Anda di halaman 1dari 12

PATIENT SAFETY

PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM KESELAMATAN PASIEN


Dibuat untuk memenuhi penugasaan pada mata kuliah Patient Safety

Dosen Pengampu : Dr. Atti Yudiernawati, SKp, MPd

Disusun Oleh :

Citra Ela Pramudita P17421211015


Resa Elok Agustiningsih P17421211025
Dewi Kumalasari P17421211028
Karimah Nur Syafira P17421211004
Selly Anggraini P17421211009
Berlian Puspitaloka Nagari P17421213031

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN

JURUSAN PROMOSI KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat, karunia serta kasih
sayangnya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Pesan Kesehatan ini dengan sebaik
mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir. penutup para
nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak pula saya
ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Atti Yudiernawati, SKp, MPd selaku dosen mata kuliah
Patient Safety

Dalam penulisan Makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenan dengan materi pembahasan maupun dengan Teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis. Semoga
dengan makalah ini, kami dapat wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kami dikritik
untuk memperbaiki kesalahan kami sebagai mestinya.

Malang, 18 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................................
BAB II........................................................................................................................................
PEMBAHASAN........................................................................................................................
2.1 Definisi Peningkatan Komunikasi Efektif........................................................................
2.2 Tujuan Peningkatan komunikasi efektif...........................................................................
2.3 Prinsip berkomunikasi efektif..........................................................................................
2.4 Strategi SBAR dalam peningkatan komunikasi efektif....................................................
BAB III.....................................................................................................................................
PENUTUP................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan pasien merupakan aspek utama dalam pelayanan kesehatan modern.


Terjalinnya komunikasi yang efektif di antara para profesional kesehatan menjadi pondasi
penting dalam upaya memastikan keselamatan dan kualitas pelayanan pasien. Dalam
lingkungan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, kegagalan komunikasi seringkali
menjadi faktor penyebab utama terjadinya kesalahan medis, komplikasi, dan bahkan
kematian pasien.

Kompleksitas sistem kesehatan, beragamnya peran dan spesialisasi profesional


kesehatan, serta tekanan waktu yang tinggi merupakan tantangan nyata yang dihadapi
dalam menjaga komunikasi yang efektif. Tantangan ini diperparah oleh kebutuhan untuk
berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya, yang sering kali memerlukan pemahaman
mendalam tentang kondisi medis dan rencana perawatan.

Peningkatan komunikasi efektif dalam keselamatan pasien bukanlah tujuan yang


hanya bersifat idealis, melainkan suatu kebutuhan mendesak yang harus diakui dan diberi
perhatian serius oleh seluruh pihak terkait dalam sistem kesehatan. Dengan meningkatnya
kompleksitas perawatan dan kemajuan teknologi medis, diperlukan strategi komunikasi
yang lebih canggih dan terarah untuk memastikan bahwa informasi yang vital dapat
disampaikan dengan jelas dan tepat waktu kepada semua pihak yang terlibat dalam
perawatan pasien.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang pentingnya komunikasi efektif


dalam konteks keselamatan pasien, maka dapat diupayakan langkah-langkah konkret
untuk meningkatkan sistem komunikasi di berbagai tingkatan, mulai dari interaksi
antarprofesional kesehatan hingga komunikasi dengan pasien dan keluarganya. Dengan
demikian, bab ini akan mengulas secara lebih mendalam tentang pentingnya komunikasi
efektif dalam keselamatan pasien, tantangan yang dihadapi, serta strategi yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan komunikasi dalam konteks pelayanan kesehatan modern.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diambil dalam penulisan
adalah sebagai berikut :

1. Apa definisi peningkatan komunikasi efektif dalam keselamatan pasien ?


2. Apa Tujuan Peningkatan komunikasi efektif ?
3. Apa prinsip berkomunikasi efektif ?
4. Bagaimana strategi SBAR dalam peningkatan komunikasi efektif?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui mengenai tujuan, yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui definisi peningkatan komunikasi efektif dalam keselamatan pasien


2. Mengetahui tujuan Peningkatan komunikasi efektif
3. Mengetahui prinsip berkomunikasi efektif
4. Mengetahui strategi SBAR dalam peningkatan komunikasi efektif
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Peningkatan Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan


sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. proses komunikasi
efektif artinya proses dimana komunikator dan komunikan saling bertukar informasi, ide,
kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai
dengan harapan.

Persepsi partisipan mengenai pengetahuan perawat mengenai komunikasi efektif


dengan tehnik SBAR ialah komunikasi yang meminimalisir terjadi kesalahan dokter,
perawat dan tenaga kesehatan lain saat berkomunikasi dalam penyelesaian masalah dan
penyampaian masalah kepada dokter atau tenaga kesehatan lain dengan berkomunikasi
via-telpon atau pun lisan dengan menggunakan tehnik SBAR. Pengetahuan komunikasi
efektif dengan tehnik SBAR ialah kemampuan perawat dalam berkomunikasi efektif
dengan tehnik SBAR dalam penyampaian kesehatan dan kondisi pasien secara baik,
teratur, tersusun dan meminimalisir kesalahan instruksi dari dokter ataupun tenaga
kesehatan lain berupa kesalahan pemberian obat, kesalahan melakukan tindakan atau
intervensi kepada pasien dan kesalahan dalam pemberian terapi.

2.2 Tujuan Peningkatan Komunikasi Efektif

Tujuan komunikasi efektif adalah memberikan kemudahan dalam memahami


pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga
bahasa yang digunakan oleh pemberi informasi lebih jelas dan lengkap, serta dapat
dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan.
Komunikasi Efektif dapat diterapkan untuk menjadi solusi sehingga masing masing
anggota saling memahami dan menghargai demi tercapainya tujuan bersama.
Berkomunikasi Efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki
pengertian yang sama tentang suatu pesan.

Pentingnya komunikasi dalam pelayanan kesehatan untuk mencapai keselamatan


pasien (Patient Safety) yaitu komunikasi antara pemberi layanan dan pasien, serta
komunikasi antar pemberi layanan.
2.3 Prinsip Berkomunikasi Efektif

Prinsip komunikasi diperlukan untuk menghasilkan komunikasi yang efektif,


seseorang harus memahami prinsi-prinsip berkomunikasi. Prinsip- prinsip dalam
komunikasi efektif adalah sebagai berikut :

1) Respect
Respect adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan
yang akan kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan bagian
paling penying dalam berkomunikasi karena pada dasarnya manusia ingin
dihargai dan dianggap penting.
2) Empathy
Empathy adalah kemampuan seorang komunikator dalam memahami dan
menempatkan dirinya pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain. Empati
bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perspektif atau siap
menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Rasa
empati akan memampukan komunikator menyampaikan pesan dengan cara dan
sikap yang akan memudahkan penerima pesan untuk menerimanya. Komunikasi
efetif akan dengan mudah tercipta jika komunikator memiliki sikap empathy.
3) Audible
Audible adalah pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan
melalui media atau delivery channel. berdasarkan hal tersebut komunikator
dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menggunakan berbagai media maupun
perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu proses
berjalannya komunikasi.
4) Care
Care berarti komunikator memberikan perhatian kepada lawan komunikannya.
Komunikasi yang efektif akan terjalin jika audience lawan komunikasi personal
merasa diperhatikan.
5) Humble
Humble adalah sikap rendah hati untuk membangun rasa saling menghargai.

Komunikasi terapeutik dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan membantu


terbentuknya hubungan yang konstruktif diantara dokter, perawat dan pasien. Tidak
seperti komunikasi sosial, komunikasi terapeutik mempunyai tujuan untuk membantu
pasien mencapai suatu tujuan dalam asuhan keperawatan. Oleh karenanya sangat penting
bagi dokter dan paramedis atau perawat untuk memahami prinsip dasar komunikasi
terapeutik sebagai berikut :

1. Hubungan dokter, perawat dan pasien adalah hubungan terapeutik yang saling
menguntungkan, didasarkan pada prinsip ‘humanity of nurses and clients’.
Hubungan ini tidak hanya sekedar hubungan seorang penolong (helper/ dokter
dan perawat) dengan pasiennya, tetapi hubungan antara manusia yang
bermartabat menurut Dult-Battey dalam Priyanto.
2. Dokter dan paramedis atau perawat harus menghargai keunikan pasien,
menghargai perbedaan karakter, memahami perasaan dan perilaku pasien dengan
melihat perbedaan latar belakang keluarga, budaya, dan keunikan pasien sebagai
individu.
3. Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi
maupun penerima pesan, dalam hal ini dokter dan paramedis atau perawat harus
mampu menjaga harga dirinya dan harga diri pasien.

Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya (trust) harus dicapai
terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan memberikan alternatif pemecahan
masalah. Hubungan saling percaya antara dokter dan paramedis atau perawat terhadap
pasien adalah kunci dari komunikasi terapeutik.

2.4 Strategi Sbar Dalam Peningkatan Komunikasi Efektif

Situation-Background-Assessment-Recommendation (SBAR) adalah alat


komunikasi terstruktur yang dirancang untuk mengurangi kesalahan yang disebabkan
oleh komunikasi dan untuk meningkatkan keselamatan pasien, termasuk situasi, latar
belakang, penilaian, dan rekomendasi. Komunikasi menggunakan SBAR dapat
meningkatkan kejelasan komunikasi perawat dan meningkatkan kepuasan perawat, serta
kualitas pelayanan dan keselamatan pasien. Di Korea, minat terhadap SBAR semakin
meningkat, mengharuskan agensi untuk meminta peraturan untuk komunikasi yang
akurat antara profesional medis. Seperti disebutkan sebelumnya, sejumlah studi
penelitian telah dilakukan untuk mengatasi masalah komunikasi karena komunikasi
dalam pengaturan pelayanan kesehatan merupakan kompetensi penting untuk
keselamatan pasien (Andreasen EM et al., 2022).
Terdapat sedikit bukti penelitian yang menganalsis secara sistematis perubahan
spesifik dalam kompetensi komunikasi efektif dan keselamatan pasien melalui program
simulasi berbasis SBAR pada tim kesehatan. Melalui tinjauan sistematis ini, memiliki
tujuan untuk memberikan strategi pelatihan komunikasi yang efektif dan kompetensi
keselamatan pasien dalam pengaturan klinis pada masa saat ini dan jangka waktu
kedepan.

Alat SBAR adalah strategi komunikasi yang dirancang untuk meningkatkan


komunikasi antara petugas kesehatan dalam situasi klinis, seperti dari perawat ke dokter,
dari dokter ke dokter, dari mahasiswa perawat ke perawat senior, dll. (Sheehan et al.,
2021). Alat ini dirancang untuk mengkomunikasikan kekhawatiran tim medis tentang
pasien dengan cara yang ringkas dan jelas dalam menyampaikan hasil pemeriksaan dan
rekomendasi terapi atau intervensi pengobatan. Singkatnya, untuk berkomunikasi secara
jelas, efektif dan efisien. Alat komunikasi SBAR dikembangkan oleh Layanan Kapal
Selam Nuklir Angkatan Laut AS untukmengatur pesan secara ringkas dan konsisten, dan
sebagai sarana untuk mendapatkan perhatian, mengungkapkan keprihatinan, menyatakan
masalah, mengusulkan tindakan, dan kemudian mencapai keputusan. SBAR ditemukan
sangat cocok dengan pengaturan perawatan kesehatan.

SBAR adalah singkatan dari:

1. S (Situation):
Situasi, dimana kita perlu mengirimkan bagian inti masalah
2. B (Background):
Latar belakang: bagaimana kita sampai di sini?
3. A (Assessment):
Penilaian: apa masalahnya?
4. R (Recommendation):
Rekomendasi, yaitu apa yang perlu kita lakukan? (Boyd & Dare, 2014)..

Pelatihan komunikasi SBAR berpengaruh terhadap sikap perawat dalam meningkatkan


keselamatan pasien (Burgess et al., 2020). SBAR dikembangkan untuk digunakan dalam
situasi medis dengan emergency, mendesak dan sensitif terhadap waktu (Park et al., 2021).
Tindakan yang diperlukan saat menggunakan alat SBAR adalah sebagai berikut: situasi,
nyatakan masalah secara ringkas, latar belakang secara singkat menyajikan informasi yang
relevan terkait dengan situasi, penilaian, memberikan analisis dan mempertimbangkan
berbagai pilihan, serta merekomendasikan tindakan terapi atau pengobatan tertentu (Kostoff
et al., 2016). Muller M et.al dalam penelitiannya menyatakan bahwa SBAR meningkatkan
keselamatan pasien. Ada beberapa bukti efektivitas penerapan SBAR pada hasil pasien, tetapi
bukti ini kurang untuk keadaan tertentu seperti komunikasi telepon (Müller et al., 2018).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan


sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. proses komunikasi
efektif artinya proses dimana komunikator dan komunikan saling bertukar informasi, ide,
kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai
dengan harapan. Pentingnya komunikasi dalam pelayanan kesehatan untuk mencapai
keselamatan pasien (Patient Safety) yaitu komunikasi antara pemberi layanan dan pasien,
serta komunikasi antar pemberi layanan. Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya
hubungan saling percaya (trust) harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali
permasalahan dan memberikan alternatif pemecahan masalah.
DAFTAR PUSTAKA

Febrianti, C. D., & Ardani, M. H. (2017). GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT


DALAM PELAKSANAAN KOMUNIKASI SBAR PADA SAAT TIMBANG TERIMA
PASIEN DI RSUD KRMT WONGSONEGORO (Doctoral dissertation, Faculty of
Medicine).

Krakatau Medika. https://krakataumedika.com/info-media/artikel/penerapan-


komunikasi-efektif-di-rumah-sakit. Penerapan Komunikasi Efektif di Rumah Sakit.
Diakses pada hari Senin, 19 Februari 2024

Anda mungkin juga menyukai