Disusun Oleh:
Aaron Sisilia Herlambang 200205085
Dina Rahmawati 200205093
Febriana Damayanti 200205098
Mega Pratama Rositaningrum 200205106
Tiara Yoga Pramesthi 200205121
Mengesahkan,
Mengetahui,
Dekan
Fakultan Ilmu Kesehatan
Universitas Duta Bangsa Surakarta
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas Rahmat Allah SWT yang telah
“Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Rekam Medis di Rumah Sakit Daerah
Hukum Kesehatan, Manajemen Unit Kerja (MUK), ICD – 10 dan ICD - 9 CM”.
terimakasih kepada:
1. Dr. Susi Herawati, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Daerah K.R.M.T
Wongsonegoro Semarang.
3. Etik Indarti, Amd selaku Kepala Instansi Rekam Medis Rumah Sakit Daerah
5. Eka Setya Kusuma, S.KM selaku Pembimbing Lapangan (CI) di Rumah Sakit
iii
9. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu memberi
Kami menyadari bahwa hasil laporan PL IV yang kami buat ini masih jauh
terdapat dalam penulisan laporan PL IV ini dari segi isi maupun penulisannya.
Dalam hal ini kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam
Menyusun laporan ini sehingga dapat menjadi laporan yang baik dan dapat
Penulis
iv
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
D. Manfaat ........................................................................................................ 4
v
B. Analisis Pelaksanaan yang Berkaitan Dengan Hukum Kesehatan di Rumah
Sakit Daerah K.R.M.T Wongsonegoro Semarang .................................... 47
BAB V................................................................................................................... 82
PENUTUP ............................................................................................................. 82
A. Kesimpulan ................................................................................................ 82
B. Saran ........................................................................................................... 82
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 ............................................................................................................... 28
Tabel 2. 2 ............................................................................................................... 34
Tabel 3. 1 ............................................................................................................... 52
Tabel 3. 2 ............................................................................................................... 53
Tabel 3. 3 ............................................................................................................... 54
Tabel 3. 4 ............................................................................................................... 56
Tabel 3. 5 ............................................................................................................... 58
Tabel 3. 6 ............................................................................................................... 63
Tabel 3. 7 ............................................................................................................... 66
Tabel 3. 8 ............................................................................................................... 70
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
adalah kegiatan menjaga, memelihara dan melayani rekam medis baik secara
rekaman.
1
2
kegiatan pengkodean penyakit dan tindakan dapat menjadi salah satu faktor
(Budi, 2011).
dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan
yang benar (Menkes , 2013) nomor 55 pasal 13. Coding adalah pemberian
kode berupa huruf atau angka atau kombinasi keduanya yang membentuk
manajeman unit kerja (MUK), dan keakuratan kode diagnosa maka kami
3
B. Rumusan Masalah
Medis, Hukum Kesehatan, Manajemen Unit Kerja (MUK), ICD – 10 dan ICD
- 9 CM ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Wongsonegoro Semarang.
2. Tujuan Khusus
Wongsonegoro Semarang
4
D. Manfaat
medis.
5
Lapangan.
kualitas perkuliahan.
professional.
E. Ruang Lingkup
Kesehatan
Wongsonegoro Semarang
LANDASAN TEORI
A. Rekam Medis
medis adalah berkas berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
bahwa rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen
dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien selama dirawat di
rumahh sakit yang dilakukan di unit-unit rawat jalan termasuk unit gawat
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi
6
7
data yang secara spesifik baik per individu pasien atau kelompok, termasuk
rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya sebagai berikut:
a. Aspek administrasi
b.Aspek Hukum
c. Aspek keuangan
d.Aspek penelitian
e. Aspek pendidikan
f. Aspek dokumentasi
pelayanan kesehatan.
medik pasien.
pertanggunganjawaban laporan.
(2018), disebutkan ada dua kelompok data rekam medis di rumah sakit
yaitu:
a. Data medik
pelayanan medis, para medis dan ahli kesehatan yang lain (paramedis
b. Data Umum
dua jenis rekam medik rumah sakit (PERMENKES, 1992: 28), yaitu :
darurat.
Hampir sama dengan isi rekam medis untuk pasien rawat jalan,
evaluasi pengobatan.
medis pasien rawat jalan, rekam medis pasien rawat inap, rekam
medis pasien gawat darurat dan rekam medis pasien dalam keadaan
bencana. Selain itu juga terdapat isi rekam medis khusus yaitu
a) Identitas pasien.
e) Diagnosis.
f) Rencana penatalaksanaan.
12
klinik.
a) Identitas pasien
e) Diagnosis
f) Rencana penatalaksanaan
tertentu.
kurangnya memuat:
a) Identitas pasien
g) Diagnosis
kurangnya memuat:
B. Hukum Kesehatan
1. Etika Profesi
2. Hukum Kesehatan
pelepasan informasi.
kesehatan.
2. Kerahasiaan
dalam hal:
pengadilan
perundang-undangan
3. Pelepasan infomasi
orang tersebut.
4. informed Consent
(Abk Kes)
1. Pengertian Manajemen
melakukan pekerjaannya sendiri tetapi melalui staf yang diatur dan dibagi
manajemen.
2. Fungsi Manajemen
pekerjaan dalam kerja tim sesuai dengan fungsi kerjanya (job function);
fungsi kerja sama antara manajer atau pimpinan terhadap staf di bawah
19
(Priansa, 2015).
perhatikan oleh setiap organisasi, karena beban kerja salah satu yang dapat
karyawan dapat terjadi dalam tiga kondisi. Pertama, beban kerja sesuai
standar. Kedua, beban kerja yang terlalu tinggi (over capacity). Ketiga,
beban kerja yang terlalu rendah (under capacity). Beban kerja yang terlalu
(Menpan, 2020):
Untuk dapat melakukan analisis beban kerja secara baik dan benar,
dipertanggungjawabkan.
21
sebagai alat ukur adalah jam kerja efektif yang harus diisi dengan
(lima) hari kerja ataupun yang 6 (enam) hari kerja (Menpan, 2020).
kerja efektif yang akan digunakan sebagai alat ukur dalam melakukan
Sipil, jam kerjia efektif (JKE) sebesar 1250 jam per tahun Demikian
(JKE) antara 1192-1237 jam per tahun yang dibulatkan menjadi 1200
jam per tahun atau 72000 menit per tahun baik yang bekerja 5 han
23
16 hari untuk libur nasional dan 4 hari untuk cuti bersama (C).
masing-masing
8) Waktu kerja (dalam 1 hari), jam kerja efektif per hari kerja.
Komponen beban kerja adalah jenis tugas dan uraian tugas yang
secara nyata dilaksanakan oleh jenis SDMK tertentu sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi yang telah ditetapkan. Sedangkan, norma waktu SDMK
secara normal sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku di fas yankes
selama tahun untuk tiap jenis SDMK. Standar beban kerja untuk suatu
Penunjang (FTP)
25
yang terkait langsung atau tidak langsung dengan tugas pokok dan
SDMK tugas pokok. Faktor tugas penunjang (FTP) adalah proporsi waktu
(per hari atau perminggu atau perbulan atau per semester). Adapun
Data dan informasi yang dibutuhkan per fas yankes, sebagai berikut :
b. Duta capaian (cakupan) tugas pokok dan kegiatan tiup fas yankes
Kebutuhan SDMK =
26
1. ICD-10
a. Definisi
statistik, yang berarti bahwa hal itu berisi nomor-nomor terbatas dari
yang berbeda atau antar wilayah dan pada waktu yang berbeda.
rekaman vital.
atas 3 Volume :
1) Volume I
a) Pengantar
b) Pernyataan
27
i) Definisi-definisi
j) Regulasi-regulasi nomenklatur
2) Volume 2
a) Pengantar
e) Presentasi statistik
3) Volume 3
a) Pengantar
Tabel 2. 1
Pembagian Bab Pada ICD-10
kategori ini. Kode yang benar adalah yang diberi tanda dalam
3) Istilah Glosarry
4) NOS
kondisi yang sering ditemui adakah nama kondisi tersebut dan hanya
beberapa jenis saja yang memenuhi syarat. Hal ini membuat dalam
5) NEC
31
kekhususan yang tidak sama dengan yang muncul pada bagian yang
lain.
7) Parentheses ( )
8) Square Brackets [ ]
32
kategori 4 karakter.
bila kata yang dimaksud tidak lengkap. Colon dapat mengubah atau
10) Brace { }
sebelumnya brace harus digolongkan pada satu atau lebih kata yang
mengikutinya.
cari.
pengkodean:
cidera atau kondisi lain yang terdapat pada Bab I – XXI vol. 1, lihat
external cause dari cedera atau kejadian lain yang terdapat pada Bab
2) Lihat lead term. Untuk penyakit dan cidera : biasanya merupakan kata
lead term.
3) Baca seksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul dibawah term.
4) Baca istilah yang terdapat dalam tanda kurung ”( )” sesudah lead term
kode). Istilah lainnya yang dibawah lead term (dengan tanda minus =
6) Lihat tabulasi list (vol. 1) untuk melihat nomor kode yang paling tepat.
Lihat kode tiga karakter di indeks dengan tanda minus pada posisi
34
keempat yang berarti bahwa isian untuk kode keempat itu adalah
atau dibagian bawah suatu bab (chapter), blok atau judul kategori.
2. ICD-9CM
a) Definisi
Activities.
Tabel 2. 2
Pembagian Bab ICD 9-CM
diantaranya adalah :
3) Baca dan ikuti semua catatan atau petunjuk dibawah kata kunci.
5) Ikuti setiap petunjuk rujukan silang (“see” dan “see also”) yang
kategori.
8) Tentukan kode.
3. Mortalitas
sertifikat kematian terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian I dan bagian II.
adalah UCOD yang digunakan untuk tabulasi. Jika lebih dari satu
digunakan antara lain rule seleksi prinsip umum, rule 1, rule 2, rule 3 dan
rule morbiditas
panduan dan arah penerapan rule seleksi dan rule modifikasi yang
a. Tabel A
b. Tabel B
dasar.
c. Tabel C
b. Tabel D
address code (--- ….. ---) dan sub addres dibagian bawahnya.
39
menyebabkan kondisi yang ada pada address code, maka kondisi ini
c. Tabel E
d. Tabel F
e. Tabel G
f. Tabel H
Terdiri dari daftar kode yang dianggap remeh atau tidak berarti
sebagai UCOD
c. Tentukan TUCOD dan rule tabel D yaitu rule prinsip umum, rule 1
FUCOD
BAB III
HASIL PENGAMATAN
rumah sakit milik pemerintah kota Semarang. Rumah sakit ini sebelumnnya
Bernama RSUD Kota Semarang yang didirikan oleh dr. H. Iman Soebekti,
kota Kepala Daerah Tingkat II Semarang No. 445/2063 Tahun 1990 tentang
Kota Madya Kepala Daerah Tingkat II Semarang No. 445 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Kota Madya Daerah Tingkat
41
42
Pancasila.
administrasi, 46 TPHL.
rumah sakit ini meresmikan gedung instalasi rawat inap 4 lantai yang
dan Arjuna 2. Pada Tahun 2016, rumah sakit ini telah meraih Sertifikat
Pada akhir tahun 2016 RSUD Kota Semarang berubah nama menjadi
VVIP yang terdiri dari 42 kamar yang baru saja diresmikan pada 17 Januari
2017 oleh Wali Kota Semarang Hendrar prihadi. Rumah Sakit Umum
yang berdiri di atas tanah seluas ±9,2 hektar. Terletak di Jalan Fatmawati
dan Penelitian.
pasien.
kerja organisasi.
4. Motto
maupun internal dengan sebaik-baiknya dengan hati yang bersih dan tulus.
Semarang
kotor.
dan akurat.
adapun terkait isi rekam medis merupakan milik pasien, pasien diberi
penyimpanan.
rekam medik baik milik pribadi maupun milik pasien dari ruang
penyimpanan.
Sakit.
49
tidak digunakan.
Operasional (SPO):
rusak.
urutan berkas rekam medis baru harus sama dengan yang lama.
dalam rak
pemakaian selanjutnya
yang rusak
(Situmorang, 2017) yaitu Sumber Daya Manusia adalah asset yang sangat
berharga dalam organisasi atau perusahaan. Tanpa manusia maka sumber daya
Pelaksanaan analisis beban kerja yang dipergunakan sebagai alat ukur adalah
jam kerja efektif yang harus diisi dengan tindak kerja untuk menghasilkan
51
berbagai produk baik yang bersifat konkrit (benda) atau abstrak (jasa). Jam
kerja untuk instansi pemerintah adalah 37 jam 30 menit per minggu, baik untuk
yang 5 (lima) hari kerja ataupun yang 6 (enam) hari kerja (Menpan, 2020).
K.R.M.T Wongsonegoro.
perhitungan jumlah kebutuhan pegawai negri sipil yang tepat untuk daerah,
jam kerja efektif (JKE) sebesar 1.200 jam per tahun atau setara dengan
Tabel 3. 1
Tersedia E4 +
(Hari) E5)
Waktu E1 –
Kerja (E3 +
Tersedia 5 hr kerja / E4 + 1.220,6 Jam /
(Jam) mg E5 + 25 thn
E6) x
E8
Waktu Kerja Tersedia (WKT) Dibulatkan (dalam Jam /
1.200
jam) thn
Waktu Kerja Tersedia (WKT) Dibulatkan (dalam Mnt /
72.000
menit) thn
Penetapan komponen beban kerja dan norma waktu di Rumah Sakit Daerah
Wongsonegoro Semarang.
Tabel 3. 2
Menetapkan komponen beban kerja dan norma waktu
No Jenis Norma
Komponen Beban Kerja Satuan
Tugas Waktu
Menerima Berkas Rawat inap
dan menandatangani buku
1 Menit/drm
Tugas ekspedisi yang dibawa
1
Pokok bersama berkas rawat inap
Mengecek kelengkapan
5 Menit/drm
Dokumen Rekam Medis dan
54
mengembalikan ke tempatnya
semula jika belum lengkap
Mengelola Dokumen rekam
medis dengan membuat map
untuk rekam medis baru, dan
1 Menit/drm
menggabungkan dengan
dokumen lain, untuk rekam
medis lama
Mengembalikan Berkas rekam
medis ke dalam rak
1 Menit/drm
penyimpanan sesuai sistem
penjajarannya
Melakukan peretensian 3 Menit/drm
Melakukan pemusnahan
1 Menit/drm
berkas rekam medis
Apel pagi 2 Jam/bulan
Tugas Rapat bulanan 1,5 Jam/bulan
2
Penunjang Senam pagi 4 Jam/bulan
Seminar 3 Jam/tahun
Tabel 3. 3
Menghitung standar beban kerja setahun
55
nilai yang didapat dari hasil pengali terhadap kebutuhan SDMK tugas
Tabel 3. 4
Menetapkan standar dan faktor tugas penunjang
Rata Waktu
rata kegiata
Jenis Norma WKT
Kegiatan waktu n FTP
Tugas Waktu (mnt/thn)
(mnt/ (mnt/th
bln) n)
1440 /
Apel 2 Jam / 72.000
120 1440 72000
pagi bln * 100
=2
1080 /
Rapat 3 jam / 72.000
180 1080 72000
Bulanan bln * 100
Tugas
= 1,5
Penunjang
2880 /
Senam 4 jam / 72000
240 2880 72000
Pagi bln * 100
=4
180 /
3 jam /
Seminar 180 180 72000 72000
thn
= 0,25
capaian (1 tahun)
x STP Standar Beban Kerja
standar beban kerja
Menerima Berkas
Rawat inap dan
menandatangansi buku 19530 / 72000 x 1.1 =
19530 72000
ekspedisi yang dibawa 0,3
bersama berkas rawat
inap
Mengecek kelengkapan
Dokumen Rekam
Medis dan 19530 / 14400 x 1.1 =
19530 14400
mengembalikan ke 1,5
tempatnya semula jika
belum lengkap
Mengelola Dokumen 19530 / 72000 x 1.1 =
19530 72000
rekam medis dengan 0,3
58
Total kebutuhan SDMK petugas rekam medis di RSUD Bagas Waras Klaten
= 3,7 x 1,1
Tabel 3. 5
Rekapitulasi SDMK Berdasarkan Metode ABK Kes
Jenis Jumlah Jumlah Kesenjangan Keadaan
SDMK SDMK saat SDMK yang SDMK
ini seharusnya
59
1) Baca diagnosis
4) Baca dan ikuti petunjuk yang muncul dibawah kata kunci (Lead
Volume 1
atau tidak termasuk yang muncul untuk kode tersebut pada awal
9) Menentukan kode.
RMI.1
berikutnya.
61
untuk penyusunan laporan rumah sakit, pengajuan klaim, dan pihak lain
halaman 2
dengan cara :
2) Tentukan leadterm
Wongsonegoro Semarang
oleh petugas koding atau coder. Diagnosis yang dibuat oleh dokter sudah
sesuai dengan kodefikasi standar WHO ICD 10. Rumah Sakit Daerah
kepada pasien.
Tabel 3. 6
Keakuratan kode diagnosa dan tindakan sistem genitourinary
No. Uraian Hasil
1. No. RM 366XXX
Nama Ny. A
Anamnesa Datang dati UGD pada tanggal 29 Agustus
2022 dengan keluhan nyeri perut hebat
VAS 8 pada bagian bawah, muntah, diare,
sedang haid hari pertama. Pada tanggal 1
September 2022 dokter mendiagnosa colic
abdomen kemudian pada tanggal 2
September 2022 hasil laboratorium keluar
dokter menegakkan diagnosa utama
endometriosis of ovary
Kode Penyakit Rumah Sakit: Peneliti:
Endometriosis of Endometriosis
ovary (N80.1) - Ovary N80.1
N80.1
Endometriosis of
ovary
Kode Tindakan Rumah Sakit: Peneliti:
64
Diagnostic Ultrasound
ultrasound of Abdomen 88.76
abdomen and 88.76 Diagnostic
retroperitoneum ultrasound of
(88.76) abdomen and
retroperitoneum
Keakuratan Sudah Akurat
2. No. RM 392xxx
Nama Nn. A
Anamnesa Pasien merasakan nyeri perut sejak 1
minggu, teraba benjolan, post operasi kista
maret, menstruasi sakit
Pemeriksaan Tekanan darah 110/70; Nadi 75;
Penunjang pernapasan 20; suhu 36; kesadaran
compos mentis; hasil Pa kista folikel
disertai endometriosis, salpingitis kronis
disertai hematosalping; Hb 12,4; HBsAg
positif; hematokrit 37,40; trombosit 425;
lekosit 11,5; Gol darah B
Penatalaksanaan Asam mefenamat 500 mg (10 tablet); Fetik
supp (1 supp); ketorolac inj 30 mg (8
ampul); paracetamol 500 mg (18 tablet);
Ringer lactat 500 ml OGB (18 flab); vit B
Complex (3 tablet); xolmetros 50 (1 botol)
Kode Penyakit Rumah sakit: Peneliti:
Endometrosis Endometriosis N80.9
(N80.9) N80.9 Endometriosis
unspecified
Kode Tindakan Rumah Sakit Peneliti:
Oophorectomy Oophorectomy 65.39
(65.39) 65.39 Other unilateral
oophorectomy
Keakuratan Sudah Akurat
3. No. RM (579xxx)
Nama An. J
Anamnesa Datang ke UGD pada tanggal 12 Oktober
2022 dengan keluhan nyeri perut, muntah,
nafsu makan menurun, sesak, demam, dan
nyeri saat buang air kecil. Dokter
mendiagnosa colic abdomen vas 8, low
intake, dehidrasi sedang
Pemeriksaan Pernapasan 20; Nadi 108; Suhu 36,5; Berat
Penunjang 42; Kesadaran : Compas Mentis
Penatalaksanaan Dirujuk dari UGD untuk rawat inap,
dilakukan tindakan USG dan microscopic
examination of blood
65
Tabel 3. 7
Keakuratan kode diagnosa dan tindakan sistem genitourinary
No. Uraian Hasil
1. Identitas 579XXX
Nama Ny. N
67
Anamnesa G4P3A0
35 tahun, hamil 15 minggu, 3 hari HEG,
Obs Febris pusing, mual, muntah-muntah
sejak 2 hari yang lalu, lemas, demam sejak
kemarin, menggigil kalau malam hari.
Dilakukan tindakan microscopic
examination of blood, other microscopic
axamination
Pemeriksaan Tekanan darah: 110/68 mmHg; nadi: 80;
Penunjang pernafasan: 19; suhu: 36,6oC; Berat: 53
Kg; tinggi: 158 Cm; kesadaran: Compos
Mentis; Hb: 11,3; ureum:11,2 mg/dL;
kreatin: 0,5 mg/dL; hematokrit: 32,40%;
natrium: 134,0 mmol/L; eritrosit: 3,58/ul
Penatalaksanaan Cefixime 200 mg (3 tablet); inj ranitidine
(2 ampule); ondan setron 4 mg inj (2
ampule); ulsafatc suspensi atau sucralfate
1 flash; paraccetamol 500 mg (1 tablet);
methyl prednisolone 4 mg (10 tablet),
acetylcystine 200 mg (10 tablet), tambah
darah (3 tablet); ringer lactact 500 ml (5
flep)
Kode Penyakit Rumah Sakit: Hyperemesis
Mild - gravidarium (mild)
Hyperemesis O21.0
gravidarium O21.0 Mild
(O21.0) Hyperemesis
gravidarium
Kode Tindakan Rumah Sakit: Examination
Microscopic Microscopic (of)
examination of Blood 90.5
blood (90.5) 90.5 Microscopic
examination of blood
Keakuratan Sudah Akurat
2. Identitas 572XXX
Nama Ny. S
Anamnesa G2P1A0 26 tahun, hamil 7 minggu
mengalami abortus iminens, karena pasien
habis jatuh 3 hari yang lalu di kamar
mengalami nyeri perut bagian bawah,
serta keluar darah dari jalan lahir seperti
menstruasi. Dilakukan tindakan
microscopic examination of blood, other
microscopic axamination
Pemeriksaan Tekanan darah: 122/76 mmHg; nadi: 88;
Penunjang pernapasan: 20; suhu: 36,7; kesadaran:
68
Tabel 3. 8
Keakuratan kode diagnose dan tindakan sistem genitourinary
No. Uraian Hasil
1. No. RM 557XXX
71
Nama Ny. T
Anamnesa Pasien sariawan, radang, batuk, pasien
post kemoterapi
Pemeriksaan Hasil PA mixed lobular carcinoma and
Penunjang invasive carcinoma of no special type
(grade II), Tekanan darah 112/78;
Pernapasan 18; Suhu 36.4; Kesadaran
Compos mentis; Basofil 1.3; eosinophil
1.3; Glukosa 283; Hemoglobin 9.8;
Hematokrit 28.50; Limfosit 55.8;
Monosit 28.6; metrofil 13.0; Neutrofil
absolut 0.10; NLCR 0.25; Trombosit
171; Eritrosit 3.19; Ureum 18.6; Lekosit
0.8
Penatalaksanaan Cefrtriaxon inj 1 gr (2 vial); omeprazole
inj (3 vial); Methyl prednisolone inj (4
vial); Leucogen 300 mcg inj (1 vial),
paracetamol 500 mg (2 tablet); ranitidine
150 mg (10 tablet) Vit B complex (10
tablet); Methyl prednisolone 4 mg (10
tablet); Nacl 0,9% 100 ml (2 botol);
Ringer lactat 500 ml (7 flab); clinimix
1000 ml (1 botol)
Kode Penyakit Rumah Sakit: Peneliti:
Agranulositosis – Agranulocytosis
leukopenia D70 D70
Rujuk ICD 10 Vol 1
D70
Agranulocytosis
Kode Tindakan Rumah Sakit: Peneliti:
90.5 Examination
Microscopic (of)
Blood 90.5
90.5 Microscopic
examination of
blood
Keakuratan Sudah Akurat
2. No. RM 476XXX
Nama Ny. T
Anamnesa Pasien mengatakan nyeri bagian leher
belakang setelah operasi yang hilang
timbul, pasien terlihat menahan rasa
sakit.
Pemeriksaan TTV Klinik hematologi onkologi;
Penunjang tekanan darah 110/80; pernapasan 20;
Nadi 83; Suhu 36,7;
72
rectosigmoid
junction
Kode Tindakan Rumah Sakit Peneliti:
Injection or Injection
infusion of cancer cancer
chemotherapeutic chemotherapeutic
substance (99.25) agent 99.25
99.25 Injection or
infusion of cancer
chemotherapeutic
substance
Keakuratan Sudah Akurat
4. Identitas 404xxx
Nama Tn. T
Anamnesa Benjolan pada tangan kanan, benjolan
membesar setelah satu tahun terakhir,
tidak nyeri, keras
Pemeriksaan Tekanan darah 120/80; nadi 82;
Penunjang pernapasan 20; suhu 36,7; Tinggi 160;
Berat 42; kesadaran compos mentis; Hb
16,7
Penatalaksanaan Aqua p 1 25 ml (2 flab); Cefoperazone inj
1 gr (3 vial); Dexametason inj (2 ampul);
Dextoprofen inj (4 ampul); Fentanyl 0,05
mg (1 vial); Framycetin sulfute (1 lbr);
Fresopol 1% inj (1 vinl); Hydromal (1
flab); Ketorolac inj 30 mg (1 ampul);
Methyl prednisolone inj (1 vial); Ringer
lactat 500ml OGB (3 flab); Sefodex inj
(40 ml); Sulfas Atropin inj (1 ampul)
Tutofusin Ops (1 bootol); Cefadroxil 500
mg (6 kapsul); Asam mefenamat 500 mg
(9 tabel); dilakukan tindakan eksisi lesi
dan jaringan lainnya
Kode Penyakit Rumah Sakit Peneliti:
Connective and Neoplasm
other soft tissue - connective tissue
of upper limb, - - limb
including - - - upper D21.1
shoulder (D21.1) D21.1 Connective
and other soft tissue
of upper limb,
including shoulder
Kode Tindakan Rumah Sakit: Peneliti:
Excision
74
d. Mortalitas
75
prinsip umum, rule 1 butir 1, rule 1 butir 2, rule 2, dan rule 3. Selain
itu rule lain yang digunakan yaitu rule modefikasi yang terdiri dari
No. Uraian
No RM 566xx
Nama Tn. S
Sesak nafas disertai dengan nyeri dada,
kedua kaki bengkak sudah sekitar 1 minggu,
jika pasien berjalan merasa sesak. Pasien
Anamnesa tidak dilakukan eco karena kondisi dari ugd
masuk ke icu dan meninggal dalam waktu
kurang dari 1 hari, pasien memiliki riwayat
penyakit gagal ginjal
a. Cardiac arrest I46.9
Sebab
b. Syok kardiogenik R57.0
Kematian
c. Gagal ginjal N19
Tabel D
1 ---I440 – 1509 ---
R502 – R892 (R57.0)
--- R55 – R579 ---
A000 – R825 (N19)
Rule = General principle
Kode TUCOD = N19
Mortalitas
Tabel E
--- N19 ---
I469 xxx
R570 xxx
FUCOD = N19
Rule = General Principle
Keakuratan Sudah Akurat
76
No RM 132xxx
Nama Ny. S
Pasien datang dengan keluhan mual, muntah
> 5x, disertai sesak, batuk, selam satu bulan
hilang timbul, dahak sulit keluar, sudah 2
Anamnesa
minggu bed rest, demam selama seminggu
dan memiliki riwayat penyakit DM dan
anemia
I a. Sepsis A41.9
Sebab b. Pneumonia J18.9
Kematian II DM E10.9
Anemia E87
Tabel D
2
A400 – A419
A000 – R282 (J18.9)
FUCOD = J18.9
Rule = General Principle
Kode
Tabel E
Mortalitas
--- J189 ---
E109 xxx
E87 xxx
A318 -A427 (A41.9)
FUCOD = A41.9
Rule = 3
Keakuratan Sudah Akurat
No RM 572xxx
Nama Ny. R
Pasien datang dengan penurunan kesadaran,
sebelumnya, riwayat muntah, mual, lemas,
nyeri dada, nyeri perut, tekanan darah
63/36; nadi 114; pernapasan 25; suhu 36.5;
kesadaran koma; n/a 0.4; AaDO2 248.8;
3
BE-b 0.6; BE-ecf – 0.8; Calsium 1.21;
Anamnesa
Creatinin 6.0; PO2/FiO2 60.0; Glukosa 68;
Hb 8.8; HCO3- 22.7;Hematokrit 25.00; Hct
28.0; Kalium 3.80; Natrium 127.0; PCO2
29.1; PH 7.496; Trombosit 10; PO2 149.8;
R1 1.7; TCO2 22.5; Ureum 234.0; Lekosit
15.6
77
PEMBAHASAN
2021 tentang kebijakan pelayanan rekam medis Rumah Sakit Daerah K.R.M.T
Wongsonegoro Semarang. Hal itu mengacu pada SOP yang dibuat oleh pihak
medis pada pasal 25, 26, 27 dan 28. Dokumen rekam medis elektronik
disimpan oleh pihak rumah sakit, di komputer dan rekam medis cetak
disimpan oleh pihak rumah sakit di rak filing. Adapun terkait isi rekam
medis merupakan milik pasien, pasien diberi hak oleh rumah sakit untuk
tersebut tetap harus memiliki izin dari pihak rumah sakit atau petugas
pelayanan kesehatan.
76
77
data pada pasal 29, 30, 31. Prosedur yang dilakukan seperti memasang
tulisan “selain petugas dilarang masuk”, ruang filing harus selalu terkunci,
pada pasal 23. Jika ada keluarga pasien meminta informasi mengenai
riwayat penyakit atau data medis pasien, pihak rumah sakit harus
rekam medis yang keluar, mengganti map yang sudah rusak, merapikan
dokumen yang baru kembali dari rawat jalan maupun rawat inap yang akan
didapatkan hasil bahwa tenaga Rekam Medis di bagian filling di Rumah Sakit
jumlah tenaga kerja yang seharusnya adalah 5 petugas Rekam Medis. Saat ini,
disimpulkan bahwa Jumlah tenaga rekam medis tersebut sangat cukup. Hal ini
menyebabkan beban kerja petugas Rekam Medis saat ini menjadi sangat ringan
tugasnya saja selain itu karna hal tersebut menyebabkan pegawai kurang
tersebut dapat dilakukan dengan menambah kegiatan pokok atau tugas kepada
pegawai agar waktu petugas tetap efektif dan semangat dalam bekerja.
79
1. ICD-10
diagnosa suatu penyakit. Petugas harus bisa menyimpulkan dari resume medis
elektronik, jadi tidak memerlukan bentuk buku. Dari hasil pengamatan yang
sesuai dengan kode ICD-10 dan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 312 Tahun 2020 Tentang Standar Profesi Prekam Medis
klinis.
2. ICD-9 CM
untuk menentukan kode tindakan suatu penyakit. Petugas harus melihat hasil
80
penunjang dan terapi yang diberikan kepada pasien dalam menentukan kode
tidak memerlukan bentuk buku. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
lapangan, dari kasus tindakan menunjukkan akurat 100% sudah sesuai dengan
Nomor 312 Tahun 2020 Tentang Standar Profesi Prekam Medis dan
3. Mortalitas
Format sertifikat kematian terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian I dan bagian
II, dan Jika hanya satu penyebab kematian yang dilaporkan maka
penyebab tersebut adalah UCOD yang digunakan untuk tabulasi. Jika lebih
lapangan, dari kasus tindakan menunjukkan akurat 100% sesuai dengan SOP
yang berlaku berdasarkan surat keputusan direktur no 630 tahun 2021 tentang
Wongsonegoro Semarang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada SOP yang dibuat oleh pihak Rumah Sakit yang berlaku hingga
saat ini,
jumlah tenaga kerja yang seharusnya adalah 5 petugas Filing. Saat ini,
cukup. Hal ini menyebabkan beban kerja petugas Rekam Medis saat ini
82
82
mahasiswa.
B. Saran
rekam medis tetap aman dan terhindar dari pelapukan, dengan begitu
waktu karena petugas tidak harus mengecek nomor rekam medis pada
83
LAMPIRAN
1. Standar Operasional Prosedur
84
b. Pemeliharaan Dokumen Rekam Medis
85
c. Pengkodean kematian pada pasien rawat inap
86
3. Filing Rekam Medis
b. Pendaftaran
87