenaga medis yang memberikan perawatan kepada pasien dan tenaga coding
di bagian Unit Rekam Medis tidak boleh mengubah diagnosis yang ada.
Apabila ada hal yang tidak jelas petugas rekam medis mempunyai hak dan
yang tidak tepat dan penetapan diagnosis yang benar, tetapi petugas coding
salah menentukan kode sehingga hasil pengkodean tidak tepat (Budi, 2011).
19
klasifikasi penyakit revisi 10 ( International Statistical Classification of
sendiri ICD -10 baru ditetapkan pada tahun 1998 untuk menggantikan ICD-
Penentuan kode diagnosis gangguan jiwa merupakan hal yang sangat sulit
oleh karena itu dibantu dengan buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
penyakit gangguan mental adalah aspek Man, Method dan machine. Man :
dari aspek Machine : Kurang lengkapnya sarana kerja seperti kesediaan ICD
vol 1,2 dan 3, kamus bahasa inggris, buku terminologi dan kamus kedokteran
20
serta kurangnya sarana komunikasi sperti telepon guna menunjang
(Bakhtiar, 2015).
untuk menjamin setiap orang agar dapat mencapai kualitas hidup yang baik
di tingkat pusat maupun daerah serta perhatian dari seluruh masyarakat. Hasil
kecemasan sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang.
Sedangkan Prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia adalah 1,7 per
Menurut Keliat, 2011 Gangguan Jiwa yaitu suatu sindrom atau pola
kehidupan manusia.
tahun ke tahun terus meningkat. Jumlah gangguan jiwa pada tahun 2013
21
sedangkan tahun 2015 jumlah penderita bertambah menjadi 317.504 jiwa.
jiwa. Namun sampai pada saat ini penderita yang gangguan jiwa masih ada
dan rujukan atau pengiriman kembali ke rumah sakit jiwa daerah (RSJD) atau
Kabupaten Klaten yang telah ditetapkan sebagai rumah sakit khusus kelas A
216/Menkes/ VI/2013.
Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah, diketahui
22
jumlah kunjungan pasien rawat inap untuk klinik jiwa pada tahun 2016
sebanyak 2.232 orang. Jumlah petugas coding rawat inap satu orang dengan
di Indonesia).
coding selain memberi kode, petugas coding juga melakukan tugas dibagian
Rekam medis sangat penting karena apabila kode diagnosis tidak tepat atau
laporan serta ketepatan tarif INA- CBG’s yang pada saat ini digunakan
pengkodean di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah kerena jumlah pasien yang banyak dan keterbatasan petugas coding,
23
tentang “ Analisis Ketepatan Kodefikasi Diagnosis Pada Pasien Gangguan
Mental Dan Perilaku Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Jawa Tengah.
2. Tujuan Khusus
24
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
b. Bagi Peneliti
25
E. Keaslian Penelitian
26
penentuan
diagnosis yang
tidak tepat
sebanyak 61
dokumen Rekam
medis.
3 Tinjauan penulisan Penulisan Survey Ditinjau dari
diagnosis utama dan diagnosis utama diagnosis utama
ketepatan kode ICD- dan ketepatan pada dokumen
10 pada pasien kode ICD - 10 Rekam medis,
umum di RSUD kota ditemukan
Semarang Triwulan penulisan
I tahun 2012 Retno diagnosis yang
Dwi Vika Ayu,2012 tidak spesifik
sehingga kode
yang di hasilkan
tidak
tepat.Ditinjau
dari tingkat
kesesuaian kode
diagnosis utama
yang tepat
sebanyak 76
dokumen dank
ode diagnosis
yang tidak tepat
17 dokumen
Rekam medis
rawat inap.
penelitian ini hanya terdapat satu variabel yaitu ketepatan kode diagnosis pada
pasien gangguan mental dan perilaku. Metode yang digunakan dalam penelitian
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Rumah Sakit
adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan
28
Menurut Undang-Undang No 44 Tahun 2009 Fungsi
kesehatan.
2. Rekam medis
pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi
pasien (Hatta,2012).
29
b. Tujuan Rekam Medis
sakit
30
6) Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna untuk
pasien.
( Rustiyanto, 2015).
1) Bagi Pasien
oleh pasien.
b) Menyediakan data bagi pasien jika pasien datang untuk yang kedua
31
b) Membantu dokter dalam menyediakan data perawatan yang bersifat
3. Coding
a. Pengertian coding
b. Tujuan coding
analisis data.
atau kondisi lain yang terdapat pada Bab I – XIX dan bab XXI
32
sebagai panduan menelusuri istilah yang dicari pada seksi 1 indeks
dari cedera (bukan nama penyakit) yang ada di bab XX ( volume 1),
4) Baca istilah yang terdapat dalam tanda kurung “()” sesudah lead term
Istilah lain yang ada dibawah lead term (dengan tanda (-) minus =
tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan tanda minus pada
posisi keempat yang berarti bahwa isian untuk karakter keempat ada
33
di dalam volume 1 dan merupakan posisi tambahan serta aturan cara
7) Ikuti pedoman inclusion dan exclusion pada kode yang dipilih atau
Health Problems)
34
c. Kegunaan ICD-10 (International Statistical Classification Of
pelayanan kesehatan.
35
mempengaruhi perekaman statistik ,mempermudah analisis,
yang terkumpul dari berbagai daerah atau negara pada saat yang
berlainan.
berdasarkan
(Ayu,2012).
1) Volume
36
a) Volume 1
(1) Pengantar
(2) Pernyataan
penyakit.
(9) Definisi-definisi
b) Volume 2
(1) Pengantar
Problems
morbiditas
37
(5) Presentase statistik
c) Volume 3
(1) Pengantar
2) Bab
Terdiri-dari 21 bab:
38
5) Bab XXI : Berhubungan dengan faktor-faktor yang
2) Tenaga Medis
harus memilih kondisi utama dan kondidsi lain yang sesuai dalam
periode perawatan.
39
Petugas coding sebagai pemberi coding bertanggung jawab atas
medis. Oleh karena itu, untuk hal yang kurang jelas atau tidak
harus membuat kode sesuai dengan aturan yang ada pada ICD-10.
4) Sarana
Pada suatu kondisi minor atau kondisi yang telah berjalan lama atau
Jika beberapa kondisi yang tidak dapat dikode bersama dicatat sebagai
“kondisi utama” dan detil lain pada catatan menunjuk pada satu dari
40
kondisi tersebut sebagai “kondisi utama” bagi perawatan pasien, dipilih
kondisi itu. Jika tidak, pilih kondisi yang telah disebutkan pertama.
ditangani)
Jika suatu gejala atau tanda atau suatu masalah yang dapat diklasifikasi
untuk ban XXI ,dicatat sebagai “kondisi utama” dan hal ini jelas
4) Rule MB 4 ( Spesifisitas )
utama”.
Pada keadaan suatu gejala atau tanda dicatat sebagai “kondisi utama”
yang karena suatu kondisi yang lain, dipilih gejala tersebut sebagai
“kondisi utama”. Pada keadaan dua kondisi atau lebih dicatat sebagai
41
pilihan diagnosa bagi “kondisi utama” seleksi kondisi yang pertama
dicatat.
5. Diagnosis
a. Pengertian Diagnosis
masyarakat.
b. Pembagian Diagnosis
berikut:
1) Diagnosis Utama
statistik morbiditas.
42
a) Diagnosis yang ditentukan setelah cermat dikaji.
2) Diagnosis Sekunder
utama pada saat pasien masuk atau yang terjadi selama episode
pelayanan.
3) Komorbiditas
4) Komplikasi
kepada pasien.
43
psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan
(distress) atau hendaya di dalam satu atau lebih fungsi yang penting
dari manusia.
orang dan masyarakat. Secara lebih luas gangguan mental juga dapat
dari satu bagian, satu orang, atau sistem kejiwaan (Pranomo dan
Nuryati, 2013).
di luar otak.
44
2) Gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif
penderita itu tidak mau dikoreksi bahwa hal itu tidak betul:
45
Suatu kondisi klinis yang bermakna dan pola perilaku yang
8) Retardasi mental
kanak
46
berlebihan, khususnya dalam situasi yang menuntut keadaan
dementia.
lain.
a. Tujuan Klasifikasi
47
pasien yang memiliki persamaan dalam gambaran klinis, perjalanan
psikologis
Volume 1 Bab V
48
Standar urutan hierarki akan: mempermudah pertimbangan
Tabel 2.1 Deskripsi Struktur ICD-10 BabV Gangguan Jiwa dan Perilaku
No Deskripsi Struktur Keterangan
1 Gangguan mental organik termasuk simtomatik F00-F09
2 Gangguan mental dan perilaku karena F10-F19
penggunaan zat psikoaktif
49
8. Ketepatan Pengkodean Diagnosis Gangguan Mental dan Perilaku
Mental dan Perilaku. Kode dianggap tepat bila sesuai dengan kondisi
dash pada posisi ke- 4 mempunyai arti bahwa kategori telah dibagi dan
Sistem dagger (+) dan asterisk (*) mempunyai aplikasi pada istilah
50
B. Kerangka
Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori Dimodifikasi Dari Teori Hatta, (2012) dan
Rustiyanto, (2015)
C. Kerangka Konsep
51
D. Pertanyaan Penelitian
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2016 ?
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
mental dan sejauh mana tingkat ketepatan kode diagnosis dan faktor-faktor
subjek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada
masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
diselidiki.
rasional dan sistematis. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data
53
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik
(Sugiyono,2015).
B. Rancangan Penelitian
risiko dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan
model pendekatan point time. Variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel
yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada saat yang sama. Pengertian saat
yang sama disini bukan berarti pada satu saat observasi dilakukan pada semua
subjek untuk semua variabel, tetapi setiap subjek hanya diobservasi satu kali
saja, dan faktor risiko serta efek diukur menurut keadaan atau status waktu
observasi.
agar dapat menghasilkan suatu kode diagnosis yang tepat. Khususnya ketepatan
kode diagnosis pasien gangguan mental di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
54
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
55
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
medis rawat inap pada lembar ringkasan masuk keluar tahun 2016 dengan
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
N
𝑛=
1 + N (𝑑 2 )
2232
𝑛=
1 + 2232(0,12 )
2232
𝑛=
2233 (0,01)
2232
𝑛=
22,32
56
Keterangan
n = Sampel
N = Populasi
medis Pada Bulan Mei-Juni 2017 di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
E. Variabel Penelitian
objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam
kelompok itu. Penelitian ini hanya terdapat satu variabel yaitu Ketepatan
57
F. Definisi Operasional
Operasional
1. Check-list
3. Pedoman Wawancara
4. Alat Tulis
58
H. Prosedur Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
kode diagnosis utama pada formulir ringkasan masuk keluar (RM1), serta
pasien gangguan mental dan perilaku di Rumah Sakit Jiwa Umum Daerah
a. Pengamatan (Observasi)
b. Studi dokumentasi
dan keluar.
c. Wawancara
59
Peneliti mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara
d. Triangulasi
dipandang berpengalaman.
1. Pengolahan Data
calculating.
2. Analisa Data
Provinsi Jawa Tengah tahun 2016. Penyajian data dalam bentuk angka
yang ada.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
61
bersama untuk Rumah Sakit khusus jiwa se Indonesia, pada survei
akreditasi pertama pada tahun 2015 lulus dengan predikat yang sama.
1) Visi
2) Misi
berkesinambungan.
62
a. Bangsal Edelweis
i. Bangsal Helikonia
a. Bangsal Ivy
a. Bangsal Dewandaru
(1) Camelia II
(1) Camelia I
h) Perawatan HCU
63
f) Klinik Psikoterapi
h) Klinik Umum
j) Klinik Psikologi
l) Klinik Nyeri
m) Klinik VCT
3) Pelayanan Penunjang
a) Instalasi Laboratorium
b) Instalasi Farmasi
c) Instalasi Radiologi
d) Instalasi Gizi
f) Instalasi Loundry
j) Instalasi Diklat
64
2. Gambaran Umum Pelaksanaan Pengkodean Diagnosis Pasien
Gangguan Mental dan Perilaku di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.
RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
Mei 2017 di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi
dan PPDGJ III. Setelah menemukan kode yang tepat, petugas menulis di
65
Tampilan halaman pertama SIRS
penyakit, menu yang harus dipilih oleh seorang petugas adalah menu
ini tampilannya:
66
c. Setela.h memasukan kode yang tepat, petugas mengklik tombol
Gambar 4.3 Tampilan halaman akhir proses entry kode penyakit kedalam
SIRS
Sumber : Instalasi Rekam Medis Bagian Coding
Tabel 4.1 Data Kode Diagnosis Pasien Gangguan Mental dan Perilaku di RSJD. Dr.
RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah Pada Tahun 2016
KETERANGAN
67
NO DIAGNOSIS JUMLA KODE KODE TEPAT TDK
H TERTULI ICD -10 TEPAT
S
1 Dementia 10 F03 F03 10 -
TOTAL 100 80 20
Tabel 4.1 menunjukan dari sampel sebanyak 100 berkas rekam medis,
terdapat 15 item diagnosis pasien gangguan mental. Jumlah kode diagnosis yang
tepat sebanyak 80 berkas rekam medis sedangkan kode diagnosis yang tidak
tepat 20 berkas rekam medis. Tingkat ketepatan kode tertinggi terdapat pada
68
Berikut ini disajikan tabel data tentang analisis ketepatan kode diagnosis
yang ada pada berkas rekam medis pasien gangguan mental di Rumah Sakit Jiwa
Tabel 4.2 Jumlah Item Ketepatan Kode Diagnosis Pasien Gangguan Mental
dan Perilaku di RSJD. Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah Pada
Tahun 2016
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tepat 80 80%
2 Tidak Tepat 20 20%
TOTAL 100 100%
Tabel 4.2 menunjukan bahwa dari sampel sebanyak 100 berkas rekam
medis, jumlah berkas yang kode diagnosisnya tepat sebanyak 80 berkas (80 %)
sedangkan kode diagnosis yang tidak tepat sebanyak 20 berkas (20 %).
mental dan perilaku tabel daftar kode diagnosis yang tidak tepat di Rumah Sakit
150
100 100%
80%
50 100
80
20%
0 20
Tepat Tidak Tepat TOTAL
JUMLAH PERSENTASE
1 2
Tabel 4.3 Daftar Kode Diagnosis yang Tidak Tepat di RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016
69
No Diagnosis Kode Kode
Tertulis Yang Tepat
1 Depresi Pasca F32.9 F20.4
Skizofrenia
2 Gangguan Mental F09 F06.9
Organik
3 Psikotik Akut F23.9 F23.0
tidak tepat terutama untuk diagnosis psikotik akut. Kode yang tepat
F23.9. Hal tersebut terjadi karena petugas coding kadang tidak membaca
tidak ada yang tepat karena diagnosa utamanya adalah psikotik akut
tanpa gejala skizofrenia dan kode yang lebih spesifik yaitu F23.0 bukan
F23.9 karena F23.9 adalah kode untuk gangguan psikotik akut dan
beberapa hal. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan petugas Coding
70
menyebabkan ketidaktepatan penentuan kode diagnosis pasien gangguan
mental dan perilaku di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi
penentuan diagnosis?
71
5. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 4 item diagnosis yang
Mental Organik (8) Psikotik Akut (10) dan Psikotik Lir Skizofrenia
pengkodean tersebut ?
B. Pembahasan
72
diantaranya menjelaskan Kompetensi Tenaga Rekam Medis dan
73
Menurut Hatta, 2012 dalam menggunakan ICD- 10 perlu
diketahui dan dipahami cara pencarian dan pemilihan nomor kode yang
atau cedera atau kondisi lain yang terdapat pada Bab I – XIX
74
d. Baca istilah yang terdapat dalam tanda kurung “()” sesudah
diperhitungkan.
atau bagian bawah suatu bab, blok, kategori atau sub kategori.
kode diagnosis.
Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah sudah
75
sesuai dengan teori yang ada dan sesuai dengan SOP Pengkodean di
kode diagnosis penyakit yang sesuai dengan klasifikasi yang ada didalam
dianggap tepat bila sesuai dengan kondisi pasien dengan segala tindakan
yang terjadi, lengkap sesuai aturan klasifikasi yang digunakan. Bila kode
bahwa kategori telah dibagi dan karakter ke-4 yang dapat ditemukan
dengan merujuk ke daftar tabular. Sistem dagger (+) dan asterisk (*)
mempunyai aplikasi pada istilah yang akan diberi dua kode (WHO,
2004).
rekam medis dan sarana. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada
sampel 100 berkas rekam medis diperoleh hasil 80 (80%) berkas yang di
kode dengan tepat dan 20 (20%) berkas yang kodenya tidak tepat.
76
Diagnosis yang tidak dikode dengan tepat yaitu Depresi Pasca
yang paling tinggi yaitu diagnosis psikotik akut. Hal tersebut terjadi
Sakit Balung Jember ditemukan hasil bahwa salah satu faktor penyebab
C. Keterbatasan Penelitian
77
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah, peneliti juga memiliki keterbatasan dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
78
Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah, dapat
Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soejarwadi Provinsi Jawa Tengah dilakukan
yang ada di ICD -10 Volume 2 dan SOP pengkodean di Rumah Sakit.
petugas Coding rawat inap, rekam medis yang tidak lengkap dimana
B. Saran
79
2. Petugas coding rawat inap sebaiknya lebih teliti dalam menentukan kode
formulir ringkasan masuk keluar pasien dan pelatihan khusus bagi petugas
DAFTAR PUSTAKA
80
Ayu, Retno Dwi Vika. 2012 Tinjauan Penulisan Diagnosis Utama dan
Budi, Safitri Citra. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam medis. Yogyakarta :
Press.
Surakarta.
81
Pusat Komunikasi Publik Sekreteriat kenmenkes, 2014 Masalah Kesehatan Jiwa
2016).
22 Februari 2017).
Rahayu, A.W. 2013. Kode Klasifikasi Penyakit dan Tindakan Medis ICD-10.
Press
Sakit.
Press.
82
Tabel Check List Ketepatan Kode Diagnosis Pasien Gangguan Mental
Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
Pada Tahun 2016
83
RM Tertulis Tertulis Peneliti Triangulator
Tepat Tdk
Tepat
1 098452 Skizofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
2 058034 Skizofrenia F20.3 F20.3 F20.3
Tak Terinci
3 099063 Skizoafektif F25.1 F25.1 F25.1
Tipe
Depresif
4 098597 Skizoafektif F25.0 F25.0 F25.0
Tipe Manik
5 099238 Skizofrenia F20.3 F20.3 F20.3
Tak Terinci
6 099317 Depresi F32.3 F32.3 F32.3
berat dgn
gejala
psikotik
7 069336 Psikostik F06.8 F06.8 F06.8
Epeleptic
8 062748 GMO F09 F06.9 F06.9
9 041310 Depresi F32.9 F20.4 F20.4
Pasca
Skizofrenia
10 099813 GMO F06.8 F06.9 F06.9
84
Skizofrenia
Akut
22 083117 Skizofrenia F20.3 F20.3 F20.3
Tak Terinci
23 102253 Psikotik F23.9 F23.0 F23.0
Akut
24 001759 Skizofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
25 025204 Dementia F03 F03 F03
26 093423 Skizofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
27 104356 Skizofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
28 009410 Skizofrenia F20.3 F20.3 F20.3
Tak Terinci
29 104520 GMO F09 F06.9 F06.9
30 099747 Skizofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
31 097347 Skizofrenia F20.3 F20.3 F20.3
Tak Terinci
32 103793 Psikotik F23.9 F23.9 F23.0
Akut
33 102193 GMO F09 F06.9 F06.9
85
46 048597 Psikotik F06.8 F06.8 F06.8
Epileptik
47 050461 GMO F09 F06.9 F06.9
48 002996 Dementia F03 F03 F03
49 105510 Psikotik F06.8 F06.8 F06.8
Epileptik
50 087652 Psikotik lir F23.2 F23.2 F23.2
Skizofrenia
Akut
51 002959 Skizofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
52 090453 GMO F09 F06.9 F06.9
53 104319 Skizofrenia F20.6 F20.6 F20.6
Simple
54 068879 Dementia F03 F03 F03
55 106721 Dementia F03 F03 F03
56 105471 Depresi F32.3 F32.3 F32.3
Berat dgn
Gejala
Psikotik
57 098023 Skizofeenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
58 107721 Psikotik Lir F23.2 F23.2 F23.2
Skizofrenia
Akut
59 102193 Psikotik F06.8 F06.8 F06.8
Epileptik
60 030816 Skizoafektif F25.0 F25.0 F25.0
Tipe Manik
61 107889 Skizofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
62 063189 GMAP Zat F15.9 F15.9 F15.9
Ampetamin
63 109059 Psikotik F06.8 F06.8 F06.8
Epileptik
64 105988 GMO F09 F06.9 F06.9
65 107478 Psikotik F23.9 F23.0 F23.0
Akut
66 105989 GMAP Zat F15.9 F15.9 F15.9
Ampetamin
67 007125 Psikotik F06.8 F06.8 F06.8
Epileptik
68 046093 Skiofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
69 108372 Dementia F03 F03 F03
70 110130 Psikotik F23.9 F23.0 F23.0
Akut
86
71 089520 Skizoafektif F25.0 F25.0 F25.0
Tipe Manik
72 088995 Skizofrenia F20.3 F20.3 F20.3
Tak Terinci
73 109633 Psikotik F23.2 F23.2 F23.2
Akut Lir
Skizofrenia
74 010836 Dementia F03 F03 F03
75 109633 Skizofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
76 110171 Psikotik F23.9 F23.0 F23.0
Akut
77 109686 Psikotik F23.2 F23.2 F23.2
Akut Lir
Skizofrenia
78 002459 Skisofrenia F25.1 F25.1 F25.1
Tipe
Deperesif
79 009690 Skizofrenia F20.3 F20.3 F20.3
Tak Terinci
80 105950 Dementia F03 F03 F03
81 038674 Skizofrenia F20.3 F20.3 F20.3
Tak Terinci
82 105084 Skizofrenia F20.5 F20.5 F20.5
Residual
83 109630 Psikotik Lir F23.2 F23.2 F23.2
Skizofrenia
Akut
84 110205 Skizofrenia F20.5 F20.5 F20.5
Residual
85 110130 Psikotik F23.9 F23.0 F23.0
Akut
86 004759 Skizofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
87 039263 Skizofrenia F20.3 F20.3 F20.3
Tak Terinci
88 089520 Skizoafektif F25.0 F25.0 F25.0
Tipe Manik
89 088695 Skizofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
90 110171 Psikotik Lir F23.2 F23.2 F23.2
Skizofrenia
Akut
91 054484 Skizofrenia F20.5 F20.5 F20.5
Residual
92 078124 Psikotik F06.8 F06.8 F06.8
Epileptik
93 081699 Skizofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
87
94 029398 Skizofrenia F20.3 F20.3 F20.3
Tak Terinci
95 050461 Psikotik F06.8 F06.8 F06.8
Epileptik
96 009690 Skizofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
97 058694 Skizofrenia F20.3 F20.3 F20.3
Tak Terinci
98 006288 Skizofrenia F20.0 F20.0 F20.0
Paranoid
99 070688 Psikotik F06.8 F06.8 F06.8
Epileptik
100 046093 Skizoafektif F25.0 F25.0 F25.0
Tipe Manik
Tepat Tdk
JUMLAH Tepat
80 20
100 Berkas Rekam Medis 80% 20%
A. Tujuan
88
Memberikan gambaran atau deskripsi data analisis ketepatan
B. Langkah Analisis
2. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze kemudian pilih sub-
Tepat
bawah ini :
89
6. Setelah itu pilih Continue dan Ok
7. Output SPSS
Descriptive Statistics
Std.
Mini Maxim Deviatio Varia
N Range mum um Sum Mean n nce Skewness Kurtosis
Statisti Statisti Statis Statisti Stati Statis Std. Statis Statis Std. Statis Std.
c c tic c stic tic Error Statistic tic tic Error tic Error
Valid 15
N
(listwi
se)
Output tampilan SPSS di atas menunjukan jumlah diagnosis (N)
90
Nilai range merupakan selisih nilai maksimum dan minimum yaitu
Descriptive Statistics
Std.
Rang Mini Maxi Deviati Varia
N e mum mum Sum Mean on nce Skewness Kurtosis
Stati Stati Statis Statis Stati Stati Std. Stati Stati Std. Stati Std.
stic stic tic tic stic stic Error Statistic stic stic Error stic Error
Valid N 15
(listwise)
91
Nara Sumber : Petugas Coding Rawat Inap
Waktu : 30 Menit
PERTANYAAN JAWABAN
92
93
94
95
96
97
98