Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

ASFIKSIA NEONATORUM

NAMA : WA ODE NUR ASRIANI

NIM : 14901019023

EKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) IST BUTON


PROGRAM PROFESI NERS
BAUBAU
2019

KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami gangguan tidak segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia dapat terjadi selama kehamilan
atau persalinan.
Asfiksia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh (Amru Sofian, 2012)
penyakit infeksi akut atau kronis, keracunan obat bius, Uremia, Toksemia
gravidarum, anemia berat, cacat bawaan atau trauma.
Asfiksia dalam Persalinan dapat disebabkan oleh partus lama, Ruptura uteri
yang membakat, tekanan terlalu kuat kepala anak pada plasenta, prolapses,
pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya, plasenta previa,
solusia plasenta, placenta tua (serotinus).
APGAR-score
Nilai
Tanda
0 1 2
A : Appearance (color) Biru / pucat Tubuh Tubuh dan
Warna kulit kemerahan, ekstremitas
ekstremitas biru kemerahan
P : Pulse (heart rate) Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit
Denyut nadi
G : Grimance (Reflek) Tidak ada Gerakan sedikit Menangis
A : Activity (Tonus Lumpuh Fleksi lemah Aktif
otot)
R : Respiration (Usaha Tidak ada Lemah, Tangisan kuat
nafas) merintih
Penilaian :
7 – 10 : Normal (Vigorous baby)
4 – 6 : Asfiksia sedang
0 – 3 : Asfiksia berat

B. ETIOLOGI
Afiksia dapat terjadi karena beberapa factor :
1. Factor ibu
a. Hipoksia ibu
b. Ganguan aliran darah fetus
- Gangguan kontraksi uterus pada hipertoni, hipotoni, tetani uteri
- Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
- Hipertensi pada penyakit toksemia, eklamsia, dll
c. Primi tua, DM, anemia, riwayat lahir mati, ketuban pecah dini, infeksi
2. Factor plasenta
Abruption Plasenta, Solutio Plasenta
3. Factor fetus
Tali pusat menumbung, lilitan tali pusat, meconium kental, prematuritas,
persalinan ganda
4. Factor lama persalinan
Persalinan lama, VE, kelainan letak, operasi caesar
5. Factor neonates
a. Anestesi/analgetik yang berlainan pada ibu secara langsung dapat
menimbulkan depresi pernapasan pada bayi
b. Trauma lahir sehingga mengakibatkan perdarahan intracranial
c. Kelainan kongenital seperti hernia diafragmatika, atresia/stenosis saluran
pernapasan, hipoplasi paru, dll

C. PATOFISIOLOGI
Resiko ketidakseimbangan Persalinan lama, lilitan tali Factor lain : obat-obatan
suhu tubuh pusat, presentasi janin narkotik
abnormal
Suplai O2 dalam darah ↓
ASFIKSIA Paralisis pusat pernapasan

Janin kekurangan O2 dan


kadar CO2 meningkat Bersihan jalan napas tidak Paru-paru terisi cairan
efektif

Gangguan metabolism dan


Napas cepat Suplai O2 ke paru ↓ perubahan asam basa

Apneu Kerusakan otak Asidosis respiratorik

Gangguan perfisi ventilasi


Resiko cedera Kematian bayi

Napas cuping hidung,


Proses keluarga terhenti sianosis, hipoksia

Gangguan pertukaran gas


Ketidakefektifan Janin tidak bereaksi terhadap
pola nafas rangsangan

Resiko syndrome kematian


bayi mendadak

D. MANIFESTASI KLINIS
Ada 2 macam kriteria :
Perbedaan Asfiksia pallida Asfiksia livida
Warna kulit Pucat Kebiru-biruan
Tonus otot Sudah kurang Masih baik
Reaksi rangsangan Negative Positif
Bunyi jantung Tak teratur Masih teratur
Prognosis Jelek Lebih baik

Klasifikasi klinik berdasarkan nilai APGAR


1. Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3)
2. Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6)
3. Bayi normal atau sedikit asfiksia (nilai APGAR 7-9)
4. Bayi normal dengan nilai APGAR 10

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Analisa gas darah
2. Elektrolit darah
3. Gula darah
4. Baby gram (RO dada)
5. USG (kepala)

F. DISCHARGE PLANNING
Pencegahan yang komprehensif dimulai dari masa kehamilan, persalinan dan
beberapa saat setelah persalinan. Pencegahan berupa :
1. Melakukan pemeriksaan antenatal rutin minimal 4 kali kunjungan
2. Melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap pada
kehamilan yang diduga beresiko bayinya lahir dengan asfiksia neonatorum
3. Memberikan terapi kortikosteroid antenatal untuk persalinan pada usia
kehamilan kurang dari 37 minggu
4. Melakukan pemantauan yang baik terhadap kesejahteraan janin dan deteksi dini
terhadap tanda-tanda asfiksia fatal selama persalinan dengan kardiotokografi
5. Meningkatkan keterampilan tenaga obstetric dalam penanganan asfiksia
neonatorum di masing-masing tingkat pelayanan kesehatan
6. Meningkatkan kerjasama tenaga obstetric dalam pemantauan dan penangan
persalinan
7. Melakukan perawatan Neonatus Esensial yang terdiri dari :
- Persalinan yang bersih dan aman
- Stabilisasi suhu
- Inisiasi pernapasan spontan
- Insiasi menyusui dini
- Pencegahan infeksi serta pemberian imunisasi
Setelah persalinan diajarkan pada pasien dan keluarga dalam :
1. Meningkatkan upaya kardiovaskuler efektif
2. Memberikan lingkungan termonetral dan mempertahankan suhu tubuh
3. Mencegah cidera atau komplikasi
4. Meningkatkan kedekatan orang tua-bayi
5. Beri asupan ASI sesering mungkin setelah keadaan bayi memungkinkan
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama : Kesulitan bernapas akibat bersihan jalan napas atau
hipoksia janin akibat otot pernapasan yang kurang optimal
b. Riwayat kesehatan dahulu
Kaji riwayat kehamilan/persalinan (prenatal, natal, neonatal, post natal)
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kaji dalam keluarga pernah mengalami penyakit yang sama atau penyakit
lainnya
d. Kebutuhan dasar
- Sirkulasi
 Nadi apical dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/menit.
Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg
(diastolic)
 Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas
maksimal tepat di kiri dari mediastinum pada ruang intercostal
III/IV
 Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama kehidupan
 Tali pusat putih dan bergelatin mengandung 2 arteri dan 1 vena
- Eliminasi
Dapat berkemih
- Makanan/cairan
 Berat badan : 2500-4000 gram
 Panjang badan : 44-45 cm
 Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai ekstermitas)
- Neurosensory
 Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstermitas
 Sadar dan aktif mendemonstrasikan reflex menghisap 30 menit
pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas).
Penampilan asimetris (molding, edema, hematoma)
 Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi
menunjukkan abnormalitas genetic, hipoglikemia atau efek
narkotika yang memanjang)
- Pernapasan
 Skor APGAR : 1 menit….. 5 menit….. skor optimal harus antara 7-
10
 Rentang dari 30-60 permenit, pola periodic dapat terlihat
 Bunyi napas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya
silindrik thorak : kartilago xifoid menonjol, umum terjadi
- Keamanan
 Suhu rentang dari 36,5° C sampai 37,5° C. ada verniks (jumlah dan
distribusi tergantung pada usia gestasi)
 Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/kaki dapat terlihat,
warna merah muda atau kemerahan, mungkin belang-belang
menunjukkan memar minor (missal : kelahiran dengan forceps),
atau perubahan warna harlequin, petekie pada kepala/wajah (dapat
menunjukkan peningkatan tekanan berkenaan dengan kelahiran
atau tanda nuchal), bercak portwine, nevi telengkietasis (kelopak
mata, antara alis mata atau pada nuchal) atau bercak Mongolia
(terutama punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit
kepala mungkin ada (penempatan elektroda internal)
2. Data obyektif
a. Keadaan umum
Tanda-tanda vital, untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila
suhu tubuh < 36° C dan beresiko terjadinya hipertermi bila suhu tubuh <
37° C sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5° C – 37,5° C, nadi normal
antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit
b. Pemeriksaan fisik
- Kulit : Warna kulit tubuh merah sedangkan ekstermitas berwarna biru,
pada bayi peterm terdapat lanugo dan verniks
- Kepala : Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal
haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung
- Mata : Warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
congtiva, warna sclera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi
terhadap cahaya
- Hidung terdapat pernapasan cuping hidung dan terdapat penumpukan
lendir
- Mulut : Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak
- Telinga : Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan leher,
perhatikan kebersihannya karena leher neonates pendek
- Thorax : Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara
wheezing dan ronchi, frekuensi bunyi jantung lebih dari 100 kali
permenit
- Abdomen : Bentuk silinder, hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah arcus
costae pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti
adanya asiets atau tumor, perut cekung adanya hernia daifragma, bising
usus timbul 1 sampai 2 jam stelah masa kelahiran bayi, sering terdapat
retensi karena GI Tract belum sempurna. Umblikus, tali pusat layu,
perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda-tanda infeksi pada
tali pusat
- Genetalia : Pada neonates aterem testis harus turun, lihat adakah
kelainan letak muara uretra pada neonates laki-laki, neonates
perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus
keputihan, kadang perdarahan
- Anus : Perhatikan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar
serta warna dari feses
- Ekstermitas : Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan
adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan saraf atau kejadian jari-
jari tangan serta jumlahnya
- Reflex : Pada neonates preterm post asfiksia berat reflex moro dan
sucking lemah. Reflex moro dapat memberi keterangan mengenaii
keadaan susunan saraf pusat atau adanya patah tulang.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola napas
2. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan aliran darah ke alveoli
3. Resiko ketidakesimbangan suhu tubuh
4. Resiko syndrome kematian bayi mendadak b.d prematuritas organ
5. Resiko cidera b.d hipoksia jaringan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
N
DIAGNOSA NOC NIC
O
1. Ketidakefektifan pola  Respiratory status : Ventilation Airway Management
nafas  Repiratory status : Airway patency 1. Buka jalan naps, gunakan teknik chin lift atau jaw
 Vital sign status thrust bila perlu
Kriteria hasil : 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan 3. Keluarkan secret dengan batuk atau suction
suara nafas yang besih, tidak ada 4. Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
sianosis dan dyspnea (mampu 5. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl lembab
mengeluarkan sputum, mampu 6. Monitor respirasi dan status O2
bernapas dengan mudah, tidak ada Oxygen Therapy
pursed lips) 1. Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
2. Menunjukan jalan napas yang paten 2. Pertahankan jalan naps yang paten
(klien tidak merasa tercekik, irama 3. Monitor aliran oksigen
nafas, frekuensi pernapasan dalam 4. Pertahankan posisi pasien
rentang normal, tidak ada suara nafas 5. Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
abnormal) Vital Sign Monitoring
3. Tanda-tanda vital dalam rentang 1. Monitor TD, nadi, suhu, respirasi
normal (tekanan darah, nadi, 2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
pernapasan) 3. Auskultasi TD pada kedua lengan dan badingkan
4. Monitor pola pernapasan abnormal
5. Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
6. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2. Gangguan pertukaran  Respiratory status : Gas exchange Airway Management
gas b.d gangguan aliran  Respiratory status : Ventilation 1. Pemasangan jalan napas buatan
darah ke alveoli  Vital sign status 2. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Kriteria hasil : 3. Lakukan suction pada mayo
1. Mendemonstrasikan peningkatan 4. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
ventilasi dan oksigenasi yang adekuat keseimbangan
2. Memelihara kebersihan paru-paru dan 5. Monitor respirasi dan status O2
bebas dari tanda-tanda distress Respiratory Monitoring
pernapasan 1. Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha
3. Mendemonstrasikan batuk efektif dan respirasi
suara nafas yang bersih, tidak ada 2. Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan,
sianosis dan dyspnea (mampu penggunaan otot tambahan, retraksi otot
mengeluarkan sputum, mampu supraclavicular dan intercostal
bernafas dengan mudah, tidak ada 3. Monitor suara nafas seperti dengkur
pursed lips) 4. Monitor pola nafas : bradipena, takipnea, kussmaul,
4. Tanda-tanda vital sign dalam rentang hiperventilasi, cheyne stokes, biot
normal 5. Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan
paradoksis)
6. Auskultasi suara napas, catat area penurunan/tidak
adanya ventilasi dan suara tambahan
7. Tentukan kebutuhan suction dengan menguskultasi
crakles dan ronkhi pada jalan napas utama
8. Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
3. Resiko  Termoregulasi Newborn Care
ketidakseimbangan suhu  Termogulasi : Newborn 1. Pengauran suhu : mencapai dan atau
tubuh Kriteria hasil : mempertahankan suhu tubuh dalam range normal
1. Suhu kulit normal 2. Pantau suhu bayi baru lahir sampai stabil
2. Suhu badan 36° C - 37° C 3. Pantau tekanan darah, nadi dan pernapasan dengan
3. TTV dalam batas normal tepat
4. Hidrasi adekuat 4. Pantau warna dan suhu kulit
5. Tidak hanya menggigil 5. Pantau dan laporkan tanda dan gejala hipotermi dan
6. Gula darah DBN hipertemi
7. Keseimbangan asam basa DBN 6. Gunakan matras panas dan selimut hangat yang
8. Bilirubin DBN disesuaikan dengan kebutuhan
7. Berikan pengobatan dengan tepat untuk mencegah
atau control menggigil
Temperature Regulation (Pengaturan Suhu)
1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2. Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
3. Monitor TD, nadi, pernapasan
4. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
5. Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
panas
6. Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
7. Berikan antipiretik jika perlu
Temperature Regulation : Intraoperative
1. Mempertahankan suhu tubuh interaoperatif yang
diharapkan
4. Resiko syndrome  Parent infant attachment Teaching : Infant Safety 0-3 Mount
kematian bayi mendadak  Parenting performance 1. Ajarkan keluarga untuk tidak merokok didekat bayi
b.d prematuritas organ  Preterm infant organization 2. Ajarkan orang tua atau pengasuh menggunakan
Kriteria hasil : tempat makan yang aman
1. Menjaga keamanan atau mencegah 3. Ajarkan untuk mengubah posisi bayi terlentang saat
cedera fisik anak dari lahir hingga usia tidur
2 tahun 4. Ajarkan untuk tidakmenggunakan kasur bulu atau
2. Indeks usia kandungan antara 24 dan selimut atau banta; pada tempat tidur bayi
37 minggu (aterm) 5. Kaji factor resiko prenatal seperti usia ibu terlalu
3. RR 30-60 x/menit muda
4. Saturasi oksigen lebih dari 85 % 6. Ajarkan pada orang tua atau pengasuh bagaimana
5. Tidak ada perubahan warna kulit mencegah jatuh
6. Mengatur posisi bayi terlentang saat 7. Instrusikkan orang tua dan pengasuh untuk mengecek
tidur temperature air sebelum memandikan bayi
7. Memperoleh asuhan antenatal yang Parent Education : Infant
adekuat sejak awal kehamilan 1. Beri materi pendidikan kesehatan yang berhubungan
8. Mengidentifikasi factor keamanan dengan strategi dan tindakan untuk mencegah
yang tepat yang melindungi individu sindrom kematian bayi mendadak dan dengan
atau anak dari sindrom kematian bayi tindakan resusitasi untuk mengatasinya
mendadak
9. Menghindari merokok saat kehamilan
10. Mampu berinteraksi dengan pegasuh
5. Resiko cidera b.d  Risk Kontrol Environment Management (Manajemen Lingkungan)
hipoksia jaringan Kriteria hasil : 1. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
1. Klien terbebas dari cedera 2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai
2. Klien mampu menjelaskan dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan
cara/metode untuk mencegah riwayat penyakit terdahulu pasien
injury/cedera 3. Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
3. Klien mampu menjelaskan factor (misalnya memindahkan perabotan)
resiko dari lingkungan/perilaku 4. Memasang side rail tempat tidur
personal 5. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
4. Mampu memodifikasi gaya hidup 6. Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah
untuk mencegah injury dijangkau pasien
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang 7. Membatasi pengunjung
ada 8. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien
6. Mampu mengenali perubahan status 9. Mengontrol lingkungan dari kebisingan
kesehatan 10. Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
11. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERNAPASAN : ASFIKSIA NEONATORIUM
DIRUANG PERAWATAN ANAK
BLUD RSUD PALAGIMATA
KOTA BAUBAU

NAMA : WA ODE NUR ASRIANI

NIM : 14901019023

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) IST BUTON


PROGRAM PROFESI NERS
BAUBAU
2019

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN SISTEM


PERNAPASAN : ASFIKSIA NEONATORIUM DIRUANG
PERAWATAN ANAK BLUD RSUD PALAGIMATA
KOTA BAUBAU

Tanggal : 16 Desember 2019


No. Register : 1657
Ruangan/RS : Anak
Diagnosa Medis : Asfiksia Neonatorium

A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
A. Identitas Klien
Nama : An. E
Umur : 2 Hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pattimura No. 38

B. Penanggung Jawab
Nama Ayah : Tn. F
Umur : 40 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Nama Ibu : Ny. Z
Umur : 38 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama : Sesak napas (sulit bernapas)
b. Riwayat kesehatan sekarang :
Keluarga klien mengatakan pada waktu lahir klien tidak langsung
menangis, tampak sesak napas, bibir dan jari-jari tangan kebiruan.
Diberikan pertolongan pertama dengan pengisapan lendir dan pemberian
oksigen tetapi hal itu tidak berhasil tanggal 16 Desember 2019 pukul 12.00
Wita klien dibawa ke RSUD Palagimata dan diberi oksigen 1 liter per
menit, infus dextroce 5 % + nabic 20 cc dalam botol infus. Selanjutnya
dirawat di ruang perawatan anak.
c. Riwayat kesehatan masa lalu :
Riwayat kehamilan atau kelahiran
 Prenatal care
- Usia kehamilan 37 minggu
- Selama kehamilan tidak ada keluhan yang serius
- Obat yang dikonsumsi adalah vitamin (penambah darah)
- Ibu hanya dua kali memeriksakan kehamilan pada saat hamil yaitu
trimester I dan trimester II
- Imunisasi TT satu kali pada umur kehamilan 5 bulan
 Natal
- Lamanya persalinan kurang lebih 24 jam
- Ibu melahirkan agak lambat/letak bokong
- Ibu ditolong dengan dukun terlatih
- Tidak ada obat-obat penghilang rasa sakit
- Komplikasi pada ibu tidak ada
 Neonatal
- Keadaan bayi waktu lahir tidak langsung menagis
- Nilai APGAR Score 4
- Masalah yang terjadi waktu lahir adalah asfiksia berat

d. Riwayat kesehatan keluarga :


Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Menikah
: Tinggal 1 rumah
e. Riwayat Imunisasi
 BCG
 DPT-HB-Hib
 Polio
 Campak
 Hepatitit
Kesemuanya itu belum didapat
f. Riwayat Tumbuh Kembang
 Pertumbuhan fisik
- Berat badan waktu masuk 3 kg
- Tinggi badan 52 cm
- Gigi belum ada
 Perkembangan usia anak : Belum dapat diketahui/diamati/dilihat
g. Riwayat Nutrisi
 Pemberian ASI
- Pertama kali disusui ibunya 6 jam setelah lahir
- Lamanya pemberian 3 menit
- Cara pemberian tidak menentu
 Pemberian Susu Formula
- Susu formula (laktogen 1) diberikan sejak masuk RS karena ASI
ibu klien masih kurang
- Jumlah pemberian 8 kali 50 cc (1,25 takar)
- Diberikan melalui sonde
h. Riwayat Psikososial
 Yang mengasuh klien adalah orang tua
 Hubungan orang tu engan keluarga lain baik
 Penerapan disiplin
 Latihan toilet
 Pola bermain
3, 4, dan 5 tidak dikaji karena bayi belum mengenal (bayi baru berumur 1
hari)
i. Riwayat Spiritual
 Orang tua klien rajin sholat 5 waktu sebelum anaknya sakit dan
berharap bahwa Tuhan akan menyelamatkan anaknya
 Klien sendiri belum bisa sembahyang
j. Reaksi Hospitalisasi
 Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Ibu membawa bayinya ke RS karena ingin bayinya ditolong
- Dokter menceritakan penyakit anaknya bahwa penyakitnya agak
berat
- Ibu klien mengatakan bahwa selama ia berada di RS perasaannya
tidak enak melihat dan memikirkan penyakit anaknya. Dan ia
berharap anaknya diberikan pengobatan/perawatan sebaik mungkin
sehingga kesehatan anaknya pulih kembali
- Ibu klien masih bertanya-tanya tentang penyakit anaknya
 Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap tidak dikaji karena anak
belum bisa menjawab

k. Aktivitas Sehari-hari
Ibu klien mengatakan Sebelum sakit Setelah sakit
1. Makanan yang diberikan  Tidak ada  Susu formula, ASI
2. Alat makan yang digunakan (Laktogen)
3. Pola tidur  Tidak ada  Melalui NGT (8 kali
50 cc)
4. Mandi  Klien tertidur terus  Klien tertidur terus
 Tidak pernah  Tidak pernah
dimandikan dimandikan
5. Eliminasi BAK
 3 x sehari
6. Eliminasi BAB

 Tidak dikaji karena  Tidak dikaji


7. Rekreasi/Olahraga
belum bisa
rekreasi/olahraga

l. Pemeriksaan Fisik
1. System Kardiovaskuler
- Bibir dan kuku sianosis
- Vena jugularis tidak membesar
- Bunyi jantung S1 dan S2 mumi regular
- Mur-mur tidak ada
2. System Pencernaan
- Mata konjungtiva warna putih
- Bibir kering
- Peristaltic tidak kelihatan
- Pusat belum kering
- Bising usus terdengar normal
- Lingkar perut 37 cm
- Turgor kulit bayi tidak keriput
- Seluruh andomen timpani
3. System Perkemihan
- Kelopak mata tidak edema
- Mulut tidak bau amoniak
4. System Integumen
- Rambut lebat dan hitam
- Kulit sedikit kotor
- Kulit berbau keringat
- Kuku jari tangan/kaki panjang
5. System Endokrin
Kelenjar limfe dan tiroid tidak membesar
6. System Persyarafan
- Roting reflex (-) : Klien tidak bisa menoleh kekiri/kekanan
- Morro reflex (-) : Bila disentuh tidak langsung bergerak
- Babinzki reflex (+) : Mengikuti arah
- Seallowing reflex (+) : Menelan bila bibir dibasahi
- Palmak graps reflex (-) : Belum bisa menggenggam
7. System Reproduksi
Bagian luar genetalia kemerahan
8. System Imun
Imunisasi belum pernah diberikan, alergi : Skin test
9. System Muskuloskletal
- Kepala nomo chepalus
- Leher belum dapat digerakkan ke kiri dank e kanan
- Fertebra melengkung
- Pelvis simetris kiri dan kanan
- Ekstermitas bawah (kaki kiri terpasang infus)
10. System Pendengaran
- Telinga kanan dan kiri simetris
- Serumen tidak ada
- Pendengaran belum baik
11. System Penglihatan
- Kedua mata simetris kiri dan kanan
- Sclera berwarna merah
- Belum bisa melihat dengan jelas
12. System Pernapasan
- Bibir dan kuku sianosis
- Hidung : Polip, radang dan pendarahan tidak ada
- Pernapasan cuping hidung sudah tidak ada
- Wheezing (+), lendir masih banyak
- Hidung : secret (+)
- Retraksi intercostalis (+)
- Ukuran lingkar dada 36 cm
- Posisi tidur semi fowler
- Bunyi napas vesikuler, KU bayi masih lemah
- Ibu klien mengatakan anaknya masih sesak napas
m. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
1. Tanda-tanda vital
- Tensi : Tidak ada
- Nadi : 156 x/menit. Normal 120-160 x/menit
- Pernapasan : 45 x/menit. Normal 35-50 x/menit
- Suhu badan : 36,5° C. normal 36-37° C
- Panjang badan : 52 cm
- Berat badan : 3 kg
2. Test Diagnostik
- PEM : Laboratorium
- Darah
 Hb : 10,4 gram% (Normal 12-16 gram%)
 Trombosit : 14.000/mm2 (Normal 200-400/mm2)
 Leukosit : 18.400/mm2 (Normal 4.000-10.000/mm2)
- PEM : Foto
 Thoraks foto tanggal 16 Desember 2019 : Tampak berawan
lapisan atas paru-paru kanan
 Kesan : Asfiksia Neonatorum
n. Program Terapi
Tindakan yang sudah dilakukan di RS :
- Pemberian infus dextrose 5% + nabic 25 cc
- Pemberian posisi semi fowler
- Pemberian oksigen 0,5 liter/menit
- Pemasangan NGT
- Pemberian susu formula (laktogen) 8 kali 50 cc
- Pengobatan : Amoxan 4 kali 100 mg, Gentamycin 2 kali 8 mg,
Dexamethason 3 kali 1,5 mg

B. ANALISA DATA
Diagnosa
No Data Penyebab
Keperawatan
1. Ds : Factor ibu, neonates, Ketidakefektifan
- Ibu klien mengatakan plasenta dan fetus pola nafas tidak
anaknya masih sesak efektif
Do : ↓ PO2 dan PCO2
- Klien masih sesak
- Lendir masih banyak ↓ PH
- Wheezing (+)
- Secret hidung (+) ↑ Resistensi pembuluh
- Retraksi dada (+) darah pulmo
- Posisi tidur semi fowler
- Tanda-tanda vital : Aliran darah pulmo ↓
SB : 36° C
Nadi : 156 x/menit Kebutuhan O2 ↓
Napas : 45 x/menit
Ketidakefektifan pola
napas tidak efektif

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola napas tidak efektif b.d produksi lendir yang meningkat
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
N
DIAGNOSA NOC NIC
O
1. Ketidakefektifan pola  Repiratory Status : Ventilation Airway Management
napas tidak efektif b.d Kriteria hasil : 1. Buka jalan napas
produksi lendir yang 1. Pernpasan pasien 30-50 x/menit 2. Posisikan bayi untuk memaksimalkan ventilasi
meningkat 2. Pengembangan dada simetris 3. Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
3. Irama pernapasan teratur 4. Keluarkan secret dengan suction
4. Tidak ada retraksi dada saat bernapas 5. Monitor status pernapasan dan oksigen yang sesuai
5. Inspirasi dalam tidak ditemukan Respiratory Monitoring
6. Saat bernapas tidak memakai otot 1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan upaya
napas tambahan. Bernapas mudah bernapas
tidak ada suara napas tambahan 2. Monitor pergerakan, kesimetrisan dada, retraksi dada
dan alat bantu pernapasan
3. Monitor adanya cuping hidung
4. Monitor pola napas : bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, respirasi kusmaul, cheyne stokes,
apnea
5. Auskultasi suara napas, catat area dimana terjadi
penurunan atau tidaknya ventilasi dan bunyi napas
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari / Hari /
Diagnosa
Tgl / Implementasi Keperawatan Paraf Tgl / Evaluasi Paraf
Keperawatan
Jam Jam
Ketidakefektifa 16/12/19 1. Membina hubungan saling 16/12/19 S :
n pola napas 08.00 percaya pada keluarga untuk 13.30 Ibu klien mengatakan klien anaknya
tidak efektif b.d menjalin kerjasama yang baik sesak napas
produksi lendir dan komunikasi terapeutik O:
yang meningkat 09.30 2. Memonitor adanya kenaikan - Keadaan umu lemah
frekuensi pernapasan - Pola napas dyspnea
10.00 3. Memonitor adanya penurunan - Susah tidur
saturasi oksigen - Suara napas tambahan ronchi
10.30 4. Memonitor vital sign - Masih ada pernapasan cuping
N : 182 x/menit hidung
S : 36,9° C - Nadi : 133 x/menit
RR : 62 x/menit - RR : 62 x/menit
SpO2 : 89% - S : 36,7° C
11.15 5. Memberikan O2 4 lpm - SpO2 : 99 x/menit
11.30 6. Mengauskultasi suara napas - Klien terpasang OGT
tambahan : terdengar suara - Klien memakai O2 4 lpm
napas ronkhi A : Masalah belum teratasi
12.15 7. Memposisikan klien untuk P : Lanjutkan intervensi 1-9
memaksimalkan ventilasi
12.30 8. Memonitor pola napas
12.45 9. Melakukan kolaborasi dengan
tim dokter untuk pemberian
terapi
a. Infus D10 0,18
b. Injeksi viccilin 2x150 mg
(IV)
c. Gentamicyn 1x15 mg (IV)
d. Nymic 3x05 cc (oral)
e. Sueralfat 3x0,5 cc (oral)
08.00 1. Memonitor adanya kenaikan S:
frekuensi pernapasan Ibu klien mengatakan anaknya sesak
09.30 2. Memonitor adanya penurunan napas
saturasi oksigen O:
10.00 3. Memonitor vital sign - Keadaan umum lemah
N : 154 x/menit - Pola napas dyspnea
S : 36,7° C - Susah tidur
RR : 60 x/menit - Suara napas ronchi
SpO2 : 92% - Masih ada pernapasan cuping
10.45 4. Memberikan O2 4 lpm hidung
11.00 5. Mengauskultasi suara napas - Nadi : 154 x/menit
tambahan : terdengar suara - RR : 60 x/menit
napas ronkhi - S : 36,7° C
11.20 6. Memposisikan klien untuk - SpO2 : 92%
memaksimalkan ventilasi - Klien terpasang OGT
11.50 7. Memonitor pola napas - Klien memakai O2 4 lpm
12.15 8. Melakukan kolaborasi dengan A : Masalah belum teratasi
tim dokter untuk pemberian P : Lanjutkan intervensi 1-8
terapi
a. Infus D10 0,18
b. Injeksi viccilin 2x150 mg
(IV)
c. Gentamicyn 1x15 mg (IV)
d. Nymic 3x05 cc (oral)
e. Sueralfat 3x0,5 cc (oral)
08.00 1. Memonitor adanya kenaikan S:
frekuensi pernapasan Ibu klien mengatakan anaknya sesak
10.00 2. Memonitor adanya penurunan napasnya sudah berkurang
saturasi oksigen O:
10.45 3. Memonitor vital sign - Keadaan umum lemah
N : 154 x/menit - Pola napas dyspnea
S : 36,7° C - Suara napas vesikuler
RR : 60 x/menit - Nadi : 143 x/menit
SpO2 : 92% - RR : 59 x/menit
11.10 4. Memberikan O2 4 lpm - S : 36,3° C
11.20 5. Mengauskultasi suara napas - SpO2 : 98%
tambahan : terdengar suara - Klien memakai O2 4 lpm
napas ronkhi A : Masalah belum teratasi
11.45 6. Memposisikan klien untuk P : Lanjutkan intervensi 1-8
memaksimalkan ventilasi
12.00 7. Memonitor pola napas
12.20 8. Melakukan kolaborasi dengan
tim dokter untuk pemberian
terapi
a. Infus D10 0,18
b. Injeksi viccilin 2x150 mg
(IV)
c. Gentamicyn 1x15 mg (IV)
d. Nymic 3x05 cc (oral)
e. Sueralfat 3x0,5 cc (oral)
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC


Wilkinson. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC Edisi 7. Jakarta : EGC
http://bluesteam47.blogspot.com/2010/05/asuhan-keperawatan-asfiksianeonatorum.html
http://www.scribd.com/doc/31144164/ASKEP-ASFIKSIA-NEONATORUM
http://ifan050285.wordpress.com/2010/03/07/asfiksia-neonatarum/

Anda mungkin juga menyukai