Dosen Pembimbing:
Tria Wahyuningrum,.S.SiT,.M.Keb
Disusun oleh :
Kelompok 1
Keterangan :
Nilai 0-3 : Asfiksia berat
Nilai 4-6 : Asfiksia sedang
Nilai 7-10 : Normal
Pemantauan nilai apgar dilakukan pada menit ke-1 dan menit ke-5, bila nilai
apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor
mencapai 7.Nilai Apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir
dan menentukan prognosis, bukan untukmemulai resusitasi karena resusitasi dimulai 30
detik setelah lahir bila bayi tidak menangis.
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosisa asfiksia
pada bayi baru lahir menurut Prawirohardjo (2005), yaitu:
1. Denyut Jantung Janin
Frekuensi normal adalah antara 120 dan 160 denyutan dalam semenit. Selama his
frekuensi ini bisa turun, tetapi di luar his kembali lagi kepada keadaan semula.
Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi
apabila frekuensi turun sampai dibawah 100 semenit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak
teratur, hal ini merupakan tanda bahaya.
2. Mekonium Dalam Air Ketuban
Pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenasi dan harus
menimbulkan kewaspadaan. Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepala
dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan
dengan mudah.
3. Pemeriksaan Darah Janin
Alat yang digunakan : amnioskop yang dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan
kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa pH-nya.
Adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai di bawah 7.2,
hal itu dianggap sebagai tanda bahaya. Selain itu kelahiran bayi yang telah menunjukkan
tanda-tanda gawat janin mungkin disertai dengan asfiksia neonatorum, sehingga perlu
diadakan persiapan untuk menghadapi keadaan tersebut jika terdapat asfiksia, tingkatnya
perlu dikenal untuk dapat melakukan resusitasi yang sempurna. Untuk hal ini diperlukan
cara penilaian menurut APGAR.
4. Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin meliputi hemoglobin/hematokrit (HB/ Ht) : kadar Hb 15-20 gr
dan Ht 43%-61%), analisa gas darah dan serum elektrolit.
5. Tes combs langsung pada daerah tali pusat. Menentukan adanya kompleks antigen-
antibodi pada membran sel darah merah, menunjukkan kondisi hemolitik.
G. Penatalaksanaan
1. Penanganan Umum
a. Jangan biarkan bayi kedinginan, bersihkan mulut dan jalan napas.
b. Lakukan resusitusi BBL.
c. Gejalah pendarahan otak biasanya timbul pada beberapa hari post partum, jadi kepala
dapat direndahkan, supaya lendir yang menyumbat pernafasan dapat keluar.
d. Kalau diduga pendarahan otak berikan vit. K 1 – 2 hari.
e. Berikan tranfusi dara via tali pusat atau glukosa. (Mochtar, Rustam, 1999: 428)
2. Penanganan AwaL
a. Jaga Bayi Tetap Hangat
1) Letakan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu atau dekat perineum.
2) Selimuti bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat.
3) Pindahkan bayi keatas kain ketempat resusitasi.
b. Atur Posisi Bayi
1) Baringakan bayi terlentang dengan kepala didekat penolong.
2) Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi.
c. Isap Lendir
Gunakan alat pengisap lendir De lee atau bola karet
1) Pertama, isap lendir didalam mulut, kemudian baru isap lendir di hidung
2) Hisap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada saat memasukkan).
3) Bila menggunakan pengisap lendir De lee, jangan memasukkan ujung pengisap
terlalu dalam (lebih dari 5 cm kedalam mulut atau lebih dari 3 cm kedalam hidung)
karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau bayi berhenti
bernapas.
d. Keringkan dan Rangsang Bayi
1) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainya dengan sedikit
tekanan. Rangsangan ini dapat memulia pernapasan bayi atau bernapas lebih baik.
2) Lakukan rangsangan taktis dengan beberapa cara dibawah ini:
a) Menepuk atau menyentil telapak kaki.
b) Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak tangan.
e. Atur Kembali Posisi dan Selimuti Bayi
1) Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru (disiapkan)
2) Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dan dada agar
pemantauan pernapasan bayi dapat diteruskan.
3) Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (ekstensi)
f. Lakukan Penilaian Bayi
Lakukan penilaian apakah bayi bermapas normal, megap-megap atau tidak bernapas.
(Depkes, 2007: 113)
3. Penanganan Lanjut Yaitu Vertilasi
a. Pasang sungkup, perhatikan lekatan
b. Ventilasi 2 kali dengan tekanan 30 cm air, amati besaran dada bayi.
c. Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 kali dengan tekanan 20 cm air
dalam 30 detik
d. Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur? (Depkes, 2007:
117)
4. Asuhan Pascaresusitasi
Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan keadaan bayi setelah menerima tindakan
resusitasi. Asuhan pasca resusitasi dilakukan paa keadaan:
1. Resusiasi berhasil.
Bayi menangis dan bernapas normal sesudah langkah awal atau sesudah
ventilasi.Perlu pemantauan dan dukungan
2. Resusitasi tida /kurang berhasil.
Bayi perlu rujukan yaitu sesudah ventilasi 2 menit belum bernapasatau bayi sudah
bernapas tetapi masih megap-megap atau pada pemantauan ternyata kondisinyamakin
memburuk.
3. Resusitasi gagal.
Setelah 20 menit diventilasi, bayi gagal bernapas.(Depkes, 2007: 118)
H. Komplikasi
Komplikasi yang muncul akibat asfiksia adalah :
a. Sembab Otak
b. Pendarahan Otak
c. Anuria atau Oliguria
d. Hyperbilirubinemia
e. Obstruksi usus yang fungsional
f. Kejang sampai koma
g. Komplikasi akibat resusitasi sendiri : Pnemothorax
KASUS (fiktif)
Ny.R mengatakan bayinya baru lahir dengan mengeluh mengatakan bayinya lahir tidak
bernapas, lunglai, dan warna kulit biru, dan Ny.R mengaku keadaan air ketuban berwarna hijau
bercampur mekonium, plasenta mengalami pengapuran, bayi lahir tidak menangis, dan ada lilitan
tali pusat.
C. A ( ANALISA )
Bayi Ny.R umur 0 hari dengan asfikisia sedang
a. Data Obyektif
Ibu menyatakan bayinya lahir dengan warna kulit kebiruan, betidak bernapas spontan dan tidak
langsung menangis.
b. Data Subyektif
KU : Lemah
AS : 4 – 6
Suhu : 36,3 0C
TD : 128 X/menit
Pernapasan : 64 X/menit
Keaktifan : Lemah
Moro Reflek : Belum ada
Tonik Neck Reflek : Belum ada
Palmos Gepe Reflek : Belum ada
Rooting Reflek : Belum ada
Sucking Reflek : Belum ada
Swallowing Reflek : Belum ada
c. Riwayat Persalinan :
a. Air ketuban bercampur mekonium
b. Adanya lilitan tali pusat
c. Plasenta mengalami pengapuran
D. P ( PENATALAKSANAAN )
A. MANDIRI
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada bayinya bahwa keadaan bayinya saat ini
lemah dengan hasil TD = 128x/menit, R = 64X/menit , Suhu = 36,3 0C , keaktifan
gerak lemah.
2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya 8x25 cc/24 jam.
3. Jaga bayi tetap hangat/tempatkan bayi dalam ruangan yang hangat
4. Atur posisi kepala bayi sedikit ekstensi
5. Isap lender
6. Keringkan dan rangsang taktil
7. Atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi
8. Lakukan penilaian pada bayi
9. Lakukan resusitasi bila 6 langka awal belum berhasil
10. Lakukan ventilasi bila tindakan resusitasi belum juga berhasil
B. KOLABORASI
1. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian infuse 10% 330 cc/jam
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat yaitu
- Ampicilin 2x110 mg
- Gentamicin 1x11 mg
- Omperazol 1x1 gr
Soal tanya jawab
2. Apakah Asfiksia sedang yang di alami bayi Ny.R masih Bisa Disembuhkan?
Untuk bayi baru lahir dengan asfiksia yang memiliki tingkat ringan atau sedang, masih dapat
disembuhkan secara total. Namun, jika sel-sel tubuhnya kekurangan oksigen dalam waktu lama,
maka ada kemungkinan bayi mengalami cedera. Apalagi kalau tidak ditangani secepatnya,
kondisi tersebut dapat berpengaruh pada organ-organ tubuhnya, seperti jantung, ginjal, otak,
usus, paru-paru, dan lainnya hingga menyebabkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA