Disusun Oleh :
Mengesahkan,
( ) (
)
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Duta Bangsa Surakarta
(Warsi Maryati, S.KM., MPH)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Pagi dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat,
dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat mengerjakan laporan
praktik kerja lapangan di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta secara langsung.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkat atas bantuan dan
bimbingannya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran, karena dalam
penulisan laporan ini masih belum sempurna.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan pokok setiap umat manusia. Seseorang
yang menderita sakit yang diperlukan pertama kali adalah pertolongan dan
pengobatan. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta seiring dengan perkembangan pola penyakit, maka semakin berkembang
pula keadaan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, lengkap dan memadai. Oleh karena itulah rumah sakit sebagai suatu
institusi atau fasilitas yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada
pasien yang berupa diagnostic dan terapeotik untuk berbagai penyakit dan
masalah kesehatan, baik yang bersifat bedah maupun non bedah, harus senantiasa
melakukan pengembangan dan peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan
ditengah lingkungan yang selalu berubah dinamis dan kompetitif.
Rumah sakit oleh WHO (World Health Organizations : 1957) diberikan
batasan yaitu suatu bagian menyeluruh (integrasi) dari organisasi dan medis,
berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik
kuratif maupun rehabilitative, dimana output layanannya menjangkau pelayanan
keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga
kesehatan serta untuk penelitian bio social.
Fungsi rumah sakit selain yang diatas juga merupakan pusat palayanan
rujukan medic spesialistik dan subs spesialistik dengan fungsi utama menyediakan
dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitasi pasien (Depkes RI 1989)
Kebutuhan tentang perlunya rekam medis diseluruh dunia pada awal abad
20 semakin berkembang dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang
mendorong didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis disetiap Negara.
Akreditasi pelayanan kesehatan dilakukakn berdasarkan bukti-bukti tertulis proses
pelayanan kesehatan dan administrasi untuk dinilai. Pencatatan data kedalam
rekam medis dan pengelolaannya di perlukan ilmu dan keahlian. Oleh karena itu
para perekam medis mendirikan asosiasi-asosiasi (perhimpunan) perekam medis
disetiap Negara didunia ini. Misalnya di Amerika didirikan : AHIMA (American
Health Information Managament Association), perhimpunan didunia menyatu
dalam IFHRO (International Federation of Health Record Organization),
sedangkan diIndonesia bernama PORMIKI (Perhimpunan Organisasi Profesional
Perekam Medis dan Informatika Kesehatan Indonesia).
Berbagai tuntutan akan terciptanya tertib administrasi khususnya rekam
medis yang ditujukan kepada seluruh penyedia layanan kesehatan, seperti yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No 749a/Men.kes/Per/XII/1989
tentang rekam medis, juga dalam kode etik kedokteran Indonesia (KODEKI) yang
menyatakan bahwa rumah sakit harus memelihara semua catatan atau arsip, baik
medic maupun non medic secara baik, serta peraturan-peraturan lain yang
mengharuskan dilaksanakannya system rekam medic. Saat ini rumah sakit
diharuskan akan adanya tertib administrasi, legal, financial, research, education,
documentation untuk mengoptimalkan pelayanan yang ada di rumah sakit, aspek
rekam medis ini juga menuntut adanya tenaga rekam medis yang handal dan
professional disuatu layanan kesehatan.
Berkaitan dengan hal ini, Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa
Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sangat penting dilaksanakan.
Dengan adanya PKL ini, mahasiswa dapat mengamati secara langsung dan
mencoba mengaplikasikan teori kedalam system rumah sakit secara nyata dan
untuk menjadi bekal utama terjun kedunia kerja menjadi tenaga rekam medis yang
handal dan professional untuk membantu mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi seluruh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengolahan rekam medis dan informasi kesehatan di Rumah Sakit
Panti Waluyo Surakarta ditinjau dari Sistem Rekam Medis, Statistik Rumah Sakit,
ICD-10 dan ICD-9CM ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melihat gambaran perkembangan Sistem Rekam
Medis, Statistik Rumah Sakit, ICD-10 dan ICD-9CM
2. Tujuan Khusus
a. Dapat menjelaskan sejarah Rumah Sakit, serta struktur organisasi
Rekam Medis di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta
b. Dapat menjelaskan sistem-sistem rekam medis yang ada di Rumah
Sakit
D. Manfaat
Laporan ini sebagai bahan pembelajaran bagi penulis khususnya
untuk pengetahuan mengenai pengelolaan rekam medis, sebagai bahan
masukan untuk institusi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan untuk
mengembangkan ketrampilan bagi mahasiswa, serta lamporan ini dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk Rumah Sakit untuk meningkatkan
mutu pelayanan
E. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Keilmuan
Lingkup Keilmuan adalah ilmu Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan.
2. Ruang Lingkup Materi
Lingkup materi dalam Praktik Lapangan ini meliputi sistem rekam
medis, Statistik Rumah Sakit, ICD-10 dan ICD-9CM di Rumah Sakit
Panti Waluyo Surakarta.
3. Ruang Lingkup Lokasi
Lingkup lokasi yang digunakan untuk Praktik Lapangan adalah RS
Panti Waluyo Surakarta di unit Rekam Medis.
4. Ruang Lingkup Objek
Lingkup objek yang diambil adalah rekam medis di Rumah Sakit Panti
Waluyo Surakarta
5. Ruang Lingkup Waktu
Praktik Lapangan yang dilaksanakan pada Tanggal 29 November 2021
sampai dengan 22 Desember 2021
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem Rekam Medis
1. Sistem penamaan
Nama merupakan suatu identitas yang paling pokok dalam diri
seseorang. Nama juga dapat membedakan antara orang yang satu dengan
orang yang lain. Suatu bangsa, suku, atau negara mempunyai cara dan
1) Nama Tunggal
Nama tunggal yaitu nama orang yang hanya terdiri dari satu
Alfian Alfian
Sumantri Sumantri
2) Nama Majemuk
Nama majemuk yaitu nama orang Indonesia yang majemuk dan
oleh si pemilik nama itu ditulis menjadi satu, diindeks sebagaimana nama
3) Nama Keluarga
Dan seterusnya.
4) Nama Marga dan suku
menggunakan nama marga atau suku, yang diutamakan nama marga atau
suku tersebut.
1) Nama asli
Nama asli orang Asia Tengah diindeks dan ditulis sebagaimana
aslinya.
2) Nama luar
orang Eropa, maka diindeks dan ditulis nama Cina kemudian diikuti
nama Eropa.
1) Gelar kesarjanaan
2) Kepangkatan
kurung.
Contoh : Nama Diindeks dan
ditulis
3) Gelar kebangsawanan
R Soeprapto Soeprapto, R
4) Gelar kekeluargaan
kekeluargaannya.
1. Sistem Penomoran
kepada pasien.
kepada pasien.
Medis lama, karena satu pasien dapat memperoleh lebih dari satu
nomor.
rekam medis kepada satu pasien dan nomor rekam medis tersebut
c. Pemberian Nomor Cara Seri Unit SUNS ( Serial Unit Numbering Sistem)
Pemberian nomor dengan cara ini menggabungkan sistem seri dan unit.
sistem ini yaitu Petugas menjadi lebih repot setelah selesai pelayanan dan
karena tidak memilih antara baru atau pasien lama, semua pasien yang
2. Sistem Penjajaran
disusun berdiri sejajar satu dengan yang lainnya. Ada 3 sistem penjajaran
Keuntungan :
berurutan.
Kerugian :
medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok
akhir.
27 08 89
Keuntungan :
berdasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok tengah.
55 12 10
Contoh : seksi 68
99-68-97
99-68-98
99-68-99
00-69-00
Keuntungan :
nomornya berurutan.
2) Penggantian dari sistem nomor langsung ke sistem angka tengah
nomor akhir.
Kerugian :
3. Sistem Penyimpanan
telah terisi dengan lengkap dan telah dirakit sedemikian rupa sehingga
riwayat penyakit seorang pasien urut secara kronologis. Ditinjau dari
a. Sentralisasi
kesatuan dokumen rekam medis rawat jalan dan rawat inap menjadi
dan ruangan.
mudah distandarisasi.
penyimpanan.
b. Desentralisasi
cepat.
banyak
dengan dokumen rekam medis yang dinyatakan non aktif atau in-
aktif.
sudah tidak mengandung nilai guna. Nilai guna berkas rekam medis
antara lain :
1) Administrative
2) Legal (hukum)
3) Finansial
4) Riset
5) Edukasi
6) Dokumentasi
Isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan
Pasien datang
Pendaftaran / registrasi
Poliklinik/layanan
penunjang atau Rawat Farmasi/apotek
UGD/laboratorium Inap
(Budi,2011)
Pasien
datang
Ya
Gawat
Darurat IGD
Tidak
Tidak Pasien
Jam BPJS/Asuransi
Dinas Lain
Ya
Ya
Poliklinik
Pasien Dimotivasi Untuk
Datang Jam Dinas Ke Poli
Ya Tidak
Alih Status Sebagai Pasien
Pasien Setuju
Umum
Pelayanan Pasien
Ya
Rujuk RS Lain Rawat Inap Surat MRS
Tidak
Pulang
Gambar 2.3 Alur dan Prosedur Penerimaan Pasien Gawat Darurat (Budi,2011)
B. Sistem pengelolaan data rekam medis
1. Assembling
harus ada pada berkas rekam medis. Assembling adalah salah satu bagian
dalam unit rekam medis yang mempunyai tugas pokok sebagai berikut
(Budi, 2011).
a. Merakit kembali dokumen rekam medis dari rawat jalan, rawat inap,
dan gawat darurat menjadi urut atau runtut sesuai dengan kronologi
penyakitnya.
dengan menggunakan huruf dan angka atau kombinasi antara huruf dan
bahasa yaitu daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku
pembuatan tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat kedalam kartu
indeks. Coding dan indexing adalah salah satu bagian dalam unit rekam
dokter, kode operasi dan tindakan medis yang ditulis dokter atau
dokter.
indeks.
sebab kematian.
medis.
kanker).
kedokteran.
bersangkutan.
data rekam medis yang masuk ke unit rekam medis diolah menjadi
sebagai berikut:
apabila terjadi perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data
tahun.
rumah sakit.
laporan mortalitas.
4. Filing
menjadi lebih mudah dan cepat. Bagian filing adalah salah satu bagian
dari unit rekam medis yang mempunyai tugas pokok sebagai berikut
(Akasah, 2008).
keperluan.
langsung.
a. Perhitungah HBK
= 31 – 1 = 30 hari
Poliklinik 6 Hari Kerja Bulan Oktober 2021
= 31 – 5 – 1 = 25 hari
= 31 – 5 – 5 – 1 = 20 hari
Catatan :
pasien
Catatan :
terhitung
tidak terhitung
Catatan :
Catatan :
pasien. Data tersebut dapat diperoleh dari pencatatan yang ada di unit
pelayanankesehatan.
yangbersangkutan.
membutuhkan.
dilaporkan.
intern rumah sakit, misalnya BOR per ruangan atau BOR seluruh
BOR = O X 100/A
Keterangan :
O : HP/T
nilai ideal BOR dikatakan secara statistik semakin tinggi nilai BOR
disediakan. Dengan kata lain, jumlah pasien yang sedikit ini bisa
(Sudra, 2010)
rumah sakit. Maka nilai ideal untuk BOR yang disarankan adalah
AvLOS adalah rata-rata jumlah hari pasien rawat inap yang tinggal di
suatu ruangan di rumah sakit, tidak termasuk bayi baru lahir. Untuk
LOS = O X T/D
Keterangan :
Dari aspek medis, semakin lama angka AvLOS maka bisa menunjukan
kinerja kualitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat
lebih lama (lama sembuhnya). Dari aspek ekonomis, semakin lama
nilai AvLOS berarti semakin tinggi biaya yang nantinya harus dibayar
“Kosong” ini terjadi antara saat tempat tidur ditinggalkan oleh seorang
Keterangan :
dimana sebuah tempat tidur tidak digunakan oleh pasien. Hal ini
berarti tempat tidur semakin tidak produktif. Kondisi ini tentu tidak
menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit.
Semakin kecil angka TOI, berarti semakin singkat saat tempat tidur
menunggu pasien berikutnya. Hal ini bisa berarti tempat tidur bisa
sangat produktif, apalagi jika TOI = 0 berarti tempat tidur tidak sempat
kosong satu haripun dan segera digunakan lagi oleh pasien berikutnya.
berarti dalam bulan Januari tersebut setiap tempat tidur digunakan oleh
BTO = D/A
Keterangan :
Namun bisa dibayangkan bila dalam satu bulan tempat tidur digunakan
tersebut selama 2 hari dan tidak ada hari dimana tempat tidur tersebut
kosong. Ini berarti beban kerja tim perawatan sangat tinggi dan tempat
angka BTO yang ideal dari aspek medis, pasien, dan manajemen
rumah sakit.
dan length of stay memendek maka akan tampak efek dari perubahan
selama 12 hari. Hal ini sejalan dengan nilai ideal AvLOS yang
Johnson.
Garis BOR, AvLOS, TOI, dan BTO yang telah dibuat dengan grafik
1) Parameter BOR
persentase BOR makin tinggi. Sebaliknya apabila makin jauh garis BOR
dengan sumbu Y maka nilai persentase makin rendah. BOR digunakan
Nilai BOR juga menunjukan secara kasar beban kerja yang dilakukan oleh
semakin sibuk dan semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan di
pasien.
sakit. Maka nilai ideal untuk BOR yang disarankan adalah 75%-85%
(Sudra, 2010:44)
2) Parameter AvLOS
Lama perawatan yang dijalani seorang pasien tergantung pada jenis
keperawatan serta fasilitas pelayanan yang ada di unit rawat inap. Untuk
tujuan agar secepatnya pula ada pemasukan pasien baru. Karena kebijakan
rumah sakit.
3) Parameter TOI
tempat tidur yaitu semakin lama saat dimana tempat tidur tidak digunakan
oleh pasien. Hal ini berarti tempat tidur semakin tidak produktif (Sudra,
dan fasilitas penunjang medis yang kurang memadai baik fisik maupun
pengaturannya.
Nilai TOI yang tinggi dapat diturunkan dengan memperbaiki
sarana dan prasarana di suatu ruangan rawat inap. Maka nilai TOI yang
4) Parameter BTO
Makin dekat garis BTO dengan titik sumbu (0,0), maka jumlah
pasien per tempat tidur dalam periode tertentu akan semakin tinggi.
Sebaliknya jika garis BTO makin menjauhi titik sumbu (0,0) maka nilai
inap.
tinggi atau semakin lama waktu rata-rata pasien dirawat. Selain itu juga
disebabkan karena nilai TOI atau waktu kosong penggunaan tempat tidur
yang terlalu lama. Maka dari itu, nilai BTO yang disarankan adalah lebih
1. Definisi ICD-10
yang berbeda atau antar wilayah dan pada waktu yang berbeda.
a. Struktur ICD-10
ICD-10.
3) Volume 3 yaitu indeks alfabetik, daftar komprehensif
1) Parenthese “(…)”
3) Colon “:”
Colon digunakan pada daftar inclusion dan excluson terms
4) Brace “{…}”
5) NOS
perhitungan.
6) “AND” (IN TITTLES)
7) Point dash
patologisnya).
mempengaruhi kode).
dan perintah see dan see also yang terdapat dalam indeks.
6) Lihat daftar tabularis (volume 1) untuk mencari nomor kode
dan subkategori.
2. ICD-9-CM
a. Definisi ICD-9-CM
klinis).
b. Struktur ICD-9-CM
9-CM :
1. Main sections
a. Diagnostic Radiology
related procedures
calculus
a) Parenthese "(...)"
penjelasan frasa
c) Colon "."
rubik.
d) NOS
kunci
5) Ikuti setiap petunjuk rujuk silang ("see" dan "see also") yang
kategori