Disusun Oleh :
1. Karena jika Bidan tidak mengetahui alasan resep diberikan bahkan jika bukan meraka
yang meresepkan obat maka akan menimbulkan medication error. Contohnya seperti
point-point yang sudah saya tuturkan tadi. Itulah sebabnya mengapa bidan juga harus
memiliki pengetahuan tentang farmakologi, agar tidak salah membaca label obat, dan
ketidakpatuhan dalam melaksanakan prinsip benar pemberian obat merupakan faktor
yang dapat menyebabkan medication administration error. Sehingga menghindari
kesalahan pemberian obat pada pasien.
2. Berdasarkan rute pengobatan kami memilih 3 cara dasar pengobatan yang dapat
diberikan ke jaringan tubuh atau aliran darah.
d. Intravenous (IV) Cara pemberian: kedalam vena. Contoh:furosemide
e. Subcutaneous (SC/SQ) Cara pemebrian: antara kuliat dan lapisan otot. Contoh:
epineprhin.
Intramuskular (IM) Cara pemberian: kedalam otot. Contoh: glucagon, oksitosin,
3. Pemberian obat yang boleh digunakan oleh pasien tidak sadar :
3) Nebulizer
Memberikan obat dengan menghasilkan kabut yang dihirup oleh pasien.
Metode iniefektif untuk pasien yang tidak sadar dan anak-anak.
4) Pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis atu
epidermis secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral
hal tersebut bisa dilakukan pada psien tidak sadar.( farmakope jilid II)
Pada pengobatan nebulizer dan pemberian obat melalui jaringan intrakutan bisa
digunakan pada pasien yan tidak sadar karena pada nebulizer sangat efektif untuk
pasien yang tidak sadarkan diri.sedangkan pemberian obat melalui jaringan
intrakutan dapat digunakan juga pada pasien yang tidak sadarkan diri karena
pemberian obat diakukan melalui jaringan sehingga aman untuk pasien.
Pemberian obat yang tidak boleh digunakan pada pasien yang tidak sadar :
5) Nasal Spray
Semprotan hidung bisanya digunakan untuk mempengaruhi hidung atau sinus,
seperti sumbatan karena pilek atau alergi. Pemberian obat ini tidak boleh
digunakan pada pasien yang tidak sadar.
6) Inhaler
Teknik pemberian obat ini dilakukan untuk digunakan sendiri oleh pasien,
maka penting tenaga kesehatan membantu pasien untuk belajar bagaimana
menggunakan alat ini dengan benar untuk memaksimalkan manfaat yang
didapat dari obat. Pasien yang tidak sadar tidak dianjurkan untuk
menggunakan inhaler karena tidak mampu untuk menghisap inhalernya.
7) Pemberian obat dalam bentuk tablet,kapsul,sirup,puyer dan granula (serbuk)
tidak dapat diberikan pada pasien yang tidak sadarkan diri karna pada pasien
tidak sadarkan diri tidak mampu diajak bekerja sama dalam pengobatan (tidak
bisa menelan) karna dengan rute secara oral diberikan pada pasien yang sadar
dan dapat menelan.(book volume 7)
8) Pemberian obat melalui jaringan permeabel (BuccalAnd Sublingual
Administration), tidak dapat digunakan pada pasien yg tidak sadar atau non
kooperatif.
Sesuai dengan cara pemakaian obat nasal spray pemakai harus menyemprotkan
obat ke hidung jadi bagi pasien yang tidak sadarkan diri tidak bisa menggunakan
nasal spray. Pada pengobatan inhaler pasien yang tidak sadarkan diri tidak bisa
menggunaka obat ini karena cara pemberian obat ini dilakukan sendiri oleh
pasien dengan menghisap inhalernya,. Begitu pula dengan pemberian obat dalam
bentuk tablet, kapsul, sirup, puyer dan granula karena pasein ang tidak sadarkan
diri tidak bisa menelan sehingga pemberian obat ini tidak bisa digunakan oleh
pasien yang tidak sadarkan diri.
4. Alasan dari contoh kesalahan level individu tersebut tergambar dari sejumlah kasus
yang biasa ditemukan di beberapa klinik bahkan rumah sakit yang sering lalai dalam
pemberian obat kepada pasien. Faktor sistemik yang menyebabkan kesalahan
pengobatan adalah factor individu karena jika factor individu tidak berjalan dengan
baik maka akan menimbulkan permasalahan medication error yang menyebabkan
kerugian pada pasien.
5. Pemberian obat yang memiliki tingkat kesalahan tertinggi adalah pengobatan
intravena. Karena yang kita ketahui pemberian obat intravena jika tidak seimbang
dalam memegang tabung, kehilangan vakum dalam tabung dan posisi jarum tidak
benar dalam pembuluh darah akan menyebabkan cedera saraf , posisi jarum yang
terlalu dalam akan menyebabkan hematoma atau pembengkakan, nyeri, kejang,
cedera saraf bahkan kerusakan vena.