Disusun Oleh :
Mengesahkan,
Mengetahui,
Ketua Ketua Program Studi
Jurusan Kesehatan Terapan D-III Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Malang Poltekkes Kemenkes Malang
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Kerja Lapangan yang berjudul Pengelolaan Manajemen Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan di RS Panti Nirmala Malang. Sholawat serta salam tetap
tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
iii
10. Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
2.2.1. Struktur Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit Panti Nirmala ..... 12
3.1.1. Pengertian..................................................................................... 14
v
3.1.3. Aturan Dasar dalam Perancangan Formulir ................................... 15
vi
3.13. Jenis Formulir .................................................................................. 43
4.1.6. Tabel Analisis Kuantitatif Dokumen Rekam Medis Rawat Inap .... 61
vii
5.1. Kompetensi Yang Didapatkan .............................................................. 95
5.1.6. Analisis Kuantitatif Dokumen Rekam Medis Rawat Inap ............ 107
5.1.7. Statistik Data Administrasi Rumah Sakit Panti Nirmala ............. 109
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana Unit TPP Rawat Jalan ...................................... 52
Tabel 4.2. Sarana dan Prasarana Unit TPP IGD .................................................. 52
Tabel 4.3. Sarana dan Prasarana Ruang Pengolahan Data ................................... 53
Tabel 4.4. Sarana dan Prasarana Ruang Filing .................................................... 54
Tabel 4.5. Manajemen Resiko ............................................................................ 57
Tabel 4.6. Jumlah Kelengkapan Dokumen Rekam Medis ................................... 61
Tabel 4.7. Isi Rekam Medis yang Tidak Lengkap ............................................... 62
Tabel 4.8. Daftar Koding Diagnosa Penyakit...................................................... 73
Tabel 4.9. Daftar Koding Tindakan Penyakit...................................................... 75
Tabel 4.10. SOP Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Baru ...................................... 77
Tabel 4.11. SOP Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Lama ..................................... 78
Tabel 4.12. SOP Pendaftaran Pasien Rawat Inap Baru ....................................... 80
Tabel 4.13. Pendaftaran Pasien Rawat Inap Lama .............................................. 81
Tabel 4.14. SOP Pendaftaran Pasien IGD Baru .................................................. 83
Tabel 4.15. SOP Pendaftaran Pasien IGD Lama ................................................. 84
Tabel 4.16. SOP Distribusi ................................................................................. 85
Tabel 4.17. Sop Pengolahan DRM ..................................................................... 87
Tabel 4.18. SOP Filing DRM ............................................................................. 89
Tabel 4.19. SOP Peminjaman RM ...................................................................... 91
Tabel 4.20. SOP Reimbursement Asuransi ......................................................... 93
Tabel 5.1. Sarana dan Prasarana TPP Rawat Jalan ............................................ 100
Tabel 5.2. Sarana dan Prasarana TPP IGD........................................................ 100
Tabel 5.3. Sarana dan Prasarana Ruang Pengolahan Data ................................. 101
Tabel 5.4. Sarana dan Prasarana Ruang Filing .................................................. 102
Tabel 5.5. Peluang Resiko ................................................................................ 103
Tabel 5.6. Kriteria Frekuensi Pajanan............................................................... 104
Tabel 5.7. Kriteria Akibat ................................................................................ 105
Tabel 5.8. Kriteria Skor Resiko ........................................................................ 105
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
melakukan pekerjaan perekam medis yang mungkin tidak bisa didapatkan
mahasiswa jika hanya mempelajari teorinya saja, disamping sebagian besar
mahasiswa rekam medis belum mengetahui kondisi rekam medis
sebenarnya di lapangan. Oleh sebab itu, mahasiswa harus memahami sistem
pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Panti Nirmala Kota Malang untuk
bekal utama terjun ke dunia kerja serta menjadi tenaga perekam medis yang
handal dan profesional untuk membantu meningkatan derajat kesehatan
setinggi-tingginya bagi masyarakat Indonesia.
1.3. Tujuan
2
g. Mampu memahami dan menerapkan konsep dasar biostatistik di
fasilitas pelayanan kesehatan.
h. Mampu mengolah dan menyajikan system informasi kesehatan
baik manual maupun elektronik berdasarkan konsep RMIK
(Statistik Fasyankes).
i. Mampu Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit, masalah-masalah
yang berkaitan dengan Kesehatan dan tindakan medis.
1.4. Manfaat
3
BAB II
GAMBARAN UMUM LAHAN PRAKTIK
4
Perluasan lokasi kembali dilakukan di tahun 1954, bertepatan
dengan ulang tahun ke-25 perkumpulan/rumah sakit, dengan
penambahan tanah seluas 5.000 m2. Areal ini dimanfaatkan untuk
bangunan poliklinik umum, kebidanan, penyakit dalam, poliklinik
gigi dan ruang perawatan.
5
Panti Nirmala secara menyeluruh. Karena itu Yayasan mendukung
sepenuhnya prakarsa jajaran Direksi Rumah Sakit Panti Nirmala untuk
melakukan akreditasi Rumah Sakit. Hasilnya, Rumah Sakit Panti
Nirmala merupakan rumah sakit swasta yang pertama di Kota dan
Kabupaten Malang yang telah terakreditasi pada tahun 1999.
5.2.1.1. Visi
Menjadi rumah sakit dengan pelayanan prima, pilihan utama
masyarakat
5.2.1.2. Misi
- Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat.
- Mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien.
- Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan,
sehingga mampu melaksanakan pelayanan yang profesional.
- Meningkatkan kualitas alat kedokteran yang dapat
memberikan nilai lebih bagi pelayanan kesehatan.
5.2.1.3. Motto
Merawat Penuh Kasih Demi Kesembuhan
6.2.3.1. IGD
6
Dilayani oleh dokter jaga 24 jam on site dan dokter
konsulen on call ditunjang oleh pelayanan Ambulans 24 jam.
Petugas IGD baik dokter maupun perawat telah dibekali dengan
pelatihan penanganan gawat darurat seperti PPGD, ATLS, demi
tercapainya pelayanan gawat darurat yang berkualitas sesuai visi
pelayanan gawat darurat, yaitu mencegah kematian, mengurangi
kecacatan, dan mengoptimalkan kualitas pemulihan.
7
- Spesialis Mata
- Spesialis Gizi
- Spesialis Bedah Umum
- Spesialis Bedah Anak
- Spesialis Bedah Saraf
- Spesialis Bedah Thorax
- Spesialis Bedah Onkologi
- Spesialis Bedah Urologi
- Spesialis Bedah Orthopedi
- Spesialis Bedah Plastik
- Spesialis Bedah Digestif
- AC (Air Conditioner)
- TV LCD 42” dengan saluran tv kabel
- Telepon
- Lemari es yang dapat dipergunakan untuk menyimpan
buah maupun makanan
- Kamar mandi dalam(pasien & khusus keluarga)
- Meja makan
- Bed jaga
- Makan untuk penjaga pasien.
c. Kamar VIP
8
Fasilitas VIP A, VIP B, VIP C
- Dilengkapi TV LCD 42” dengan saluran tv kabel
- Telepon
- AC (Air Conditioner) Untuk menjaga kelembaban
udara ruangan
- Lemari es yang dapat dipergunakan untuk menyimpan
buah maupun makanan
- Sofa yang nyaman
- Kamar mandi dalam yang bersih
- Meja makan
- Bed jaga untuk istirahat keluarga/penjaga pasien
d. Kamar Kelas Utama
Fasilitas Kelas Utama:
- Dilengkapi TV LCD 42” dengan saluran tv kabel
- AC (Air Conditioner) Untuk menjaga kelembaban
udara ruangan
- Lemari es yang dapat dipergunakan untuk menyimpan
buah maupun makanan
- Kamar mandi dalam yang bersih
- 1 Kamar untuk 1 pasien
e. Kamar Kelas I
Fasilitas Kelas II A(Bedah):
- Dilengkapi TV LCD 42” dengan saluran tv kabel
- AC (Air Conditioner) Untuk menjaga kelembaban
udara ruangan
- Kamar mandi dalam yang bersih
- 1 Kamar untuk 2 pasien
- Fasilitas Kelas II B :
- Dilengkapi TV colour dengan saluran tv kabel
- Kamar mandi dalam yang bersih
- 1 Kamar untuk 2 pasien
- Fasilitas Kelas II C :
9
- Dilengkapi TV colour dengan saluran tv kabel
- Kamar mandi dalam yang bersih
- 1 Kamar untuk 2-3 pasien
f. Kamar Kelas III
i. Ruang Bayi
- Fasilitas inkubator bagi bayi-bayi BBLR (Bayi Berat
Badan Lahir Rendah )
- Fasilitas foto terapi bagi bayi baru lahir yang “kuning”
10
- Perawatan Kebidanan & Kandungan
- Unit perawatan kebidanan dan kandungan mempunyai
ruang perawatan Kelas III hingga Kelas VIP
j. Ruang Bersalin
k. Instalasi Endoskopi
l. Unit Stroke
m. Unit Hemodialisa
n. Medical Checkup
o. Instalasi Kamar Operasi
p. Instalasi Pelayanan Intensif
q. Penunjang Medis
r. Instalasi Gizi
s. Instalasi Farmasi
t. Instalasi Radiologi
u. Instalasi Laboratorium
v. Instalasi Rehab Medis
w. Instalasi Strelisasi Sentral
11
2.2. Gambaran Umum Rekam Medis
2.2.1. Struktur Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit Panti Nirmala
Gambar 2.3. Struktur Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit Panti Nirmala
6.3.2.1. Visi:
6.3.2.2. Misi:
6.3.2.3. Motto:
12
2.2.3. Tugas Pokok Rekam Medis
a. Petugas pendaftaran
- Rawat jalan dan Laboratorium
- Rawat Inap
- Instalasi Gawat Darurat
b. Assembling
- Rawat inap
- Rawat jalan
c. Koding
d. Pelaporan
e. Filing
f. Distribusi
g. Reimbursement asuransi
13
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1.1. Pengertian
3.1.2. Manfaat
14
e. Sebagai alat komunikasi yaitu menyampaikan informasi pokok
dari orang satu ke orang lain di dalam unit kerja yang sama atau
ke unit kerja lain (Noor Riyadi, 1999).
3.1.3. Aturan Dasar dalam Perancangan Formulir
15
3. Terminologi yang standar
Gunakan terminologi standar untuk semua elemen data
atau gunakan definisi-definisi, beri label semua informasi.
Untuk dapat menggunakan terminologi standar, maka perlu
dibuat kebijakan tertulis yang disyahkan tentang terminologi
standar dan sinkatan yang digunakan di rumah sakit.
4. Adanya pedoman pengumpulan dan interpretasi data
Jika perlu masukan pedoman untuk menjamin agar
pengumpulan dan intepretasi data konsisten. Pedoman
pengisian diperlukan untuk contoh:
a. isian pilihan (disilang, dicentang, dilingkar, dicoret, dll);
b. Item yg isiannya lebih dr satu, misal laki-laki atau L atau
Pria
c. Urutan penempatan item yang logis
Untuk mendapatkan urutan penempatan item yang logis
dapat dilakukan dengan menempatkan item formulir sesuai
dengan alur pengisiannya atau alur mendapatkan informasi,
misal: data sosial di dapatkan lebih dahulu dari pada data
medis, sehingga penempatan data sosial lebih dahulu setelah
itu data medis.
16
- Ringkasan
- Diagnosis kerja
- Terapi
- Follow up
Keuntungan POMR:
17
- Dokter diharapkan untuk mempertimbangkan seluruh
problem pasien dalam segala keadaan.
- Catatan jelas.
- Mengidentifikasikan tujuan dan metoda pengobatan.
- Pendidikan Medis (Lengkapnya catatan dari dokter).
- Proses menjaga mutu lebih mudah sebab data telah tersusun.
Kerugian POMR:
- Pelatihan dan tanggung jawab tambahan bagi staf profesional
dan staf medis.
- Tidak banyak fasilitas pelayanan akut melaksanakan POMR
secara penuh, banyak dari profesional kesehatan
menggunakan SOAP form dari Progress Notes.
18
Kerugian: hanya 1 orang pemberi pelayanan yang dapat
mencatat perkembangan pasien pada satu waktu. Sulit
mengidentifikasi pekerjaan perorangan, kecuali catatan yang biasanya
ada titel dari pencatat dan dokter sering merasa catatan hanya menitik
beratkan pada kebiasaan untuk membedakannya dengan profesi lain
yang memberikan pelayanan kepada pasien. Keputusan untuk
menentukan format RM adalah oleh staf medis dengan persetujuan
komite RM.
19
d. Warna
Warna kertas yang sering digunakan (bagi perancang) yaitu
putih dan hijau. Warna umum yang digunakan untuk formulir
yaitu warna putih. Untuk sampul dan pembatas formulir
menggunakan warna cerah. Sebaiknya ditambahkan kode warna
pada list kanan formulir dengan warna yang kontras dengan dasar
formulir. Penggunaan tinta pada tulisan dalam formulir juga perlu
diperhatikan untuk kejelasan. Warna pada tinta yang digunakan
pada sebagian tulisan juga dapat digunakan sebagai penegasan
kalimat tertentu.
e. Kemasan
Kemasan formulir untuk tempat menyimpan formulir. Untuk
formulir rekam medis akan dimasukkan dalam sampul berkas
rekam medis, sehingga perlu diperhatikan untuk tempat membuat
lobang pengait dengan sampul. Untuk formulir lain seperti indeks
dan register tidak dilindungi dalam sampul.
3.3.2. Aspek Anatomik
20
b. Pendahuluan (Introduction)
Bagian ini menjelaskan tujuan formulir. Kadang-kadang
tujuan ditunjukkan oleh judul, sehingga tidak diperlukan lagi ada.
Jika penjelasan lebih lanjut dari judul diperlukan, maka pernyataan
yang jelas dapat dimasukkan ke dalam formulir untuk menjelaskan
tujuannya.
c. Perintah (Instruction)
Instruksi yang singkat dan berada pada bagian atas formulir.
Tujuannya agar pengguna segera dapat menentukan berapa kopi
yang diperlukan, siapa yang harus mengajukan formulir dan kepada
siapa kopiannya harus dikirimkan, dan bagaimanan cara mengisikan
formulir. Instruksi tidak boleh diletakkan di antara ruang-ruang
isian formulir karena hal ini membuat formulir terkesan berantakan
dan mempersulit pengisian.
d. Isi (Body)
Bagian ini merupakan bagian inti dari formulir untuk
pengisian data. Hal yang perlu diperhatikan dalam komponen isi
meliputi: margin, spasi, garis, type style, dan cara pencatatan.
Bagian tersebut meliputi:
a. Margins
Margin merupakan jarak antara tepi formulir dengan area
isi formulir. Batas margin minimum harus disediakan
2/16"(inches) atau 0,3175cm pada bagian atas, 3/6" atau
1,27cm pada bagian bawah, dan 3/10" atau 0,762cm pada sisi-
sisi.
b. Spacing
Spacing merupakan ukuran area isian data. Untuk spacing
yang dibuat dengan tulisan tangan, berikan horizontal spacing
1/10" atau 0,254cm sampai 1/12" atau 0,21167cm per-karakter.
Vertikal spacing memerlukan 1/4" atau 0,635cm sampai 1/3"
atau 0,84667cm. Desain kotak yang digunakan memerlukan
1/3" atau 0,84667cm.
21
c. Rules
Sebuah rule adalah sebuah garis vertikal atau horizontal.
Rules membagi formulir atas bagian-bagian logis,
mengarahkan penulis untuk memasukkan data pada tempat
yang semestinya, menginstruksikan penulis mengenai panjang
yang diinginkan dari data yang dimasukkan, membimbing
pembaca melalui komunikasi, dan menambah daya tarik fisik
formulir.
d. Type
Styles Jenis huruf ini penting dalam hal keterbacaan dan
penonjolan. Untuk suatu formulir, paling baik adalah
menggunakan sesedikit mungkin jenis dan ukuran huruf. Item-
item dengan kepentingan yang sama hendaknya dicetak dengan
huruf yang sama di semua bagian formulir. Jenis Italic dan
Bold digunakan untuk penekanan, tapi terbatas pada kata-kata
yang memerlukan penekanan khusus.
e. Cara Pencatatan
Cara pencatatan pada formulir dapat dihasilkan dengan
tangan, mesin ketik atau cetakan komputer. Cara lain
pencatatan data mencakup OCR (Optical Character
Recognition) dan barcode, yang bekerja sebagai input langsung
ke dalam komputer.
e. Penutup (Close)
Bagian ini merupakan penutup sebuah formulir kertas dan
tersedia ruangan untuk tanda tangan sebagi tanda autentikasi atau
persetujuan.
3.3.3. Aspek Isi
Analisis berdasarkan aspek isi dilihat dari isi data pada formulir
rekam medis tersebut. Menurut Huffman (1994) bagian isi formulir
terdiri dari item, istilah, singkatan, dan simbul yang digunakan dalam
formulir rekam medis tersebut. Untuk penjelasan selanjutnya ada di
bawah ini:
22
a. Kelengkapan
Item-item yang tercantum pada formulir harus selengkap-
lengkapnya agar informasi yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Item
ini menyesuaikan pada struktur data atau isi data rekam medis yang
telah ditentukan. Misalnya struktur data rekam medis rawat jalan
adalah UACDS, ataukah kombinasi dengan dasar hukum terkait
dengan isi rekam medis rawat jalan seperti yang ada pada
Permenkes 269 tahun 2008.
b. Istilah
Penggunaan istilah dalam desain formulir harus meggunakan
istilah yang standar, khususnya standar di rumah sakit tersebut.
Untuk mendapatkan istilah yang standar dapat dilakukan dengan
pembuatan surat keputusan tentang pemberlakukan istilah yang ada
di rumah sakit. Istilah harus didefinisikan dalam keputusan tersebut,
hal ini penting untuk menghindari salah persepsi pada istilah yang
digunakan.
c. Singkatan
Demikian juga dengan singkatan, penggunaan singkatan
dalam desain formulir harus meggunakan singkatan yang standar.
Singkatan tersebut harus disepakati dan dipahami oleh seluruh
sumber daya di rumah sakit. Beberapa contoh singkatan yang sering
digunakan untuk membuat formulir atau ketika mengisi formulir
rekam medis adalah: Lk (Laki-Laki), Pr (Perempuan), Tgl (tanggal),
CKR (cidera Kepala ringan), dan lain-lain.
d. Simbol
Penggunaan simbol dalam formulir harus sesuai dengan
standar, khususnya standar di rumah sakit tersebut. Untuk
mendapatkan simbol yang sesuai standar dapat dilakukan dengan
pembuatan surat keputusan tentang pemberlakukan simbol yang ada
di rumah sakit. Contoh penggunaan simbol yang sering ada adalah:
& yang artinya dan, smbul plus (+) yang artinya pasien meninggal.
23
3.4. Manajemen Mutu Rekam Medis
24
- Seragam, batasan sebutan tentang elemen data yang dibakukan dan
konsisten penggunaaannya di dalam maupun di luar organisasi.
- Dapat dibandingkan dengan standar yang disepakati diterapkan.
- Terjamin kerahasiaannya.
- Mudah diperoleh melalui sistem komunikasi antar yang berwenang.
3.4.2. Indikator Mutu
25
3.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
26
Hal-hal dilakukan petugas rekam medis dalam penganalisaan
mutu rekam medis:
- Rekam medis yang mengandung unsur ketidaktepatan ataupun
bila ada penghapusan yang dapat menyebabkan Rekam Medis
menjadi tidak akurat dan tidak lengkap.
- Untuk melakukan tugas penganalisaan biasanya tugas ini
dilakukan oleh petugas rekam medis yang sudah mahir dan
mendapat pendidikan khusus. Yaitu diperlukan pengetahuan
tentang ilmu terminologi medis, anatomi, fisiologi, dasar-dasar
proses kepenyakitan, isi rekam medis, dan standar medis yang
digunakan.
- Berdasarkan penjelasan pasal 46 UU Praktik Kedokteran No. 29
ayat (2) bahwa“ Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan
pencatatan pada rekam medis, berkas dan catatan tidak boleh
dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan
catatan atau kesalahan dalam rekam medis hanya dapat
dilakukan dengan pencoretan dan dibubuhi paraf petugas yang
bersangkutan.”
- Selanjutnya pada penjelasan Pasal 46 ayat (3) menyatakan:
“Yang dimaksud dengan‘Petugas’ adalah dokter atau dokter gigi
atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan
langsung kepada pasien. Apabila dalam pencatatan rekam medis
menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban
membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan
nomor identitas pribadi (personal identification number).”
Jadi, bila ada berkas rekam medis yang juga tidak
memenuhi kebutuhan ketetapan diatas maka petugas rekam
medis wajib meminta dokter atau dokter gigi atau tenaga
kesehatan lain yang memberikan pelayanan terhadap pasien
untuk melengkapinya.
27
3.5. Isi Rekam Medis
28
- Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
- Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu
dan
- Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
c. Rekam Medis Pasien Gawat Darurat
Data untuk pasien gawat darurat yang harus dimasukkan dalam
medical record sekurang-kurangnya antara lain:
- Identitas Pasien
- Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
- Identitas pengantar pasien
- Tanggal dan waktu
- Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit)
- Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis
- Diagnosis
- Pengobatan dan/atau tindakan
- Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit
gawat darurat dan rencana tindak lanjut
- Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
- Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan
dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain dan
- Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
29
umum permenkes 269/Menkes/Per/III/2008 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa
rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien,pemeriksaan,pengobatan,tindakan pelayanan lain yang di telah
di berikan kepada pasien.. Rumah Sakit sebagai pelayanan kesehatan pasti
memiliki segala catatan yang ada di rumah sakit, termasuk rekam medis.
Mengingat rekam medis adalah rangkaian kegiatan pelayanan yang diberikan
oleh unit pelayanan kesehatan kepada pasien Jadi semua catatan tersebut
adalah sebagai tanda bukti rumah sakit terhadap segala usahanya dalam
menyembuhkan pasien. Maka dari itu isi dari berkas rekam medis sangatlah
vital dan rahasia.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian bagi para petugas
pelayanan kesehatan yang terlibat pada pelayanan kepada pasien :
Dokumen rekam medis tidak boleh dibawa keluar dari instantsi
pelayanan kesehatan, kecuali atas persetujuan Pimpinan dan Kepala Unit
Rekam Medis.
Petugas Rekam Medis lah yang bertanggung jawab atas kelengkapan
berkas rekam medis jika suatu waktu akan dibutuhkan lagi untuk keperluan
perawatan pasien atau lain-lain.Petugas Rekam Medis harus bisa menjaga
dokumen dari kehilangan, pencurian, serta kebocoran informasi di dalamnya
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/Iii/2008 Tentang Rekam Medis pasal 10 ayat (1) menyatakan
“Informasi tentang identitas diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan
dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter,
dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.”
Jadi prinsipnya, isi dari rekam medis adalah milik pasien sedangkan
berkas fisiknya adalah milik pelayanan kesehatan yang dikunjungi. Seperti
yang ada di Permenkes No. 749a pasal 10 menyatakan bahwa rekam medis itu
merupakan milik sarana pelayanan kesehatan, yang harus disimpan sekurang-
kurangnya untuk jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal terakhir pasien
berobat.
30
3.7. Sistem Pengelolaan Rekam Medis
31
2. Pembatas masuk
3. Surat dokumen pengantar
4. Intruksi Pra/Pasca bedah
5. Laporan pembedahaan
6. Instruksi dokter
7. Catatatan Perkembangan
8. Lembar konsultasi
9. Catatan Perawat
10. Grafik suhu, nadi dan pernafasan
11. Hasil pemeriksaan laboratorium
12. Hasil pemeriksaan radiodiagnostik
13. Salinan resep
14. Resume / Laporan kematian
32
e. Perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus bayi lahir
1. Pembatas masuk
2. Ringkasan masuk dan keluar
3. Riwayat kelahiran
4. Intruksi dokter
5. Catatan Perkembangan
6. Lembar konsultasi
7. Catatan perawat
8. Grafik bayi
9. Pengawasan khusus
10. Hasil pemeriksaan Laboratorium
11. Hasil pemeriksaan radiodiagnostik
12. Salinan resep
13. Resume / Laporan Kematian
3.7.2. Subsistem Pengkodean(Koding)
33
c. Tenaga kesehatan lainnya.
c) Koding Obat–obatan
d) Laboratorium
e) Radiologi
34
3.7.3. Subsistem Indexing
a) Indeks pasien
c) Indeks obatan–obatan
d) Indeks dokter
e) Indeks kematian
Sistem penamaan dalam pelayanan medis yaitu tata cara penulisan nama
pasien yang bertujuan untuk membedakan satu pasien dengan pasien yang lain
dan untuk memudahkan dalam pengindeksan Kartu Indeks Utama Pasien
(KIUP).
Penulisan nama dalam formulir rekam medis harus memenuhi persyaratan
penulisan untuk diindeks dan memenuhi kelengkapan nama seseorang.
Menurut Bambang Shofari dalam bukunya yang berjudul Pengelolaan Sistem
Rekam Medis-1 tahun edisi 2004 cara menulis dan mengindeks nama dalam
formulir rekam medis adalah sebagai berikut:
a. Nama Tunggal
Nama orang dapat terdiri dari satu suku kata, dua kata atau lebih. Nama
orang hanya terdiri dari satu suku kata, diindeks sebagaimana nama itu
disebut.
Contoh :
Nama Diindeks akan ditulis
Sumaryono Sumaryono, Tn
Maria Maria, NN
b. Nama Majemuk
35
Nama orang Indonesia yang majemuk dan oleh si pemilik nama itu ditulis
menjadi satu, diindeks sebagaimana nama itu ditulis.
Contoh :
Nama Diindeks akan ditulis
Dwi Rahmat Dwi Rahmat, Tn
Nabila Syakib Nabila Syakib, Ny
c. Nama Keluarga
Nama orang Indonesia yang menggunakan nama keluarga, yang
diutamakan nama keluarganya.
Contoh :
Nama Diindeks akan ditulis
Gading Martin Martin Gading
Rohman Koderi Koderi Rohman
d. Bukan Nama Keluarga
Di Indonesia nama keluarga belum dikenal secara luas. Banyak
nama orang Indonesia yang terdiri lebih dari satu atau dua kata, akan
tetapi nama itu adalah nama sebenarnya, bukan nama keluarga. Hal ini
akan membingungkan petugas. Untuk menghindari hal tersebut, maka
untuk nama orang Indonesia yang terdiri kebih dari satu lata atau dua
kata,kata terakhir dijadikan kata tangkap utama, atau dianggap sebagai
nama leluarga.
Contoh :
Nama Diindeks akan ditulis
Bagus Nugroho Nugroho Bagus
e. Nama Bayi
Cara Penulisan Nama Pasien Bayi,
Contoh :
Nama Ibu melahirkan, misal : Siti Aisah
Penulisan nama bayinya, misal : By. Ny. Siti Aisah
f. Nama Marga, Suku, Clan
Nama orang Indonesia yang mempergunakan nama marga, suku
dan clan, yang diutamakan nama marga, suku, dan nama clan(kaum).
36
Contoh :
Nama Diindeks akan ditulis
Angel Siahaan Siahaan Angel
Hadi Sumpeno Sumpeno Hadi
g. Nama Gelar
Nama-nama yang diikuti dengan gelar-gelar dalam menulis gelar-
gelar tersebut ditempatkan dibelakang tanda kurung.
Contoh :
Nama Diindeks akan ditulis
R.R Musdalifah Musdalifah (R.R)
R.M Nassar Nasaar (R.M)
Sistem penomoran rekam medis pada dasarnya ada 3, yaitu secara Seri,
Unit dan SeriUnit. Fungsi pemberian nomor ini adalah memudahkan
pencarian berkas atau dokumen rekam medis apabila pasien datang kembali
untuk melakukan perawatan atau lain-lain.
Menurut Shofari (1998) ada tiga sistem pemberian nomor pasien
(Administrasion Numbering System) yaitu:
a. Pemberian Nomor Cara Seri (Serial Numbering System)
Merupakan suatu sistem penomoran dimana setiap pasien yang
berkunjung di puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan akan
mendapatkan nomor baru.
37
Membutuhkan waktu lama dalam pencarian Dokumen Rekam Medis
lama, karena satu pasien dapat memperoleh lebih dari satu nomor.
38
Pelayanan menjadi lebih cepat karena tidak memilih antara pasien
baru atau pasien lama, semua pasien yang datang dianggap pasien
baru.
39
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan menjajarkan
folder dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis
pada dua angka kelompok tengah.
Kelebihan Sistem Angka Tengah yaitu:
40
Membantu memudahkan perencanaan peralatan penyimpanan
(jumlah rak).
Menurut Permenkes 269 Pasal 18, Rekam medis pasien rawat inap
di rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu
lima tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan.
Setelah batas waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang
dan persetujuan tindakan medik.
Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) harus disimpan untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut.
Penyimpanan rekam medis dan ringkasan pulang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dilaksanakan oleh petugas yang
ditunjuk oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
Sistem Penyimpanan Rekam Medis ada 2 tipe, yaitu Sistem
Sentralisasi dan Sistem Desentralisasi.
41
- Mengurangi jumlah biaya yang digunakan untuk memenuhi peralatan
dan ruangan yang di butuhkan
- Beban petugas menjadi lebih sibuk, karena harus mengurusi unit rawat
jalan dan rawat inap
42
Akan tetapi tata cara mengkode seorang koder harus mengetahui diagnose
utama dari pasien terlebih dahulu, setelah itu seorang koder bisa memulai
kegiatan pengkodean dengan menggunakan ICD 10 Volume 3
(Alphabetical Index) untuk mencari kode dari diagnose utama tersebut,
Setelah mendapatkan kode dari diagnose tersebut, koder melakukan
kegiatan selanjutnya,dengan membuka ICD 10 volume 1 untuk
pengecekan kembali serta melihat lebih detail terkait kode yang sesuai
dengan diagnose utama yang sudah diketahui sebelumnya. volume 2 berisi
tentang tata cara dan aturan yang harus diikuti dan dapat memberikan
kemudahan bagi pengkode apabila pada saat mengkode menemui
permasalahan. Untuk pengkodean tindakan medis yang di terima oleh
pasien ialah menggunakan ICD 9.
43
Kegunaan buku register:
44
- Sebagai informasi untuk mengetahui beban ruang rawat inap
- Sebagai arsip ruang rawat inap
e. Buku Register Pembedahan
- Untuk mengetahui Jumlah dan jenis kegiatan pembedahan yang
dilakukan setiap hari
- Sebagai data dasar pembuatan laporan ekstern rumah sakit
- Sebagai catatan yang selalu ada di ruang tindakan pembedahan
f. Buku Register Persalinan dan Abortus
- Untuk mengetahui jumlah dan jenis kegiatan yang dilakukan di
ruang persalinan/ abortus
- Sebagai data dasar pembuatan laporan ekstern rumah sakit
- Sebagai catatan yang selalu ada di tempat persalinan dan dipakai
selama 24 jam
g. Buku Register Tindakan/ Pelayanan Diagnostik/ Terapi
- Untuk mengetahui jumlah semua kegiatan tindakan pelayanan pada
masing-masing unit baik yang melalui unit rawat jalan, unit rawat
inap maupun yang datang langsung
- Untuk mengetahui jumlah kegiatan pelayanan/terap/diagnostic
rumah sakit merupakan data dasar pembuatan laporan eksternal
rumah sakit
- Sebagai arsip
h. Buku Register Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium
- Untuk menghitung jumlah semua kegiatan pemeriksaan
laboratorium berdasarkan jenisnya pada masing-masing unit baik
yang dikirim oleh unit rawat jalan, unit rawat inap maupun yang
datang sendiri
- Sebagai arsip
i. Buku Register Rujukan Dokter Ahli
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Desain 1
46
b. Desain 2
47
c. Desain 3
48
d. Desain 4
49
e. Desian 5
50
f. Desain 6
51
4.1.2. Sarana dan Prasarana Unit Kerja RMIK
1. Komputer 5 Set
4. Meja 6 Buah
5. Kursi 12 Buah
6. Telepon 2 Buah
1. Komputer 3 Set
4. Meja 3 Buah
5. Kursi 6 Buah
6. Telepon 1 Buah
52
c. Ruang Pengolahan Data
No. Peralatan Jumlah
1. Komputer 6 Set
3. Meja 6 Buah
4. Kursi 10 Buah
5. Telepon 1 Buah
7. Lemari 1 Buah
9. AC 2 Buah
d. Ruang Filing
No. Peralatan Jumlah
1. Komputer 1 Set
3. Meja 3 Buah
4. Kursi 4 Buah
5. Telepon 1 Buah
9. Tangga 2 Buah
10. AC 2 Buah
53
12. Tempat Sampah 1 Buah
54
DRM. Terdapat meja yang cukup luas untuk menaruh DRM yang akan
di assembling.
d. Ruang Filing
Ruang filling pada di RSPN terletak di lantai 2. Tepatnya
dibelakang TPP Rawat Jalan. Untuk penempatan menurut kami sudah
cukup tepat, karena memudahkan untuk pengambilan DRM jika pasien
berobat rawat jalan. Rak menggunakan tipe Roll O’ Pack setinggi 7 rak
dan cukup untuk penyimpanan. Terdapat 2 buah tangga yang dapat
dipergunakan saat akan mengambil dokumen yang tidak terjangkau.
4.1.3. Identifikasi Mutu Pelayanan Rekam Medis
55
4.1.4. Manajemen Risiko Di Unit Rekam Medis
Manajemen risiko adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang peluang sambil mengelola efek
yang tidak diharapkan (AS/NZS 4360:2004). Kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan dengan
risiko (ISO 31000:2009). Manajemen risiko bukanlah sesuatu yang berjalan begitu saja, melainkan suatu upaya yang sistematik dan
terstruktur serta terus menerus. Hal pertama yang perlu dilakukan untuk mengelola risiko adalah mengidentifikasinya. Jika kita tidak dapat
mengidentifikasi atau mengenal, tentu saja kita tidak dapat berbuat apapun terhadapnya. Adapun identifikasi risiko berdasarkan teori
sebagai berikut :
No. Identifikasi Dampak/Kemungkinan korban Pengendalian Risiko P F A R Prioritas
Risiko Risiko
1. Kesalahan identifikasi Kesalahan dalam melakukan Sosialisasi SPO identifikasi pasien 6 3 15 270 5
pasien pemberian prosedur/tindakan medis pada unit pendaftaran
2. Ketidaklengkapan catatan Informasi tidak jelas Sosialisasi SPO kelengkapan 10 6 7 420 4
dalam rekam medis pengisian rekam medis pada unit
terkait
3. Kesalahan dalam Sulit ditemukan yang dapat Dibutuhkan ketelitian petugas 10 3 15 450 2
penyimpanan rekam medis menyebabkan pasien terlambat untuk filing pada saat menyimpan rekam
pasien mendapatkan pelayanan pengobatan medis pasien
4. Penulisan diagnosa yang Sulit untuk menentukan kode Sosialisasi penulisan diagnosa 10 6 15 900 1
tidak terbaca diagnosa maupun tindakan yang jelas pada pihak terkait
5. Kesalahan dalam penulisan Salah meletakkan rekam medis atau Dibutuhkan ketelitian petugas 10 3 7 210 6
nomor RM pada map missfile dan terjadi salah data saat filing dalam menulis no. RM
proses retrieval
6. Terpaparnya petugas filing Dapat mengakibatkan batuk, bersin Penggunaan masker medis selama 6 2 3 36 7
dengan rekam medis terus- serta pemicu asma melakukan proses filing maupun
menerus retrieval
56
7. Petugas salah Pasien tidak mendapatkan pelayanan Sosialisasi SPO pendistribusian 10 3 15 450 3
mendistribusikan rekam kesehatan dan pasien akan komplain rekam medis pada unit rekam
medis pasien pada pihak terkait medis
57
No. Identifikasi Resiko Dampak Probability Skor Risiko Pengendalian risiko
1. Ketidaklengkapan catatan 1 3 Rendah Sosialisasi SPO
medis Tidak Mungkin terjadi (1-<2 tahun/kali) kelengkapan
signifikan pengisian rekam medis
pada unit terkait
2. Penulisan diagnosa yang 1 4 Moderat Sosialisasi penulisan
tidak terbaca Tidak Sering terjadi (beberapa kali/tahun) diagnosa yang jelas pada
signifikan pihak terkait
3. Paparan debu terhadap 1 3 Rendah Penggunaan masker medis
petugas filing Tidak Mungkin terjadi (1-<2 tahun/kali) selama melakukan proses
signifikan filing maupun retrieval
58
4.1.5. Akreditasi Unit Kerja Rekam Medis
59
Gambar 4.7. Sertifikat Akreditasi
60
4.1.6. Tabel Analisis Kuantitatif Dokumen Rekam Medis Rawat Inap
61
Tanda tangan petugas tidak 1
10 RM 37 Tata Tertib
ada
Model Surat Persetujuan Tindakan Persetujuan tindakan 3
11
A.3.9 Kedokteran kedokteran tidak lengkap
TOTAL 42
62
6. Sebagai arsip rawat jalan atau poliklinik yang harus di simpan
di setiap poliklinik rawat jalan.
Berikut adalah data sensus Rumah Sakit Panti Nirmala ruang st yusuf.
63
4.1.7.2. Menghitung Efisiensi Rumah Sakit Di Ruang St. Yusuf
a.
b.
= 3 HARI
64
c.
d.
e.
65
Gambar 4.7a .rafik Barber Johnson St. Yusuf
66
Pada laporan internal rumah sakit, laporan ini di
Rumah Sakit Panti Nirmala diwujudkan dengan Pelaporan
Bulanan yang rutin dilakukan dan kemudian dilaporkan kepada
Direktur.
b) Laporan ekstern Rumah Sakit, yaitu laporan yang ditunjukan
kepada Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Kesehatan
RI, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pelaporan ektern Rumah Sakit dibuat sesuai
dengan kebutuhan Departemen Kesehatan RI. Laporan
eksternal terbagi menjadi dua, yaitu :
a. SIRS ( Sistem Informasi Rumah Sakit)
Menurut SK Menkes No. 1171 tahun 2011, Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu proses
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data Rumah
Sakit se-Indonesia. Sistem informasi ini mencakup semau
Rumah Sakit umum maupun khusus, baik yang dikelola
secara publik maupun privat sebagaimana diatur dalam
UU RI No. 44 2009 tentang Rumah Sakit.
Menurut Sk Menkes No. 1171 tahun 2011 tentang
Sistem Informasi Rumah Sakit tertanggal 15 Juni 2011
dan telah diundang-undangkan tertanggal 1 Juli 2011 di
Jakarta, SIRS revisi 5 diperbaiki dan menjadi SIRS revisi
6 yang terdiri dari :
a. Data dasar Rumah Sakit (RL 1.1)
b. Indikator pelayanan Rumah Sakit (RL 1.2)
c. Data fasilitas tempat tidur rawat inap (RL 1.3)
d. Data ketenagaan (RL 2)
e. Data kegiatan pelayanan rawat inap (RL 3.1)
f. Data pelayanan rawat darurat (RL 3.2)
g. Data kegiatan kesehatan gigi dan mulut (RL 3.3)
h. Data kegiatan kebidanan (RL 3.4)
i. Data kegiatan prinatologi (RL 3.5)
67
j. Data kegiatan pembedahan (RL 3.6)
k. Data kegiatan radiologi (RL 3.7)
l. Data pemeriksaan laboratorium (RL 3.8)
m. Data pelayanan rehabilitasi medik (RL 3.9)
n. Data kegiatan pelayanan khusus (RL 3.10)
o. Data kegiatan kesehatan jiwa (RL 3.11)
p. Data kegiatan keluarga berencana (RL 3.12)
q. Data kegiatan obat, penulisan dan pelayanan resep
(RL 3.13)
r. Data kegiatan rujukan (RL 3.14)
s. Data cara bayar (RL 3.15)
t. Data keadaan morbiditas dan mortalitas pasien rawat
inap (RL 4a)
u. Data keadaan morbiditas pasien rawat jalan Rumah
Sakit (RL 4b)
v. Data pengunjung Rumah Sakit (RL 5.1)
w. Data kunjungan rawat jalan (RL 5.2)
x. Data daftar 10 besar penyakit rawat inap (RL 5.3)
y. Data daftar 10 besar penyakit rawat jalan (RL 5.4)
b. Laporan Tahunan
Laporan eksternal yang lain adalah laporan tahunan
yang secara rutin dibuat oleh Rumah Sakit Panti Nirmala
untuk kebutuhan rumah sakit.
Penyusunan Laporan Tahunan ini dimaksudkan
sebagai wujud pertanggung jawaban kegiatan yang telah
dilaksanakan pada kurun waktu dua belas bulan.
Adapun tujuan penyusunan Laporan Tahunan ini adalah:
1. Memenuhi dan melaksanakan amanah Surat Edaran
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor
PR.03.02/I/1466/12 tentang Laporan Berkala Satuan
68
Kerja (Laporan Tahunan) Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan.
2. Evaluasi Tahunan terhadap perencanaan yang telah
tertuang pada Rencana Strategis Bisnis, Rencana
Bisnis dan Anggaran serta Rencana Kinerja Tahunan.
3. Membandingkan capaian kinerja dengan target yang
telah ditetapkan sebagai bahan perencanaan tahun
selanjutnya.
4.1.8. SIRS
1. Laporan Internal
a. Laporan Harian
Laporan harian terdiri dari laporan sensus harian dari Sensus
harian rawat jalan,, sensus harian rawat inap, dan sensus harian
IGD.
b. Laporan Bulanan
69
Laporan bulanan internal di Rumah Sakit Panti Nirmala terdiri dari
laporan statistic bulanan BOR (Bed Occupancy Rate), LOS
(Length of Stay), TOI (Turn Over Interval) yang dikirimkan
kepada manajemen sebagai acuan performa rumah sakit.
2. Laporan Eksternal
a. Laporan Harian
Tidak terdapat laporan harian eksternal, namun Rumah Sakit Panti
Nirmala akan melaporan data RL 1.1 sampai RL 1.3 yang akan
dilaporkan sewaktu ada perubahan data, yaitu data dasar rumah
sakit.
b. Laporan Bulanan
RL 5.1 Pengunjung Rumah Sakit
RL 5.2 Kunjungan Rawat Jalan
RL 5.3 Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Inap
RL 5.4 Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Jalan
c. Laporan Tahunan
RL 1.2 Indikator Pelayanan Rumah Sakit
RL 1.3 Fasilitas Tempat Tidur Rawat Inap
RL 2 Ketenagaan
RL 3.1 Rawat Inap
RL 3.2 Rawat Darurat
RL 3.3 Gigi dan Mulut
RL 3.4 Kebidanan
RL 3.5 Perinatologi
RL 3.6 Pembedahan
RL 3.7 Radiologi
RL 3.8 Laboratorium
RL 3.9 Rehabilitasi Medik
RL 3.10 Pelayanan Khusus
RL 3.11 Kesehatan Jiwa
RL 3.12 Keluarga Berencana
RL 3.13 Farmasi Rumah Sakit
70
RL 3.14 Rujukan
RL 3.15 Cara Bayar
RL 4a Penyakit Rawat Inap
RL 4b Penyakit Rawat Jalan
71
4.1.9. Daftar Koding Diagnosa Penyakit dan Tindakan
72
45 Ca Ovarium C56
46 Ca Mammae C50
47 CKD Stage V N18.5
48 Myoma Uteri C55
49 Normal Partus Z37.0, O80.9
50 Bening Neoplasm Of Thyroid Glands D34
51 Ca Rectosigmoid St III C19
52 CKD Stage V N18.5
53 Prolapse Hemoroid K62.5
54 Typhoid Fever A01.0
55 Diabetes Mellitus E14.9
56 Dengue Fever A90
57 Inferksi Saluran Kemih N39.0
58 Calcified Pancreas K86.8
59 Ca Mammae C50
60 Diabetes Mellitus E14.9
61 Batu Buli-Buli N21.0
62 Gagal Ginjal Akut N17.9
63 Perikoronitis Kronis K05.3
64 Myoma Uteri D26.9
65 Blighted Ovum O02.0
66 Kidney Failure N19
67 Abscess Pedis L02.4
68 Dengue Fever A90
69 Benign Neoplasm Of Thyroid Gland D34
70 Crush Injury Phalanx Distal S67.0
71 Premature Rupture Of Membrane O42.9
72 Sacroiliac Arthritis M13.95
73 Of Phalanx Distal Digiti Iv Manus S62.61
74 Stemi Anterior Ekstensif I22.0
75 Ckd N18.9
76 Cystoma Uteri D27
77 Lilitan Tali Pusar O69.9
78 Benigh Neoplasm Of Soft Tissue D21.1
79 Ca Testis C62.9
80 Ca Mamae C50.9
81 Batu Renal (S) N20.2
82 Os Pterygium H11.0
83 Infected Union Fracture Tibia (D) S82.1
84 Rbbb I45.1
85 Chf I50.1
86 Isk N39.0
87 Hidronefrosis N13.6
88 Suspect Phyllodes Tumor D24
89 Sdh Kronis S06.5
90 Suspect Tb Paru A15.0
Tabel 4.8. Daftar Koding Diagnosa Penyakit
73
B. Daftar Koding Tindakan Penyakit
74
47 Appendectomy 47.09
48 Unilateral Thyroid Lobectomy 06.2
49 Odontectomy 23.19
50 Open Biopsy Of Breast 85.12
51 Mastectomy 85.41
52 Unilateral Thyroid Lobectomy 06.2
53 Kemoterapi 99.25
54 Hemodialisa 39.95
55 Foto Thorax 87.49
56 ECG 89.5
57 Injeksi Antibiotic 99.21
58 Foto Thorax 87.49
59 CT-Scan, Thorax PA 87.49
60 Hemodialisa 39.95
61 Kemoterapi 99.25
62 Hemodialisa 39.95
63 Transfusi Darah 99.03
64 Total Abdomen Hysterectomy 68.4
65 Episiotomy 73.6
66 Thyroidectomy Dextra 06.2
67 Kemoterapi 99.25
68 Hemodialisa 39.95
69 Excision Of Haemorrhoid 49.46
70 Injeksi Antibiotic 99.21
71 Injeksi Insulin 99.17
72 Transfusi Darah 99.03
73 Injeksi Antibiotic 99.21
74 Kemoterapi 99.25
Extracorporeal Shockwave Lithotripsy Of 98.59
75 Other Site
76 Post Dilatasi Dan Kuretase 69.0
77 - -
78 - -
79 - -
80 Herniotektomi 53.00
81 Chemotrerapy 99.25
82 Ureteral Catteterization 09.8
83 Open Biopsy Of Breast 85.12
84 - -
85 Excision Of Lesion Of Other Soft Tissue 83.39
86 Chemotherapy 99.25
87 Revisi AV Fistula 39.42
88 - -
89 - -
90 Chemotrerapy 99.25
Tabel 4.9. Daftar Koding Tindakan Penyakit
75
4.2. Unit Pendaftaran Pasien
Pengertian Salah satu proses pelayanan rekam medis terhadap semua pasien yang
datang untuk berobat ke instalasi rawat jalan Rumah Sakit Panti
Nirmala Kota Malang
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas pendaftaran untuk penerapan langkah –
langkah pendaftaran pasien rawat jalan
76
Prosedur Tata cara penerimaan pasien Baru:
1. Pasien/keluarga mengambil nomor antrian
2. Panggil pasien urut sesuai nomor antrian.
3. Berikan formulir identitas diri kepada pasien/ keluarganya
untuk diisi sesuai dengan KTP.
4. Lakukan verifikasi data identitas diri pasien dan keluarganya.
5. Jika pasien menggunakan BPJS maka pasien harus
menyertakan persyaratan fotokopi kartu BPJS dan surat rujukan
pada faskes sebelumnya.
6. Entrikan data pasien baru yang telah diisi, pada aplikasi
pendaftaran pasien rawat jalan.
7. Buat SEP bagi pasien BPJS
8. Berikan kartu kunjungan/KIB kepada pasien/ keluarganya
sambil menjelaskan kegunaan kartu tersebut.
9. Pasien dipersilakan menunggu di ruang/ poliklinik yang dituju
Unit terkait Unit Rekam Medis
Instalasi Rawat Jalan
Tabel 4.10. SOP Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Baru
77
C. SOP Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Lama
Pengertian Salah satu proses pelayanan rekam medis terhadap semua pasien yang
datang untuk berobat ke instalasi rawat jalan Rumah Sakit Panti
Nirmala Kota Malang
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas pendaftaran untuk penerapan langkah –
langkah pendaftaran pasien rawat jalan
78
4.2.2. Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Pengertian Salah satu proses pelayanan rekam medis terhadap semua pasien yang
datang untuk berobat ke instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Nirmala
Kota Malang.
79
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas pendaftaran untuk penerapan langkah –
langkah pendaftaran pasien rawat inap.
Pengertian Salah satu proses pelayanan rekam medis terhadap semua pasien yang
datang untuk berobat ke instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Nirmala
Kota Malang.
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas pendaftaran untuk penerapan langkah –
langkah pendaftaran pasien rawat inap.
80
Prosedur Tata cara pendaftaran pasien lama:
1. Pasien/keluarga datang ke tempat pendaftaran pasien
2. Beri formulir general consent pada pasien/keluarga
3. Jelaskan pada pasien/keluarga kegunaan formulir general consent
4. Lakukan verifikasi data identitas diri pasien dan keluarganya.
5. Jika pasien menggunakan BPJS maka pasien harus menyertakan
persyaratan fotokopi kartu BPJS dan rujukan
6. Jika pasien asuransi kesehatan lain maka pasien akan ditanyakan
kartu kepesertaannya
7. Minta surat pengantar pasien rawat inap
8. Buat SEP bagi pasien BPJS
9. Carikan kamar rawat inap sesuai keinginan pasien
10. Entri data pasien baru pada aplikasi pendaftaran pasien rawat inap
11. Siapkan formulir asesmen sesuai kebutuhan, Formulir tata tertib,
stiker, dan lain-lain.
12. Pasien diskrining oleh supervise (bila pasien kiriman dokter luar)
13. Pasien diantar ke kamar rawat inap oleh petugas.
Unit terkait Unit Rekam Medis
Instalasi Rawat Inap
81
4.2.3. Pendaftararan IGD
Salah satu proses pelayanan rekam medis terhadap semua pasien yang
Pengertian
datang untuk berobat ke instalasi gawat darurat Rumah Sakit Panti Nirmala
Kota Malang.
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas pendaftaran untuk penerapan langkah – langkah
pendaftaran pasien instalasi gawat darurat.
82
sebelumnya.
5. Petugas menginput data pasien baru yang telah diisi, pada aplikasi
pendaftaran pasien gawat darurat.
6. Petugas membuatkan SEP bagi pasien BPJS
7. Pasien dipersilakan langsung masuk ke IGD
8. Petugas menyiapkan lembar casemix, lembar asessmen sesuai
kebutuhan, dan stiker.
9. Petugas mengantarkan berkas rekam medis ke IGD.
Unit terkait Unit Rekam Medis
Instalasi Gawat Darurat
Pengertian Salah satu proses pelayanan rekam medis terhadap semua pasien yang
datang untuk berobat ke instalasi gawat darurat Rumah Sakit Panti Nirmala
Kota Malang.
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas pendaftaran untuk penerapan langkah – langkah
pendaftaran pasien instalasi gawat darurat.
83
Tabel 4.15. SOP Pendaftaran Pasien IGD Lama
4.3. Distribusi
84
TUJUAN Menyediakan dokumen rekam medis sesuai standar pelayanan minimal
guna untuk menunjang pelayanan pengobatan pasien
PROSEDUR 1. Petugas distribusi menerima dokumen rekam medis dari bagian
penyimpanan
2. Untuk pasien baru :
a. Menerima dokumen rekam medis yang sudah lengkap dari
Tempat Pendaftaran Pasien
b. Membuatkan map baru untuk dokumen rekam medis
pasien baru
c. Menerima tracer dan menyimpan tracer dalam dokumen
rekam medis
Untuk pasien lama :
a. Menerima dokumen rekam medis dari bagian filing
b. Menerima tracer dan menyimpan tracer dalam dokumen
rekam medis
3. Petugas distribusi melakukan pengecekan dokumen rekam
medis dengan lembar tracer yang disematkan dalam dokumen
rekam medis
4. Petugas distribusi menambahkan form assesmen sesuai
kebutuhan dan poliklinik yang dituju
5. Petugas distribusi menyortir dokumen rekam medis sesuai
dengan dengan polilinik yang dituju
6. Petugas distribusi mengantarkan dokumen rekam medis ke
poliklinik yang dituju
7. Rekam medis dititipkan di poliklinik tersebut untuk kemudian
disetor kembali ke bagian filing setelah pelayanan selesai
UNIT Unit Rekam Medis
TERKAIT
Tabel 4.16. SOP Distribusi
b. SOP Distribusi
85
Gambar 4.13. Flowchart Pengolahan Dokumen
86
b. SOP Pengolahan DRM
PENGERTIAN Pengolahan dokumen rekam medis adalah proses yang dimulai dari
perakitan dokumen rekam medis sampai dengan pelaporan dokumen
rekam medis
TUJUAN Mengolah dokumen rekam medis menjadi sebuah informasi berupa
indeks-indeks maupun data morbiditas dan mortalitas
PROSEDUR 1. Terima dokumen rekam medis dari ruangan rawat inap dan catat
sebagai tanda bukti penyetoran
2. Urutkan form RM sesuai dengan daftar isi form rekam medis
3. Lakukan cek kelengkapan dokumen rekam medis. Bila dokumen
rekam medis tidak lengkap, lampirkan form checklist rekam
medis
4. Lakukan entry data dokumen yang sudah diassembling dan dicek
kelengkapannya
5. Berikan dokumen rekam medis ke petugas koding, indexing, dan
pelaporan
6. Terima dokumen rekam medis dari petugas assembling
7. Beri kode diagnosa sesuai dengan ICD 10 dan tindakan sesuai
dengan ICD 9 CM
8. Entry data dokumen rekam medis yang sudah dikode kedalam
index pasien rawat inap
9. Setorkan dokumen rekam medis yang sudah lengkap ke bagian
penyimpanan
10. Dokumen rekam medis yang tidak lengkap, diberikan ke ruang
rawat inap untuk dilengkapi dan dikembalikan ke ruang rekam
medis untuk dicek ulang kelengkapannya
UNIT TERKAIT Unit Rekam Medis
Tabel 4.17. Sop Pengolahan DRM
87
4.5. Unit Filing
88
c. SOP Filing DRM
89
4.6. Peminjaman DRM
90
c. SOP Peminjaman RM
Pengertian Tata cara peminjaman dokumen rekam medis untuk keperluan tertentu yang
diatur sesuai ketentuan yang berlaku, agar terjaga kerahasiaan isi dokumen
tersebut dan aman
Tujuan Agar tertib administrasi pelaksanaan peminjaman rekam medis sesuai
dengan ketentuan
Prosedur 1. Peminjam mengajukan peminjaman dokume rekam medis
2. Berikan peminjam bon peminjaman dokumen rekam medis untuk
dilengkapi
3. Terima bon peminjaman yang sudah dilengkapi
4. Tulis dibuku peminjaman, nama peminjam, tanggal peminjaman, dan
tanda tangan peminjam
5. Cari dokumen rekam medis di rak roll opack sesuai dengan nomor
rekam medis dokumen yang diminta
6. Berikan dokumen rekam tersebut ke peminjam
7. Jika dokumen sudah selesai dipinjam, terima dokumen rekam medis
dari peminjam
8. Tulis dibuku peminjaman, nama pengembali, tanggal pengembalian,
dan tanda tangan pengembali
9. Urutkan dokumen rekam medis sesuai dengan urutan nomer rekam
medis
10. Simpan dokumen ke rak roll opack
Unit Kerja Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap dan IGD
Tabel 4.19. SOP Peminjaman RM
91
4.7. Reimbursement Asuransi
92
kepada pasien atau keluarga. Tanda pengambilan berisi:
a. Formulir yang diajukan
b. Nama pasien
c. Tanggal masuk pengajuan
d. Tanggal selesai dihubungi, dan
e. Persyaratan yang harus dibawa saat pengambilan.
3. Petugas rekam medis menulis pada buku ekspedisi
pengajuan.
4. Petugas rekam medis menyiapkan dokumen rekam medis.
5. Petugas rekam medis mengajukan dokumen reimbursment
kepada dokter DPJP.
6. Petugas rekam medis memverifikasi data dan kelengkapan
dokumen rekam medis jika dokumen reimbursement sudah
dilengkapi oleh dokter DPJP.
7. Petugas rekam medis membuat salinan dokumen
reimbursement untuk disimpan di dokumen rekam medis
pasien.
8. Petugas rekam medis menghubungi pasien atau keluarga
untuk proses dan waktu pengambilan dokumen
reimbursement.
9. Pasien atau keluarga mengambil dokumen reimbursement
dengan membawa tanda pengambilan dan persyaratan
berupa:
a. Fotokopi KTP jika yang mengajukan pasien sendiri.
b. Fotokopi KTP dan kartu keluarga jika yang mengajukan
dari pihak keluarga inti pasien.
Fotokopi KTP pasien, fotokopi KTP penerima kuasa, dan surat
kuasa bermaterai jika yang mengajukan orang lain.
Unit Unit rekam medis, instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap,
Terkait instalasi gawat darurat
93
4.8. Daftar 10 Besar Penyakit di RSPN
Malignant neoplasm of
9
breast (C50.9)
8 Infeksi Saluran Kencing
(N39.0)
7 Dengue fever (A90)
6 CKD V (N18.5)
5
CA rectum (C20)
4
Ca cervix (C53.9)
3
Benign neoplsm of thyroid
2
gland (D34)
1
Appendicitis akut (K35.8)
94
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN (HASIL ANALISIS ANTARA
TEORI DENGAN YANG ADA DI LAHAN, HASIL,
IMPLEMENTASI DAN PERMASALAHAN YANG ADA DI
LAHAN PRAKTIK)
a. Desain 1
- Warna background map Menyesuaikan dengan ciri-ciri warna
seragam Nakes di Rumah Sakit Panti Nirmala Malang.
- Teks “RAHASIA” Himbauan untuk setiap petugas Nakes Rumah
Sakit Panti Nirmala Malang dan Pasien, dokumen Rekam Medis
adalah milik Rumah Sakit dan tidak boleh diperlihatkan kepada
siapapun kecuali Dokter, Petugas Rekam Medis, dan Pasien.
- Tabel “Nomor Rekam Medis” horizontal dan vertikal.
- Table nomor RM untuk memudahkan penandaan supaya tidak
sama dengan dokumen Pasien lain dan pencarian kembali dokumen
rekam medis pasien.
- Table tahun untuk memudahkan petugas Rekam Medis meretensi
dokumen rekam medis.
- Heading/Kop Map Identitas Map Rekam Medis milik Rumah Sakit
Panti Nirmala Malang.
- Tabel nama pasien identitas pasien yang wajib ditulis dengan huruf
capital untuk mempermudah memastikan benar-benar milik pasien
tersebut.
- Tabel stiker identitas pasien untuk merapikan tampilan map rekam
medis stiker tidak diletakkan di table nama pasien.
95
- Tabel nomor registrasi pasien rawat inap untuk pengisian nomor
registrasi pasien rawat inap.
- Tabel peringatan himbauan kepada petugas nakes untuk tidak
memberi perlakuan seperti peringatan pada kolom tersebut.
- Tabel penanda map rawat inap/rawat jalan Untuk mempermudah
pencarian dokumen rekam medis pada rak Roll O’pack. Dan
adapun cara penggunaannya yaitu jika map tersebut map “rawat
inap” maka coret teks “rawat jalan” begitu juga sebaliknya.
- Background map penanda jika ini Map rekam medis Rumah Sakit
Panti Nirmala Malang.
- Lubang klip dokumen persegi abu-abu adalah kasa, lubang yang
diberi plat supaya map tidak mudah robek.
b. Desain 2
- Desain map rekam medis diatas menggunakan warna dasar cream
karena menyesuaikan warna gedung RS Panti Nirmala. Pada desain
map diatas terdapat beberapa item yaitu:
- Item Nomor RM pada pojok kanan atas.
- Item Tulisan “RAHASIA” pada pojok kiri atas yang berfungsi
untuk memberitahukan bahwa isi DRM tersebut bersifat rahasia
dan hanya boleh dilihat oleh dokter, pasien/keluarganya, dan tenaga
kesehatan lainnya yang berhak mengisi DRM tersebut.
- Item Logo RS Panti Nirmala terletak di tengah atas.
- Item Nama RS Panti Nirmala terletak dibawah logo.
- Item Alamat dank ode POS RS Panti Nirmala terletak dibawah
Nama RS.
- Item Nama Pasien yang ditulis dengan huruf balok, berfungsi untuk
mengetahui pemilik DRM tersebut.
- Item Alamat terletak dibawah item nama pasien, yang berfungsi
untuk mengetahui alamat pasien tersebut.
- Item Perhatian terletak dibawah item alamat, item tersebut
berfungsi sebagai petunjuk penggunaan DRM.
96
- Item nomor RM diletakkan dibagian bawah dan ditulis vertikal
kesamping agar mempermudah proses filing dan retrieval DRM.
c. Desain 3
- Header and Footer: Memuat tulisan RAHASIA, nomor rekam
medis, dan identitas rumah sakit. Nomor rekam medis ditempatkan
di pojok kanan atas agar mudah terlihat saat proses retrieval. Angka
juga dipisah per 2 digit agar cocok dengan system penyimpanan
TDF.
- Introduction berisi tulisan Dokumen Rekam Medis font ukuran 26.
Berguna untuk menjelaskan tujuan dokumen.
- Body: Berisi Nama pasien, Alergi, Kunjungan terakhir, Tahun
kunjungan. Alergi sangat berguna untuk memenuhi aspek
keselamatan pasien. Kunjungan terakhir dikhususkan untuk
menulis riwayat rawat inap. Tahun kunjungan untuk riwayat rawat
inap maupun rawat jalan terakhir. Terdapat isian No. RM yang
diletakkan dipinggir secara vertical, berguna agar No. RM mudah
terlihat dari samping.
- Fonts: Meggunakan font arial dengan ukuran 12 sampai 26.
- Ruler: Terdapat ruler yang memisahkan antar isian yang
memudahkan pengisian.
- Warna: Menggunakan warna biru cerah yang mudah terlihat.
- Ukuran tinggi 32.2 cm dan lebar 25 cm (portrait).
d. Desain 4
- Header and Footer: Memuat tulisan RAHASIA, identitas rumah
sakit, dan catatan pasien. Angka juga dipisah per 2 digit agar cocok
dengan system penyimpanan TDF.
- Introduction berisi tulisan Dokumen Rekam Medis font ukuran 36.
- Body: Berisi Nama pasien, jenis kelamin pasien, dan nomor rekam
medis. Jenis kelamin sangat berguna untuk membedakan data
pasien yang terkadang memiliki nama yang sama dengan jenis
kelamin berbeda. No. RM yang diletakkan dipinggir secara
vertical, berguna agar No. RM mudah terlihat dari samping.
97
- Fonts: Meggunakan font arial dengan ukuran 16.
- Ruler: Terdapat ruler yang memisahkan antar isian yang
memudahkan pengisian.
- Warna: Menggunakan warna hitam yang mudah terlihat.
- Ukuran tinggi 32.2 cm dan lebar 25 cm (portrait).
e. Desain 5
- Map rekam medis dirancang dengan posisi berdiri atau potrait
- Bahan folder kertas Art Karton 230 gram sesuai dengan
pertimbangan gramasi kertasnya lebih tebal dengan tekstur kertas
yang halus dan harganya yang relatif murah dengan anggaran Rp.
3000 per map
- Ukuran map lebar 23 cm dan panjang 36 cm yang disesuaikan
dengan ukuran formulir rekam medis yang ada di Rumah Sakit
lebar 21,0 cm x panjang 29,7 cm
- Warna yang digunakan pada map rekam medis yakni hijau.
Pemilihan warna cerah ini bertujuan untuk memudahkan para
pembaca melihat dengan jelas dan juga agar telihat lebih menarik.
- Kelengkapan item-item yang tercantum pada map rekam medis
di RS Panti Nirmala yaitu identitas sarana pelayanan kesehatan
disertai dengan logo, hal ini bertujuan untuk mengetahui
bahwa dokumen rekam medis tersebut milik RS Panti Nirmala.
- Item tulisan“Rahasia” atau “Confidential” bertujuan untuk
melindungi bahwa dokumen rekam medis sangat rahasia dan
harus disimpan baik-baik.
- Item nama pasien menunjukkan kepimilikan isi dari dokumen
rekam medis tersebut, item nomor rekam medis menunjukkan
nomor saat pasien mendaftar dan digunakan untuk selamanya.
- Serta 2 item kotak di pokok kanan paling bawah menunjukkan
tahun kunjungan terakhir yang dapat membantu petugas filing
pada saat retensi dokumen rekam medis.
f. Desain 6
- Logo dan nama rumah sakit terletak disebelah atas sebagai heading.
98
- Kolom nama diisi nama pasien yang menjadi pemilik isi dokumen
rekam medis tersebut.
- Alamat diisi alamat pasien tinggal untuk memudahkan proses
identifikasi apabila ada kesamaan nama.
- Kolom alergi digunakan apabila pasien tersebut memiliki alergi
sehingga petugas medis lebih berhati-hati dalam memberikan obat /
makanan kepada pasien.
- Tulisan rahasia menandakan bahwa dokumen tersebut tidak boleh
dibuka oleh sembarang kecuali dokter, tenaga kesehatan yang
berhak mengisi dokumen rekam medis tersebut, dan keluarga/orang
lain yang telah diberi kuasa oleh pasien tersebut.
- Kolom nomor rekam medis ditulis secara horizontal kebawah,
misal nomor rekam medisnya 345618, angka 3 ditulis dibagian atas
(sebelah kanan pada gambar vertikal) dan angka 8 dibagian akhir
(sebelah kiri pada gambar vertikal), jadi saat penulisan map dibalik
dulu menjadi horizontal. Dua angka terakhir setelah kotak hitam
adalah tahun pertama dokumen tersebut dibuat.
Perbedaan desain map dengan desain map RS Panti Nirmala
yaitu, pada desain map RS Panti Nirmala terdapat kolom untuk
nomor registrasi rawat inap tetapi tidak ada kolom untuk alergi
seperti pada desain map. Juga pada desain map RS Panti Nirmala
terdapat kolom perhatian yang berisi tentang petunjuk penggunaan
rekam medis sedangkan pada desain map tidak ada.
Dari kedua desain map tersebut, sama-sama belum sesuai
dengan teori Huffman (1994) tentang bagian fisik formulir, yang
mana belum dilengkapi dengan kode warna disampingnya dan
belum ditambahkannya tonjolan warna pada pembatas untuk
mempermudah pencarian kelompok formulir tertentu.
99
5.1.2. Sarana dan Prasarana Unit Kerja RMIK
1. Komputer 5 Set
4. Meja 6 Buah
5. Kursi 12 Buah
6. Telepon 2 Buah
1. Komputer 3 Set
4. Meja 3 Buah
5. Kursi 6 Buah
6. Telepon 1 Buah
100
c. Ruang Pengolahan Data
No. Peralatan Jumlah
1. Komputer 6 Set
3. Meja 6 Buah
4. Kursi 10 Buah
5. Telepon 1 Buah
7. Lemari 1 Buah
9. AC 2 Buah
d. Ruang Filing
No. Peralatan Jumlah
1. Komputer 1 Set
3. Meja 3 Buah
4. Kursi 4 Buah
5. Telepon 1 Buah
9. Tangga 2 Buah
10. AC 2 Buah
101
12. Tempat Sampah 1 Buah
Untuk TPP IGD dari segi sarana sudah cukup lengkap untuk
kebutuhan pendaftaran pasien dan administrasi. Tempat duduk
menggunakan kursi kantor hidrolik yang dapat disesuaikan Meja
menggunakan meja kantor khusus komputer, sehingga komputer dapat
disimpan dibawah permukaan meja. Hal ini memudahkan dalam
menata dokumen karena meja tidak dipenuhi dengan komputer.
102
jam dikarenakan beberapa dokumen masih di poli, ruang filling
bagian audit Dokumen Rekam Medis dan bagian assembling.
Selama kami PKL proses pencarian dokumen rekam medis
rawat jalan dan rawat inap sudah terlaksana dengan baik. Dan tidak
ada dokumen rekam medis yang tidak tersedia lebih dari 2 jam
ataupun dokumen tidak ditemukan.
5.1.4. Manajemen Risiko Di Unit Rekam Medis
Analisis Resiko dilakukan dengan menghitung asumsi
probabilitas kejadian (peluang), besaran dampak (akibat) dan asumsi
frekuensi terjadi (frekuensi). Score/tingkat Resiko adalah hasil
perkalian RESIKO = P x F x A.
A. Peluang Resiko (P)
Nilai Keterangan
10 Almost certain / Hampir pasti; sangat mungkin akan terjadi/
hampir dipastikan akan terjadi pada semua kesempatan
6 Quite possible/mungkin terjadi; mungkin akan terjadi atau bukan
sesuatu hal yang aneh untuk terjadi (50:50 kesempatan)
3 Unusual but possible/tidak bisa namun dapat terjadi; biasanya
tidak terjadi namun masih ada kemungkinan untuk dapat terjadi
tiap saat
1 Remotely possible/kecil kemungkinannya; kecil kemungkinannya
untuk terjadi/sesuatu yang kebetulan terjadi
0.5 Conceivable / sangat kecil kemungkinannya; belum pernah terjadi
sebelumnya setelah bertahun-tahun terpapar bahaya/ kecil sekali
kemungkinannya untuk terjadi
0.1 Pratically Impossible/ secara praktek tidak mungkin terjadi; belum
pernah terjadisebelumnya dimanapun/ merupakan sesuatu yang
tidak mungkin untuk terjadi
Tabel 25. Peluang Resiko
103
B. Kriteria Frekuensi Pajanan (F)
Nilai Keterangan
10 Continue / terus-menerus; terjadi beberapa kali dalam sehari
6 Frequent / sering; terjadi harian/minimal sekali dalam sehari
3 Occasional / kadang-kadang; terjadi seminggu sekali
2 Infrequent / tidak sering; terjadi sekali antara seminggu sampai
sebulan
1 Rarel Jarang; beberapa kali dalam setahun
0.5 Very rarel/sangat jarang; terjadi sekali dalam setahun
0 No exposure/tidak terpapar; tidak pernah terjadi
Tabel 26. Kriteria Frekuensi Pajanan
104
7 Serious / serius / keuangan sedang
• Menyebabkan cidera serius seperti cacat atau kehilangan
anggota tubuh permanen
• Menyebabkan penyakit yang memerlukan perawatan medis
lebih dari 7 hari dan dapat disembuhkan
• Menyebabkan terhambatnya pelayanan kurang dari 30 menit
• Kerugian keuangan 500 jt – 1 Milyar
3 Casualty treatment / Perawatan medis / Keuangan ringan
• Menyebabkan cidera/penyakit yang memerlukan perawatan
medis atau tidak dapat masuk bekerja hingga 7 hari
• Kerugian keuangan 50 juta – 500 juta
1 First aid treatment / P3K / Keuangan sangat ringan
• Cidera tidak serius / minor seperti lecet, luka kecil dan hanya
perlu penanganan P3K
• Kerugian keuangan s/d 50 juta
Tabel 27. Kriteria Akibat
105
pasien, serta ketidaklengkapan catatan dalam rekam medis berupa
sosialisasi. Dimana sasaran sosialisasi tersebut ditujukan kepada
seluruh unit rekam medis dan pihak terkait seperti tenaga medis
maupun tenaga paramedis yang bertanggungjawab dalam pengisian
rekam medis pasien. Sosialisasi ini berisi tentang penjelasan SOP tiap
kegiatan pelayanan kesehatan. Dikarenakan Standar Operasional
Prosedur (SOP) mempunyai pengaruh besar dalam keberhasilan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Standar Operasional Prosedur
yang tidak sesuai akan mengakibatkan kerugian yang besar seperti
kesalahan dalam pelayanan kesehatan.
106
mengacu pada standar akreditasi internasional dari JCI-USA. Akreditasi
ini didapatkan setelah kunjungan penilaian dari Komisi Akreditasi
Rumah Sakit (KARS) Kementerian Kesehatan RI pada Desember 2015.
Akreditasi ini merupakan akreditasi kedua setelah sebelumnya RS Panti
Nirmala dinyatakan lulus akreditasi pada 2012. Unit rekam medis selalu
berperan dalam mengikuti perkembangan akreditasi Rumah Sakit Panti
Nirmala, karena rekam medis merupakan elemen penting dalam
akreditasi rumah sakit.
Rumah Sakit Panti Nirmala mendapat sertifikat akreditasi tingkat
paripurna, dimana hal ini membuktikan bahwa dari 15 bab yang di
survei, semua bab mendapat nilai minimal 80 %, yakni:
1) Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
2) Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3) Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
4) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
5) Millenium Development Goal’s (MDG’s)
6) Akses Pelayanan dan Kontinuitas pelayanan (APK)
7) Asesmen Pasien (AP)
8) Pelayanan Pasien (PP)
9) Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
10)Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
11)Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
12)Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
13)Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
14)Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP)
15)Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
5.1.6. Analisis Kuantitatif Dokumen Rekam Medis Rawat Inap
Didalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit, kelengkapan pengisisan rekam medis 24 jam setelah selesai
pelayanan adalah 100%. Rekam medis yang lengkap dapat digunakan
sebagai rekaman administrasi pelayanan kesehatan, dijadikan dasar
107
untuk perincian biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayar oleh
pasien, dan menunjang informasi untuk quality assurance. Rekam medis
yang lengkap juga mencerminkan mutu pelayanan medis yang
diberikan kepada penderita (Huffman, 1994).
Di Rumah Sakit Panti Nirmala, dari 140 dokumen rekam medis
rawat inap yang kelompok kami teliti kelengkapannya dengan analisis
kuantitatif, rekam medis yang lengkap pengisiannya <100% yaitu 70%
atau 98 dokumen rekam medis, sedangkan rekam medis yang tidak
lengkap pengisiannya sebanyak 30% atau 42 dokumen rekam medis.
Dari 42 dokumen rekam medis yang tidak lengkap tersebut, isi rekam
medis yang paling sering tidak diisi yaitu jam assesmen keperawatan
pasien di IGD sebanyak 8 dokumen. Pengisian jam assesmen awal
keperawatan IGD seharusnya menjadi tugas dan tanggung jawab
perawat IGD dan diisi berdasarkan kapan perawat IGD memberikan
tindakan keperawatan terhadap pasien.
Untuk mendapatkan angka kelengkapan pengisian rekam medis
100% sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit, maka perlu dilakukan penambahan wawasan petugas
yang berkewenangan mengisi dokumen rekam medis dengan
melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kelengkapan pengisian
rekam medis dan dampak yang ditimbulkan apabila dokumen rekam
medis tidak lengkap pengisiannya, serta sosialisasi SOP kelengkapan
pengisian dokumen rekam medis.
108
5.1.7. Statistik Data Administrasi Rumah Sakit Panti Nirmala
1. BOR
Dari perhitungan sensus harian yang kami dapatkan, nilai
BOR pada ruangan St. Yusuf yaitu 79% sedangkan menurut
Depkes RI, 2005 nilai parameter BOR yang efisien yaitu 60-85%.
Jadi prosentase nilai BOR pada ruang St. Yusuf sudah efisien. Ini
berarti sudah terjadi keseimbangan antara perawatan medis,
kepuasan pasien, keselamatan pasien, dan aspek pendapatan
ekonomi bagi pihak rumah sakit.
2. AVLOS
Dari perhitungan sensus harian yang kami dapatkan, nilai
AVLOS pada ruangan St. yusuf yaitu 3 hari sedangkan menurut
Depkes RI, 2005 nilai parameter AVLOS yang ideal yaitu 6-9 hari.
Jadi prosentase nilai AVLOS pada ruang St. Yusuf kurang
ideal/efisien. Ini memberikan gambaran bahwa mutu pelayanan di
St. Yusuf kurang baik dan apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut.
109
3. TOI
Dari perhitungan sensus harian yang kami dapatkan, nilai
TOI pada ruangan St. Yusuf yaitu 7 hari sedangkan menurut
Depkes RI, 2005 nilai parameter TOI yang efisien yaitu 1-3 hari.
Jadi prosentase nilai TOI pada ruang St. Yusuf kurang efisien. Ini
berarti tempat tidur di St. Yusuf semakin tidak produktif. Kondisi
ini tentu tidak menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak
manajemen rumah sakit.
4. BTO
Dari perhitungan sensus harian yang kami dapatkan, nilai
BTO pada ruangan St. Yusuf yaitu 9 kali dalam satu bulan
sedangkan menurut Depkes RI, 2005 nilai parameter BOR yang
efisien yaitu 40-50 kali dalam satu tahun. Jadi prosentase nilai
BOR pada ruang St. Yusuf tidak efisien. Ini berarti beban kerja tim
perawatan sangat tinggi dan tempat tidur tidak sempat dibersihkan
karena terus digunakan pasien secara bergantian, kondisi ini mudah
menimbulkan ketidakpuasan pasien, bisa mengancam keselamatan
pasien, bisa menurunkan kinerja kualitas medis dan bisa
meningkatkan kejadian infeksi nosokomial karena tempat tidur
tidak sempat dibersihkan atau disterilkan.
5.1.8. SIRS
1. Laporan Internal
a. Laporan Harian
Laporan harian terdiri dari laporan sensus harian dari Sensus
harian rawat jalan, sensus harian rawat inap, dan sensus harian
IGD.
110
111
b. Laporan Bulanan
Laporan bulanan internal di Rumah Sakit Panti Nirmala terdiri dari
laporan statistic bulanan BOR (Bed Occupancy Rate), LOS
(Length of Stay), TOI (Turn Over Interval) yang dikirimkan
kepada manajemen sebagai acuan performa rumah sakit.
2. Laporan Eksternal
a. Laporan Harian
Tidak terdapat laporan harian eksternal, namun Rumah Sakit Panti
Nirmala akan melaporan data RL 1.1 sampai RL 1.3 yang akan
dilaporkan sewaktu ada perubahan data, yaitu data dasar rumah
sakit.
b. Laporan Bulanan
RL 5.1 Pengunjung Rumah Sakit
RL 5.2 Kunjungan Rawat Jalan
RL 5.3 Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Inap
RL 5.4 Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Jalan
c. Laporan Tahunan
RL 1.2 Indikator Pelayanan Rumah Sakit
RL 1.3 Fasilitas Tempat Tidur Rawat Inap
RL 2 Ketenagaan
RL 3.1 Rawat Inap
RL 3.2 Rawat Darurat
RL 3.3 Gigi dan Mulut
RL 3.4 Kebidanan
RL 3.5 Perinatologi
RL 3.6 Pembedahan
RL 3.7 Radiologi
RL 3.8 Laboratorium
RL 3.9 Rehabilitasi Medik
RL 3.10 Pelayanan Khusus
RL 3.11 Kesehatan Jiwa
RL 3.12 Keluarga Berencana
112
RL 3.13 Farmasi Rumah Sakit
RL 3.14 Rujukan
RL 3.15 Cara Bayar
RL 4a Penyakit Rawat Inap
RL 4b Penyakit Rawat Jalan
113
5.2. Unit Pendaftaran Pasien
5.3. Distribusi
114
5.4. Unit Pengolahan DRM
115
dibuku peminjaman oleh petugas filing dan kemudian di urutkan kembali
sesuai dengan no rekam medis.
116
BAB VI
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
- Desain map rekam medis yang kami buat secara keseluruhan sudah cukup
memenuhi standar.
- Sarana dan prasarana di Rumah Sakit Panti Nirmala unit rekam medis
sudah mencukupi untuk kegiatan operasional di unit rekam medis, dan
sudah memenuhi aspek ergonomis.
- Mutu pada unit rekam medis di Rumah Sakit Panti Nirmala sudah
terlaksanakan dengan baik, yaitu tidak di temukan dokumen rekam medis
yang tidak tersedia lebih dari 2 jam selama proses PKL
- Prioritas risiko pertama di Rumah Sakit Panti Nirmala adalah penulisan
diagnosa yang tidak terbaca
- Akreditasi RS Panti Nirmala sudah sesuai dengan standar akreditasi rumah
sakit tipe B
- Presentasi kelengkapan isi dari rekam medis yang diteliti kurang dari
100% dimana pada SPM adalah 100%. Yang kami temukan di lapangan isi
rekam medis paling banyak tidak lengkap keterisiannya yaitu : jam
assesmen keperawatan pasien di IGD sebanyak 8 dokumen. Dari 140
dokumen rekam medis yang diteliti, sebanyak 42 dokumen tidak lengkap
dan 98 dokumen yang lengkap.
- Perhitungan indikator pelayanan rumah sakit di ruangan St. Yusuf yang
menggunakan grafik barber johnson, menunjukan hasil kurang efisien.
- Pelaporan internal maupun eksternal di unit rekam medis Rumah Sakit
Panti Nirmala sudah bagus, dimana laporan dilaporkan ke pihak terkait
pereodik tepat waktu.
3.2. Saran
- Untuk hasil review dokumen pasien rawat jalan maupun rawat inap,
sebaiknya disampaikan kepada komite medis untuk ditindak lanjuti.
117
118
DAFTAR PUSTAKA
Ismainar, H. (2018). Manajemen unit kerja: untuk perekam medis dan informatika
kesehatan ilmu kesehatan masyarakat keperawatan dan kebidanan. Deepublish.
Undang-undang praktik kedokteran No. 29 tahun 2004 pasal 46 pada ayat (1) dan
ayat (2)
119
LAMPIRAN
Tabel Analisis Kuantitatif Dokumen Rekam Medis Rawat Inap
KELENGKAPAN
NO NO RM TIDAK KETERANGAN
LENGKAP
LENGKAP
RM 1.2 tanda tangan petugas verifikasi tidak
1 346300 ✗
ada
RM 2 tanggal dan jam skrining tidak ada
2 217741 ✗
RM 7 jam assesmen tidak ada
3 273462 ✗ RM 7 jam assesmen tidak ada
4 335967 ✓ -
5 323838 ✓ -
6 341971 ✓ -
7 342505 ✓ -
8 217741 ✗ RM 2 tanggal dan jam skrining tidak ada
9 136225 ✗ RM 8.1 jam selesai assesmen tidak ada
10 342026 ✓ -
11 341967 ✓ -
12 345706 ✗ RM 37 tanda tangan petugas tidak ada
13 296207 ✗ RM 8.1 jam assesmen tidak ada
14 346184 ✗ RM 2 tanggal dan jam skrining tidak ada
15 341708 ✓ -
16 088672 ✗ RM 2 tanggal dan jam skrining tidak ada
17 338441 ✓ -
18 066273 ✗ RM 1.1 tanda tangan petugas tidak ada
19 337134 ✓ -
20 315601 ✓ -
21 273462 ✗ RM 7 jam assesmen tidak ada
22 345647 ✓ -
23 341905 ✓ -
24 151249 ✗ RM 8.1 jam selesai assesmen tidak ada
25 275720 ✓ -
26 292590 ✓ -
Model A.3.9 tanda tangan yang menerima
27 335811 ✗
informasi tidak ada
28 336412 ✓ -
29 338441 ✓ -
30 345686 ✓ -
31 313143 ✓ -
32 339846 ✓ -
33 327274 ✓ -
34 338326 ✓ -
35 337043 ✓ -
RM 8.2 jam dan tanggal pemeriksaan dokter
36 228016 ✗ tidak ada
RM 36 tanda tangan saksi tidak ada
Model A.3.9 persetujuan tindakan kedokteran
37 320923 ✗ tidak lengkap (data yang akan diberikan
tindakan, tanda tangan saksi)
38 069332 ✗ RM 1.1 tanda tangan petugas tidak ada
39 333297 ✗ RM 8.1 jam selesai assesmen tidak ada
40 228016 ✗ RM 36 tanda tangan saksi tidak ada
41 341476 ✗ RM 36 tanda tangan saksi tidak ada
42 337602 ✓ -
43 330838 ✓ -
44 120512 ✓ -
45 339955 ✓ -
46 153144 ✗ RM 36 tanda tangan saksi tidak ada
47 172689 ✗ Model A.3.9 tanda tangan saksi tidak ada
48 342012 ✓ -
49 338441 ✓ -
50 345017 ✓ -
51 346426 ✓ -
52 315901 ✓ -
53 345709 ✓ -
54 337693 ✓ -
55 341908 ✓ -
56 328489 ✓ -
57 341172 ✓ -
58 327618 ✗ RM 7 tanggal dan jam assesmen tidak ada
59 338326 ✓ -
60 345739 ✓ -
61 341174 ✗ RM 1.1 tanda tangan petugas tidak ada
62 342115 ✓ -
63 335789 ✓ -
64 232740 ✓ -
65 316694 ✓ -
66 345952 ✓ -
67 341720 ✓ -
68 340120 ✓ -
69 341920 ✓ -
70 341516 ✓ -
71 339583 ✓ -
72 341960 ✓ -
73 338441 ✗ RM 8.2 tanggal pemeriksaan dokter tidak ada
74 341825 ✓ -
75 342049 ✓ -
76 341905 ✓ -
RM 1 cara dan keadaan pasien pulang tidak
77 341829 ✗
lengkap
78 306928 ✗ RM 12 tanggal assesmen tidak ada
79 305590 ✗ RM 36 tanda tangan saksi tidak ada
80 343491 ✓ -
81 128223 ✓ -
RM 1.2 tanda tangan petugas verifikasi tidak
82 341509 ✗
ada
83 328270 ✓ -
84 330240 ✓ -
85 340893 ✓ -
86 345323 ✓ -
87 342126 ✓ -
88 342025 ✓ -
89 072846 ✓ -
90 212184 ✓ -
91 341700 ✗ RM 7 jam assesmen tidak ada
92 345126 ✗ RM 6 ruangan transfer pasien tidak ada
93 145481 ✗ RM 7 jam assesmen tidak ada
94 341099 ✓ -
95 341268 ✓ -
96 339564 ✓ -
97 077721 ✓ -
98 333055 ✓ -
99 187929 ✓ -
100 279073 ✓ -
101 346231 ✓ -
102 344901 ✓ -
103 337297 ✓ -
104 315102 ✓ -
105 335811 ✓ -
106 341678 ✓ -
107 344914 ✗ RM 8.1 jam selesai assesmen tidak ada
108 325668 ✓ -
109 345017 ✓ -
110 337678 ✓ -
112 212675 ✓ -
113 217741 ✓ -
114 292590 ✓ -
115 310976 ✓ -
116 288733 ✗ RM 36 tanda tangan saksi tidak ada
117 341509 ✓ -
118 312083 ✓ -
119 314670 ✓ -
120 346216 ✗ RM 7 jam assesmen tidak ada
121 315794 ✗ RM 2 jam skrining tidak ada
122 326249 ✓ -
123 341746 ✓ -
124 180539 ✗ RM 8.2 jam pemeriksaan dokter tidak ada
125 345482 ✓ -
126 198847 ✗ RM 7 jam dan tanggal assesmen tidak ada
127 240797 ✗
128 341747 ✓ -
129 342095 ✓ -
130 341480 ✓ -
131 171836 ✗ RM 2 tanggal dan jam skrining tidak ada
132 343344 ✓ -
133 341700 ✓ -
134 504111 ✓ -
135 342047 ✓ -
136 335811 ✓ -
137 160764 ✗ RM 2 tanggal skrining tidak ada
138 234059 ✓ -
139 342380 ✗ RM 36 tanda tangan saksi tidak ada
140 198059 ✗ RM 8.1 jam selesai assesmen tidak ada
JUMLAH 98 42