Anda di halaman 1dari 21

Laporan Pendahuluan ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIV-

AIDS

Laporan Pendahuluan
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIV-AIDS
Oleh : Angga Dwi Hermawan

Konsep Dasar
I. Pengertian
AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya
penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi, tersebut seperti
keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya.

II. Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV).
HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun
1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai
virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya
disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :

1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, B
menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan.
Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan
manifestasi neurologist.

AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang
termasuk kelompok resiko tinggi adalah :

1. Lelaki homoseksual atau biseks. 5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.


2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
III.

Menyerang T Limfosit, sel


saraf, makrofag, monosit,
limfosit B

Patofisiologi :
IV. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
- ELISA
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
- Rasio CD4/CD limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin

V. Penatalaksanaan

Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian.
1. Riwayat : tes HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan obat-obat.
2. Penampilan umum : pucat, kelaparan.
3. Gejala subyektif : demam kronik, dengan atau tanpa menggigil, keringat malam hari berulang
kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit tidur.
4. Psikososial : kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan pola hidup, ungkapkan perasaan
takut, cemas, meringis.
5. Status mental : marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl, hilang interest pada
lingkungan sekitar, gangguan prooses piker, hilang memori, gangguan atensi dan konsentrasi,
halusinasi dan delusi.
6. HEENT : nyeri periorbital, fotophobia, sakit kepala, edem muka, tinitus, ulser pada bibir atau
mulut, mulut kering, suara berubah, disfagia, epsitaksis.
7. Neurologis :gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan , kaku kuduk,
kejang, paraplegia.
8. Muskuloskletal : focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL.
9. Kardiovaskuler ; takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness.
10. Pernapasan : dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakan otot Bantu pernapasan, batuk
produktif atau non produktif.
11. GI : intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun, diare, inkontinensia, perut
kram, hepatosplenomegali, kuning.
12. Gu : lesi atau eksudat pada genital,
13. Integument : kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif.

II. Diagnosa keperawatan


1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup yang
beresiko.
2. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV, adanya infeksi
nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.
3. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang,
meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
5. Diare berhubungan dengan infeksi GI
6. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang orang dicintai.
III. Perencanaan keperawatan.
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan criteria Intervensi Rasional
hasil
Resiko tinggi Pasien akan bebas 1. Monitor tanda-tanda infeksi Untuk pengobatan dini
infeksi infeksi oportunistik dan baru. Mencegah pasien terpapar oleh
berhubungan komplikasinya dengan 2. gunakan teknik aseptik pada kuman patogen yang diperoleh di
dengan kriteria tak ada tanda- setiap tindakan invasif. Cuci rumah sakit.
imunosupresi, tanda infeksi baru, lab tangan sebelum meberikan
malnutrisi dan pola tidak ada infeksi tindakan. Mencegah bertambahnya infeksi
hidup yang oportunis, tanda vital 3. Anjurkan pasien metoda
beresiko. dalam batas normal, mencegah terpapar terhadap
tidak ada luka atau lingkungan yang patogen.
eksudat. 4. Kumpulkan spesimen untuk Meyakinkan diagnosis akurat dan
tes lab sesuai order. pengobatan
5. Atur pemberian antiinfeksi
sesuai order Mempertahankan kadar darah
yang terapeutik
Resiko tinggi Infeksi HIV tidak 1. Anjurkan pasien atau orang Pasien dan keluarga mau dan
infeksi (kontak ditransmisikan, tim penting lainnya metode memerlukan informasikan ini
pasien) kesehatan mencegah transmisi HIV
berhubungan memperhatikan dan kuman patogen lainnya. Mencegah transimisi infeksi HIV
dengan infeksi universal precautions 2. Gunakan darah dan cairan ke orang lain
HIV, adanya dengan kriteriaa kontak tubuh precaution bial
infeksi pasien dan tim merawat pasien. Gunakan
nonopportunisitik kesehatan tidak masker bila perlu.
yang dapat terpapar HIV, tidak
ditransmisikan. terinfeksi patogen lain
seperti TBC.
Intolerans aktivitas Pasien berpartisipasi
1. Monitor respon fisiologis Respon bervariasi dari hari ke
berhubungan dalam kegiatan, dengan terhadap aktivitas hari
dengan kelemahan, kriteria bebas dyspnea 2. Berikan bantuan perawatan
pertukaran oksigen, dan takikardi selama yang pasien sendiri tidak Mengurangi kebutuhan energi
malnutrisi, aktivitas. mampu
kelelahan. 3. Jadwalkan perawatan Ekstra istirahat perlu jika karena
pasien sehingga tidak meningkatkan kebutuhan
mengganggu isitirahat. metabolik

Perubahan nutrisi Pasien mempunyai1. Monitor kemampuan Intake menurun dihubungkan


kurang dari intake kalori dan mengunyah dan menelan. dengan nyeri tenggorokan dan
kebutuhan tubuh protein yang adekuat 2. Monitor BB, intake dan mulut
berhubungan untuk memenuhi ouput Menentukan data dasar
dengan intake yang kebutuhan 3. Atur antiemetik sesuai Mengurangi muntah
kurang, metaboliknya dengan order Meyakinkan bahwa makanan
meningkatnya kriteria mual dan
4. Rencanakan diet dengan sesuai dengan keinginan pasien
kebutuhan muntah dikontrol, pasien dan orang penting
metabolic, dan pasien makan TKTP, lainnya.
menurunnya serum albumin dan
absorbsi zat gizi. protein dalam batas n
ormal, BB mendekati
seperti sebelum sakit.
Diare berhubungan Pasien merasa nyaman 1. Kaji konsistensi dan Mendeteksi adanya darah dalam
dengan infeksi GI dan mengnontrol diare, frekuensi feses dan adanya feses
komplikasi minimal darah.
dengan kriteria perut
2. Auskultasi bunyi usus Hipermotiliti mumnya dengan
lunak, tidak tegang,
3. Atur agen antimotilitas dan diare
feses lunak dan warna psilium (Metamucil) sesuai Mengurangi motilitas usus, yang
normal, kram perut order pelan, emperburuk perforasi pada
hilang, 4. Berikan ointment A dan D, intestinal
vaselin atau zinc oside Untuk menghilangkan distensi
Tidak efektif Keluarga atau orang1. Kaji koping keluarga Memulai suatu hubungan dalam
koping keluarga penting lain terhadap sakit pasein dan bekerja secara konstruktif dengan
berhubungan mempertahankan perawatannya keluarga.
dengan cemas suport sistem dan2. Biarkan keluarga Mereka tak menyadari bahwa
tentang keadaan adaptasi terhadap mengungkapkana perasaan mereka berbicara secara bebas
yang orang perubahan akan secara verbal Menghilangkan kecemasan
dicintai. kebutuhannya dengan3. Ajarkan kepada keluaraga tentang transmisi melalui kontak
kriteria pasien dan tentang penyakit dan sederhana.
keluarga berinteraksi transmisinya.
dengan cara yang
konstruktif
Daftar Pustaka

Grimes, E.D, Grimes, R.M, and Hamelik, M, 1991, Infectious Diseases, Mosby Year Book, Toronto.

Christine L. Mudge-Grout, 1992, Immunologic Disorders, Mosby Year Book, St. Louis.

Rampengan dan Laurentz, 1995, Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, cetakan kedua, EGC, Jakarta.

Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Lyke, Merchant Evelyn, 1992, Assesing for Nursing Diagnosis ; A Human Needs Approach,J.B.
Lippincott Company, London.

Phipps, Wilma. et al, 1991, Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical Practice, 4th edition,
Mosby Year Book, Toronto

Doengoes, Marilynn, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S,
EGC, Jakarta
Laporan Kasus
ASUHAN KEPERAWATAN TN. M.Y. DENGAN HIV AIDS
DI RUANG TROPIK LAKI RSDS SURABAYA
TANGGAL 05 07 DESEMBER 2001

Tempat/tanggal pengkajian : Tropik Laki, 05 12 - 2001 Tgl. MRS : 03 12 2001


No. register : 10103653

Pengkajian
I. Biodata.
A. Identitas pasien.
1. Nama : Tn. M.Y. (Laki-laki, 44 tahun).
2. Suku/bangsa : Banten/Indonesia.
3. Agama : Islam
4. Status perkawinan : Kawin
5. Pendidikan/pekerjaan : SLTP/tukang sepatu
6. Bahasa yang digunakan : Indonesia
7. Alamat : LP Medaeng
8. Kiriman dari : Kejari Tanjung Perak
B. Penanggung jawab pasien :
Kejari Tanjung Perak.

II. Alasan masuk rumah sakit


A. Alasan dirawat : mencret sejak 5 bulan yang lalu, malam keringat dingin dan kadang demam.
B. Keluhan utama : nyeri perut. Penyebab tidak diketahui, dengan faktor yang memperberat adalah
bila bergerak dan usaha yang dilakukan adalah diam. Nyeri dirasakan tertusuk-tusuk, pasien
meringis, memegang pada kuadran kanan dan kiri tetapi tidak menyebar. Skala nyeri adalah 5
dari skala nyeri 5. Kapan timbulnya tidak tentu dan sering dimana tiba-tiba terjadi nyeri.

III. Riwayat kesehatan


A. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini : pasien pernah menderita lever dan pernah dirawat di RS
Bhayangkara Surabaya. Penyebab tidak diketahui, riwayat alergi seperti obat dan makanan tidak
ada.
B. Riwayat kesehatan sekarang : sejak 2 tahun yang lalu pasien mengkonsumsi obat putaw dengan
cara suntik. Karena menggunakan obat terlarang akhirnya ditangkap oleh polisi dan dimasukan
ke LP Medaeng sejak 3 bulan yang lalu. Namun pasien mencret/diare sejak 5 bulan atau 2 bulan
sebelum masuk LP Medaeng. Selain itu keringat dingin malam hari, tidak ada napsu makan dan
mencret berbusa. Karena kondisi tambah parah oleh Kejari dibawa ke RSUD Dr. Soetomo dan
dianjurkan untuk opname.
C. Riwayat kesehatan keluarga : orang tua, saudara kandung ayah/ibu, saudara kandung pasien
tidak ada yang menderita penyakit keturunan.

IV. Informasi khusus


A. Masa balita : tidak dikaji
B. Klien wanita : tidak dikaji

V. Aktivitas hidup sehari hari (di LP Medaeng) :


Aktivitas sehari-hari Pre-masuk rumah sakit Di rumah sakit
A. Makan dan minum
1. Nutrisi Pola makan 3 kali/hari, Pola makan 3 kali/hari, namun
tetapi tidak ada napsu tidak ada napsu makan, nyeri
makan, tidak menghabiskan saat menelan, makan hanya 2
2. Minum porsi yang disiapkan. sendok.
Minum air putih dengan Minum air putih 2-3 gelas.
jumlah tidak tentu.
B. Eliminasi Mencret 5 X/hari,, seperti Mencret dengan frekuensi 5-7
busa, tidak bercampur darah X/hari, encer atau tidak ada isi
dan berbau. BAK 2 Xhari dan BAK 2 X/hari serta tidak
dan tidak ada kelainan. ada kelainan. Keringat dingin
pada malam hari
C. Istirahat dan tidur Pasien tidak bisa istirahat Pasien istirahat di tempat tidur
dan tidur karena penghuni saja. Tidur kalau merasa
LP banyak. mengantuk. Kesulitan tidur
karena nyeri, keringat dingin.
D. Aktivitas Pasien tidak melakukan apa- Pasien mengatakan tidak bisa
apa karena tinggal di LP dan melakukan aktivitasnya karena
keadaan yang lemah. lemah, merasa tidak berdaya
dan cepat lelah. Pasien totaly
care.
E. Kebersihan diri Jarang dilakukan. Mandi dna gosok gigi
dilakukan di tempat tidur.
Hambatan dalam melakukan
kebersihan diri adalah lemah
dan nyeri.
F. Rekreasi Tidak ada. Hanya bercerita dengan isteri

VI. Psikososial.
A. Psikologis : pasien dan keluarga mengatakan penyakit ini karena perilakunya yaitu konsumsi
obat putaw dengan suntik. Keluarga dan pasien mengatakan belum mengerti proses penyebaran.
Konsep diri : dirasakan peran sebagai kepala keluarga tidak bertanggung jawab. Keadaan emosi :
pasien pasrah pada keadaannya sekarang. Mekanisme koping adalah diam saja.
B. Sosial : sejak 2 tahun yang lalu pisah ranjang dengan isterinya. Kontak mata ada, kegemaran
adalah ke tempat hiburan.
C. Spiritual : di LP jarang melakukan sholat 5 waktu, sedangkan di rumah sakit pasien tidak
melakukan, hanya berdoa dalam hati.

VII. Pemeriksaan fisik


A. Keadaan umum : pasien nampak sakit berat, lemah kurus dan pucat. Kesadaran kompos mentis,
GCS : 4-5-6, T 140/90 mmHg, N 120 x/menit, S 39 0C, RR 22 X/menit.
B. Head to toe :
1. Kepala. Bentuk bulat, dan ukuran normal, kulit kepala nampak kotor dan berbau.
2. Rambut. Rambut lurus, nampak kurang bersih.
3. Mata (penglihatan). Ketajaman penglihatan dapat melihat, konjungtiva anemis, refleks cahaya
mata kanan negative, tidak menggunakan alat bantu kacamata.
4. Hidung (penciuman). Bentuk dan posisi normal, tidak ada deviasi septum, epistaksis, rhinoroe,
peradangan mukosa dan polip. Fungsi penciuman normal.
5. Telinga (pendengaran). Serumen dan cairan, perdarahan dan otorhoe, peradangan, pemakaian
alat bantu, semuanya tidak ditemukan pada pasien. Ketajaman pendengaran dan fungsi
pendengaran normal.
6. Mulut dan gigi. Ada bau mulut, perdarahan dan peradangan tidak ada, ada karang gigi/karies.
Lidah bercak-bercak putih dan tidak hiperemik serta tidak ada peradangan pada faring.
7. Leher. Kelenjar getah bening tidak membesar, dapat diraba, tekanan vena jugularis tidak
meningkat, dan tidak ada kaku kuduk/tengkuk.
8. Thoraks. Pada inspeksi dada simetris, bentuk dada normal. Auskultasi bunyi paru normal. Bunyi
jantung S1 dan S2 tunggal. Tidak ada murmur.
9. Abdomen. Inspeksi tidak ada asites, palpasi hati dan limpa tidak membesar, ada nyeri tekan,
perkusi bunyi redup, bising usus 12 X/menit.
10. Repoduksi
Tidak dikaji.
11. Ekstremitas
Tidak mampu mengangkat tangan dan kaki. Kekuatan otot ekstremitas atas 2-2 dan ekstremitas
bawah 2-2.
12. Integumen.
Kulit keriput, pucat, akral hangat.

VIII. Pemeriksaan penunjang


A. Laboratorium :
Tanggal 27 11 2001 : metode imunokromatografi positifi dan ELISA I dan ELISA II positif.
Tanggal 03 12 - 2001 : Hb 10,5 gr/dl, Leukosit 4,4 x 10 9/L, trombosit 543 X 10 9L, PV 0,32
GDA 69 mg/dl, SGOT 54 4/L, BUN 32 mg/dl dan kratinin serum 1,95 mg/dl.
B. EKG/USG/IVP :
C. Endoskopi :

Terapi : tanggal 05 12 2001 : Hidrase 3 X 1 tablet, Cotrimoxasol 2 X 2 tablet dan infuse RL 20


tetes/menit.

Analisa data
Data pendukung Masalah Etiologi
1. Subyektif :
Pasien mengatakan lemah, cepat lelah, tidak bisa Aktivitas Kelemahan
melaukan aktivitas.
Obyektif :
Keadaan umum lemah, pucat, ADL dibantu,
pasien totaly care, terpasang infus
2. Subyektif :
Pasien mengatakan tidak ada napsu makan, saat
menelan sakit, mengatakan tidak bisa
menghabiskan porsi yang disiapkan. Nutrisi Intake yang tidak
adekuat
Obyektif :
Lemah, menghabiskan 2 sendok makan, dari porsi
yang disiapkan, lemah, holitosis, lidah ada bercak-
bercak keputihan, Hb 10,5 g/dl, pucat,
konjungtiva anemis.

3. Subyektif :
Pasien mengatakan diare sejak 5 bulan yang lalu,
mengatakan menceret 5-7 kali/hari, kadang
demam dan keringat pada malam hari, minum 2-3
gelas/hari. Cairan tubuh Diare
Obyektif :
Perut kembung, turgor menurun, inkontinensia
urii, BAB encer, membran mukosa kering, bising
usus meningkat 40 X/menit

4. Subyektif :
Pasien mengatakan perutnya sakit, angka 5 pada
skala nyeri 5, nyeri seperti ditusuk-tusuk.
Obyektif :
Meringis, memegang-megang perut yang sakit,
perut kembung, nadi 120 X/menit, RR 22
Gangguan rasa nyaman : Pembesaran limfe
X/menit, TD 140/90 mmHg, suhu 390C.
nyeri nodes pada
daerah abdomen
5. Subyektif :
Pasien mengatakan kadang demam.
Obyektif :
Nadi 120 X/menit, RR 22 X/menit, TD 140/90
mmHg, suhu 390C, anti HIV positif.

6. Subyektif :
Keluarga mengatakan bagaimana dengan anak-
anaknya bila mengetahui ayahnya menderita sakit, Infeksi HIV
mengatakan cemas suaminya tersinggung karena Infeksi
tidak bersentuhan secara langsung.
Obyektif :
Mengungkapkan perasaan tentang hubungan yang
retak dengan suami, cemas.

Cemas dan takut


Koping keluarga terhadap infeksi
Diagnosa Keperawatan (berdasarkan prioritas)
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan pembesaran limfanode pada daerah GI.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang inadekuat.
3. Kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan diare.
4. Aktivitas intolerans berhubungan dengan kelemahan secara umum
5. Resiko tinggi infeksi : pasien kontak berhubungan dengan adanya infeksi HIV.
6. Koping keluarga inefektif berhubungan dengan cemas dan takut terhadap infeksi yang dialami
pasien.
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan criteria hasil Intervensi
Gangguan rasa Pasien mengatakan nyeri1. Kaji nyeri pasien dan anjurkan untuk menjelaskan Menentukan tngka
nyaman : nyeri berkurang dengan kriteria nyerinya. yang dialami
berhubungan skala nyeri 1-2, tidak2. Jelaskan kepada pasien tentang nyeri yang dialaminya. Nyeri pasien HIV
dengan pembesaran meringis, perut tidak3. Anjurkan untuk menggunakan relaksasi, imagery
limfanode pada kembung/tendernes setelah 24. Kolaborasi pemberian analgesik. Meningkatkan rela
daerah GI. hari perawatan Mengurangi nyeri

Gangguan nutrisi Setelah satu minggu1. Monitor kemampuan mengunyah dan menelan. Intake menurun d
kurang dari perawatan pasien mempunyai mulut
kebutuhan tubuh intake kalori dan protein2. Monitor intake dan ouput Menentukan data d
berhubungan yang adekuat untuk3. Rencanakan diet dengan pasien dan orang penting Meyakinkan bahw
dengan intake yang memenuhi kebutuhan lainnya. Mengurangi anore
inadekuat. metaboliknya dengan kriteria4. Anjurkan oral hygiene sebelum makan. Memeunhi kebutuh
pasien makan TKTP, serum5. Anjurkan untuk beri makanan ringan sedikit tapi sering.
albumin dan protein dalam
batas normal, menghabiskan
porsi yang disiapkan, tidak
nyeri saat menelan
Kekurangan cairan Keseimbangan cairan dan1. Monitor tanda-tanda dehidrasi. Bolume cairan d
tubuh berhubungan elektrolit dipertahankan dikoreksi.
dengan diare. dengan kriteria intake2. Monitor intake dan ouput Melihat kebutuhan
seimbang output, turgor3. Anjurkan untuk minum peroral Sebagai kompensa
normal, membran mukosa4. Atur pemberian infus dan eletrolit : RL 20 tetes/menit. Memenuhi kebutuh
lembab, kadar urine normal,5. Kolaborasi pemberian antidiare. Mencegah kehilan
tidak diare setealh 5 hari
perawatan.
Intolerans aktivitas Pada saat akan pulang pasien1. Monitor respon fisiologis terhadap aktivitas Respon bervariasi
berhubungan sudah mampu berpartisipasi2. Berikan bantuan perawatan yang pasien sendiri tidak Mengurangi kebut
dengan kelemahan. dalam kegiatan, dengan mampu
kriteria bebas dyspnea dan3. Jadwalkan perawatan pasien sehingga tidak Ekstra istirahat
takikardi selama aktivitas. mengganggu istirahat. metabolik

Resiko tinggi Infeksi HIV tidak1. Anjurkan pasien atau orang penting lainnya metode Pasien mau dan m
infeksi : pasien ditransmisikan, tim kesehatan mencegah transmisi HIV dan kuman patogen lainnya.
kontak memperhatikan universal2. Gunakan darah dan cairan tubuh precaution (universal
berhubungan precautions dengan kriteria precaution) bila merawat pasien. Gunakan masker bila Mencegah transmi
dengan adanya kontak pasien dan tim perlu.
infeksi HIV. kesehatan tidak terpapar
HIV, tidak terinfeksi patogen
lain seperti TBC selama
perawatan.
Koping keluarga Setelah 3 kali pertemuan1. Kaji koping keluarga terhadap sakit pasein dan Memulai suatu h
inefektif keluarga atau orang penting perawatannya dengan keluarga.
berhubungan lain mempertahankan suport2. Biarkan keluarga mengungkapkana perasaan secara Mereka tak menya
dengan cemas dan sistem dengan kriteria pasien verbal Menghilangkan ke
takut terhadap dan keluarga berinteraksi3. Ajarkan kepada keluaraga tentang penyakit dan sederhana.
infeksi yang dengan cara yang konstruktif, transmisinya.
dialami pasien. mengungkapkan perasaan
Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Hari/tanggal Tindakan keperawatan Evaluasi kep
kep. (jam)
Rabu, 05 12- 20011. Mengkaji nyeri pasien dan menganjurkan untuk menjelaskan Jam 13.30
1. 10.30 nyerinya : nyeri skala 5, merasa tertusuk-tusuk S : mengatakan nyeri, skala 5.
2. Menjelaskan kepada pasien tentang nyeri yang dialaminya. O: meringis, T 130/80 mmHg,
3. Mengajarkan pada pasien teknik relaksasi dan imageri. X/menit, meringis
4. Menganjurkan untuk menggunakan relaksasi, imagery A : nyeri tidak berkurang.
P: tindakan keperawatan dipertah

1. Memonitor kemampuan mengunyah dan menelan : menelan Jam 13.30


2. 10,30 terasa sakit S : mengatakan makan hanya 2
2. Menganjurkan oral hygiene sebelum makan yaitu menggosok makan, menelan sakit
gigi atau kumur-kumur. O: lemah, lidah bercak keputuiha
A : masalah belum teratasi
P: tindakan keperawatan diper
1. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi : turgor menurun, membran Jam 13.30
3 10.30 mkosa kering, urine output menurun. S : mengatakan minum hanya
2. Menganjurkan untuk minum peroral sesuai kemampuan sedang menceret.
pasien : 4-5 gelas hari O: perut kembung, diare, encer,
3. Mengatur pemberian infus RL 20 tetes/menit. mukosa kering.
4. Mengecek pemberian Cotriomiksasol dan hidrase A : masalah belum teratasi
P: tindakan keperawatan diper
4. 1. Memonitor respon terhadap aktivitas : tidak mampu bangun, Jam 13.30
11.00 terpasang infus, nyeri, meringis S : mengatakan lemah.
O: perut kembung, terpasang infu
A : masalah belum teratasi
P: tindakan keperawatan diper
2. Menganjurkan isteri pasien menggunakan metode mencegah Jam 13.30
5. 10.30 transmisi HIV dan kuman patogen lainnya : mencuci tangan S : keluarga mengatakan mngerti
setelah menyentuh pasien, hindari kontak langsung dengan O: T 130/80 mmHg, N 100 X
darah pasien atau cairan dari selaput lendir, gunakan sarung perawat menggunakan masker
tangan A : keluarga pasien dan perawat
3. Menggunakan darah dan cairan tubuh precaution (universal precaution
precaution) bila merawat pasien dengan menggunakan P: tindakan keperawatan diper
masker.

1. Mengkaji koping keluarga terhadap sakit pasein dan Jam 13.00


6. 12.00 perawatannya : sedih melihat kondisi pasien, keluarga S : keluarga mengatakan
mengatakan menyesal mengapa tidak mengetahui bahwa menjelaskan kepada anak-anak
suami mengkonsumsi putaw yang akhirnya seperti sekarang O: mengungkapkan perasaan, be
ini. A : keluarga mulai membentuk k
2. Mendengarkan keluarga mengungkapkana perasaan secara P: tindakan keperawatan diper
verbal
3. Menjelas kepada keluarga tentang penyakit dan transmisinya.

Kamis, 6 12 -20011. Mengkaji nyeri pasien dan menganjurkan untuk menjelaskan Jam 20.00
1. 17.00 nyerinya. S : mengatakan nyeri, skala 3.
2. Menganjurkan untuk menggunakan relaksasi, imagery seperti O: meringis, T 110/80 mmHg
yang dijelaskan X/menit, meringis
A : nyeri berkurang.
P: tindakan keperawatan di
menignkat
1. Mengkaji kemampuan mengunyah dan menelan. Jam 20.00
2. 17.00 2. Menganjurkan untuk gosok gigi sebelum makan. S : mengatakan makan hanya 3
3. Menganjurkan untuk makan makanan ringan seperti biskuit makan, menelan sakit
atau roti O: lemah, lidah bercak kepu
4. Menganjurkan untuk menggunakan kumur betadin konjungitva anemis
A : masalah belum teratasi
P: tindakan keperawatan diper
1. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi. Jam 20.00
3. 17.00 2. Memonitor intake dan ouput S : mengatakan minum hanya 4 s
3. Mengannjurkan untuk minum peroral sesuai kemampuan O: perut kembung, diare, e
pasien. membran mukosa keirng.
4. Mengatur pemberian infus RL 20 tetes/menit. A : masalah belum teratasi
5. Menyiapkan obat Cotriomiksasol dan hidrase untuk diminum P: tindakan keperawatan diper
1. Menganjurkan isteri pasien untuk mempertahankan metode Jam 20.00
4. 17.00 mencegah transmisi HIV. S : --
2. Menggunakan darah dan cairan tubuh precaution (universal O: T 130/80 mmHg, N 100 X
precaution) bila merawat pasien dengan menggunakan perawat menggunakan masker
masker. A : keluarga pasien dan perawat
precaution
P: tindakan keperawatan diper
5. 19.00 Jam 19.00
1. Mendengarkan keluarga mengungkapkana perasaan secara S : keluarga mengatakan ma
verbal suaminya, mengatakan kecewa
2. Menjelas kepada keluarga tentang penyakit dan transmisinya. mengetahui kalau suaminya ko
O: mengungkapkan perasaan, ten
A : keluarga mulai membentuk k
P: tindakan keperawatan diper
Jumat, 07 12 - 2001 Jam 16.00
1. 10.00 Mengkaji nyeri pasien dan menganjurkan untuk menjelaskan S : mengatakan nyeri, skala 3.
nyerinya. O: meringis, T 100/70 mmHg
X/menit, meringis
A : nyeri berkurang.
P: tindakan keperawatan di
meningkat
2. 10.30 Menganjurkan oral hygiene sebelum makan yaitu menggosok Jam 16.00
gigi atau kumur-kumur. S : mengatakan makan hanya 3
makan, menelan sakit
O: lemah, bercak keputihan berk
A : masalah belum teratasi
P: tindakan keperawatan diper
3. 14.00 1. Menganjurkan untuk minum peroral sesuai kemampuan Jam 16.00
pasien : 4-5 gelas hari S : mengatakan minum hanya
2. Mengatur pemberian infus RL 15 tetes/menit. sedang menceret.
O: diare, encer, turgor menurun,
A : masalah belum teratasi
P: tindakan keperawatan diper
4. 14.00 Memonitor respon terhadap aktivitas : tidak mampu bangun, Jam 16.00
terpasang infus, nyeri, meringis S : mengatakan lemah.
O: terpasang infus, bed rest, lema
A : masalah belum teratasi
P: tindakan keperawatan diper
5. 14.30 Menganjurkan isteri pasien menggunakan metode mencegah Jam 16.00
transmisi HIV dan kuman patogen lainnya : mencuci tangan S : keluarga mengatakan mngerti
setelah menyentuh pasien, hindari kontak langsung dengan O: T 100/70 mmHg, N 90 X
darah pasien atau cairan dari selaput lendir, gunakan sarung perawat menggunakan masker
tangan A : keluarga pasien dan perawat
precaution
P: tindakan keperawatan diper
6. 15.00 1. Mendengarkan keluarga mengungkapkan perasaan secara Jam 16.30
verbal S : keluarga mengatakan sudah
2. Menjelas kepada keluarga tentang penyakit dan transmisinya. pasien.
O: mengungkapkan perasaan, be
A : keluarga sudah membentuk k
P: tindakan keperawatan dihen

Anda mungkin juga menyukai