Anda di halaman 1dari 15

ASKEP ASFIKSIA NEONATORUM

PENGERTIAN
Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan intra uterus ke kehidupan
ekstra uterin hingga berusia kurang dari 1 bulan.
asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak mampu bernafas secara spontan
dan teratur setelah lahir.asfiksia berarti hipoksia yang progresif karena gangguan
pertukaran gas serta transport 02 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam
persediaan O2 dan kesulitan mengeluarkan CO2,saat janin di uterus hipoksia.
PENYEBAB
Towel (1996) mengajukan penggolongan penyebab kegagalan pernapasan paa
bayi terdiri dari :
1. Faktor ibu
a. Hipoksia ibu
Dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau
anestesi dalam, dan kondisi ini akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala
akibatnya.
b. Gangguan aliran darah uterus
Berkurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya
aliran oksigen ke plasenta dan juga ke janin, kondisi ini sering ditemukan pada
gangguan kontraksi uterus, hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan,
hipertensi pada penyakit eklamsi.
2. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta, asfiksis janin dapat terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada
plasenta, misalnya perdarahan plasenta, solusio plasenta.
3. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah
dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan
janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan talipusat
menumbung, melilit leher, kompresi tali pusat antara jalan lahir dan janin.
4. Faktor neonates
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
beberapa hal yaitu pemakaian obat anestesi yang berlebihan pada ibu, trauma
yang terjadi saat persalinan misalnya perdarahan intra kranial, kelainan kongenital
pada bayi misalnya hernia diafragmatika, atresia atau stenosis saluran pernapasan,
hipoplasia paru.

TANDA DAN GEJALA


Pada asfiksia tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardivaskuler yang
disebabkan oleh beberapa keadaan diantaraya :

a. Hilang sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung

b.Terjadinya asidosis metabolic akan mengakibatkan menurunnya sel jaringan


termasuk otot jantung sehingga menimbulkan kelemahan jantung

c. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan tetap tingginya
resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah mengalami gangguan

Gejala klinis :

Bayi yang mengalami kekurangan O2 akan terjadi pernafasan yang cepat dalam
periode yang singkat apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan berhenti,
denyut jantung juga mulai menurun, sedangkan tonus neuromuscular berkurang secara
berangsur-agsur berkurang dari bayi memasuki periode apneru primer.

Gejala dan tanda pada asfiksia neunatorum yang khas antara lain meliputi
pernafasan cepat, pernafasan cuping hidung, sianosisus, nadi cepat

Gejala lanjut pada asfiksia :

1) Pernafasan megap-megap yang dalam

2) Denyut jantung terus menurun

3) Tekanan darah mulai menurun

4) Bayi terlihat lemas (flaccid)


5) Menurunnya tekanan O2 anaerob (PaO2)

6) Meningginya tekanan CO2 darah (PaO2)

7) Menurunnya PH (akibat acidosis respoiraktorik dan metabolic)

8) Dipakainya sumber glikogen tubuh anak metabolisme anaerob

9) Terjadinya perubahan sistem kardivaskuler

PATOFISIOLOGI

Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan /


persalinan, akan terjadi asfiksia. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan
bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan ini dapat
reversible atau tidak tergantung dari berat badan dan lamanya asfiksia. Asfiksia ringan
yang terjadi dimulai dengan suatu periode appnoe, disertai penurunan frekuensi jantung.
Selanjutnya bayi akan menunjukan usaha nafas, yang kemudian diikuti pernafasan
teratur. Pada asfiksia sedang dan berat usaha nafas tidak tampak sehingga bayi berada
dalam periode appnoe yang kedua, dan ditemukan pula bradikardi dan penurunan tekanan
darah.Disamping perubahan klinis juga terjadi gangguan metabolisme dan keseimbangan
asam dan basa pada neonatus. Pada tingkat awal menimbulkan asidosis respiratorik, bila
gangguan berlanjut terjadi metabolisme anaerob yang berupa glikolisis glikogen tubuh,
sehingga glikogen tubuh pada hati dan jantung berkurang. Hilangnya glikogen yang
terjadi pada kardiovaskuler menyebabkan gangguan fungsi jantung. Pada paru terjadi
pengisian udara alveoli yamh tidak adekuat sehingga menyebabkan resistensi pembuluh
darah paru. Sedangkan di otak terjadi kerusakan sel otak yang dapat menimbulkan
kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.
TANDA 0 1 2 JUMLAH
NILAI

Frekwensi Tidak ada Kurang dari Lebih dari


jantung 100 X/menit 100 X/menit

Usaha Tidak ada Lambat, tidak Menangis


bernafas teratur kuat

Tonus Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif


otot fleksi sedikit

Refleks Tidak ada Gerakan Menangis


sedikit

Warna Biru / pucat Tubuh Tubuh dan


kemerahan, ekstremitas
ekstremitas kemerahan
biru

APGAR SCORE

nilai 0-3 : asfiksia berat


nilai 4-6 : asfiksia sedang
nilai 7-10 : normal
Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-5, bila nilai
apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor
mencapai 7. Nilai apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan
menentukan prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai 30 detik
setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit seperti penilaian skor apgar)

KLASIFIKASI

Asfiksia neonatorum diklasifikasikan sbb:


1. Asphyksia Ringan ( vigorus baby)
Skor APGAR 7-10, bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan
istimewa.
2. Asphyksia sedang ( mild moderate asphyksia)
Skor APGAR 4-6, pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung
lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas
tidak ada.
3. Asphyksia Berat
Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung
kurang dari 100 x permenit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang-kadang
pucat, reflek iritabilitas tidak ada. Pada asphyksia dengan henti jantung yaitu
bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap
atau bunyi jantung menghilang post partum, pemeriksaan fisik sama pada
asphyksia berat.

KOMPLIKASI

Meliputi berbagai organ yaitu :


1. otak : edema otak,perdarahan otak,

2. jantung dan paru : hipertensi pulmonal persisten pada neonatus, perdarahan paru,
edema paru.

3. ginjal : tubular nekrosis akut.

4. hiperbilirubenimia
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto polos dada

USG kepala

laboratorium: darah rutin analisa gas darah,serum elektrolit

Baby Gram (RO dada)

PENATALAKSANAAN

Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir
yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala
sisa yang mungkin muncul. Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-
tahapan yang dikenal dengan ABC resusitasi :

Memastika saluran nafas terbuka :

Meletakan bayi dalam posisi yang benar

Menghisap mulut kemudian hidung kalau perlu trachea

Bila perlu masukan Et untuk memastikan pernapasan terbuka

Memulai pernapasan :

Lakukan rangsangan taktil Beri rangsangan taktil dengan menyentil atau menepuk
telapak kakiLakukan penggosokan punggung bayi secara cepat,mengusap atau
mengelus tubuh,tungkai dan kepala bayi.

Bila perlu lakukan ventilasi tekanan positif

3. Mempertahankan sirkulasi darah :

Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada atau bila perlu
menggunakan obat-obatan
Cara resusitasi dibagi dalam tindakan umum dan tindakan khusus :

1. Tindakan umum

a. Pengawasan suhu

b. Pembersihan jalan nafas

c. Rangsang untuk menimbulkan pernafasan

2. Tindakan khusus

a. Asphyksia berat

Resusitasi aktif harus segera dilaksanakan, langkah utama memperbaiki


ventilasi paru dengan pemberian O2 dengan tekanan dan intermiten, cara terbaik
dengan intubasi endotrakeal lalu diberikan O2 tidak lebih dari 30 mmHg.
Asphiksia berat hampir selalu disertai asidosis, koreksi dengan bikarbonas
natrium 2-4 mEq/kgBB, diberikan pula glukosa 15-20 % dengan dosis 2-
4ml/kgBB. Kedua obat ini disuntuikan kedalam intra vena perlahan melalui vena
umbilikalis, reaksi obat ini akan terlihat jelas jika ventilasi paru sedikit banyak
telah berlangsung. Usaha pernapasan biasanya mulai timbul setelah tekanan
positif diberikan 1-3 kali, bila setelah 3 kali inflasi tidak didapatkan perbaikan
pernapasan atau frekuensi jantung, maka masase jantung eksternal dikerjakan
dengan frekuensi 80-100/menit. Tindakan ini diselingi ventilasi tekanan dalam
perbandingan 1:3 yaitu setiap kali satu ventilasi tekanan diikuti oleh 3 kali
kompresi dinding toraks, jika tindakan ini tidak berhasil bayi harus dinilai
kembali, mungkin hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan asam dan basa yang
belum dikoreksi atau gangguan organik seperti hernia diafragmatika atau stenosis
jalan nafas.

b. Asphyksia sedang

Stimulasi agar timbul reflek pernapsan dapat dicoba, bila dalam waktu 30-
60 detik tidak timbul pernapasan spontan, ventilasi aktif harus segera dilakukan,
ventilasi sederhana dengan kateter O2 intranasaldengan aliran 1-2 lt/mnt, bayi
diletakkan dalam posisi dorsofleksi kepala. Kemudioan dilakukan gerakan
membuka dan menutup nares dan mulut disertai gerakan dagu keatas dan
kebawah dengan frekuensi 20 kali/menit, sambil diperhatikan gerakan dinding
toraks dan abdomen. Bila bayi memperlihatkan gerakan pernapasan spontan,
usahakan mengikuti gerakan tersebut, ventilasi dihentikan jika hasil tidak dicapai
dalam 1-2 menit, sehingga ventilasi paru dengan tekanan positif secara tidak
langsung segera dilakukan, ventilasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan dari mulut ke mulut atau dari ventilasi ke kantong masker. Pada ventilasi
dari mulut ke mulut, sebelumnya mulut penolong diisi dulu dengan O2, ventilasi
dilakukan dengan frekuensi 20-30 kali permenit dan perhatikan gerakan nafas
spontan yang mungkin timbul. Tindakan dinyatakan tidak berhasil jika setelah
dilakukan berberapa saat terjasi penurunan frekuensi jantung atau perburukan
tonus otot, intubasi endotrakheal harus segera dilakukan, bikarbonas natrikus dan
glukosa dapat segera diberikan, apabila 3 menit setelah lahir tidak
memperlihatkan pernapasan teratur, meskipun ventilasi telah dilakukan dengan
adekuat.

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

identitas klien dan keluarga

riwayat kehamilan ibu dan persalinan ibu

pengukur hasil nilai apgar score bila nilainya 0-3 asfiksia berat,bila nilainya 4-6 asfiksia
ringan

Pengkajian Dasar Data Neonates

Sirkulasi

Nadi apical cepat atau tidak,teratur atau tidak


murmur jantung yang dapat di dengar

Neurosensori

tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak buncit.

Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh, sutura mungkin mudah
digerakkan, fontanel mungkin besar.
Reflek tergantung pada usia gestasi.
Pernafasan
Nilai apgar mungkin renda
Pernapasan mungkin dangkal, tidak teratur
Mengorok, pernapasan cuping hidung, retrakasi suprasternal
Adanya bunyi mengi selama fase inspirasi dan ekspirasi
warna kulit
Keamanan
suhu berfluaktasi dengan mudah
menangis mungkin lemah
menggunakan otot-otot bantu nafas
Makanan / cairan
berat badan kurang dari 2500 gr
Diagnosa
pola nafas tidak efektif b.d imaturitas paru dan neuromuskuler,penurunan energy,dan
keletihan.
bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi mekanis (adanya secret)
perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d kelahiran preterm,lingkungan NICU
tidak alami,perpisahan dari orang tua
perubahan proses keluarga b.d krisis situasi/maturasi,,gangguan proseses kedekatan orang
tua
Intervensi
DX.I
tempatkan pada posisi terlentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap ke
atas
R: untuk mencegah adanya penyempitan jalan nafas
observasi adanya penyimpangan dari fungsi yang di inginkan,kenali tanda-tanda
sianosis,pernafasan cuping hidung
lakukan penghisapan (suction)
R: untuk menghilangkan mucus yang terakumulasi dari nasofaring,tracea
lakukan perkusi,vibrasi,dan postural drainage sesuai indikasi
R: untuk memudahkan drainase secret
pertahankan suhu lingkungan yang netral
R: untuk menghemat penggunaan O2
pantau dengan ketat pengukuran gas darah
observasi dan kaji respon bayi terhadap terapi ventilasi dan oksigenasi
TUJUAN
jalan nafas tetap paten
pernafasan memberikan oksigenasi dan pembuangan CO2 yang adekuat
frekuensi dan pola nafas dalam batas yang sesuai
gas darah arteri dan keseimbangan asam basa dalam batas normal
oksigenasi jaringan adekuat
DX.II
aspirasi (hisap) dari jalan nafas sesuai kebutuhan
R: untuk memungkinkan reoksigenasi
beri posisi terlentang dengan kepala pada posisi”mengendus” dengan leher sedikit
ekstensi
R: memungkinkan terbukanya jalan nafas
lakukan visioterapi dada bila di instruksikan
auskultasi kedua lapang paru
TUJUAN
jalan nafas tetap bersih
pernafasan dalam batas normal
DX.III
berikan nutrisi optimal
R: untuk menjamin penambahan berat badan yang mantap dan pertumbuhan otak
berikan periode istirahat yang teratur tanpa gangguan
R: untuk menurunkan penggunaan kalori dan O2 yang tidak perlu.
kenali adanya tanda-tanda stimulasi berlebihan(menguap,membelalak,peka
rangsang,menangis
tingkatkan interaksi orang tua-bayi
R: merupakan hal yang esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan normal
TUJUAN
bayi menunjukkan penambahan berat badan mantap saat melewati fase akut penyakit
bayi hanya terpapar stimulus yang tepat
DX.IV
dorong kunjungan orang tua sesering mungkian
R: untuk memulai proses kedekatan
dorong orang tua menyentuh,menggendong,dan merawat bayi sesuai degan kondisi fisik
bayi,bersikap terlibat aktif dalam perawatan bayi
R: untuk meningkatkan kepercayaan diri orang tua
izinkan orang tua untuk menghabiskan waktu sendiri,bersama bayi
PADA SAUDARA KANDUNG
Dorong saudara kandung untuk mengunjungi bayi bila mungkin
jelaskan lingkungan,kejadian,penampilan bayi dan mengapa bayi tidak dapat pulang
kerumah
R: untuk menyiapkan mereka untuk berkunjung
anjurkan saudara kandung untuk membuat foto ata membawa benda kecil lainnya,seperti
surat,untuk bayi dan di letakkan pada incubator atau keranjang bayi.
TUJUAN
orang tua berhubungan secara positif dengan bayi
orang tua memberikan perawatan ,menunjukkan sikap nyaman dalam hubungan dengan
bayi
saudara kandung mengunjungi bayi di NICU atau ruang perawatan
saudara kandung menunjukkan pemahaman terhadap keadaan bayi
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-3 BULAN
TUMBUH KEMBANG NEONATUS
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan 28 hari,dimana terjadi
perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.
Dengan terpisahnya bayi dari ibu,maka terjadilah awal proses fisiologik :
peredaran darah oleh placenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru
saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan
ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi
hati digunakan untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun
system imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi
system kardivaskuler
BAYI BULAN PERTAMA
berat badan 3,0-4,3 kg
panjang badan 49,8-54,6
lingkar kepala 33-39 cm
gerakan kasar: tangan dan kaki bergerak aktif
gerakan halus : kepala menoleh kesamping kanan kiri
komunikasi/bicara : bereaksi terhadap bunyi lonceng
social kemandirian: menatap wajah ibu/pengasuh
BAYI BULAN KEDUA
berat badan 3,6 -5,3 kg
panjang badan 52,8-58,1 cm
lingkar kepala 35-41 cm
gerakan kasar mengangkat kepala ketika tengkurap
gerakan halus kepala menoleh kanan kiri
komunikasi/bicara bersuara
social kemandirian tersenyum spontan
BAYI BULAN KETIGA
berat badan rata-rata naik 140-200 gram / minggu
panjang badan rata-rata bertambah 2,5 cm/bln pada usia tiga bulan rata-rata 5,6-6,1 kg
lingkar kepla rata-rata bertambah 1,5 cm pada usia tiga bulan rata-rata 37-43cm
rasa lapar dan keinginan untuk makan ditunjukkan dengan menagis,bila sudah terpenuhi bayi
akan tidur
belajar mengangkat kepala
belajar dengan mengikuti objek dengan matanya
melihat kemuka seseorang dan tersenyum
beraksi terhadap suara dan bunyi
mengenal ibunya dengan penglihatan,penciuman,pendengaran dan kontak
menahan barang yang dipegangnya
mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

DAMPAK HOSPITALISASI PADA NEONATUS DAN PADA KELUARGANYA


Bila bayi terlahir sebagai neonatus yang sakit,akan terjadi gangguan hubungan tali kasih
antara orang tua dan bayi nya.perawat yang langsung merawat bayi yang sakit dapat membantu
mempertahankan hubungan tali kasih antara orang tua dan bayi dengan melibatkan orang tua
dalam merawat bayi nya.baik secara langsung maupun tidak langsung.

RESPON DAN KEMAMPUAN ADAPTASI ORANG TUA


Respon orangtua pada neonates yang dirawat tergantung beberapa hal :
kepribadian orang tua
latar belakang social budaya
interaksi dengan orang terdekat
Reaksi orang tua terhadap penyakit anak nya tergantung pada:
keseriusan yang mengancam
pengalaman dengan penyakit atau hospitalisasi
prosedur medis
system pendukung yang ada
kemampuan koping
keyakinan agama dan latar belakang budaya
pola komunikasi anggota keluarga

RESPON SAUDARA KANDUNG


Respon saudara kandung terhadap saudaranya yang sakit tergantung pada
usianya.namun stress umum yang dirasakan saudara kandung terhadap saudara yang sakit
adalah :
perpisahan
kehilangan kendali
perubahan gambaran diri
rasa takut

DAMPAK HOSPITALISASI ATAU PERAWATAN TERHADAP NEONATUS


Kemunduran tumbuh kembanng umum terjadi pada bayi dengan prematuritas,berat lahir
rendah,asfiksia,sakit berat. menurut penelitian neonates yang dirawat di NICU mengalami
kemunduran tumbuh kembang sebanyak 15-35%.faktor yang mempengaruhi kelambatan
tumbuh kembang selain hospitalisasi antara lain:
perkembangan otak yang imatur
factor resiko yang menyebabkan resiko lainnya,misalnya kecacatan
pola asuh orang tua dan linkungan
Reaksi bayi terhadap Hospitalisasi:
berpisah dengan orang tua menyebabkan gangguan rasa percaya dan kasih saying
bayi akan merasa cemas ditandai dengan (menangis,melekat pada ibu nya.
Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi anak:
takut
strees
cemas
sedih
frustasi

DAFTAR PUSTAKA

Cecily L.Betz & Linda A. Sowden, 2001, Buku saku Keperawatan Pediatri, EGC,
Jakarta.

L Wong.Donna,2003,Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4,EGC,Jakarta.

http://healthreference-ilham.blogspot.com

http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/02/tumbuh-kembang.html

http://mediailmukeperawatansusanto.blogspot.com/2009/02/askep-asfiksia-
neonatorum.html

Anda mungkin juga menyukai