Disusun oleh :
Ayu Fitriani
Ayuni Hartati
Depi Prawitasari
Dinah Lathifah
UNIVERSITAS FALETEHAN
Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang sampai saat ini masih
memberi nikmat iman dan kesehatan, sholawat serta salam kita curahkan
kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan ilmu dari zaman jahiliyah ke zaman yang sekarang ini.
Sehingga kami diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah
tentang “ Kasus Menstruasi pada Kasus Polimenorea “.
Penulisan makalah ini salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Genetika dan Biologi Reproduksi. Makalah ini berisi tentang latar
belakang dan pembahasan tentang kasus Polimenorea.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna untuk
menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
Sekian makalah yang dapat kami sampaikan, kami ucapkan Terima
Kasih kepada Guru Pembimbing yang telah membantu, memberi masukan
dan mendukung dalam penulisan makalah sehingga dapat terselesaikan
dengan tepat pada waktunya.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mentruasi bukan barang baru bagi kita dan tentunya ini sudah sangat
familiar bagi semua wanita. Terkadang menstruasi bisa mengganggu
aktivitas anda contohnya ketika menjelang menstruasi (premenstrual
syndrome atau PMS). Salah satu masalah yang timbul saat menstruasi
yang perlu menjadi perhatian adalah ketika menstruasi darah yang keluar
sangat banyak. Hal ini harus kita waspadai barangkali saja ini merupakan
penyakit polimenorea.
Polimenorea adalah salah satu gangguan yang terjadi ketika sedang
menstruasi. Ciri dan gejala yang bisa kita ketahui adalah adanya darah
yang keluar lebih banyak dari menstruasi pada biasanya. Ketika
polimenorea ini terjadi dan mengalami haid yang sangat banyak biasanya
akan membutuhkan pembalut lebih banyak yaitu sekitar 5 pembalut setiap
harinya. Timbulnya siklus haid yang pendek bisa mengakibatkan
pematangan sel telur dari wanita ataupun stadium sekresi telur dari fase
mentruasi yang akan memendek.
Proses pelepasan sel telur untuk dibuahi sperma terjadi pada stadium
poliferasi dari satu rangkaian siklus mentruasi. Hal ini bisa memicu
terjadinya disfungsi ovarium (tempat penghasil sel telur). Banyak yang
menjadi penyebab hal ini tetapi untuk kejadian yang umum biasanya
dikarenakan oleh hormon tidak seimbang yang mengatur masalah
menstruasi. Gangguan hormon yang tidak seimbang bisa dikarenakan oleh
menstruasi pertama (menarche) pada wanita yang terlalu cepat ataupun
terlalu lama dari rentang usia mentruasi pertama yang normal. Namun
perlu dibedakan gejala ini dengan wanita menjelang menopause tiba.
Masalah pada indung telur juga merupakan faktor terjadinya hormonal
yang tidak seimbang. Ketika seseorang sedang depresi, terjadi turun berat
badan yang drastis seperti sedang melakukan program diet dan juga
1
sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Oleh karena itu hal perlu
segera dikonsultasikan dengan dokter.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
B. Pencegahan
Pencegahan kondisi polimenorea dilakukan dengan meminimalisasikan
faktor risiko penyebab terjadinya polimenorea, seperti :
1. Mengontrol berat badan ideal
2. Menghindari stress dan depresi
3. Menjalani pola hidup sehat dengan melakukan olahraga secara
teratur dan menerapkan pola makan yang sehat
4. Segera konsultasikan k dokter jika mengalami siklus menstruasi
yang singkat (kurang dari 21 hari), untuk mencegah terjadinya
komplikasi seperti anemia dan gangguan kesuburan
5. Menjaga kesehatan genital untuk mencegah terjangkitnya penyakit
menular seksual
3
C. Gejala
Gejala umum terjadinya polimenorea antara lain :
1. Siklus haid yang pendek ( kurang dari 21 hari ).
2. Frekuensi menstruasi yang meningkat (lebih dari 1-2 kali dalam
sebulan)
3. Durasi menstruasi yang panjang
4. Dapat juga disertai dengan peningkatan volume darah menstruasi
5. Pasien dengan kondisi polimenorea dapat mengalami kondisi anemia
D. Penyebab
Kondisi Polimenorea disebabkan oleh terjadinya ketidakseimbangan
system hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium, yang
mengakibatkan terjadinya gangguan proses ovulasi (pelepasan sel telur).
Alhasil, terjadi pemendekan waktu pada siklus menstruasi normal,
sehingga menstruasi pun menjadi lebih sering.
Ketidakseimbangan hormonal oni dapat dipicu oleh beberapa faktor,
yaitu:
1. Awal menstruasi pertama (3 hingga 5 tahun pertama menstruasi)
msupun beberapa tahun menjelang menopause.
2. Gangguan indung telur, seperti endometriosis dan PCOS (polycystic
ovary syndrome).
3. Stres dan depresi.
4. Pasien dengan gangguan makan, seperti anoreksia nervosa, bulimia,
dan diet yang berlebih
5. Perubahan (peningkatan maupun penurunan) berat badan yang terlalu
cepat.
6. Berat badan berlebih atau obesitas.
7. Aktivitas berlebih seperti olahraga berlebihan.
8. Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin,
NSAID, dan kontrasepsi oral.
9. Penyakit menular seksual, seperti chlamydia dan gonorrhea.
4
E. Diagnosis
Penegakan diagnosis polimenora dilakukan dengan melakukan
anamnesis melalui pemantauan beberapa parameter, seperti lama siklus
periode menstruasi, durasi menstruasi, maupun volume darah selama
menstruasi. Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti
pemeriksaan darah lengkap, USG (untuk memastikan tidak adanya
kelainan organ), serta pemeriksaan kadar hormone reproduksi, seperti
progestoren, LH, FSH, dan prolaktin.
F. Penanganan
Pada umumnya, polimenora bersifat sementara dan dapat
disembuhkan. Polimenora yang berlangsung terus-menerus dapat
menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar
terus-menerus. Hal ini memicu terjadinya anemia.
5
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
2)Riwayat Menstruasi
a)Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama kali pada umur 14
tahun
b) Siklus : Ibu mengatakan siklusnya 28 hari.
6
c)Banyaknya :
Sebelum sakit : Ibu mengatakan banyaknya 2-3 kali ganti
pembalut/hari
Sesudah sakit : Ibu mengatakan banyaknya 2-3 kali ganti
pembalut/hari
d)Lama :
f)Sifat Darah :
g)Dismenorhoe :
Sebelum sakit : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada saat
menstruasi
Sesudah sakit : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada saat
Menstruasi
7
4). Riwayat kehamilan, nifas yang lalu
Umur Persalinan : 40 mg
Penolong : Bidan
a. BB : 3200
b. PB : 49
Tempat Partus : RS
Umur Persalinan : 40 mg
Penolong : Dokter
a. BB : 3200
b. PB : 47
5). Riwayat KB
1. Metode : Sunti
8
Lamanya : 4 tahun
Alasan berhenti : -
6) Riwayat Penyakit
a)Riwayat Penyakit Sekarang Ibu mengatakan saat ini sedang tidak
menderika sakit batuk, pilek, ataupun demam.
b)Riwayat Penyakit Sistemik
(1)Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada dada
bagian kiri, tidak berdebar, tidak cepat lelah dan
tidak keluar keringat dingin saat beraktivitas.
(2)Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada perut
bagian bawah kanan/kiri, pinggang tidak sakit atau
nyeri saat BAK.
(3)Asma atau TBC: Ibu mengatakan tidak pernah Sesak nafas dan
Tidak batuk berdahak yang berkepanjanga lebih
Dari 3 bulan.
(4)Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata dan kuku-kuku Jari
tangan maupun kaki tidak pernah kuning.
(5)DM : Ibu mengatakan tidak mudah lapar dan haus di malam
hari dan tidak pernah kencing lebih dari 7 kali pada malam
hari.
(6)Hipertensi : Ibu mengatakan hasil tensinya tidak pernah tidak
pernah lebih dari 140/90 mmHg.
(7)Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita kejang men-
9
dadak disertai keluar busa dari mulut.
(8)Lain-lain : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit lain.
c)Riwayat Penyakit Keluarga
a. Pola Nutrisi
b.Pola Eliminasi
c.Pola Hygiene
Sebelum sakit : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti baju dan
10
celana dalam 2 kali sehari, BAB/BAK dibersihkan dengan air bersih
dan 2 kali ganti pembalut.
Sesudah sakit : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti baju dan
celana dalam 2 kali sehari, BAB/BAK dibersihkan
dengan air bersih dan 2 kali ganti pembalut dan Ibu
e)Pola Aktivitas
g)Data Psikologis
1)Status Generalis
11
c)TTV
(2)Respirasi : 20x/menit
(3)Suhu : 36,4oC
(4)Nadi : 78x/menit
e)BB : 58 kg
2)Pemeriksaan Sistematis
a)Kepala
rontok.
(3)Mata
(c)Sklera : Putih
b)Leher
12
(3)Pembesaran kelenjar limfe: Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe.
(2)Mammae
(3)Axilla
d)Abdomen
e)Anogenetal
(1)Vulva Vagina
13
(e)PPV
(4)Anus
f )Ekstremitas
3)Pemeriksaan Penunjang
2.Interpretasi Data
a.Diagnosa Kebidanan
14
ini (sejak bulan Oktober) tidak teratur dan 2 bulan terakhir
mengalami menstruasi 2 kali dalam sebulan (Bulan Februari
tanggal 01 Februari - 05 Februari 2016 dan tanggal 19 Februari -
24 Februari 2016. Bulan Maret pada tanggal 03 Maret – 07 Maret
2016 mengalami menstruasi dan sekarang dari tanggal 20 Maret
2016 sampai hari ini masih mengalami menstruasi).
4) Ibu mengatakan selama ini belum mengetahui cara cebok yang benar.
5)Pola nutrisi ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi cukup
banyak (nasi, lauk pauk, dan sayur) serta minum 6-8 gelas air putih dan
teh.
6). Ibu mengatakan sebelum dan sesudah sakit ibu bekerja dirumah
melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, membersihkan
rumah, mencuci baju, menyetrika.
DO :
2)Kesadaran : Composmentis
3)TTV
b)Respirasi : 20x/menit
c)Suhu : 36,4oC
d)Nadi : 78x/menit
15
3.Diagnosa Potensial
Anemia.
b.Beri penjelasan pada ibu bahwa ini tidak perlu penanganan yang
serius.
6.Implementasi
Tanggal : 23 Maret 2016
a.Jam 12.12 WIB memberitahu ibu tentang menstruasi yang
dialaminya ini merupakan hal yang normal dan merupakan salah
satu gejala yang umum terjadi mendekati masa menopause.
b.Jam 12.15 WIB memberitahu ibu tentang kondisi saat ini tidak
perlu penanganan yang serius karena hormon sudah tidak lagi
stabil, sehingga terapi yang dibutuhkan hanya untuk menstabilkan
hormon.
16
c.Jam 12.22 WIB memberi konseling pada ibu tentang vulva
hygieneyaitu dengan cara membasuh daerah genetalia dengan air
bersih dari arah depan ke belakang setelah BAK maupun BAB
kemudian mengelap dengan menggunakan tissu atau kain yang
bersih dan kering serta selalu menjaga daerah genetalia agar tetap
kering dan bersih serta ganti pembalut 2 kali sehari.
7. Evaluasi
c.Ibu sudah paham cara vulva hygiene yang benar dan ibu
bersedia untuk melakukannya.
17
BAB IV
PEMBAHASAN
1.Pengkajian
18
pauk, dan sayur) serta minum 6-8 gelas air putih dan teh. Ibu mengatakan
sebelum dan sesudah sakit ibu bekerja dirumah melakukan pekerjaan
rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci baju,
menyetrika Dari hasil pemeriksaan didapatkan tidak ada benjolan dan
nyeri tekan di perut, tidak ada keputihan dan terdapat darah menstruasi
encer berwarna merah, bau khas, tidak ada tanda infeksi. Pada langkah ini
penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktik yaitu pada kasus
tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti kadar Hb.
. 2.Interpretasi Data
3.Diagnosa Potensial
19
Diagnosa potensial pada kasus gangguan reproduksi dengan
polimenorea adalah gangguan hemodinamik tubuh seperti anemia dan
penurunan kesuburan (Purwoastuti dan Walyani, 2015). Pada Ny.N Umur
45 Tahun P2 A0diagnosa potensial adalah anemia, namun diagnosa
potensial tidak terjadi karena Ny. N Umur 45 Tahun P2 A0 mendapat
penanganan.
Pada langkah ada kesenjangan antara teori dan praktik dimana pada
teori tidak muncul diagnosa potensial penurunan kesuburan hal ini terjadi
karena pada kasus polimenorea terjadi pada pasien berumur 45 tahun yang
kemungkinan mendekati menopause, hal ini sesuai dengan Dewi (2012)
yaitu usia lebih dari 35 tahun berarti mendekati menopause. Polimenorea
dapat terjadi pada usia menjelang menopause antara umur 40-60.
4.Antisipasi
5.Rencana Tindakan
Perencanaan asuhan pada asuhan gangguan reproduksi dengan
polimenorea menurut Marmi (2013) adalah jelaskan pada ibu tentang
gangguan reproduksi dengan polimenorea; Beritahu ibu bahwa ini tidak
perlu penanganan yang serius;Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi kombinasi hormon estrogen dan progesterone,
menurut Purwoastuti dan Walyani (2015) pengobatan polimenorea akan
diterapi menggunakan hormon, diantaranya dengan mengkonsumsi obat
kontrasepsi kombinasi estrogen danprogesteron 1 kali sehari.
20
6.Implementasi
progesterone.
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan gangguan reproduksi pada Ny. N umur 45
tahun P2A0dengan gangguan reproduksi polimenorea mulai dari
pengkajian sampai evaluasi, dengan demikian penulis mengambil
kesimpulan bahwa :
1.Pengkajian pada kasus Ny. N umur 45 tahun P2A0dengan
gangguan reproduksi polimenorea didapatkan keluhan utama yaitu ibu
mengatakan pada tanggal 03 Maret 2016 sampai dengan tanggal 07 Maret
2016 mengalami menstruasi dan sekarang dari tanggal 20 Maret 2016
sampai hari ini masih mengalami menstruasi. Pada pemeriksaan
vagina,tampak darah menstruasi encer berwarna merah, bau khas, tidak
ada tanda infeksi.
2.Interpretasi data pada kasus ini didapatkan diagnosa kebidanan
Ny. N umur 45 tahun P2A0dengan gangguan reproduksi polimenorea,
masalah ibu mengatakan merasa cemas dengan apa yang dialaminya dan
kebutuhan yang diberikan dukungan moril pada ibu dan informasi tentang
menstruasi yang dialaminya.
3.Pada kasus Ny. N umur 45 tahun P2A0dengan gangguan
reproduksi polimenoreadiagnosa potensial yang muncul yaitu anemia.
4.Tindakan segera pada kasusNy. N umur 45 tahun P2A0dengan
polimenorea yaitu dilakukan mandiri oleh bidan dengan pemberian KIE
tentang polimenorea yang dialami dan pencegahan anemia.
5.Perencanaan polimenorea yang diberikan yaitu beritahu ibu
tentang menstruasi yang dialaminya saat ini, beri penjelasan pada ibu
bahwa ini tidak perlu penanganan yang serius, beri konseling pada ibu
tentang risiko anemia, beri konseling tentang vulva hygiene dan beri terapi
obat kombinasi hormon estrogen dan progesterone, anjurkan pada ibu
untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian.
22
6.Pelaksanaan pada kasus Ny. N dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat.
7.Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama tujuh hari dan ibu
telah mengkonsumsi obat kombinasi hormon estrogen dan progesterone
menstruasi ibu telah berhenti. Satu dan tiga bulan berikutnya dilakukan
kunjungan rumah dan menstruasi ibu telah kembali normal.
8.Pada kasus Ny. N penulis menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus yang ada di lapangan yaitu pada pengkajian tidak
dilakukan pemeriksaan penunjang pemeriksaan laboratorium seperti
pemeriksaan kadar Hb dan USG. Pada antisipasi tindakan segera tidak
dilakukan kolaborasi dengan dokter hal ini disebabkan karena masih
ditangani di Puskesmas sehingga tidak ada dr Spesialis Obstetri dan
Ginekologi.Pada langkah perencanaan dan implementasi dapat
disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
B. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24