Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

HIV / AIDS
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Moch Bahrudin, M.Kep, Sp.KMB

Disusun oleh
Tikat II-A
Kelompok 6

1. Syahfardan Al-Hilal Havi (P27820418039)


2. Arifah Khusnul Damayanti (P27820418040)
3. Feby Jatu Puty Nur W. (P27820418041)
4. Mira Faulita (P27820418042)
5. Fida Nadhir Salsa Bila Tanjung (P27820418043)
6. Meydito Rizqy Prestya (P27820418044)
7. Dian Erlita (P27820418045)

POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA


PRODI D3 KEPERAWATAN SIDOARJO
2018/2019
A. PENGERTIAN

AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang
tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi,
tersebutseperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal
dan sebagainya.

B. ETIOLOGI

Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency


virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut
HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-
2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka
untuk memudahkan keduanya disebut HIV.

Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada
gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat
malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai
system tubuh, dan manifestasi neurologist.

AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun
wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
C. PATOFISIOLOGI :
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :


- ELISA
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV

2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.


- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
- Rasio CD4/CD limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin

E. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian.
a. Riwayat : tes HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan obat-
obat.
b. Penampilan umum : pucat, kelaparan.
c. Gejala subyektif : demam kronik, dengan atau tanpa menggigil, keringat malam
hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit tidur.
d. Psikososial : kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan pola hidup,
ungkapkan perasaan takut, cemas, meringis.
e. Status mental : marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl, hilang
interest pada lingkungan sekitar, gangguan prooses piker, hilang memori, gangguan
atensi dan konsentrasi, halusinasi dan delusi.
f. HEENT : nyeri periorbital, fotophobia, sakit kepala, edem muka, tinitus, ulser pada
bibir atau mulut, mulut kering, suara berubah, disfagia, epsitaksis.
g. Neurologis :gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan , kaku
kuduk, kejang, paraplegia.
h. Muskuloskletal : focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL.
i. Kardiovaskuler ; takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness.
j. Pernapasan : dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakan otot Bantu
pernapasan, batuk produktif atau non produktif.
k. GI : intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun, diare,
l. inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning.
m. Gu : lesi atau eksudat pada genital,
n. Integument : kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif.

2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup
yang beresiko.
b. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV, adanya
infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.
c. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen,
malnutrisi, kelelahan.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
e. Diare berhubungan dengan infeksi GI
f. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang
orang dicintai.

3. Perencanaan keperawatan.

Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan kriteria
Keperawatan Intervensi Rasional
hasil
Resiko tinggi Pasien akan bebas 1. Monitor Untuk pengobatan
infeksi infeksi oportunistik tandatanda dini
berhubungan dan komplikasinya infeksi baru.
dengan dengan kriteria tak 2. gunakan teknik Mencegah pasien
imunosupresi, ada tanda-tanda aseptik pada terpapar oleh kuman
malnutrisi dan infeksi baru, lab setiap tindakan patogen yang
pola hidup yang tidak ada infeksi invasif. Cuci diperoleh di rumah
beresiko. oportunis, tanda tangan sebelum sakit.
vital dalam batas meberikan
normal, tidak ada tindakan. Mencegah
luka atau eksudat. 3. Anjurkan pasien bertambahnya infeksi
metoda
mencegah Meyakinkan
terpapar terhadap diagnosis akurat dan
lingkungan yang pengobatan
patogen.
4. Kumpulkan Mempertahankan
spesimen untuk kadar darah yang
tes lab sesuai terapeutik
order.
5. Atur pemberian
antiinfeksi sesuai
order
Resiko tinggi Infeksi HIV tidak 1. Anjurkan pasien Pasien dan keluarga
infeksi (kontak ditransmisikan, tim atau orang mau dan memerlukan
pasien) kesehatan penting lainnya informasikan ini
berhubungan memperhatikan metode
dengan infeksi universal mencegah Mencegah transimisi
HIV, adanya precautions dengan transmisi HIV infeksi HIV ke orang
infeksi kriteriaa kontak dan kuman lain
nonopportunisitik pasien dan tim patogen lainnya.
yang dapat kesehatan tidak 2. Gunakan darah
ditransmisikan. terpapar HIV, tidak dan cairan
terinfeksi patogen tubuh
lain seperti TBC. precaution bial
merawat pasien.
Gunakan
masker bila
perlu.
Intolerans Pasien 1. Monitor respon Respon bervariasi
aktivitas berpartisipasi fisiologis dari hari ke hari
berhubungan dalam kegiatan, terhadap
dengan dengan kriteria aktivitas Mengurangi
kelemahan, bebas dyspnea dan 2. Berikan bantuan kebutuhan energi
pertukaran takikardi selama perawatan yang Ekstra istirahat perlu
oksigen, aktivitas. pasien sendiri jika karena
malnutrisi, tidak mampu
kelelahan. 3. Jadwalkan meningkatkan
perawatan kebutuhan metabolik
pasien sehingga
tidak
mengganggu
isitirahat.
Perubahan nutrisi Pasien mempunyai 1. Monitor Intake menurun
kurang dari intake kalori dan kemampuan dihubungkan dengan
kebutuhan tubuh protein yang mengunyah dan nyeri tenggorokan
berhubungan adekuat untuk menelan. dan mulut
dengan intake memenuhi 2. Monitor BB,
yang kurang, kebutuhan intake dan Menentukan data
meningkatnya metaboliknya ouput dasar
kebutuhan dengan kriteria 3. Atur antiemetik
metabolic, dan mual dan muntah sesuai order Mengurangi muntah
menurunnya dikontrol, pasien 4. Rencanakan diet
absorbsi zat gizi. makan TKTP, dengan pasien Meyakinkan bahwa
serum albumin dan dan orang makanan sesuai
protein dalam batas penting lainnya. dengan keinginan
n ormal, BB pasien
mendekati seperti
sebelum sakit.
Diare Pasien merasa 1. Kaji konsistensi Mendeteksi adanya
berhubungan nyaman dan dan frekuensi darah dalam feses
dengan infeksi GI mengnontrol diare, feses dan
komplikasi adanya darah. Hipermotiliti
minimal dengan 2. Auskultasi umumnya dengan
kriteria perut lunak, bunyi usus diare Mengurangi
tidak tegang, feses 3. Atur agen motilitas usus, yang
lunak dan warna antimotilitas pelan, memperburuk
normal, kram perut dan psilium perforasi pada
hilang, (Metamucil) intestinal Untuk
sesuai order menghilangkan
4. Berikan distensi
ointment A dan
D, vaselin atau
zinc oside
Tidak efektif Keluarga atau 1. Kaji koping Memulai suatu
koping keluarga orang penting lain keluarga hubungan dalam
berhubungan mempertahankan terhadap sakit bekerja secara
dengan cemas suport sistem dan pasein dan konstruktif dengan
tentang keadaan adaptasi terhadap perawatannya keluarga.
yang orang perubahan akan 2. Biarkan
dicintai. kebutuhannya keluarga Mereka tak
dengan kriteria mengungkapkan menyadari bahwa
pasien dan keluarga perasaan secara mereka berbicara
berinteraksi dengan verbal secara bebas
cara yang 3. Ajarkan kepada
konstruktif keluaraga Menghilangkan
tentang penyakit kecemasan tentang
dan transmisi melalui
transmisinya. kontak sederhana.
Daftar Pustaka

Purwanto, Hadi. 2016. Keperawatan Medikal Bedah 2. Jakarta. Pusdik SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai