Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

GENETIKA dan BIOLOGI REPRODUKSI


“ Kasus Siklus Menstruasi ( Polimenorea ) “

Disusun oleh :

Ayu Fitriani

Ayuni Cahya Utami

Ayuni Hartati

Depi Prawitasari

Dinah Lathifah

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS FALETEHAN

Tahun 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang sampai saat ini masih
memberi nikmat iman dan kesehatan, sholawat serta salam kita curahkan
kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan ilmu dari zaman jahiliyah ke zaman yang sekarang ini.
Sehingga kami diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah
tentang “ Kasus Menstruasi pada Kasus Polimenorea “.
Penulisan makalah ini salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Genetika dan Biologi Reproduksi. Makalah ini berisi tentang latar
belakang dan pembahasan tentang kasus Polimenorea.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna untuk
menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
Sekian makalah yang dapat kami sampaikan, kami ucapkan Terima
Kasih kepada Guru Pembimbing yang telah membantu, memberi masukan
dan mendukung dalam penulisan makalah sehingga dapat terselesaikan
dengan tepat pada waktunya.

Serang, 21 September 2019 

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………....i


DAFTAR ISI …………………………………………………………..................ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..1
A. Latar Belakang …………………………………………………………...1
B. Tujuan …………………………………………………………...............2
BAB II TINJAUAN TEORI ……………………………………………………..3
A. Definisi …………………………………………………………...............3
B. Pencegahan …………………………………………………………........3
C. Gejal a …………………………………………………………................4
D. Penyebab …………………………………………………………...........4
E. Diagnosis …………………………………………………………...........5
F. Penanganan ………………………………………………………….......5
BAB III TINJAUAN KASUS……………………………………………….…...6
BAB IV PEMBAHASAN KASUS ……………………………………………..18
BAB V PENUTUP……………………………………………………………....22
A. Kesimpulan …………………………………………………………..…22
B. Saran ……………………………………………………………………23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...24

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mentruasi bukan barang baru bagi kita dan tentunya ini sudah sangat
familiar bagi semua wanita. Terkadang menstruasi bisa mengganggu
aktivitas anda contohnya ketika menjelang menstruasi (premenstrual
syndrome atau PMS). Salah satu masalah yang timbul saat menstruasi
yang perlu menjadi perhatian adalah ketika menstruasi darah yang keluar
sangat banyak. Hal ini harus kita waspadai barangkali saja ini merupakan
penyakit polimenorea.
Polimenorea adalah salah satu gangguan yang terjadi ketika sedang
menstruasi. Ciri dan gejala yang bisa kita ketahui adalah adanya darah
yang keluar lebih banyak dari menstruasi pada biasanya. Ketika
polimenorea ini terjadi dan mengalami haid yang sangat banyak biasanya
akan membutuhkan pembalut lebih banyak yaitu sekitar 5 pembalut setiap
harinya. Timbulnya siklus haid yang pendek bisa mengakibatkan
pematangan sel telur dari wanita ataupun stadium sekresi telur dari fase
mentruasi yang akan memendek.
Proses pelepasan sel telur untuk dibuahi sperma terjadi pada stadium
poliferasi dari satu rangkaian siklus mentruasi. Hal ini bisa memicu
terjadinya disfungsi ovarium (tempat penghasil sel telur). Banyak yang
menjadi penyebab hal ini tetapi untuk kejadian yang umum biasanya
dikarenakan oleh hormon tidak seimbang yang mengatur masalah
menstruasi. Gangguan hormon yang tidak seimbang bisa dikarenakan oleh
menstruasi pertama (menarche) pada wanita yang terlalu cepat ataupun
terlalu lama dari rentang usia mentruasi pertama yang normal. Namun
perlu dibedakan gejala ini dengan wanita menjelang menopause tiba.
Masalah pada indung telur juga merupakan faktor terjadinya hormonal
yang tidak seimbang. Ketika seseorang sedang depresi, terjadi turun berat
badan yang drastis seperti sedang melakukan program diet dan juga

1
sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Oleh karena itu hal perlu
segera dikonsultasikan dengan dokter.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum

Dengan diselesaikannya makalah ini, diharapkan mampu


melakukan analisis terhadap kasus yang dialami selama masa
menstruasi secara lebih mendalam agar mampu menangani
permasalahan yang timbul dengan pemikiran yang lebih maju.
b. Tujuan khusus

1. Mampu melakukan pendalaman atau analisis permasalahan yang


muncul pada kasus yang disajikan.
2. Mampu melakukan penanganan yang sesuai dengan masalah dan
keutuhan klien.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Polimenoria adalah suatu kondisi ketika seorang wanita mengalami


abnormalitas frekuensi menstruasi, yaitu siklus menstruasi kurang dari 21
hari. Umumnya, siklus menstruasi normal terjadi selama 21 hingga 35
hari, atau rata-rata 28 hari, dengan lama terjadinya haid selama 2-8 hari.
Wanita dengan kondisi polimenoria mengalami menstruasi dua kali atau
lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah pendarahan
yang relative sama atau lebih banyak dari biasanya. Polimenoria dapat
diasosiasikan dengan kondisi siklus anovulasi, penykit inflamasi pelvic,
endrometriosis, dan kondisi PCOS ( polycystic ovary syndrome). Kondisi
polimenorea lebih sering terjadi pada remaja dan wanita yang akan
menopause. Terkadang, kondisi polimenorea juga dapat terjadi pada
wanita pasca-operasi, ketika kelenjar pituitari masih aktif.

B. Pencegahan
Pencegahan kondisi polimenorea dilakukan dengan meminimalisasikan
faktor risiko penyebab terjadinya polimenorea, seperti :
1. Mengontrol berat badan ideal
2. Menghindari stress dan depresi
3. Menjalani pola hidup sehat dengan melakukan olahraga secara
teratur dan menerapkan pola makan yang sehat
4. Segera konsultasikan k dokter jika mengalami siklus menstruasi
yang singkat (kurang dari 21 hari), untuk mencegah terjadinya
komplikasi seperti anemia dan gangguan kesuburan
5. Menjaga kesehatan genital untuk mencegah terjangkitnya penyakit
menular seksual

3
C. Gejala
Gejala umum terjadinya polimenorea antara lain :
1. Siklus haid yang pendek ( kurang dari 21 hari ).
2. Frekuensi menstruasi yang meningkat (lebih dari 1-2 kali dalam
sebulan)
3. Durasi menstruasi yang panjang
4. Dapat juga disertai dengan peningkatan volume darah menstruasi
5. Pasien dengan kondisi polimenorea dapat mengalami kondisi anemia

D. Penyebab
Kondisi Polimenorea disebabkan oleh terjadinya ketidakseimbangan
system hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium, yang
mengakibatkan terjadinya gangguan proses ovulasi (pelepasan sel telur).
Alhasil, terjadi pemendekan waktu pada siklus menstruasi normal,
sehingga menstruasi pun menjadi lebih sering.
Ketidakseimbangan hormonal oni dapat dipicu oleh beberapa faktor,
yaitu:
1. Awal menstruasi pertama (3 hingga 5 tahun pertama menstruasi)
msupun beberapa tahun menjelang menopause.
2. Gangguan indung telur, seperti endometriosis dan PCOS (polycystic
ovary syndrome).
3. Stres dan depresi.
4. Pasien dengan gangguan makan, seperti anoreksia nervosa, bulimia,
dan diet yang berlebih
5. Perubahan (peningkatan maupun penurunan) berat badan yang terlalu
cepat.
6. Berat badan berlebih atau obesitas.
7. Aktivitas berlebih seperti olahraga berlebihan.
8. Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin,
NSAID, dan kontrasepsi oral.
9. Penyakit menular seksual, seperti chlamydia dan gonorrhea.

4
E. Diagnosis
Penegakan diagnosis polimenora dilakukan dengan melakukan
anamnesis melalui pemantauan beberapa parameter, seperti lama siklus
periode menstruasi, durasi menstruasi, maupun volume darah selama
menstruasi. Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti
pemeriksaan darah lengkap, USG (untuk memastikan tidak adanya
kelainan organ), serta pemeriksaan kadar hormone reproduksi, seperti
progestoren, LH, FSH, dan prolaktin.

F. Penanganan
Pada umumnya, polimenora bersifat sementara dan dapat
disembuhkan. Polimenora yang berlangsung terus-menerus dapat
menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar
terus-menerus. Hal ini memicu terjadinya anemia.

Selain itu, kondisi polimenora dapat memicu terjadinya gangguan


kesuburan, karena adanya gangguan proses ovulasi. Tujuan terapi
polimenorea adalah untuk mengontrol perdarahan serta mencegah
terjadinya perdarahan berulang yang dapat menyebabkan komplikasi,
seperti anemia dan gangguan kesuburan.
Terapi yang diberikan tergantung pada usia, resiko kesehatan, dan
pilihan kontrasepsi. Pada umumnya, terapi farmakologi kondisi
polimenorea melalui terapi hormonal, seperti hormone estrogen dan
hormonal kombinasi (estrogen dan progesterone), serta tablet
penambah darah untuk mengoreksi kondisi anemia.
Pemberian obat NSAIDs (nonstreoridal anti-inflammatory drugs),
seperti ibuprofen,naproxen, dan asam mefenamat, menunjukan
penurunan kejadian perdarahan. Pemberian obat NSAIDs akan
menurunkan level prostaglandin yang tinggi pada pasien dengan
kondisi perdarahan yang lebih intens.

5
BAB III

TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

Tanggal : 23 Maret 2016


Pukul : 11.30 WIB
Tempat : Puskesmas Plupuh II Sragen

a.Identitas Pasien Identitas Suami

Nama : Ny. N Nama Suami : Tn. T

Umur : 45 Tahun Umur : 47 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa

Pendidikan : SMA Pendidikan : D3

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS

Alamat : Jabung RT 03 Plupuh Sragen

b.Anamnesa (Data Subyektif)


1)Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan pada tanggal 03 Maret 2016 sampai
dengan tanggal 07 Maret 2016 mengalami menstruasi dan sekarang dari
tanggal 20 Maret 2016 sampai hari ini masih mengalami menstruasi.
Jumlah darah menstruasi sama dengan biasanya dan tidak ada gumpalan.

2)Riwayat Menstruasi
a)Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama kali pada umur 14
tahun
b) Siklus : Ibu mengatakan siklusnya 28 hari.

6
c)Banyaknya :
Sebelum sakit : Ibu mengatakan banyaknya 2-3 kali ganti
pembalut/hari
Sesudah sakit : Ibu mengatakan banyaknya 2-3 kali ganti
pembalut/hari
d)Lama :

Sebelum sakit : Ibu mengatakan lamanya 4-5 hari

Selama sakit : Ibu mengatakan lamanya 4-5 hari

e)Teratur/Tidak : Ibu mengatakan menstruasi sebelumnya teratur sudah 6


bulan ini (sejak bulan Oktober) tidak teratur dan 2 bulan terakhir
mengalami menstruasi 2 kali dalam sebulan (Bulan Februari tanggal 01
Februari - 05 Februari 2016 dan tanggal 19 Februari - 24 Februari 2016.
Bulan Maret pada tanggal 03 Maret – 07 Maret 2016 mengalami
menstruasi dan sekarang dari tanggal 20 Maret 2016 sampai hari ini masih
mengalami menstruasi).

f)Sifat Darah :

Sebelum sakit : Ibu mengatakan darah haidnya encer danberwarna merah

Sesudah sakit : Ibu mengatakan darah haidnya encer danberwarna merah

g)Dismenorhoe :

Sebelum sakit : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada saat

menstruasi

Sesudah sakit : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada saat

Menstruasi

3). Riwayat Perkawinan

Ibu mengatakan perkawinan sah, menikah 1 kali, kawin umur 25


tahun suami umur 27 tahun lamanya 20 tahun, jumlah anak 2 orang.

7
4). Riwayat kehamilan, nifas yang lalu

1. Tanggal atau Tahun Partus : 1996

Tempat Partus : BPS

Umur Persalinan : 40 mg

Jenis Persalinan : Spontan

Penolong : Bidan

Anak Jenis : Perempuan

a. BB : 3200
b. PB : 49

Nifas : ASII 2 tahun

Keadaan anak sekarang : Hidup

2. Tanggal atau Tahun Partus : 2000

Tempat Partus : RS

Umur Persalinan : 40 mg

Jenis Persalinan : Spontan

Penolong : Dokter

Anak Jenis : Laki- laki

a. BB : 3200
b. PB : 47

Nifas : ASI 2 tahun

Keadaan anak sekarang : Hidup

5). Riwayat KB

1. Metode : Sunti

8
Lamanya : 4 tahun

Keluhan : Tidak ada

Alasan berhenti : Ingin hamil lagi

2. Metode : Senggama terputus

Lamanya : Sampai Sekarang

Keluhan : Tidak ada

Alasan berhenti : -

6) Riwayat Penyakit
a)Riwayat Penyakit Sekarang Ibu mengatakan saat ini sedang tidak
menderika sakit batuk, pilek, ataupun demam.
b)Riwayat Penyakit Sistemik
(1)Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada dada
bagian kiri, tidak berdebar, tidak cepat lelah dan
tidak keluar keringat dingin saat beraktivitas.
(2)Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada perut
bagian bawah kanan/kiri, pinggang tidak sakit atau
nyeri saat BAK.
(3)Asma atau TBC: Ibu mengatakan tidak pernah Sesak nafas dan
Tidak batuk berdahak yang berkepanjanga lebih
Dari 3 bulan.
(4)Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata dan kuku-kuku Jari
tangan maupun kaki tidak pernah kuning.
(5)DM : Ibu mengatakan tidak mudah lapar dan haus di malam
hari dan tidak pernah kencing lebih dari 7 kali pada malam
hari.
(6)Hipertensi : Ibu mengatakan hasil tensinya tidak pernah tidak
pernah lebih dari 140/90 mmHg.
(7)Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita kejang men-

9
dadak disertai keluar busa dari mulut.
(8)Lain-lain : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit lain.
c)Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suami tidak


ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung, DM dan hipertensi
serta tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis
dan HIV/AIDS.

d)Riwayat Operasi Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi


atau tindakan bedah lainnya.

7). Riwayat kebiasaan sehari- hari

a. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi

cukup banyak serta minum 6-8 gelas air putih.

Sesudah sakit : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi

cukup banyak serta minum6-8 gelas air putih.

b.Pola Eliminasi

Sebelum sakit : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari konsistensi lunak

warna kuning,dan tidak ada konstipasi. BAK 5-6 kali

sehari warna kuning jernih dan tidak ada keluhan.

Sesudah sakit : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari konsistensi lunak

warna kuning,dan tidak ada konstipasi. Bak 5-6 kali

sehari warna kuning jernih dann tidak ada keluhan.

c.Pola Hygiene

Sebelum sakit : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti baju dan

10
celana dalam 2 kali sehari, BAB/BAK dibersihkan dengan air bersih
dan 2 kali ganti pembalut.

Sesudah sakit : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti baju dan
celana dalam 2 kali sehari, BAB/BAK dibersihkan
dengan air bersih dan 2 kali ganti pembalut dan Ibu

membersihkan genetalia setelah BAB dan BAK,

namun ibu belum mengetahui cara cebok yang benar.

d)Pola Istirahat dan tidur

Ibu mengatakan sebelum dan sesudah sakit tidur siang kadang-kadang


± 1 jam dan tidur malam 7-8 jam.

e)Pola Aktivitas

Ibu mengatakan sebelum dan sesudah sakit ibu bekerja dirumah


melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, membersihkan
rumah, mencuci baju, menyetrika.

f)Pola hubungan seksual

Sebelum sakit : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1-2


kali seminggu, baik ibu maupun suami tidak ada
keluhan apapun.

Sesudah sakit : Ibu mengatakan tidak melakukan hubungan seksual.

g)Data Psikologis

Ibu mengatakan cemas dengan menstruasi yang dialaminya.

c.Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)

1)Status Generalis

a) Keadaan umum : Baik

b). Kesadaran : Composmentis

11
c)TTV

(1)Tekanan Darah : 110/80 mmHg

(2)Respirasi : 20x/menit

(3)Suhu : 36,4oC

(4)Nadi : 78x/menit

d)TB : tidak dilakukan

e)BB : 58 kg

2)Pemeriksaan Sistematis

a)Kepala

(1)Rambut : Berwarna hitam, bersih, tidak ada ketombe dan tidak

rontok.

(2)Muka : Tidak pucat dan tidak ada oedema.

(3)Mata

(a)Oedema : Tidak oedema

(b)Conjungtiva : Merah muda

(c)Sklera : Putih

(4)Hidung : Bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan .


(5)Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen.

(6)Mulut/gigi/gusi : Bersih, bibir tidak pucat, gigi tidak ada caries,

dan gusi tidak berdarah.

b)Leher

(1)Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok.

(2)Tumor : Tidak ada tumor

12
(3)Pembesaran kelenjar limfe: Tidak ada pembesaran kelenjar

limfe.

c.)Dada dan Axilla

(1)Dada : Normal, simetris.

(2)Mammae

(a)Membesar : Normalkanan dan kiri.

(b)Tumor : Tidak ada pembesaran.

(c)Simetris : Simetris kanan dan kiri.

(3)Axilla

(a)Benjolan : Tidak ada benjolan.

(b)Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.

d)Abdomen

(1)Pembesaran Uterus : Tidak ada pembesaran uterus


(2)Pembesaran hati : Tidak dilakukan

(3)Benjolan / Tumor : Tidak ada benjolan atau tumor


(4)Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri tekan

(5)Luka Bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi

e)Anogenetal

(1)Vulva Vagina

(a)Varices : Tidak ada varices

(b)Luka : Tidak ada luka

(c)Kemerahan : Tidak kemerahan

(d)Kelenjar bartholini : Tidak ada pembesaran

13
(e)PPV

Keputihan : Tidak ada keputihan

PPV : Terdapat darah menstruasi encer berwarna merah,

bau khas dan tidak ada infeksi.

(2)Inspekulo : Tidak dilakukan

(3)Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan

(4)Anus

(a)Haemoroid : Tidak ada haemoroid

(b)Keluhan Lain : Tidak ada

f )Ekstremitas

(1)Varices : Tidak ada varices

(2)Oedema : Tidak ada oedema

3)Pemeriksaan Penunjang

a)Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan

b)Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan

2.Interpretasi Data

Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 11.40 WIB

a.Diagnosa Kebidanan

Ny. N umur 45 tahun P2A0 gangguan reproduksi dengan polimenorea.


Data Dasar :

1). Ibu mengatakan bernama Ny. N umur 45 tahun

2). Ibu mengatakan mempunyai 2 anak belum pernah keguguran


3). Ibu mengatakan menstruasi sebelumnya teratur sudah 6 bulan

14
ini (sejak bulan Oktober) tidak teratur dan 2 bulan terakhir
mengalami menstruasi 2 kali dalam sebulan (Bulan Februari
tanggal 01 Februari - 05 Februari 2016 dan tanggal 19 Februari -
24 Februari 2016. Bulan Maret pada tanggal 03 Maret – 07 Maret
2016 mengalami menstruasi dan sekarang dari tanggal 20 Maret
2016 sampai hari ini masih mengalami menstruasi).

4) Ibu mengatakan selama ini belum mengetahui cara cebok yang benar.

5)Pola nutrisi ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi cukup
banyak (nasi, lauk pauk, dan sayur) serta minum 6-8 gelas air putih dan
teh.

6). Ibu mengatakan sebelum dan sesudah sakit ibu bekerja dirumah
melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, membersihkan
rumah, mencuci baju, menyetrika.

DO :

1)Keadaan umum : Baik

2)Kesadaran : Composmentis

3)TTV

a)Tekanan Darah : 110/80 mmHg

b)Respirasi : 20x/menit

c)Suhu : 36,4oC

d)Nadi : 78x/menit

4)Pemeriksaan fisik mata : Conjungtiva merah muda


5)Pengeluaran pervaginam Terdapat darah menstruasi encer
berwarna merah, bau khas, tidak ada tanda infeksi.

15
3.Diagnosa Potensial

Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul: 11.45 WIB

Anemia.

4. Antisipasi / Tindakan Segera

Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 11.50 WIB

Asuhan kebidanan dilakukan secara mandiri oleh bidan dengan


memberikan KIE tentang polimenorea yang dialami dan pencegahan
anemia.

5.Perencanaan Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 12.00 WIB

a.Beritahu ibu tentang menstruasi yang dialaminya saat ini.

b.Beri penjelasan pada ibu bahwa ini tidak perlu penanganan yang
serius.

c.Beri konseling tentang vulva hygiene.

d.Beri terapi pil kombinasi hormon estrogen dan progesteron 1x1


selama 7 hari.

e.Anjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian.

6.Implementasi
Tanggal : 23 Maret 2016
a.Jam 12.12 WIB memberitahu ibu tentang menstruasi yang
dialaminya ini merupakan hal yang normal dan merupakan salah
satu gejala yang umum terjadi mendekati masa menopause.
b.Jam 12.15 WIB memberitahu ibu tentang kondisi saat ini tidak
perlu penanganan yang serius karena hormon sudah tidak lagi
stabil, sehingga terapi yang dibutuhkan hanya untuk menstabilkan
hormon.

16
c.Jam 12.22 WIB memberi konseling pada ibu tentang vulva
hygieneyaitu dengan cara membasuh daerah genetalia dengan air
bersih dari arah depan ke belakang setelah BAK maupun BAB
kemudian mengelap dengan menggunakan tissu atau kain yang
bersih dan kering serta selalu menjaga daerah genetalia agar tetap
kering dan bersih serta ganti pembalut 2 kali sehari.

d.Jam 12.25 WIB memberi terapi obat

1)Pil kombinasi hormon estrogen dan progesteron


untukmenstabilkan hormon selama 1 minggu diminum 1x1
sejumlah 7 tablet.

2)Memberikan tablet Fe diminum 1x1 sejumlah 10 tablet.

e.Jam 12.30 WIB menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi


atau bila ada keluhan.

7. Evaluasi

Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 12.33 WIB

a.Ibu telah mengetahui tentang menstruasi yang dialaminya.

b.Ibu sudah mengerti bahwa kondisi saat ini tidak perlu


penanganan yang serius.

c.Ibu sudah paham cara vulva hygiene yang benar dan ibu
bersedia untuk melakukannya.

d.Ibu telah diberi terapi obat yang sesuai dengan yang


dialaminya danibu bersedia mengkonsumsi obat yang diberikan
sampai sembuh.

e.Ibu bersedia untuk kontrol ulang 1minggu lagi tanggal 30


Maret 2016 atau bila ada keluhan.

17
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan kesenjangan antara


teori yang ada dengan praktik yang dilakukan dilahan. Dalam menjelaskan
kesenjangan tersebut penulis menggunakan langkah-langkah dalam
manajemen kebidanan yaitu pengkajian, interprestasi data, diagnosa
potensial, intervensi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tujuan dari
pembahasan ini adalah untuk dapat mengambil kesimpulan dan
pemecahan masalah, sehingga dapat digunakan sebagai tindakan lanjut
dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien
khususnya pada gangguan reproduksi dengan polimenorea.

1.Pengkajian

Pada teori diperoleh data subjektif pada kasus gangguan reproduksi


dengan polimenorea keluhan yang dialami pasien yaitu mengalami
menstruasi hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, data lainnya adalah
pola kebiasaan sehari-hari yaitu ibu makan berapa kali per hari, minum
berapa liter per hari, jenis dan porsi, bagaimana ibu melakukan aktifitas
sehari-hari. Hal ini dikarenakan polimenorea dapat terjadi pada pasien
dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia) dan olahraga
berlebihan, misal atlit (Purwoastuti dan Walyani, 2015). Untuk data
objektif dari pemeriksaan pervagina kebersihan genetalia, pengeluaran per
vaginam, dan ada tidaknya tanda-tanda infeksi vagina (Sulistyawati,
2009).

Pada pengkajian yang dilakukan pada Ny.N diperoleh data


subjektif ibu mengatakan pada tanggal 03 Maret 2016 sampai 07 Maret
2016 mengalami menstruasi dan sekarang dari tanggal 20 Maret 2016
sampai hari ini kembali mengalami menstruasi. Jumlah darah menstruasi
sama dengan biasanya dan tidak ada gumpalan. Pola nutrisi ibu
mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi cukup banyak (nasi, lauk

18
pauk, dan sayur) serta minum 6-8 gelas air putih dan teh. Ibu mengatakan
sebelum dan sesudah sakit ibu bekerja dirumah melakukan pekerjaan
rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci baju,
menyetrika Dari hasil pemeriksaan didapatkan tidak ada benjolan dan
nyeri tekan di perut, tidak ada keputihan dan terdapat darah menstruasi
encer berwarna merah, bau khas, tidak ada tanda infeksi. Pada langkah ini
penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktik yaitu pada kasus
tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti kadar Hb.

. 2.Interpretasi Data

Diagnosa kebidanan dapat ditegakkan yang berkaitan para, abortus,


umur ibu, dan pengkajian yang menyertai diagnosa (Ambarwati dan
Wulandari, 2010). Diagnosa kebidanan adalah Ny.X umur x tahun PxAx
gangguan reproduksi denganpolimenorea. Masalah yang muncul

66 pada pasien dengan polimenoreaberkaitan dengan kekhawatiran


pasien terhadap keadaan yang dialami. Hal ini muncul karena kurangnya
pengetahuan pasien tentang polimenoreamaupun siklus menstruasi
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan masalahnya, dimana kebutuhan pasien
denganpolimenorea; adalah dukungan moril serta informasi tentang kasus

Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah Ny.N umur 45 tahun


P2A0 dengan polimenorea. Pada Ny.N umur 45 tahun P2A0 masalah yang
timbul adalah ibu merasa cemas dengan menstruasi yang dialaminya.
Kebutuhan Ny.N adalah beri dukungan moril pada ibu dan informasi
tentang menstruasi yang dialaminya. Pada langkah kedua tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik karena diagnosa kebidanan, masalah
dan kebutuhan telah ditetapkan sesuai dengan teori yang ada.

3.Diagnosa Potensial

19
Diagnosa potensial pada kasus gangguan reproduksi dengan
polimenorea adalah gangguan hemodinamik tubuh seperti anemia dan
penurunan kesuburan (Purwoastuti dan Walyani, 2015). Pada Ny.N Umur
45 Tahun P2 A0diagnosa potensial adalah anemia, namun diagnosa
potensial tidak terjadi karena Ny. N Umur 45 Tahun P2 A0 mendapat
penanganan.

Pada langkah ada kesenjangan antara teori dan praktik dimana pada
teori tidak muncul diagnosa potensial penurunan kesuburan hal ini terjadi
karena pada kasus polimenorea terjadi pada pasien berumur 45 tahun yang
kemungkinan mendekati menopause, hal ini sesuai dengan Dewi (2012)
yaitu usia lebih dari 35 tahun berarti mendekati menopause. Polimenorea
dapat terjadi pada usia menjelang menopause antara umur 40-60.

4.Antisipasi

Pada langkah keempat, bidan menetapkan kebutuhan terhadap


tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi klien (Yulifah dan Surachmindari,
2014). Antisipasi pada kasus polimenorea adalah kolaborasi dengan dokter
dan kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan penunjang.Pada
langkah ini dapat disimpulkan bahwa ada kesenjangan teori dengan
praktik yaitu tidak dilakukan kolaborasi dengan dokter.

5.Rencana Tindakan
Perencanaan asuhan pada asuhan gangguan reproduksi dengan
polimenorea menurut Marmi (2013) adalah jelaskan pada ibu tentang
gangguan reproduksi dengan polimenorea; Beritahu ibu bahwa ini tidak
perlu penanganan yang serius;Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi kombinasi hormon estrogen dan progesterone,
menurut Purwoastuti dan Walyani (2015) pengobatan polimenorea akan
diterapi menggunakan hormon, diantaranya dengan mengkonsumsi obat
kontrasepsi kombinasi estrogen danprogesteron 1 kali sehari.

20
6.Implementasi

Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan


menyeluruh seperti diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan
aman. Pelaksanaan asuhan disesuaikan dengan rencana tindakan (Yulifah
dan Surachmindari, 2014). Perencanaan asuhan pada polimenorea adalah
dengan menjelaskan pada ibu tentang gangguan reproduksi dengan
polimenorea.

Pada kasus gangguan reproduksi dengan polimenoreaimplementasi


adalah memberitahu ibu tentang menstruasi yang dialaminya saat ini;
memberi penjelasan pada ibu bahwa ini tidak perlu penanganan yang
serius; memberikan konseling tentang vulva hygiene; memberikan terapi
obat kombinasi pil kombinasi hormon estrogen dan progesteron untuk
menstabilkan hormon selama 1 minggu diminum 1x1 sejumlah 7 tablet
dan memberikan tablet Fe diminum 1x1 sejumlah 10 tablet;menganjurkan
pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian.

Pada langkah implementasi dapat disimpulkan tidak ada


kesenjangan antara teori dengan praktik dimana dilahan diberikan
konseling tentang vulva hygienedan diteori tidak ada hal ini dikarenakan
pada pengkajian ibu tidak mengetahui cara cebok yang benar.
Kesenjangan lain dilahan diberikan tablet Fe diminum 1x1 sejumlah 10
tablet hal ini dilakukan untuk mencegah anemia.

7.Evaluasi Menurut Marmi (2013) pada evaluasi gangguan


reproduksi dengan polimenorea yaitu pasien sudah mengetahui tentang
gangguan reproduksi dengan polimenorea, sudah dilakukan kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian terapi kombinasi hormon estrogen dan

progesterone.

21
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan gangguan reproduksi pada Ny. N umur 45
tahun P2A0dengan gangguan reproduksi polimenorea mulai dari
pengkajian sampai evaluasi, dengan demikian penulis mengambil
kesimpulan bahwa :
1.Pengkajian pada kasus Ny. N umur 45 tahun P2A0dengan
gangguan reproduksi polimenorea didapatkan keluhan utama yaitu ibu
mengatakan pada tanggal 03 Maret 2016 sampai dengan tanggal 07 Maret
2016 mengalami menstruasi dan sekarang dari tanggal 20 Maret 2016
sampai hari ini masih mengalami menstruasi. Pada pemeriksaan
vagina,tampak darah menstruasi encer berwarna merah, bau khas, tidak
ada tanda infeksi.
2.Interpretasi data pada kasus ini didapatkan diagnosa kebidanan
Ny. N umur 45 tahun P2A0dengan gangguan reproduksi polimenorea,
masalah ibu mengatakan merasa cemas dengan apa yang dialaminya dan
kebutuhan yang diberikan dukungan moril pada ibu dan informasi tentang
menstruasi yang dialaminya.
3.Pada kasus Ny. N umur 45 tahun P2A0dengan gangguan
reproduksi polimenoreadiagnosa potensial yang muncul yaitu anemia.
4.Tindakan segera pada kasusNy. N umur 45 tahun P2A0dengan
polimenorea yaitu dilakukan mandiri oleh bidan dengan pemberian KIE
tentang polimenorea yang dialami dan pencegahan anemia.
5.Perencanaan polimenorea yang diberikan yaitu beritahu ibu
tentang menstruasi yang dialaminya saat ini, beri penjelasan pada ibu
bahwa ini tidak perlu penanganan yang serius, beri konseling pada ibu
tentang risiko anemia, beri konseling tentang vulva hygiene dan beri terapi
obat kombinasi hormon estrogen dan progesterone, anjurkan pada ibu
untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian.

22
6.Pelaksanaan pada kasus Ny. N dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat.
7.Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama tujuh hari dan ibu
telah mengkonsumsi obat kombinasi hormon estrogen dan progesterone
menstruasi ibu telah berhenti. Satu dan tiga bulan berikutnya dilakukan
kunjungan rumah dan menstruasi ibu telah kembali normal.
8.Pada kasus Ny. N penulis menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus yang ada di lapangan yaitu pada pengkajian tidak
dilakukan pemeriksaan penunjang pemeriksaan laboratorium seperti
pemeriksaan kadar Hb dan USG. Pada antisipasi tindakan segera tidak
dilakukan kolaborasi dengan dokter hal ini disebabkan karena masih
ditangani di Puskesmas sehingga tidak ada dr Spesialis Obstetri dan
Ginekologi.Pada langkah perencanaan dan implementasi dapat
disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
B. Saran

1.Bagi Bidan Untuk tenaga kesehatan yang bekerja di dalam lingkungan


kebidanan khususnya bidan diharapkan dapat meningkatkan kualitas asuhan
khususnya pada polimenorea.

2.Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Diharapkan pada kasus


gangguan reproduksi dengan polimenoreadilakukan pemeriksaan laboratorium
agar dapat menentukan tindakan dengan tepat serta meningkatkan sarana dan
prasarana agar dapat menunjang pelayanan kesehatan.

3.Bagi Institusi Pendidikan Instansi pendidikan diharapkan dapat


meningkatkan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan sesuai
prosedur tetap dalam memberikan asuhan terutama pada kasus gangguan
reproduksi dengan polimenorea serta menambah referensi kepustakaan tentang
gangguan reproduksi dengan polimenorea.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. E. R. Wulandari. D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.


Yogyakarta : Nuha Medika.
Fajarini. 2014. Manajemen 7 Langkah Varney. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Maryanti D, dkk. Kesehatan Reproduksi Teori dan Praktikum.
(Yogyakarta: Nuha Medica , 2009) hal 23
https://doktersehat.com

24

Anda mungkin juga menyukai