Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

ASFIKSIA

Disusun Oleh :
Gayatri Pratiwi
191104

STIKES RS HUSADA
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
JAKARTA PUSAT
2021
A. KONSEP TEORI
1. PENGERTIAN
Asfiksia adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar
oksigen (O2) dan berlebihnya kadar karbon dioksida (CO2) secara
bersamaan dalam darah dan jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran
antara oksigen (udara) dalam alveoli paru-paru dengan karbon dioksida
dalam darah kapiler paru-paru. Kekurangan oksigen disebut hipoksia
dan kelebihan karbon dioksida disebut hiperkapnia.
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia berarti
hipoksia yang progresif karena gangguan pertukaran gas serta transport
O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2
dan kesulitan mengeluarkan CO2, saat janin di uterus hipoksia. Apgar
skor yang rendah sebagai manifestasi hipoksia berat pada bayi saat lahir
akan memperlihatkan angka kematian yang tinggi.
Asfiksia neonatum ialah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat
segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini oleh
karena hipoksia janin intra uterin dan hipoksia ini berhubungan dengan
faktor-faktor yang timbul di dalam kehamilan, persalinan atau segera
setelah lahir.
2. APGAR SCORE
Penilaian menurut score APGAR merupakan tes sederhana
untuk memutuskan apakah seorang bayi yang baru lahir membutuhkan
pertolongan. Tes ini dapat dilakukan dengan mengamati bayi segera
setelah lahir (dalam menit pertama), dan setelah 5 menit. Lakukan hal
ini dengan cepat, karena jika nilainya rendah, berarti tersebut
membutuhkan tindakan. Observasi dan periksa :
A = “Appearance” (penampakan) perhatikan warna tubuh bayi.
P = “Pulse” (denyut). Dengarkan denyut jantung bayi dengan
stetoskop atau palpasi denyut jantung dengan jari.
G = “Grimace” (seringai). Gosok berulang-ulang dasar tumit ke
dua tumit kaki bayi dengan jari. Perhaitkan reaksi pada
mukanya. Atau perhatikan reaksinya ketika lender pada
mukanya. Atau perhatikan reaksinya ketika lender dari
mulut dan tenggorokannya dihisap.
A = “Activity”. Perhatikan cara bayi yang baru lahir
menggerakkan kaki dan tangannya atau tarik salah satu
tangan/kakinya. Perhatikan bagaimana kedua tangan dan
kakinya bergerak sebagai reaksi terhadap rangsangan
tersebut.
R = “Repiration” (pernapasan). Perhatikan dada dan abdomen
bayi. Perhatikan pernapasannya.
TANDA 0 1 2 JUMLAH
NILAI
Frekwensi Tidak ada Kurang dari Lebih dari 100
jantung 100 x/menit x/menit
Usaha bernafas Tidak ada Lambat, tidak Menangis
teratur kuat
Tonus otot Lumpuh / Ekstremitas Gerakan aktif
lemas fleksi sedikit
Refleks Tidak ada Gerakan sedikit Menangis
respon batuk
Warna Biru / pucat Tubuh: Tubuh dan
kemerahan, ekstremitas
ekstremitas: kemerahan
biru

Keterangan :
1) Apgar Skor : 7-10; bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan
tindakan istimewa
2) Apgar Skor 4-6; (Asfiksia Neonatorum sedang); pada pemeriksaan
fisik akan terlihat frekwensi jantung lebih dari 100 X / menit, tonus
otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada
3) Apgar Skor 0-3 (Asfiksia Neonatorum berat); pada pemeriksaan
fisik ditemukan frekwensi jantung kurang dari 100 X / menit, tonus
otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, reflek
iritabilitas tidak ada
3. ETIOLOGI
Etiologi secara umum dikarenakan adanya gangguan pertukaran gas
atau pengangkutan O2 dari ibu ke janin, pada masa kehamilan,
persalinan atau segera setelah lahir.
1. Faktor ibu
a. Hipoksi ibu, oksigenasi darah ibu yang tidak mencukupi akibat
hipoventilasi selama anestesi, penyakit jantung sianosis, gagal
pernafasan, keracunan karbon monoksida, tekanan darah ibu
yang rendah.
b. Penyakit pembuluh darah yang menganggu aliran darah uterus,
kompresi vena kava dan aorta saat hamil, gangguan kontraksi
uterus, hipotensi mendadak akibat perdarahan, hipertensi pada
penyakit eklampsia.
c. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahunGravida
empat atau lebih
2. Faktor plasenta
a. Plasenta tipis
b. Plasenta kecil
c. Plasenta tak menempel
d. Solusio plasenta
e. Perdarahan plasenta
3. Faktor janin / neonatus
a. Kompresi umbilikus
b. Tali pusat menumbung, lilitan tali pusat
c. Kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir
d. Prematur
e. Gemeli
f. Kelainan congenital
g. Pemakaian obat anestesi
h. Trauma yang terjadi akibat persalinan
4. Faktor persalinan
a. Partus lama
b. Partus tindakan1998).
4. KLASIFIKASI
1) Asfiksia Ringan (Vigorous Baby)
Yaitu : APGAR skore 7-10 dalam hal ini bayi dianggap sehat, tidak
memerlukan tindakan istimewa
2) Asfiksia Sedang (Mibel Moderete Asfiksia)
Yaitu : APGAR skore 4-6 pada pemeriksaan fisik akan terlihat
frekuensi jantung kurang dari 100x/menit, tonus otot kurang baik,
sianosis, refleks iritabilitas tidak ada
3) Asfiksia Berat
Yaitu : APGAR skore 0-3 pada pemeriksaan fisik ditemukan
frekuensi jantung < 100x/menit,tonus otot buruk, sianosis berat dan
kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada
TANDA Score
0–3 4–6 7 - 10
Frekuensi jantung Tidak ada < 100x /menit > 100x /menit
Pernafasan Tidak ada Berobat tidak teratur Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstermitas agak Gerakan aktif
Reflek Tidak ada fleksi Gerakan kuat /
Gerakan sedikit melawan
Warna kulit Biru / pucat Seluruh tubuh
Tubuh kemerahan, kemerahan
ekstermitas biru
5. PATOFISIOLOGI
Persalinan lama,
lilitan tali pusat,
Paralisis pusat presentasi janin Factor lain : obat – obatan
pernapasan abnormal

ASFIKSIA

Janin kekurangan O2 dan Paru – paru terisi cairan


kadar CO2 meningkat

Bersihan jalan napas Gangguan metabolism


tidak efektif dan perubahan asam basa

Asidosis respiratorik
Suplai O2 dalam darah Suplai O2 ke paru
menurun menurun
Gangguan perfusi
Kerusakan otak ventilasi
Risiko
ketidakseimbangan suhu Napas cuping hidung,
tubuh sianosis, hipoksia
Napas cepat

Gangguan pertukaran gas


Apneu

DJJ dan TD menurun

Kematian bayi Resiko cedera

Ketidakefektifan pola Proses keluarga terhenti


napas

Janin tidak bereaksi Resiko syndrome


terhadap rangsangan kematian bayi mendadak
6. MANIFESTASI KLINIS
1. Pada Kehamilan
Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/mnt atau kurang dari
100 x/mnt, halus dan ireguler serta adanya pengeluaran mekonium.
a. Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai asfiksia
b. Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan ada mekonium : janin sedang
asfiksia
c. Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah dan ada mekonium : janin dalam
gawat
2. Pada bayi setelah lahir
a. Bayi pucat dan kebiru-biruan
b. bernafas minimal atau tidak ada
c. Hipoksia
d. Asidosis metabolik atau respiratori
e. Perubahan fungsi jantung
f. Kegagalan sistem multiorgan
g. Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala
neurologik : kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik/ tidak
menangis.
Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung
kurang dari 100 x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun,
tidak ada respon terhadap refleks rangsangan
7. KOMPLIKASI
Komplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara lain :
1. Edema otak & Perdarahan otak.
Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah
berlarut sehingga terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke
otak pun akan menurun, keadaaan ini akan menyebabkan hipoksia
dan iskemik otak yang berakibat terjadinya edema otak, hal ini juga
dapat menimbulkan perdarahan otak.
2. Anuria atau oliguria.
Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita
asfiksia, keadaan ini dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat
terjadinya, yang disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada keadaan
ini curah jantung akan lebih banyak mengalir ke organ seperti
mesentrium dan ginjal. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
hipoksemia pada pembuluh darah mesentrium dan ginjal yang
menyebabkan pengeluaran urine sedikit.
3. Kejang.
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan
pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan
persediaan O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 hal ini dapat
menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak
efektif.
4. Koma Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan
menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia
dan perdarahan pada otak.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Hb 15 – 20 gr/dl
2) HCT 43 – 61 %
3) Jumlah sel darah 120 / m3 neotrofil sampai 23.000 – 24.000 /mm3
hari pertama setelah lahir
4) Bilirubin total 6 mg/dl hari pertama kehidupan, 8 mg/dl : 1 – 2 hari,
12 mg/dl pada hari ke 3 – 5
5) Destruksi tetes glukosa pertama selama 4 – 6 jam pertama setelah
lahir rata – rata 40 – 50 mg/dl meningkat 60 – 70 mg/dl pada hari ke
3
9. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Mengobservasi bayi yang telah berhasil diresustasi untuk kelompok
tanda – tanda berikut :
1) Pernafasan spontan tidak ada
2) Aktivitas kejang pada 12 jam pertama setelah lahir
3) Penurunan atau peningkatan haluaran urine
4) Perubahan metabolic
5) Peningkatan TIK
b. Mengurangi stimulus lingkungan yang merigikan
c. Memantau tingkat reaksi, aktivitas, tonus otot dan postur bayi
d. Memberi obat – obatan yang diprogramkan, misal obat anti kejang
e. Memberi dukungan pernafasan
f. Memantau komplikasi
1) Ukur dan catat asupan dan haluaran untuk mengevaluasi fungsi
ginjal
2) Periksa setiap berkemih ( darah )
3) Periksa setiap feses ( darah )
4) Lakukan penentuan glukosa darah untuk mendeteksi
hipoglikemia
g. Memberi dan mempertahankan cairan intra vena
h. Memberi penyuluhan dukungan emosional.

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa Keperawatan yang sering muncul pada pasien afiksia antara
lain:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d produksi mukus banyak.
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d hipoventilasi/ hiperventilasi
3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, E Marlynn & Moerhorse, Mary Fraces. 2001. Rencana Perawatan


Maternal / Bayi. EGC. Jakarta
Hermand, T.Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.
EGC;Jakarta.
Nama Mhs. : Gayatri Pratiwi
NIM : 191104

ASUHAN KEPERAWATAN NEONATUS

Tanggal Dirawat : 17 Oktober 2021


Tanggal Pengkajian : 18, 21, 22 Oktober 2021

A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi :
Nama anak : By. Ny. Rini Sopiani
Jenis kelamin : laki-laki
Tempat Tgl lahir : Jakarta, 17/10/2021
Umur : _________Hari/Bulan/Tahun
Diagnosa medis : BBLASR
Data Orang Tua :
Nama Ibu : Ny. Rini Sopiani Nama Bapak : Tn. Bobby
Umur : 25 thn Umur : 28 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia Suku bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Jl. Paseban Barat Alamat : Jl. Paseban Barat No.
No. 38 38

2. Resume :

Bayi pindahan dari NICU, BBLASR jenis kelamin laki-laki tiba diperina
pukul 19.05. Riwayat lahir dari ibu SC, Inpartus kala 2 preterm, gawat janin,
BSC 1x dari ibu usia 25 thn. H-34 minggu, terpasang ogt No.8
3. Riwayat Persalinan :
Usia kehamilan: 34 minggu
Apgar 1” 5 5” 6
BB 1850 gram PB 46 cm LK 31 cm LD 26 cm
Komplikasi persalinan :

 Tidak ada
 Mekonium
 Lain-lain

4. Riwayat Maternal :

Umur : 25 tahun Gravida : 3


Para : 2 Abortus : 0

Cara persalinan :
 Spontan
 Tindakan SC
a. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Antenatal
1) Kesehatan ibu waktu hamil : Tidak Ya
a) Hiperemesis Gravidarum  
……………………..
b) Perdarahan pervagina  
……………………..
c) Anemia  
……………………..
d) Penyakit Infeksi  
……………………..
e) Pre Eklamsi / Eklamsi  
……………………..
f) Gangguan kesehatan  
……………………..
2) Pemeriksaan Kehamilan : Tidak Ya
a) Teratur  
……………………..
b) Diperiksa oleh  
……………………..
c) Tempat pemeriksaan  
……………………..
d) Hasil pemeriksaan  
……………………..
e) Imunisasi  
……………………..
3) Riwayat Pengobatan selama Kehamilan :
Tidak ada

Masa Natal
1) Usia kehamilan saat Kelahiran : 34 minggu
2) Cara persalinan
a) Normal 
..….…………..……………………..
………
b) Tidak  SC
3) Ditolong oleh : dr. unedo, Sp. OG
4) Keadaan bayi saat lahir :
……..……………………..…………………
………..
2) BB, PB, Lingkar kepala waktu lahir : 1850 gram, 46 cm, 31 cm,
3) Pengobatan yang didapat :
……………………………………………..

Neonatal :
1) Cacat congenital : Tidak ada
2) Ikterus : Tidak ada
3) Kejang : Tidak ada
4) Paralisis : Tidak ada
5) Perdarahan : Tidak ada
6) Trauma persalinan : Tidak ada
7) Penurunan BB : Ya
8) Pemberian minum/ASI : Susu Formula
9) Lain-lain :-
b. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Apakah ada gangguan dalam proses tumbuh kembang bayi (Jelaskan)
-
c. Penyakit-penyakit yang pernah diderita
-
d. Pernah dirawat di Rumah Sakit
-
e. Obat-obat yang digunakan
-
f. Tindakan (misalnya : operasi)
-
g. Alergi
-
h. Kecelakaan
-
i. Immunisasi
-
j. Pola pemenuhan nutrisi :
a) ASI dan atau susu buatan :
(1). Lamanya pemberian:
………………..……………………..…………...
(2). Waktu pemberian : 3 Jam Sekali
(3). Jenis susu buatan : Formula untuk bayi BBLR
b). Masalah Nutrisi :
………………..……………………..……………
(1) Kemampuan menghisap : baik
(2) Kemampuan menelan:

5. Pengkajian Fisik Neonatus :


Instruksi : Beri tanda () pada istilah yang tepat untuk data-data di bawah ini.
Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan kolom komentar
bila perlu.

a. Refleks (cek jika ada dan normal)


Moro ………. Menggenggam …….. Mengisap ……..
Menelan ……..
b. Tonus / aktifitas
1) Aktif …….. Tenang …….. Letargi ……..
Kejang ……..
2) Menangis keras…….. Lemah …….. Melengking …….. Sulit
menangis ……..
c. Kepala / leher
1) Fontanel anterior : Lunak …….. Tegas …….. Datar ……..
Menonjol ……..
Cekung ……..
2) Sutura Sagitalis : Tepat …….. Terpisah …….. Menjauh
3) Gambaran wajah : Simetris …….. Asimetris
……..
4) Molding : Caput succedaneum ……..Cephalohematoma ……..
d. Mata : Bersih …….. Sekresi ……..
e. THT :
1) Telinga : Normal …….. Abnormal ……..
2) Hidung bilateral : Obstruksi …….. Cuping hidung ……..
3) Palatum : Normal …….. Abnormal ……..
f. Abdomen :
4) Lunak …….. tegas …….. Datar …….. kembung ……..
5) Lingkar perut 25 cm
g. Thoraks :
1) Simetris …….. Asimetris ……..
2) Retraksi Inter costal : Retraksi Berat

3) Klavikula normal …….. Abnormal ……..


h. Paru-paru
1) Suara nafas sama kanan kiri …….. tidak sama ……..
2) Bunyi nafas terdengar disemua lapangan paru tidak terdengar ……..
Menurun ……..
6) Suara nafas bersih …….. rhonchi …….. rales …….. sekresi ……..
7) Respirasi : spontan …….. cuping hidung …….. RR …….. FIO2
……..
i. Jantung
1) Bunyi normal sinus rytm (NSR) …….. HR 140 x / menit Murmur
……..
j. Ekstermitas
1) Gerakan semua ekstermitas Bebas
ROM terbatas …….. tidak dapat dikaji ……..
2) Kuat Lemah Tidak ada
Nadi perifer
Brakial kanan
Brakial kiri
Femoral
kanan
Femoral kiri

k. Umbilikus :
Normal …….. abnormal ……..
Inflamasi …….. drainase ..……..
Jumlah pembuluh darah ………..
l. Panggul : Normal …….. tidak normal …….. tidak dikaji ……..
m. Genital :
1) Perempuan ……..
Lab. Mayor …….. Lab. Minora …….. fistula
……..
2) Laki-laki
Testis desenden / asenden ……..
Hipospadia / epipadia / normal ……..
Fistula ……..
n. Anus : Paten …….. Imperforata ……..
o. Spina : Normal …….. abnormal ……..
p. Kulit :
1) Warna : Pink …….. pucat …….. jaundice ……..
Batang tubuh sianosis …….. kuku …….. periorbital ……..
2) Rash / kemerahan Tidak ada
3) Tanda lahir Tidak ada
q. Suhu :
2) Lingkungan
Penghangat radian …….. pengaturan suhu ……..
Inkubator……..
Suhu ruang …….. Boks terbuka ……..
3) Suhu kulit 36 C
6. Riwayat Sosial
a. Hubungan orang tua – bayi : (Bonding Atachment)
Ibu Ayah
Ya Menyentuh Ya
Ya Memeluk Ya
Ya Berbicara Ya
Ya Berkunjung Ya
Ya Kontak mata Ya

b. Orang terdekat yang dapat dihubungi : Orang tua


c. Respon orang tua terhadap penyakit / hospitalisasi : -
d. Sistem pendukung / keluarga terdekat : Ada
e. Anak lain : -
Jenis Kelamin anak Riwayat persalinan Riwayat Immunisasi

7. Pemeriksaan penunjang :
GDS
8. Penatalaksanaan medis dan Keperawatan :
- Pemberian obat injeksi
- Pemasangan infus
9. Data Fokus
Nama Klien / Umur : By. Ny. Rini
No. Kamar / Ruang : Perina

Data Subyektif Data Obyektif


- Dipsnea - Fase ekspirasi memanjang
- Pernafasan bibir memanjang
- Takipnea
- Suhu tubuh dibawah normal
- Kulit teraba dingin
- Leukositopenia
10. Analisa Data
Nama Klien / Umur : By. Ny. Rini
No. Kamar / Ruang : Perina
Cp.1-B
No. Data Masalah Etiologi
1. DS : Pola nafas tidak efektif Imaturitas neorologis
-
DO :
- Fase ekspirasi
memanjang
- Pernafasan bibir
memanjang
- Takipnea
2. DS : Hipotermi Terpapar suhu
- lingkungan rendah
DO :
- Suhu tubuh dibawah
normal
- Kulit teraba dingin
3. DS : Risiko infeksi Ketidakadekuatan
- pertahanan tubuh
DO sekunder (penurunan
- Leukositopenia Hemoglobin)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien / Umur : By. Ny. Rini
No. Kamar / Ruang : Perina

Tanggal Tanggal Paraf dan


No. Diagnosa Keperawatan Ditemukan Teratasi Nama jelas
1. Pola nafas tidak efektif b.d Imaturitas 17-10-2021 - GAYATRI
neorologis
2. Hipotermi b.d Terpapar suhu 17-10-2021 -
lingkungan Rendah
3. Risiko infeksi b.d Ketidakadekuatan 17-10-2021 -
pertahanan suhu tubuh sekunder
(penurunan hemoglobin)

C. RENCANA KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen
Nama Klien / Umur : By. Ny. Rini
No. Kamar / Ruang : Perina
Tgl No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Paraf dan
. Keperawatan Hasil nama
(PES) jelas
1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas ATRI
efektif b.d asuhan keperawatan Observasi
Imaturitas selama 2 x 24 jam - Monitor pola napas
neologis pola nafas kembali (frekuensi, kedalaman,
DS : membaik dengan usaha napas)
- kriteria hasil: - Monitor bunyi napas
DO : - Menunjukkan tambahan (mis.
- Fase jalan nafas yang gurgling, mengi,
ekspirasi paten (klien tidak ronkhi kering)
memanjang merasa tercekik,
- Pernafasan irama nafas, Terapeutik
bibir frekuensi - Pertahankan kepatenan
memanjang pernafasan dalam jalan napas dengan
- Takipnea rentang normal, head-tilt dan chin-lift
tidak ada suara (jaw-thrust jika curiga
nafas abnormal) trauma servikal)
- Tand-tanda vital - Posisikan semi-Fowler
dalam rentang atau Fowler
normal (tekanan - Lakukan fisioterapi
darah, nadi, dada, jika perlu
pernafasan) - Berikan oksigen, jika
perlu

Edukasi
- Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi
2. Hipotermi b.d Setelah dilakukan Manajemen Hipotermia ATRI
Terpapar suhu asuhan keperawatan - Observasi Monitor
lingkungan 1x24 jam maka suhu suhu tubuh
rendah tubuh membaik - Identifikasi penyebab
dengan kriteria hasil: hipotermia (mis. pada
- Suhu tubuh suhu lingkungan
menurun rendah, pakaian tipis,
- Suhu kulit kerusakan
menurun hipotalamus,
- Frekuensi nadi penurunan kecepatan
menurun metabolisme,
kekurangan lemak
subkutan)
- Monitor tanda dan
gejala akibat
hipotermia
(Hipotermia ringan:
takipnea, disartria,
dingin, hipertensi,
diuresis ; Hipotermia
sedang: aritmia,
hipotensi, apatis,
koagulopati, refleks
menurun; Hipotermia
berat: oliguria, refleks
menghilang, edema
paru, asam-basa
abnormal)

Terapeutik
- Sediakan lingkungan
yang hangat (mis. atur
suhu ruangan,
inkubator)
- Ganti pakaian dan/atau
linen yang basah
- lakukan penghangatan
pasif (mis. selimut,
menutup kepala,
pakaian tebal) lakukan
penghangatan aktif
eksternal (mis.
kompres hangat, botol
hangat, hangat, hangat,
perawatan kangguru)
- lakukan penghangatan
aktif internal (mis.
infus cairan hangat,
oksigen hangat, lavase
peritoneal dengan
cairan hangat)
3. Risiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi ATRI
b.d tindakan Observasi
Ketidakadekuata keperawatan selama - Monitor adanya tanda
n pertahanan 2x24 jam risiko dan gejala infeksi
tubuh sekunder infeksi menurun sistemik dan lokal
(penurunan dengan kriteria hasil:
hemoglobin) - Kadar sel Terapeutik
DS : darah putih - Batasi jumlah
- membaik pengunjung
DO - Cuci tangan sebelum
- Leukositopen dan sesudah kontak
ia dengan pasien dan
lingkungan pasien

Edukasi
- Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
- Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
imunisasi
D. PELAKSANAAN (CATATAN KEPERAWATAN)
Nama Klien / Umur : By. Ny. Rini
No. Kamar / Ruang : Perina
Hari, No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan
Tanggal Dx. Nama jelas
Waktu
18/10/2021 IMPLEMENTASI HARI PERTAMA ATRI

1 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha


napas)
Hasil: Frekuensi nafas membaik
2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi,
ronkhi kering)
Hasil: Tidak ada bunyi nafas tambahan
3. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
Hasil: Pasien sudah diberikan posisi head-tilt
4. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Hasil: Pasien sudah diberikan posisi fowler
5. Lakukan fisioterapi dada
Hasil: pasien belum diberikan fisioterpai dada
6. Berikan oksigen
Hasil: pasien sudah terpasang selang oksigen
7. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
Hasil: pasien sudah diberikan cairan infus 2000 ml

2. 1. Observasi Monitor suhu tubuh


Hasil: suhu tubuh pasien sudah kembali normal
2. Identifikasi penyebab hipotermia (mis. pada suhu
lingkungan rendah, pakaian tipis, kerusakan
hipotalamus, penurunan kecepatan metabolisme,
kekurangan lemak subkutan)
Hasil: penyebab pasien hipotermi adalah suhu
lingkungan rendah
3. Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
(Hipotermia ringan: takipnea, disartria, dingin,
hipertensi, diuresis ; Hipotermia sedang: aritmia,
hipotensi, apatis, koagulopati, refleks menurun;
Hipotermia berat: oliguria, refleks menghilang, edema
paru, asam-basa abnormal)
Hasil: pasien mengalami takipnea
4. Sediakan lingkungan yang hangat (mis. atur suhu
ruangan, inkubator)
Hasil: pasien sudah dipindahkan ke inkubator
5. Ganti pakaian dan/atau linen yang basah
Hasil: bedongan pasien selalu diganti setiap kali
pasien mandi
6. lakukan penghangatan pasif (mis. selimut, menutup
kepala, pakaian tebal) lakukan penghangatan aktif
eksternal (mis. kompres hangat, botol hangat, hangat,
hangat, perawatan kangguru)
hasil: pasien sudah diselimuti
7. lakukan penghangatan aktif internal (mis. infus cairan
hangat, oksigen hangat, lavase peritoneal dengan
cairan hangat)
hasil: pasien sudah mendapatkan oksigen dan infus
cairan

IMPLEMENTASI HARI KEDUA

1. 1. Lakukan fisioterapi dada


Hasil: pasien sudah diberikan fisioterapi dada
3. 1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal
Hasil: tidak ada gejala infeksi
2. Batasi jumlah pengunjung
Hasil: hanya orang tua anak yang boleh
berkunjung
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
Hasil: sudah diterapkan
4. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Hasil: pasien sudah diberikan asupan cairan
2000ml/hari
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Hasil: pasien sudah diberikan nutrisi dari susu
formula 1 botol / 3 jam sekali
6. Kolaborasi pemberian antibiotik
Hasil: pasien belum diberikan antibiotik

IMPLEMENTASI HARI KETIGA

3 1. Kolaborasi pemberian antibiotik


Hasil: pasien sudah diberikan antibiotik
E. EVALUASI
Nama Klien / Umur : By. Ny. Rini
No. Kamar / Ruang : Perina
No. Hari/Tanggal/ Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan
Dx. Jam (Mengacu pada tujuan) Nama jelas
Selasa/19-10- S: perawat mengatakan hemodinamik belum stabil
2021/06.00
O: K.U sedang, pergerakan ada, menangis ada,
terpasang O2 HFN 21/2 sesak dan retraksi tidak ada,
abdomen supel, OGT diit ASI / SF, BAB kuning, BAK
spontan, akral hangat, turgor cukup, mukosa kering,
decubitus dan diaperash tidak ada, CVC infus N5+Kcl
5cc / jam

A:
- pola nafas tidak efektif
- Risiko infeksi

P:
- Observasi sesak
- Observasi ttv, hemodinamik
- Kolaborasi antibiotik
- Pantau intake output
- Beri terapi sesuai advice
- Hand hygiene
- Cek gds pagi

Kamis/21-10- S: perawat dinas malam mengatakan K.U bayi stabil


2021/13.00
O: K.U bayi sedang, menangis cukup kuat, cukup aktif,
nafas spontan, retraksi dada tidak ada, abdomen supel,
BAB dan BAK, akral hangat,

A:
- Pola nafas tidak efektif
- Risiko infeksi

P:
- Observasi K.U bayi
- Observasi tanda-tanda sesak
- Observasi tanda-tanda infeksi

Jumat/22-10- S: perawat dinas pagi mengatakan K.U bayi stabil


2021/18.00
O: K.U bayi sedang, nangis cukup kuat, gerak cukup
aktif,

A: Risiko infeksi

P:
- Observasi K.U dan ttv
- Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai