Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh komenikasi efektif dalam

kelengkapan dalam pengisian formulir RM

Disusun Oleh
1. Fajar Dwi Novantyo (2000333)

REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES HAKLI SEMARANG
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah dengan judul “Pengaruh komenikasi efektif dalam kelengkapan


dalam pengisian formulir RM
” sebagai tugas dalam Mata Kuliah Pendidikan Kesehatan Masyarakat Program
Studi Rekam Medik dan Informasi Kesehatan STIKES HAKLI Semarang telah
disahkan dan disetujui pada:

Hari : Selasa

Tanggal :

Disetujui oleh:

Dosen Pengampu,

Maulina Latifah, S.KM, M.Kes


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................... 1

B. Topik Bahasan.................................................................... 1

C. Tujuan Makalah.................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN TOPIK

A. Pengertian ......................................................2

B. ......................................................2

C. ......................................................3

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…..………………………………………………… 8

B. Saran…………………………………………………………… 9

B. Daftar Pustaka………………………………………………… 9
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengaruh komenikasi efektif dalam
kelengkapan dalam pengisian formulir RM
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Kesehatan
Masyarakat.

Upaya serta usaha telah kami berikan untuk makalah ini, namun kami sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan waktu dan
keadaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Atas bantuan dan bimbingan yang kami peroleh dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat
bermafaat bagi pembacanya.
Semarang, 00 jun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Berridge (2010), komunikasi interprofesi merupakan faktor yang


sangat berpengaruh dalam meningkatkan keselamatan pasien, karena melalui
komunikasi interprofesi yang berjalan efektif, akan menghindarkan tim tenaga
kesehatan dari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan medical error.

komunikasi interprofesi kesehatan yaitu perekam medis dengan perawat yang


ditemukan melalui serangkaian penelitian ilmiah bersama dengan profesi dokter,
perawat, apoteker dan gizi kesehatan dan telah mendapatkan validasi oleh pakar
komunikasi dari Indonesia maupun Eropa (Claramita, et.al, 2012)
B. Topik Bahasan

1. Pengertian Pengertian Komunikasi Efektif


2. Pengertian Pengertian Komunikasi Kesehatan
3. Strategi Komunikasi Efektif dengan Tenaga Kesehatan
4. Keefektifan Komunikasi Antarprofesi
5. Cara dan Karakter Komunikasi Perekam Medis dengan Perawat

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui pengertian Pengertian Komunikasi Efektif


2. Mengetahui Pengertian Komunikasi Kesehatan
3 Memahami Strategi Komunikasi Efektif dengan Tenaga Kesehatan
4 Memahami Keefektifan Komunikasi Antarprofesi
5 Mengetahui Cara dan Karakter Komunikasi Perekam Medis dengan
Perawat
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah saling bertukar informasi, ide, kepercayaan,


perasaan dan sikap antara dua orang (komunikator dan komunikan) atau berupa
kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan dari respon yang diterima, dengan
persepsi dan frekuensi yang sama, dan mampu menghasilkan perubahan sikap
(attitude change) dengan penyampaian informasi, menghibur, ataupun membujuk
pada orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Dengan kata yang lebih
sederhana, pengetian komunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan
sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan.

2. 2 Pengertian Komunikasi Kesehatan

Komunikasi kesehatan adalah proses peyampaian informasi terkait kesehatan.


Jika komunikasi kesehatan digunakan secara baik, akan memberikan pengaruh
kepada individu. Individu akan memiliki persepi yang positif tentang masalah
kesehatan dan individu juga memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait kesehatan,
serta individu dapat merubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik.
            Bentuk komunikasi dalam suatu organisasi kesehatan dapat berupa verbal dan
non verbal. Contoh bentuk komunikasi nonverbal adalah rekam medik, resep untuk
pasien, dan lain-lain. Rekam medik menjadi sumber informasi siapapun yang ikut
merawat pasien di masa kini maupun masa depan. Rekam medik dapat dijadikan
sebagai bentuk komunikasi antar rekan sejawat karena pelayan kesehatan lainnya
dapat melihat record penyakit pasien sehingga kelengkapan dan kejelasan sangat
penting. Rekam medik tidak hanya digunakan untuk profesi yang sama, namun juga
dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan profesi yang berbeda. Misalnya
petugas rekam medis dengan dokter ataupun perawat dalam membicarakan tentang
isian berkas rekam medis yang kurang lengkap. Walaupun profesi petugas rekam
medis dan dokter atau perawat memiliki basic yang berbeda namun mereka juga
harus tetap berkomunikasi dengan baik.
2. 3 Strategi Komunikasi Efektif dengan Tenaga Kesehatan
Komunikasi kesehatan antar mitra kesehatan memerlukan cara atau strategi
agar komunikasi berjalan dengan efektif. Beberapa cara agar terjalin komunikasi
kesehatan antar mitra kesehatan yang efektif yaitu berkomunikasi dengan detail,
cepat, akurat, serta disertai dengan bukti. Komunikasi secara detail seperti melakukan
pertukaran informasi dengan lebih terperinci.

Cara komunikasi antar petugas kesehatan adalah komunikasi verbal dan non-
verbal.Cara ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk misalnya komunikasi
interpersonal yang melibatkan dua atau beberapa orang saja, atau dalam bentuk
pertemuan yang bisa melibatkan banyak orang. Pada komunikasi interpersonal,
komunikasi verbal dan non-verbal digunakan baik secara tersendiri, atau sebagai
pendukung dari komunikasi tulisan yang dilakukan. Contoh komunikasi interpersonal
adalah komunikasi antara perekam medis dengan perawat dalam membicarakan suatu
berkas rekam medis yang perlu dilengkapi. Dalam komunikasi antar dua profesi ini
juga diperlukan beberapa cara yang tepat seperti sikap seperti apa yang harus
dilakukan dalam komunikasi tersebut. Sedangkan contoh komunikasi yang
melibatkan banyak orang antar petugas kesehatan adalah saat rapat pengadaan
formulir rekam medis. Di dalam rapat tersebut akan dihadiri dokter, perawat, dan
petugas rekam medis untuk merapatkan tentang karakteristik seta isi formulir yang
dibutuhkan dokter dan perawat dalam pengisian formulir itu nantinya. Dalam rapat
tersebut maka akan ada.

2. 4 Keefektifan Komunikasi Antarprofesi

Keberhasilan dari komunikasi yang efektif antara tim kesehatan bergantung


pada hubungan baik di antara tenaga kesehatan. Menurut Kumala (1995) keberhasilan
kerja kelompok bergantung pada hubungan baik di antara anggota tim, terutama
antara pemimpin tim dengan anggota tim lainnya. Pemimpin tim memiliki fungsi
yaitu, mendorong terjadinya komunikasi, mengamati proses komunikasi yang terjalin,
serta memberi perhatian kepada semua anggota agar komunikasi berjalan dengan
efektif.

Menurut Berridge (2010), komunikasi interprofesi merupakan faktor yang


sangat berpengaruh dalam meningkatkan keselamatan pasien, karena melalui
komunikasi interprofesi yang berjalan efektif, akan menghindarkan tim tenaga
kesehatan dari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan medical error.

            Menurut Potter dan Perry (2005) keefektifan komunikasi interprofesional


dipengaruhi oleh:

1. Persepsi yaitu suatu pandangan pribadi atas hal-hal yang telah terjadi. Persepsi
terbentuk dari apa yang diharapkna dan pengalaman berinteraksi. Perbedaan
perserpsi antar profesi yang berinteraksi akan menimbulkajn kendala dalam
komunikasi.
2. Lingkungan yang nyaman membuat seeseorang cenderung dapat
berkomunikasi dengan baik. Kebisingan dan kurangnya kebebasan seseorang
dapat membuat kebingungan, ketegangan atau ketidaknyamanan.
3. Pengetahuan yaitu suatu wawasan akan suatu hal
Komunikasi interprofesi dapat menjadi sulit ketika lawan bicara memiliki
tingkat pengetahuan yang berbeda. Keadaan seperti ini akan menimbulkan
feedback negatif, yaitu pesan menjadi tidak jelas jika kata-kata yang
digunakan tidak dikenal oleh pendengar.

2. 4 Cara dan Karakter Komunikasi Perekam Medis dengan Perawat

Berikut ini adalah karakter dalam komunikasi interprofesi kesehatan yaitu


perekam medis dengan perawat yang ditemukan melalui serangkaian penelitian
ilmiah bersama dengan profesi dokter, perawat, apoteker dan gizi kesehatan dan telah
mendapatkan validasi oleh pakar komunikasi dari Indonesia maupun Eropa
(Claramita, et.al, 2012):

1. Mampu menghormati (Respect)


Karakter ini berarti antara perekam medis dengan perawat dapat menghormati
peran dan tanggung jawab satu sama lain yang dilandasi sikap masing-masing
pihak bahwa setiap profesi kesehatan dibutuhkan untuk saling bekerja sama
demi keselamatan pasien dan keselamatan petugas kesehatan.
2. Membina hubungan komunikasi dengan prinsip kesetaraan antar perekam
medis maupun perawat.
Dalam hal ini diharapkan perawat maupun perekam medis menganggap
bahwa profesi mereka adalah setara. Tidak ada yang lebih ditinggikan atau
sebaliknya. Dengan adanya rasa kesetaraan ini maka komunikasi antara
perawat dan perekam medis dapat terjalin dengan baik dan efektif.
3. Mampu menjalin komunikasi dua arah yang efektif antar perekam medis
dengan perawat
Komunikasi efektif yang dimaksud adalah komunikasi yang dapat
memberikan pengertian sama di antara dua petugas kesehatan ini. Misalnya
seorang perekam medis meminta perawat untuk melengkapi berkas yang
kurang lengkap, maka antara kedua profesi ini harus paham bagian-bagian
pengisian yang dimaksud dan tentunya sesuai aturan.
4. Berinisiatif membahas kepentingan bersama profesi kesehatan lain.
Dalam hal ini tidak hanya melibatkan perekam medis dengan perawat tetap
juga melibatkan semua tenaga kesehatan lain. Dalam organisasi kesehatan
setiap petugas harus memiliki inisiatif untuk memperbaiki kualitas ataupun
pelayanan agar pasien mendapatkan pelayanan maksimal. Contohnya, seorang
perekam medis yang memiliki inisiatif dalam membentuk formulir rekam
medis yang baru karena formulir rekam medis yang lama kurang lengkap
sehingga data kesehatan pasien juga kurang lengkap. Dalam membicarakan
perancangan formulir yang baru maka seorang petugas rekam medis harus
bekerja sama dengan profesi lain.
5. Mampu menjaga etika saat menjalin hubungan kerja profesi kesehatan lain
Dalam setiap komunikasi yang dilakukan petugas rekam medis dengan tenaga
kesehatan lain perawat misalnya, harus menggunakan etika. Komunikasi yang
dilakukan tanpa etika berakibat komunikasi tidak terjalin secara efektif,
mungkin karena ada salah satu pihak yang tersinggung. Contoh etika yang
dapat dipraktikkan perekam medis terhadap perawat adalah memulai
pembicaraan dengan sopan, berpenampilan rapi, cepat dan tepat saat
memberikan pelayanan kepada perawat, tidak menyela saat perawat berbicara,
menatap mata orang yang sedang berbicara.
6. Informasi yang bersifat komplementer (saling melengkapi)
Komunikasi antar perawat dan petugas rekam medis sebaiknya disertai
dengan pembagian informasi yang saling melengkapi. Hal ini bisa dilihat dari
rekam medis pasien. Misalnya saja, berkas rekam medis pasien kurang
lengkap, maka petugas rekam medis harus berkomunikasi dengan perawat
agar melengkapi dokumen rekam medis tersebut. Dengan seperti itu maka
informasi yang ada dalam berkas rekam medis tersebut akan lengkap dan
dapat digunakan dengan baik.
7. Paradigma saling membantu dan melengkapi tugas antar profesi kesehatan
sesuai dengan tugas, peran, dan profesi masing-masing.
Contoh dari penerapan paradigma ini dalam komunikasi perawat dan perekam
medis adalah dalam hal berkas rekam medis. Misal saja seorang perawat ganti
shift dengan perawat lain. Maka dalam melakukan tindakan selanjutnya
seorang perawat akan membutuhkan berkas rekam medis terbaru untuk
melanjutkan perawatan kepada pasien. Dari sinilah peran melengkapi tugas
antar profesi dilakukan. Perekam medis akan langsung memberikan dokumen
rekam medis yang dibutuhkan perawat tersebut.
8. Kolaborasi yaitu bekerja sama dengan petugas kesehatan dari profesi yang
lain dalam menyelesaikan kesehatan pasien.
Setiap petugas harus bisa berkolaborasi dengan petugas kesehatan lain. Tak
terkecuali perekam medis dengan perawat. Mereka harus bisa berkolaborasi
sehingga pelayanan kepada pasien akan maksimal. Misal saja pembentukan
formulir baru. Maka kerja sama perekam medis dengan perawat akan sangat
dibutuhkan.
9. Negosiasi
Yaitu kemampuan untuk mencapai persetujuan bersama antarprofesi
kesehatan mengenai pelayanan kepada pasien.
BAB III
KESIMPULAN
PRECEDE-PROCEED menyediakan model logika yang dapat berfungsi
sebagai dasar untuk individu, satu kali intervensi atau program atau proyek
pengembangan masyarakat selama beberapa dekade. Meskipun dirancang
untuk program kesehatan, ia juga dapat beradaptasi dengan masalah
komunitas lainnya. Seperti banyak model lainnya, ini dimaksudkan sebagai
panduan, bukan resep.
Alasan utama untuk menggunakan PRECEDE-PROCEED adalah karena ini
adalah model logika. Sebagai hasilnya, ini akan memberikan struktur untuk
merencanakan pekerjaan Anda, dan mengatur baik pemikiran dan tindakan
Anda, sehingga intervensi Anda akan menjadi keseluruhan yang
direncanakan dengan hati-hati, koheren, daripada digabungkan bersama.
Sebagai model logika, model ini juga memberikan panduan untuk
menganalisis masalah yang terlibat, dan memilih bidang yang paling mungkin
untuk ditangani dan cara yang paling mungkin untuk mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA

http://ilmukesehatanreproduksi.blogspot.com/2014/09/teori-precede-and-
proceed.html
https://en.wikipedia.org/wiki/PRECEDE–PROCEED_model
https://ctb.ku.edu/en/table-contents/overview/other-models-promoting-
community-health-and-development/preceder-proceder/main
https://www.ruralhealthinfo.org/toolkits/health-promotion/2/program-models/
precede-proceed

Anda mungkin juga menyukai