TAHUN 2023
Untuk Memenuhi
Tugas Praktik Kerja Lapangan IV
Disusun Oleh:
Kelompok
TAHUN 2023
Untuk Memenuhi
Tugas Praktik Kerja Lapangan IV
Disusun Oleh:
Kelompok
i
STIKES HAKLI SEMARANG
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Lapangan III (PKL III) dengan judul “MANAJEMEN MUTU PELAYANAN REKAM
MEDIS DI RSUD dr. GONDO SUWARNO UNGARAN 2023” ini telah telah
Lapangan IV pada :
Hari :
Tanggal :
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Lapangan III (PKL III) dengan judul “MANAJEMEN MUTU PELAYANAN REKAM
MEDIS DI RSUD dr. GONDO SUWARNO UNGARAN 2023” ini telah telah
diterima dan disetujui untuk memenuhi Tugas Praktik Kerja Lapangal IV di RSUD
Mengetahui,
STIKES HAKLI Semarang
Prodi D-III Rekam Medik dan Informasi Kesehatan Ketua,
iii
Maulina Latifah, S.KM, M.Kes
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Maksud dan tujuan penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan adalah untuk
melengkapi persyaratan wajib bagi mahasiswa Program Studi Diploma III Rekam
Februari 2023.
atas dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak selama pelaksanaan praktik,
kepada:
1. Ibu Sunarsri Retno Wulandari, S.KM, M.Kes selaku Ketua STIKES HAKLI
Semarang.
2. Ibu Maulina Latifah, S.KM, M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III
3. dr. Dady Darmadi selaku Direktur RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran.
iv
5. Siti Rahayuningsih, S.KM selaku Pembimbing Lapangan / Klinik RSUD dr.
melakukan Praktik Kerja Lapangan III & IV di RSUD dr. Gondo Suwarno
Ungaran.
banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
laporan ini, kami berharap laporan ini bermanfaat bagi Rumah Sakit dan
Penyusun
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
DAFTAR SINGKATAN xi
BAB I 11
PENDAHULUAN 11
A. Latar Belakang 11
B. Tujuan 12
C. Manfaat 13
D. Ruang Lingkup Praktikum 13
BAB II 15
TINJAUAN PUSTAKA 15
A. Sistem Pembiayaan Dan Informasi RM 15
B. Analisa Kuantitatif 18
D. Kodifikasi Penyakit 20
E. Kodifikasi Tindakan 22
vi
F. Peraturan Morbiditas dan Mortalitas 25
G. Kepuasan Pasien 26
BAB III 28
HASIL KEGIATAN 28
A. Sejarah Perkembangan RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran 28
B. Sistem Pembiayaan Dan Informasi RM 29
C. Analisa Kuantitatif 32
D. Analisis Kualitatif 33
E. Kodefikasi Penyakit 36
F. Kodefikasi Tindakan 39
G. Peraturan Mordibitas dan Mortalitas 40
H. Kepuasan Pasien 44
BAB IV 46
PEMBAHASAN 46
A. Sistem Pembiayaan dan Informasi Rekam Medis 46
B. Analisis Kuantitatif 46
C. Analisis Kualitatif 48
D. Kodefikasi Penyakit dan Kodefikasi Tindakan 48
E. Peraturan Mordibitas dan Mortalitas 49
F.Kepuasan Pasien 50
BAB V 51
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
xii
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh sebab itu dalam mengelolan rekam medis, setiap rumah sakit
selalu mengacu kepada pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan rekam
12
B. Tujuan
12
e. Mahasiswa mampu menjelaskan aturan dan tata cara kodefikasi
tindakan pada sistem neoplasma, cidera dan keracunan.
f. Mahasiswa mampu menjelaskan dang menganalisis kasus
morbiditas MB 1 sampai dengan MB 5
g. Mahasiswa mamapu menjelaskan dan mneganalisis kasus
mortalitas
h. Mahasiswa mampu menganalisis kepuasaan pasien
C. Manfaat
13
Materi :
b. Analisa Kuantitatif
c. Analisa Kualitatif
d. Kodifikasi Penyakit
e. Kodifikasi Tindakan
f. Peraturan Morbiditas.
g. Peraturan Mortalitas
h. Kepuasan Pasien.
14
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
16
Sistem informasi rekam
medis merupakan salah
satu bentuk sistem
informasi manajemen
rumah sakit yang
berperan penting dalam
peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit
dalam
beberapa aspek seperti
aspek administrasi,
hukum, keuangan,
dokumentasi, riset dan
17
edukasi. Dengan sistem
informasi rekam medis
secara terkomputerisasi
dapat mengurangi
kesalahan manusia
(human error) dalam
melakukan kegiatannya
dan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan yang
diberikan kepada pasien.
Oleh karena itu,
penggunaan sistem
informasi rekam medis di
suatu rumah sakit
18
sangat penting dalam
melaksanakan kegiatan
pelayanan terhadap
pasien. Sistem informasi rekam medis merupakan salah satu bentuk
sistem informasi manajemen rumah sakit yang berperan penting dalam
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dalam beberapa aspek
seperti aspek administrasi, hukum, keuangan, dokumentasi, riset dan
edukasi. Dengan sistem informasi rekam medis secara
terkomputerisasi dapat mengurangi kesalahan manusia (human error)
dalam melakukan kegiatannya dan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pasien. Oleh karena itu,
penggunaan sistem informasi rekam medis di suatu rumah sakit
sangat penting dalam melaksanakan kegiatan pelayanan terhadap
pasien.
19
rumah sakit, merupakan langkah maju yang perlu segera dilaksanakan
dalam
menghadapi perubahan yang sangat cepat dimana dampak globalisasi sudah
mulai dapat
dirasakan. Bila pengembangan sistem informasi rekam medis terlambat, maka
upaya
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan terhambat. Manfaat komputer
sebagai alat
pengumpul data rekam medis antara lain:
Pemanfaatan komputer sebagai alat pengumpul data
rekam medis harus segeradilaksanakan. Pemanfaatan data
rekam medis menjadi bagian dari sistem informasirumah sakit,
merupakan langkah maju yang perlu segera dilaksanakan
dalammenghadapi perubahan yang sangat cepat dimana dampak
globalisasi sudah mulai dapatdirasakan. Bila pengembangan sistem
informasi rekam medis terlambat, maka upayauntuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan terhambat. Manfaat komputer sebagai
alatpengumpul data rekam medis antara lain:
1. Menghemat waktu,2. Menghemat biaya,3. Menghindari
duplikasi pekerjaan,4. Memperpendek proses,5. Tuntutan efektifitas,
efisiensi, dan produktifitas kerja, maka peran komputermenjadi
semakin vital.
Gondodiputro , Sharon.
2007. Rekam Medis Dan
sistem informasi
kesehatan. Ilmu
Kesehatan
20
Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas
Padjadjaran Bandung
B. Analisa Kuantitatif
1) Review Identifikasi
2) Review Pencatatan
21
tersebut, membuat tanggal dan menandatanganinya kemudian
membuat entri yang benar secara kronologis untuk menunjukan entri
mana yang diganti.
3) Review Pelaporan
C. Analisa Kualitatif
22
Review Kelengkapan dan Kekonsistenan diagnosa.
a) Pada Review ini akan memeriksa kekonsistenan diagnosa yang
diantaranya: Diagnosa saat masuk / alasan saat masuk dirawat,
Diagnosa tambahan, Preoperative diagnosis, Postoperative diagnosis,
Phatological diagnosis, Clinical diagnosis, Diagnosis akhir/utama,
Diagnosa kedua.
b) Review kekonsistenan dan kelengkapan pencatatan diagnosa.
Konsistensi dan kelengkapan merupakan suatu penyesuaian /
kecocokan antara 1 bagian dengan bagian lain dan dengan seluruh
bagian, dimana dari awal sampai akhir harus konsisten, 3 hal yang
harus konsisten yaitu catatan perkembangan, intruksi dokter, dan
catatan obat.
c) Review pencatatan saat perawatan dan pengobatan. Rekam medis
harus menjelaskan keadaan pasien selama dirawat, dan harus
menyimpan seluruh hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang sarta mencatat tindakan yang telah dilakukan pada pasien.
d) Review adanya informed consent yang harus ada. Pada komponen ini
menganalisa surat persetujuan dari pasien apakah sudah diisi dengan
benar dan lengkap sesuai dengan prosedur dan peraturan yang dibuat
secara konsisten.
D. Kodifikasi Penyakit
1. Sistem Klasifikasi
23
pengambilan kembali informasi kesehatan pasien dari berkas Rekam
Medis.
24
Menurut (Kemkes, KKPMT-I, 2017, hal:52-89). Dalam buku
ICD-10 dijelaskan langkah-langkah dalam koding:
a) Identifikasi tipe pernyataan yang akan di-kode, kemudian carilah
dalam buku Volume 3 pada bagian yang sesuai. (Bilamana
pernyataan tersebut merupakan suatu penyakit, cedera atau kondisi
lain yang terklasifikasi dalam Bab I-XIX atau XXI, carilah dalam
bagian I. Bilamana pernyataan tersebut merupakan sebab luar dari
suatu cedera atau peristiwa lain yang terklasifikasi dalam Bab XX,
carilah dalam bagian II).
b) Temukan “lead-term”-nya. Untuk penyakit dan cedera biasanya
merupakan „kata benda‟ yang mengacu pada kondisi patologis.
Namun demikian beberapa kondisi yang dinyatakan dalam bentuk
adjective maupun eponym juga tercantum dalam indeks sebagai
“lead-term”.
c) Bacalah semua catatan yang tercantum dibawah “lead-term”.
d) Bacalah semua terminologi yang ada dalam kurung dibelakang
“leadterm”. (Modifier ini biasanya tidak akan merubah nomor kode),
dan juga semua terminologi yang tercantum di bawah “lead-term”
(yang biasanya dapat merubah nomor kodenya) sampai seluruh kata
dalam pernyataan diagnostik telah selesai diikuti.
e) Ikuti dengan hati - hati semua “cross-references” (kata “see” dan
“see also”) yang termuat dalam indeks.
f) Rujuk daftar tabulasi dalam Volume I untuk verifikasi kecocokan
nomor kode terpilih. Perlu diingat bahwa kode 3-karakter dalam
indeks yang diikuti tanda “dash” pada posisi karakter ke-4
menunjukkan bahwa masih ada karakter ke-4 yang perlu dicari
dalam volume 1. Subdivisi lebih lanjut pada posisi karakter
tambahan tidak di-indeks, sehingga bila akan digunakan harus dicari
dalam volume 1.
g) Berpedomanlah pada “inclusion” atau “exclusion terms” yang ada di
bawah kode terpilih, atau dibawah judul bab, blok atau kategori.
h) Tentukan kode yang sesuai.
25
E. Kodifikasi Tindakan
sebagai berikut:
1. ICD-9-CM
2. Struktur ICD-9-CM
26
ICD-9-CM untuk Prosedur Medis disusun berdasarkan body
sistem, kecuali 3 bab ini:
Bab 00 : Prosedur dan intervensi, tidak terklasifikasi di tempat lain
Bab 13 : Prosedur obstetrik
Bab 16 : prosedur diagnostik dan terapeutik lain-lain.
Prinsip Utama Dalam Koding Prosedur Medis adalah
Prosedur utama adalah prosedur yang paling signifikan, yang
dilakukan untuk mengobati/mengatasi diagnosis utama. Oleh
karena itu harus ada kesesuaian antara kode prosedur dengan
kode diagnosis (Kemkes, KKPMT-I, 2017, hal:52-89).
4. Langkah koding:
1) Carilah dalam indeks alfabetik nama prosedur, atau eponimnya.
2) Kroscek ke dalam daftar tabulasi.
3) Ikuti catatan-catatan khusus (konvensi) dalam daftar tabulasi.
4) Pilih kode dengan tingkat rincian tertinggi. Kode paling spesifik
mencakup 4 digit.
27
F. Peraturan Morbiditas dan Mortalitas
28
G. Kepuasan Pasien
a) Karakteristik Pasien
29
yang satu dengan orang yang lain. Karakteristik tersebut
berupa nama, umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan,
suku bangsa, agama, pekerjaan dan lain-lain.
b) Sarana Fisik Berupa bukti fisik yang dapat dilihat yang meliputi
gedung, perlengkapan, seragam pegawai dan sarana
komunikasi.
c) Jaminan Pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat
dapat dipercaya yang dimiliki perawat.
d) Kepedulian Kemudahan dalam membangun komunikasi baik
antara pegawai dengan klien, perhatian pribadi dan dapat
memahami kebutuhan pelanggan.
e) Kehandalan Kemampuan dalam memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan cepat, tepat, akurat dan memuaskan.
30
28
BAB III
HASIL KEGIATAN
28
Instalasi Gizi, Instalasi Rehabilitasi Medik, Instalasi Pemeliharaan Rumah
Sakit dan Instalasi Pemulasaran Jenazah.
29
Berikut alur system pembiayaan BPJS :
a. Peserta membawa identitas BPJS Kesehatan serta surat rujukan
dari fasilitas kesehatan tingkat pertama
b. Peserta melakukan pendaftaran ke RS dengan memperlihatkan
identitas dan surat rujukan.
c. Fasilitas kesehatan bertanggung jawab untuk melakukan
pengecekan keabsahan kartu dan surat rujukan serta melakukan
input data ke dalam aplikasi Surat Elijibilitas Peserta (SEP) dan
melakukan pencetakan SEP
d. Petugas BPJS kesehatan melakukan legalisasi SEP. Fasilitas
kesehatan melakukan pemeriksaan, perawatan, pemberian
tindakan, obat dan bahan medis habis pakai (BMHP)
e. Setelah mendapatkan pelayanan peserta menandatangani bukti
pelayanan pada lembar yang disediakan. Lembar bukti pelayanan
disediakan oleh masing-masing fasilitas kesehatan.
f. Atas indikasi medis peserta dapat dirujuk ke poli lain selain yang
tercantum dalam surat rujukan dengan surat rujukan/konsul intern.
g. Atas indikasi medis peserta dapat dirujuk ke Fasilitas kesehatan
lanjutan lain dengan surat rujukan/konsul ekstern.
h. Apabila pasien masih memerlukan pelayanan di Faskes tingkat
lanjutan karena kondisi belum stabil sehingga belum dapat untuk
dirujuk balik ke Faskes tingkat pertama, maka Dokter
Spesialis/SubSpesialis membuat surat keterangan yang
menyatakan bahwa pasien masih dalam perawatan.
i. Apabila pasien sudah dalam kondisi stabil sehingga dapat dirujuk
balik ke Faskes tingkat pertama, maka Dokter Spesialis/Sub
Spesialis akan memberikan surat keterangan rujuk balik.
j. Apabila Dokter Spesialis/Sub Spesialis tidak memberikan surat
keterangan yang dimaksud pada huruf i dan j maka untuk
kunjungan berikutnya pasien harus membawa surat rujukan yang
baru dari Faskes tingkat pertama
Berikut adalah diagram konteks Sistem Informasi Rekam Medis di
RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran.
30
Table 3. 1 diagram konteks Sistem Informasi Rekam Medis
31
C. Analisa Kuantitatif
Keterangan
PENULIS Baik
L/TL
L/TL
L/TL
ICD 10
No. RM
ICD 9 CM
ICD 9 CM
alamat
Nama
Terbaca
Jenis K.
Anamnesis
Tgl. Lahir/Umur
Terapi Pulang
Tindakan/prosedur
diagnosis utama
pengobatan dilanjutkan
pemeriksaan penunjang
Tgl
1 198767 1 1 1 1 1 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 TL 1 0 TL 1 1 1 0 TL
2 279348 1 1 1 1 1 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 L 11 L 1 1 1 1 L
3 616662 1 1 1 1 1 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 L 1 1 L 1 1 1 1 L
4 588200 1 1 1 1 1 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 L 1 1 L 1 1 1 1 L
5 279364 1 1 1 1 1 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 L 1 0 TL 1 1 1 0 TL
6 492012 1 1 1 1 1 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 TL 1 0 TL 1 1 1 0 TL
7 507961 1 1 1 1 1 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 L 1 0 TL 1 1 1 1 TL
8 606836 1 1 1 1 1 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 L 1 0 TL 1 1 1 1 TL
9 191504 1 1 1 1 1 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 L 1 1 L 1 1 1 1 L
10 509892 1 1 1 1 1 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 L 1 1 L 11 1 1 L
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 9 5 10 7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 Identifikasi Pasien 10 0
2 Laporan penting 8 2
3 Autentifikasi 5 5
32
4 Catatan yang baik 7 3
1 Lengkap 5 50
2 Tidak lengkap 5 50
TOTAL 10 100
D. Analisis Kualitatif
33
II. Pe catatan yang Konsisten
NO KOMPONEN ANALISIS AKURAT, AP, KONSISTEN
LENGK
TOTAL
JUMLAH OSENTASE)
(PR
Dokter
Kesinambungan Cat. UGD dg LRP dan
1 9 90%
Catatan dokter hingga ringkasan penyakit
Penunjang Diagnosa
Adanya hasil lab, radiologi, dll yang
2 10 100%
mendukung
Perawat
Konsistensi Catatan Perkembangan dan
3 10 100%
Asuhan Keperawatan
AVERAGE 9,7 97%
TOTAL
JUMLAH (PROSENTASE)
Dokter
1 Bukti pelaksanaan dari rencana
pengobatan, instruksi dan perubahan
obat, serta tindakan yang dilakukan 10 100%
Perawat
2 Bukti pelaksanaan dari rencana
perawatan, instruksi dan perubahan obat,
serta tindakan yang dilakukan 10 100%
Average 10 100%
TOTAL
JUMLAH (PROSENTASE)
Dokter 1 10%
34
1 Informed consent sesuai dengan operasi/
tindakan yang dilakukan
Perawat
2 Kelengkapan isi informed consent 1 10%
Average 1 10%
V. Praktik Pendokumentasian
NO. KOMPONEN ANALISIS AKURAT, LENGKAP, EN
KONSIST TOTAL
(PROSENTASE)
JUMLAH
Dokter
35
Average 0 100%
Rata - rata
NO. KOMPONEN ANALISIS AKURAT, LENGKAP, KONSISTEN
TOTAL
JUMLAH (PROSENTASE)
I Kelengkapan & kekonsistenan 9,8 98
II Pencatatan yang konsisten 9,7 97
III Deskripsi & catatan terkait pengobatan 10 100
Surat persetujuan tindakan kedokteran
1 10
IV lengkap
V Praktek pendokumentasian 10 100
Kejadian penting yang bisa menyebabkan
0 100
VI ganti rugi
Average 6,8 84
E. Kodefikasi Penyakit
KODE ICD X
NO DIAGNOSA UTAMA
ANALISIS
KODE RS ICD X
36
colitis of unspecified
origin
whitout mention of
bacteriological of
histological
comfirmation
infection,unspecified
without delta-agent
without
complication
unspecified
37
infrction, unspecified
site
KODE ICD X
NO DIAGNOSA UTAMA
ANALISIS
KODE RS ICD X
leukaemia
leukaemia
unspecified
without specification
of site
unspecified
chronic diseases
38
classified elsewhere
unspecified
F. Kodefikasi Tindakan
2 - - - -
3 - - - -
4 - - - -
5 - - - -
Tabel 3.8 Kode Tindakan Neoplasma
39
Untuk kode tindakan neoplasma di RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran
tidak banyak dilakukan karena RSGS merupakan RS tipe C dan belum tersedia
suspek atau riwayat neoplasma saja. Jika ada pasien yang di diagnosa
neoplasma,
1 - - - -
2 - - - -
3 - - - -
4 - - - -
5 - - - -
40
Untuk kode tindakan keracunan di RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran
a. Mortalitas
sebagai berikut :
41
Gambar 3.1 SERTIFIKAT KEMATIAN PERINATAL
42
kematian dan penyakit – penyakit (bila ada) yang menjadi lantaran timbulnya
dr.GONDO SUWARNO :
b. Morbiditas
43
1) Rule MB 1 : Kondisi Minor Sebagai Diagnosa Utama
Laborat : -
44
Kondisi Utama : Trauma Cerebri (Cedera Kepala)
Laborat : --
Prosedure : Pemeriksaan CT scan
Kondisi Lain : --
H. Kepuasan Pasien
45
5 Sangat Puas 30
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh RSUD dr. Gondo
Suwarno.
46
46
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Analisis Kuantitatif
di RSUD dr. Gondo Suwarno masih terdapat bagian yang belum terisi
dengan lengkap.
Berikut adalah analisis kuantitatif 10 dokumen resume pasien
Persentase
100% Audit Kuantitatif Ringkasan pulang Rekam Medis
80%
70%
50%
Identitas Pasien
Kelengkapan Autentifikasi
Catatan
Laporan Penulis Yang Baik
adalah identitas pasien dengan angka 100 % dan prosentase terendah yaitu
terrendah dengan angka 80% karena terdapat bagian kosong dalam formulir
DRM pasien dan tidak diberi tanda (-), (√), atau dicoret untuk menandai
47
bahwa DRM tersebut benar-benar tidak ada atau tidak dilakukan. Saran :
perlunya sosialisasi lebih baik lagi untuk PPA agar dapat mengisi data dengan
lengkap,tepat, dan akurat, dan dalam formulir DRM pasien yang kosong PPA
dapat mengisikan tanda (-), (√), atau dicoret guna tidak bisa diisi atau
akurat.
C. Analisis Kualitatif
Rekam Medis dilihat dari ke-enam komponen analisis dapat dikatakan cukup
tinggi dengan rata-rata 84% dengan presentase tertinggi yaitu 100% dari
Kejadian penting yang bisa menyebabkan ganti rugi, dan untuk presentase
huruf atau angka yang mewakili komponen data. Setiap diagnosis penyakit
48
jaminan kesehatan nasional karena RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran
penyakit dan untuk koding prosedur medis atau tindakan medis RSUD dr.
1) Morbiditas
2) Mortalitas
49
F.Kepuasan Pasien
50
51
BAB V
A. KESIMPULAN
B. SARAN
52
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2004. UU no. 29 tahun 2004 Tentang Praktek kedokteran. Dikutip
https://dianprase.blogspot.com/2017/05/makalah-risiko-dalam-
tinjauanislam.html, diakses pada 23 Januari 2023 pukul 18.40 WIB.
Mayang, A., Irmawati, Elise G., Lili K., (2017). Klasifikasi kodefikasi penyakit
dan masalah terkait I, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 511
(Kemkes, KKPMT-I, 2017, hal : 52-89)
53
2023 pukul 19.00 WIB.
https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2014/07/01/analisis-rekam-medis-2/
diakses pada 23 Januari 2023 pikul 19.45 WIB.
54
LAMPIRAN
55
SOP Pendaftaran Pasien Gawat Darurat
56
SOP Pendaftran Pasien Rawat Inap
57
58
SOP Pemisahan RM Aktif dan In Aktif