KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
tanggung jawab serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, dengan lama keluarnya darah
haid berlangsung selama 2-8 hari. Tidak semua wanita mengalami siklus menstruasi yang teratur
setiap bulannya. Kelainan pada siklus menstruasi dapat berupa polimenorea, oligomenorea
ataupun amenorea.
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari
35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan
mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus
menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai
amenorea sekunder.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
C. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan oligomenorea?
BAB II
TINJAUAN TEORY
A. Pengertian
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari
35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan
mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus
menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai
amenorea sekunder.
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis
menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi.
Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa
tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu
merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus,
hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya
menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh. Pada kebanyakan
kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid
biasanya juga ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya Oligomenore yang
terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya sinkronisasi antara hipotalamus,
kelenjar pituari & indung telur. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur
kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari akan merangsang produksi hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan & reproduksi. Pada awal & akhir masa reproduksi wanita, beberapa
hormon tersebut dapat menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya
B. Etiologi
kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab
sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih. Oligomenorrhea sering terdapat pada wanita
astenis. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan
ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadar pada wanita normal. Oligomenorrhea dapat
juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen
dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan ketidakseimbangan hormonal seperti
Oligomenorrhea yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan
stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang
2. Sakit kronik
7. Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah
menstruasi
C. Gejala
Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari
dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorrhea
mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin
mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar
D. Pengobatan
anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi.
Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan
oligomenorrhea. Oligomenorrhea sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki
ketidakseimbangan hormonal pada pasien yang sudah menikah. Pasien dengan sindrom ovarium
polikistik juga sering diterapi dengan hormonal. Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi
mungkin diperlukan. Pengobatan alternatif lainnya dapat menggunakan akupuntur atau ramuan
herbal.
E. Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional
pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan
buruk bila oligomenorrhea mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.
sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari dan indung telur. Hipotalamus merupakan
bagian otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel dan fungsi dasar seperti makan, tidur
dan reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari.
Kemudian kelenjar pituari akan merangsang produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan
dan reproduksi. Pada awal dan akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat
menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.
G. Penanganan
2. Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan
oligomenore.
hormonal.
4. Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan: Adanya tumor yang
mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen, maka tumor ini perlu di tindak lanjuti
BAB III
TINJAUAN KASUS
KASUS
Nn. R usia 19 tahun mengeluh jarang mendapat haid, haid datang 2 bulan sekali. Lamanya haid
kurang lebih 5 hari, tidak ada nyeri yang mengganggu saat haid. Nn. R mengatakan belum
A. SUBYEKTIF
a. Biodata
1. Nama :Nn. R
2. Umur : 19 th
3. Agama : Islam
4. Suku/bangsa : Jawa/indonesia
6. Pekerjaan : Mahasiswa
b. Keluhan Utama
Nn. R merasa siklus dan lama menstruasinya mulai tidak teratur, mengeluh jarang haid. Haid
c. Riwayat Haid
SC : Tidak pernah
1. Nutrisi
um : + 6 gelas perhari
2. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : 5 x sehari Frekuensi : 1 x sehari
Istirahat
Aktivitas : Kuliah
4. Personal Hygiene
Mandi : 2 x sehari
B. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
BB : 47 kg
TB : 154 cm
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 84 ´/menit
Respirasi : 22 ´/menit
Suhu : 36 ºC
2. Pemeriksaan fisik
b. Payudara
Bentuk : simetris
C. ASSESMENT
c. Memberi KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah kewanitannya agar tetap bersih dan
kering.
e. Beri penjelasan pada Nn. R agar tidak menggaruk daerah kewanitaannya bila merasa gatal.
f. Memberitahu Nn. R untuk melakukan pemeriksaan di RS untuk melakukan USG, memastikan
g. Mendokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Biodata (umur)
Nn. R berumur 19 tahun, berdasarkan pada teori sebagian besar waniata pada tahun ini ibu
sudah mengalami menstruasi. Tapi pada kasus yang terjadi pada Nn. R , meraka terkadang
2. Keluhan Utama
Nn. R merasa siklus dan lama menstruasinya mulai tidak teratur, mengeluh jarang haid. Haid
selalu datang terlambat lamanya kurang lebih 5 hari. Dari keluhan Nn. R yang dikaitkan dengan
umur ibu tersebut berdasarkan teori yang telah disampaikan di atas, Nn. R mengalami
Oligomenorea yaitu siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah
3. Riwayat Haid
Nn. R mulai mengalami perpanjangan siklus menstruasi yaitu yang tadinya 28 hari menjadi lebih
dari 35 hari (50-60 hari). Ibu mengalaminya mulai umur 18tahun. Berkaitan dengan hal ini
berdasarkan teori di atas Nn. R sedang mengalami oligomenorea yang merupakan siklus
menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
4. Riwayat penyakit
Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), Tumor, Kelainan pada
struktur rahim atau serviks, dan Depresi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa oligomenorea
yang dialami Nn. R bukan disebabkan oleh penyakit-penyakit yang telah disebutkan tersebut.
Karena dalam teori disebutkan bahwa oligomenorea juga dapat muncul pada wanita yang
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, pemenuhan nutrisi Nn. R termasuk cukup
baik. Ibu makan 3X sehari dengan nasi, sayur dan lauk yang mencukupi kebutuhan. Selain itu
Nn. R juga sering mengonsumsi buah-buahan dan minum ibu sehari-hari tercukupi dengan baik.
Berkaitan dengan pola pemenuhan nutrisi ini, dapat diketahui bahwa Nn. R tidak mengalami
gangguan makan (anorexia nervosa, bulimia), dan Nn. R juga tidak mengalami penurunan berat
badan yang berlebih. Hal ini dikaji karena oligomenorea pada wanita bisa terjadi pada wanita
dengan gangguan makan dan gangguan dalam pemenuhan nutrisi. Kemudian oligomenorea juga
bisa terjadi pada wanita yang mengalami penurunan berat badan berlebih akibat diet ketat.
Sehingga pada kasus ini dapat disimpulkan Nn. R mengalami oligomenorea bukan disebabkan
oleh gangguan makan, gangguan pemenuhan nutrisi dan penurunan berat badan yang berlebih.
6. Pola aktivitas
Aktivitas ibu tidak terlalu berat yaitu hanya kuliah setiap hari senin- sabtu. Istirahat Nn. R
juga tercukupi dengan baik. Pola aktivitas ini dikaji untuk mengetahui seberapa berat aktivitas
yang dilakukan. Hal ini perlu dikaji karena oligomenorea juga dapat terjadi pada wanita dengan
aktivitas yang berat, misalnya atlit. Sehingga dari pola aktivitas ini dapat diketahui bahwa Nn. R
Dari seluruh pengakajian yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa Nn. R
mengalami oligomenorea karena dia memasuki masa 3 -5 tahun setalah menarche. Hal itu dapat
dibuktikan dengan tidak ada indikasi lain yang menyebabkan Nn. R mengalami oligomenorea,
seperti :
1. Nn. R tidak menderita penyakit Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), Tumor, Kelainan pada
3. Nn. R tidak melakukan aktivitas berat seperti yang dilakukan oleh atlit
Hal lain yang memperjelas bahwa Nn. R memasuki masa 3-5 Tahun setelah Menarche
Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada
biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan,
B. Rencana Tindakan
Hal ini bertujuan agar ibu tidak merasa khawatir pada kondisi yang dia alami. Dan
menjelaskan bahwa oligomenorea yang beliau alami adalah normal dialami pada usinya.
2. Menganjurkan kepada klien untuk tetap mengonsumsi makanan-makanan yang
bergizi
Hal ini bertujuan agar ibu tidak mengalami penuruan berat badan. Karena apabila
penurunan berat badan yang berlebih akan memperparah oligomenorea pada ibu.
Apabila ibu merasa terganggu dengan sindrom yang beliau alami tidak ada salahnya
apabila ibu memeriksakan kondisinya ke bidan agar dapat tertangani dengan baik dan ibu juga
bisa mendapat informasi yang lebih banyak tentang masa premenopause dan menopause.
C. Implementasi
Hal yang telah dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat adalah :
3. Memberikan anjuran kepada ibu untuk tetap mengonsumsi pil KB agar mengurangi efek dari
sindrom menopause
4. Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi, tercukupi karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral.
D. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan adalah bagaimana respon ibu terhadap hal-hal yang telah
disampaikan pada saat implementasi. Dari evaluasi didapat bahwa ibu mulai sedikit mengerti
tentang apa itu oligomenorea, ibu mengerti tentang sindrom premenopause, terutama sindrom
yang sudah beliau alami, ibu akan tetap mengonsumsi pil KB setiap harinya, ibu belum mau
memeriksakan kondisinya ke bidan karena sindrom yang beliau alami tidak mengganggu
aktivitasnya sehari-hari.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari
35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan
mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus
menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai
amenorea sekunder.
Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari
dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorrhea
mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin
mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar
B. Saran
Petugas kesehatan harusnya lebih rajin untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan
reproduksi dan masalah masalah reproduksi pada remaja agar ketika wanita memasuki masa
DAFTAR PUSTAKA
Bandung.1981.Ginekologi.Bandung:Elstar Offset
Kedokteran EGC
.Jakarta:Arcan
Prawirohardjo
http://www.klikdokter.com/tanyadokter/read/2011/12/12/15319/benjolan-pada-vagina-dan-tidak-
haid
http://diarykiranti.com/tag/oligomenore/