Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PSIKOLOGI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

KERJASAMA DAN KOMUNIKASI INTERPROFESIONAL


DALAM PENANGANAN MASALAH KESEHATAN MENTAL
DAN KESELAMATAN PASIEN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3

Tati Hartati 230608365


Andriani Utami 230608301
Ririn Pajriyani 230608350
Tohiriah 230608368
Popi Sri Wahyuni 230608341
Ilmi Muslihat 230608321

STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA


Jalan Swadaya Kubah Putih Rt 01/014 No.07
Jati Bening Pondok Gede Bekasi
Tahun 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu nya. Shalawat
beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad SAw, yang telah
membawa umat nya dari zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang
kita rasakan pada saat sekarang ini.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Psikologi Dalam Praktik
Kebidanan yang berjudul KERJASAMA DAN KOMUNIKASI INTERPROFESIONAL
DALAM PENANGANAN MASALAH KESEHATAN MENTAL DAN
KESELAMATAN PASIEN bagi mahasiswa Prodi Sarjana Kebidanan STIKES Abdi
Nusantara Jakarta Tahun ajaran 2023-2024.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga menjadi ibadah dan
mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Oktober 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.................................................................................................................3
D. Manfaat Penulisan............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................................4
A. Kerjasama dan Komunikasi Interprofesional...................................................................4
1. Kerjasama Interprofesional.........................................................................................4
2. Komunikasi Interprofesional.......................................................................................5
B. Kerjasama dan Komunikasi Interprofesional Dalam Penanganan Masalah Kesehatan
Mental dan Keselamatan Pasien.......................................................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
A. KESIMPULAN.................................................................................................................9
B. SARAN.............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang memiliki dasar
hukum yaitu undang-undang 1945 tentang hak setiap individu dalam mendapatkan
perlindungan yang layak untuk keberlangsungan hidupnya. Kolaborasi/kerja sama
antara profesi dalam pelayanan kesehatan sebenarnya sangat bermanfaat untuk
pencapaian program kesehatan baik secara individu dan keluarga untuk mencapai
derajat kesehatan.
Menurut WHO kolaborasi bidang kesehatan dilandasi dengan menentukan metode
interprofesional education (IPE). IPE menjadi dasar yang efektif dan efisien untuk
melakukan kolaborasi antara profesi kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien baik secara individu, keluarga, maupun masyarakat. Kebijakan
pemerintah dalam meningkatkan pengetahuan dan kompetensi tenaga kesehatan serta
dukungan dan minat pelatihan profesi untuk meningkatkan rasa percaya diri dan
nyaman bagi pelaku pelayanan kesehatan dalam menangani setiap penyakit. Selain itu
perbedaan sikap untuk melakukan kerja kolaborasi juga menjadi tantangan saat ini.
Selain itu timbul kesenjangan antar profesi karena adanya profesi yang dianggap lebih
besar.
Hal ini menyebabkan profesi tertentu cenderung kurang menerima kerja kolaborasi
ini. Tantangan penerapan interprofesional collaboration di Indonesia dapat berupa
perbedaan interaksi sosial masyarakat, perbedaan latar belakang dan budaya antar
profesi dan standar kompetensi dari setiap profesi dan belum adanya aturan yang tepat
untuk mengaturnya. Hal lain yang ikut mempengaruhi adalah pelayanan kesehatan,
dukungan masyarakat dan pengambil kebijakan.
Di dalam memberikan layanan kesehatan kepada pasien saat di rumah sakit, pelayanan
diberikan dengan melibatkan adanya kerja sama antar tenaga kesehatan profesional
yang dapat menunjang proses penyembuhan pasien lebih cepat. Lebih cepatnya
kesejahteraan pasien dicapai menunjukkan kualitas pelayanan yang diberikan juga
semakin baik. Pelayanan yang berkualitas baik akan memperhatikan keselamatan
pasien dalam memberikan asuhan. Oleh karena itu, kerja sama antar tenaga kesehatan

1
profesional harus memperhatikan keselamatan pasien dengan saling mendukung dan
melengkapi antar profesi.
Keselamatan pasien menjadi penting dan prioritas dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Pasien datang untuk mengurangi bahkan menghilangkan penyakit atau
cedera yang dirasakan, tetapi bagaimana jadinya jika kebijakan keselamatan pasien di
rumah sakit tertentu atau tempat pelayanan lainnya tidak baik bisa saja pelayanan
kesehatan yang diberikan bukan mengurangi rasa sakit yang diderita tetapi hal
sebaliknya yang terjadi dengan mencederai pasien.
Keselamatan pasien ini juga mempengaruhi kualitas sebuah rumah sakit/tempat
pelayanan Kesehatan, karena keselamatan pasien selama dilakukannya tindakan
merupakan salah satu cerminan dari kualitas pelayanan yang diberikan. Semakin
berkualitasnya sebuah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien maka
semakin sedikit kemungkinan untuk mencederai pasien. Oleh karena itu sebuah tempat
pelayanan kesehatan membutuhkan kebijakan keselamatan sebagai sistem asuhan yang
lebih aman terhadap pasien.
Kompleksitas masalah kesehatan yang ada di Indonesia yang diimbangi dengan
tingginya pemahaman masyarakat akan pelayanan kesehatan membuat tempat layanan
kesehatan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Kualitas suatu
tempat layanan Kesehatan sebagai institusi yang menghasilkan produk teknologi jasa
kesehatan sangat bergantung pada kualitas pelayanan medis dan pelayanan keperawatan
yang diberikan kepada pasien (Tjiptono,2008). Salah satu sarana yang dapat menunjang
kualitas pelayanan kesehatan yaitu dengan komunikasi interprofesional yang efektif.
Dengan adanya komunikasi dan kolaborasi antar tim tenaga kesehatan, pelayanan
perawatan pasien akan lebih terjamin sehingga pasien merasa puas dan kualitas
pelayanan kesehatan pun dapat meningkat.
Kolaborasi Interprofesi atau Interprofessional Collaboration (IPC) adalah
kemitraan antara orang dengan latar belakang profesi yang berbeda dan bekerja sama
untuk memecahkan masalah kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan.
Komunikasi merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam kolaborasi
interprofessional dan dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien. Kegagalan
dalam komunikasi antar petugas kesehatan dapat mengakibatkan adverse event.

B. Rumusan Masalah

2
Apa yang dimaksud dengan Kerjasama dan komunikasi interprofessional dalam
penanganan masalah Kesehatan mental dan keselamatan pasien?

3
C. Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahui pentingnya Kerjasama dan komunikasi interprofesional dalam
penanganan masalah Kesehatan mental dan keselamatan pasien
2. Mampu mengaplikasikan Kerjasama dan komunikasi interprofesional dalam
penanganan masalah Kesehatan mental dan keselamatan pasien
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan mahasiswa dalam
melakukan komunikasi interprofessional dalam melakukan asuhan dilapangan.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kerjasama dan Komunikasi Interprofesional


1. Kerjasama Interprofesional
a Pengertian
Interprofessional Colaboration (IPC) adalah kemitraan antara orang
dengan latar belakang profesi yang berbeda dan bekerja sama untuk
memecahkan masalah kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan
(Morgan et al, 2015)
IPC adalah dua atau lebih profesi tenaga kesehatan yang bekerja sama
sebagai tim yang memiliki kesamaan tujuan, komitmen dan saling menghormati
antara satu profesi dengan profesi lainnya (Babiker et al., 2014)
Menurut WHO, IPC terjadi saat berbagai profesi Kesehatan bekerja sama
dengan pasien, keluarga dan komunitas untuk menyediakan pelayanan
komprehensif dan berkualitas tinggi (WHO,2010).
IPC dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan memberi manfaat bersama
bagi semua yang terlibat (Green and Johnson,2015).
b Tujuan
Tujuan Interprofessional collaboration (IPC) sebagai wadah dalam upaya
mewujudkan praktik kolaborasi yang efektif antar profesi.
IPC merupakan wadah kolaborasi efektif untuk meningkatkan pelayanan
Kesehatan kepada pasien yang didalamnya terdapat profesi tenaga kesehatan
meliputi dokter, perawat, farmasi, ahli gizi, dan fisioterapi (Health Professional
Education Quality (HPEQ), 2011).
c Manfaat
Kerjasama dan kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangat
dibutuhkan untuk
1) Meningkatkan kepuasan pasien dalam melakukan pelayanan Kesehatan
2) Untuk menjalin komunikasi yang baik dan efektif dalam memberikan
pelayanan
3) Dapat meningkatkan keselamatan dan kesehatan pasien

5
2. Komunikasi Interprofesional
a Pengertian
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi antar
individu yang dapat didefinisikan dalam berbagai cara, tergantung pada apa
konteks itu sedang diterapkan.
Komunikasi adalah dasar untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman
dalam berperilaku sosial. Komunikasi bisa bersifat interaktif, transaktif, verbal,
atau nonverbal dan bervariasi dalam berbagai bentuk dan gaya. Komunikasi
internal dalam diri sendiri bersifat intrapersonal, sedangkan komunikasi antara 2
individu bersifat interpersonal (Gilbert, Yan, & Hoffman, 2010).
Komunikasi interpersonal terdiri dari 3 faktor utama yaitu pemberi pesan,
penerima pesan, dan pesan itu sendiri. Meskipun terlihat sederhana, komunikasi
interpersonal bergantung dari bagaimana penyampaian pesan dan bagaimana
pesan itu ditangkap berdampak pada komunikasi kedua pihak. Komunikasi
norverbal seperti gestur badan, ekspresi muka, penampilan, dan warna suara
juga sangat berpengaruh pada komunikasi interpersonal (Knapp & Daly, 2002).
Dalam konteks pelayanan kesehatan, komunikasi antarprofesional dapat
didefinisikan sebagai komunikasi antar anggota tim perawatan klien, yang
mungkin mencakup anggota dari berbagai kelompok profesional . Misalnya,
hal ini mungkin melibatkan Anda sebagai perawat, klien, keluarga, dan juga
profesional kesehatan lainnya seperti dokter, fisioterapis, bidan, apoteker, ahli
gizi, dan pekerja pendukung pribadi.
Komunikasi interpersonal yang melibatkan banyak profesi dan disiplin ilmu
yang berbeda disebut komunikasi interprofesional. Komunikasi interprofesional
di dunia kesehatan salah satunya terjadi antara dokter dan perawat (Haddad,
1991; Warelow, 1996).
b Tujuan
Komunikasi interprofesional sangat penting dilakukan guna meningkatkan
Kesehatan mental pasien, meningkatkan keselamatan pasien dan menurunkan
angka insiden keselamatan pasien
c Manfaat
Komunikasi interprofesional yang baik akan meningkatkan kualitas
pelayanan, mengurangi terjadinya medical errors, dan dapat menciptakan

6
kolaborasi interprofesional (Alvarez & Coiera, 2006; Griffie, Nelson-Marten, &
Muchka, 2004).
d Jenis Jenis komunikasi Interprofesional
1) Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal dapat mencakup percakapan antara dua atau lebih
anggota tim interprofesional, biasanya secara langsung atau melalui telepon
2) Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis dalam konteks interprofesional biasanya mencakup
catatan dokumentasi dalam bagan klien seperti catatan kemajuan, perintah
dokter, catatan administrasi pengobatan, laporan diagnostik, surat rujukan,
dan catatan pulang. Contoh lain mungkin termasuk faks dan email, dan
yang terbaru, SMS/chat via watshap.
3) Komunikasi Non Verbal
Komunikasi nonverbal dalam konteks interprofesional melibatkan
makna dan interpretasi yang disampaikan melalui bahasa tubuh seperti
ekspresi wajah, kontak mata, posisi tubuh, dan gerak tubuh. Penting untuk
menyadari bahasa tubuh Anda dan memastikannya selaras dengan bahasa
verbal Anda.
Ciri ciri Komunikasi interprofesional yang efektif yaitu:
1) Kejelasan dan ketepatan pesan yang dapat diverifikasi,
2) Kolaborasi dalam memecahkan masalah,
3) Sikap tenang dan mendukung dibawah tekanan,
4) Memelihara rasa saling menghormati, dan
5) Memahami tentang peran unik masing-masing.
Sedangkan komunikasi tidak efektif terjadi apabila:
1) Tenaga kesehatan saling merendahkan,
2) Bergantung pada sistem elektronik, dan
3) Hambatan budaya dan linguistik (bahasa)
B. Kerjasama dan Komunikasi Interprofesional Dalam Penanganan Masalah
Kesehatan Mental dan Keselamatan Pasien
Komunikasi merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam kolaborasi
interprofessional (suter et el. 2009). Komunikasi diperlukan dalam pelayanan kesehatan.
Hal ini dikarenakan komunikasi kesehatan merupakan komponen yang fundamental
dalam perawatan pasien (Riesenberg, 2010).

7
Komunikasi bagian dari human communication dimana proses komunikasi
kesehatan ini merupakan transaksi antar tim kesehatan dengan klien maupun keluarga
klien (Mundakir, 2006). Dalam hal ini komunikasi erat kaitannya dengan konseling yang
diberikan kepada pasien dan keluarga. Komunikasi dalam proses konseling sangat
diperlukan terutama pada saat pelaksanaan deep interview (wawancara mendalam) pada
konseli dalam rangka menumbuhkan kesehatan mental. Lebih lanjut lagi proses sugesti
yang dilakukan dalam rangka penguatan kesehatan mental bagi konseli sehingga konseli
bisa memecahkan masalahnya secara mandiri.

Komunikasi interprofesional juga dapat meningkatkan keselamatan pasien sehingga


insiden keselamatan pasien dapat berkurang. Hal ini dikarenakan bahwa informasi
asuhan pasien dan hasil asuhan harus dikomunikasikan antar profesi kesehatan selama
bekerja dalam shift. Komunikasi antar profesi kesehatan penting untuk berjalannya
proses asuhan.

Ketidakakuratan informasi dapat menimbulkan dampak yang serius pada pasien,


hampir 70% kejadian sentinel yaitu kejadian yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang serius di rumah sakit disebabkan karena buruknya komunikasi. Pernyataan di atas
sejalan dengan pernyataan Angood (2007) yang mengungkapkan bahwa berdasarkan
hasil kajian data terhadap adanya adverse event, near miss dan sentinel event di rumah
sakit, masalah yang menjadi penyebab utama adalah komunikasi. Komunikasi
interprofesi merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan
keselamatan pasien, karena melalui komunikasi interprofesi yang berjalan efektif, akan
menghindarkan tim tenaga kesehatan dari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan
medical error (Berridge, 2010).

Komunikasi efektif merupakan komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas,dan
dipahami oleh penerima sehingga dapat mengurangi kesalahan dan meningkatkan
keselamatan pasien. Maka dalam komunikasi efektif harus dibangun aspek kejelasan,
ketepatan, sesuai dengan konteks baik bahasa dan informasi, alur yang sistematis, dan
budaya (KARS, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kurang efektifnya komunikasi meliputi tenaga
kesehatan yang kurang kompeten, kurangnya ketrampilan dan pelatihan tentang
keselamatan pasien, kurangnya koordinasi dan kinerja tim tenaga kesehatan. Oleh karena
itu dibutuhkan suatu metode pengembangan komunikasi interprofesional yang efektif

8
yang erat kaitannya dalam pelayanan Kesehatan. Maka dari itu komunikasi efektif masuk
kedalam poin sasaran keselama keselamatan pasien (SKP).

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesehatan mental dan keselamatan pasien merupakan poin penting dalam
pelayanan Kesehatan. Dengan adanya komunikasi dan kolaborasi antar tim tenaga
kesehatan, pelayanan perawatan pasien akan lebih terjamin sehingga pasien merasa
puas dan kualitas pelayanan kesehatan pun dapat meningkat. Komunikasi merupakan
salah satu elemen yang paling penting dalam kolaborasi interprofesional (Suter et al,
2009).
Kerjasama dan Komunikasi interprofesional sangat penting dilakukan guna
menangani masalah kesehatan mental pasien, meningkatkan keselamatan pasien dan
menurunkan angka insiden keselamatan pasien.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiwa mampu melakukan Kerjasama
dan komunikasi interprofesional dengan lebih baik dalam melaksanakan tugasnya
sebagai bidan.

10
DAFTAR PUSTAKA

10 September 2018. Komunikasi Interprofesional Dalam Peningkatan Keselamatan Pasien.


ResearchGate.
file:///C:/Users/acer/Downloads/Komunikasi_Interprofesional_Dalam_Peningkatan_Ke
se.pdf

diakses pada 2 Oktober 2023

Rosmalina, A. 2018. Peran Komunikasi Interpersonal


Dalam Mewujudkan Kesehatan Mental Seseorang. Syekhnurjati.ac.id.
file:///C:/Users/acer/Downloads/3479-9092-1-SM.pdf diakses pada 2 Oktober 2023

Nihaya, U. 2016. PERAN KOMUNIKASI INtERPERSONAL UNtUK

MEWUJUDKAN KESEHAtAN MENtAL BAGI KONSELI. UIN Walisongo.


file:///C:/Users/acer/Downloads/1244-2625-1-SM.pdf diakses pada 2 Oktober 2023

Damanik, ETM. PENGARUH INTERPROFESIONAL COLLABORATION


TERHADAP KESELAMATAN PASIEN. OSF.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiliaeYxd2BA
xWAyzgGHUqyDAIQFnoECAkQAQ&url=https%3A%2F%2Fosf.io
%2Fpreprints%2Finarxiv%2Fgx5zy
%2Fdownload&usg=AOvVaw1SFNl9oQdAkCS_uz2kXSCa&opi=899784
49 diakses pada 5 Oktober 2023
Sosialisasi Model Praktik kolaborasi Interprofesional pelayanan. Unpad.ac.id.
file:///C:/Users/USER/Downloads/14870-40594-1-PB.pdf diakses pada 6 Oktober 2023
Komunikasi Interprofesional. Universitas muhammadiyah Yogyakarta.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/23322/6.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y diakses pada 6 Oktober 2023

Komunikasi Interprofesional dalam keperawatan. Toronto Metropolitsn University.


https://pressbooks-library-torontomu-ca.translate.goog/communicationnursing/chapter/

11
interprofessional-communication/?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc diakses pada 6 Oktober 2023

12

Anda mungkin juga menyukai