DISUSUN OLEH
KRISPINA AYOWEMBUN
(1240212020030)
4. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu atau enzim – enzim pankreas dapat merusak
mukosa lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan
memungkinkan difusi kembali, asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini
menimbulkan peradangan respons mukosa terhadap kebanyakan penyebab iritasi
tersebut dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut seringkali
menghilang dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi
meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat seperti asam dan basa yang
bersifat korosif mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung.
Gastritis kronis dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kelenjar-kelenjar lambung
dan keadaan mukosa terdapat bercak-bercak penebalan warna abu-abu. Hilangnya
mukosa lambung akhirnya akan berakibat kurangnya sekresi lambung dan timbulnya
anemia pernisiosa.
5. Pemeriksaan Diagnosis
Gastritis erosif harus selalu diwaspadai pada setiap pasien dengan keadaan klinis yang
berat atau pengguna aspirin dan anti inflamasi nonsteroid. Diagnosa ini ditegakkan
dengan pemeriksaan gastroduodenoskopi. Pada pemeriksaan akan tampak mukosa
yang sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa
yang bervariasi dari yang menyembuh sampai tertutup oleh bekuan darah dan kadang
ulserasi. Pada gastritis kronis diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
endoskopi dan histopatologi. Untuk pemeriksaan histopatologi sebaiknya dilakukan
biopsi pada semua segmen lambung. Perlu pula dilakukan kultur untuk membuktikan
adanya infeksi helicobacter pylori apalagi jika ditemukan ulkus baik pada lambung
ataupun pada duodenum, mengingat angka kejadian yang cukup tinggi yaitu hampir
mencapai 100%. Kriteria minimal untuk menegakkan diagnosis H. Pylori jika hasil
PA positif.
6. Penatalaksanaan medis
Gastritis akut :
a. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.
b. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dijumpai / ditemukan.
c. Pemberian obat – obat H2 blocking, antasid atau obat – obat ulkus lambung
yang lain.
Gastritis kronis :
Pada umumnya gastritis kronik tidak memerlukan pengobatan, yang harus
diperhatikan ialah penyakit – penyakit lain yang keluhannya dapat dihubungkan
dengan gastritis kronik. Anemia yang disebabkan oleh gastritis kronik biasanya
bereaksi baik terhadap pemberian vitamin B12 atau preparat besi, tergantung dari
defisiensinya.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Defenisi proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis untuk mengkaji
respon manusia terhadap masalah – masalah kesehatan dan membuat rencana
keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah – masalah tersebut.
1. Pengkajian Adalah dasar utama dari proses keperawatan. Pengumpulan data yang
akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola
pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta
merumuskan diagnosis keperawatan. Data subyektif meliputi anoreksia, mual,
tidak nyaman perut pada tingkat tertentu. Data obyektif meliputi selaput mukosa
kering, otot lemah, muntah (jumlah, frekuensi, adanya darah), ada tanda – tanda
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, haus, penurunan turgor kulit
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga
atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau
potensial. Adapun diagnosa keperawatan pada gastritis adalah :
a. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan
nutrien tidak adekuat.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan
berlebihan karena muntah.
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
e. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
3. Perencanaan
Perubahan nutrisi Menghindari makanan 1. Dukungan fisik dan emosi 1. Memotivasi pasien dalam
kurang dari pengiritasi dan menjamin diberikan. proses penyembuhan.
kebutuhan masukan nutrisi adekuat. 2. Pasien dibantu untuk menghadapi 2. Mengurangi dan mencegah
berhubungan dengan gejala yang dapat mencakup terjadinya mual muntah yang
masukan nutrien mual, muntah, sakit ulu hati dan berlebihan.
tidak adekuat kelelahan. 3. Meminalisi terjadinya kembali
3. diberikan sesegera mungkin untuk mual dan muntah
memberikan nutrisi oral, 4. Agar tidak terjadi Iritasi pada
menurunkan kebutuhan terhadap mukosa lambung
terapi intravena. 5. Agar tindakan ditindaklanjuti
4. Meminimalkan iritasi pada oleh tim medis.
mukosa lambung.
5. Bila makanan diberikan, adanya
gejala yang menunjukkan
berulangnya episode gastritis
dievaluasi dan dilaporkan.
Resiko kekurangan Mempertahankan 1. Masukan dan keluaran cairan 1. Agar mengetahui terjadinya
volume cairan keseimbangan cairan setiap hari dipantau untuk perubahan
berhubungan dengan mendeteksi tanda – tanda awal 2. Untuk menetralisis cairan atau
masukan cairan dehidrasi. elektrolit dalam tubuh
berlebihan karena 2. Bila makanan dan minuman 3. Untuk mengetahui nilai normal
muntah. ditunda, cairan intravena biasanya elektrolit dan
diberikan. ketidakseimbangan.
3. Nilai elektrolit dapat dikaji setiap 4. Mengetahui apakah adanya
24 jam untuk mendeteksi peningkatan gastritis atau asam
indikator awal lambung.
ketidakseimbangan. 5. Mengetahui keadaan umum
4. Pantau adanya indikator gastritis Pasien
5. Pantau tanda-tanda vital sesuai
kebutuhan.
Kurang pengetahuan Meningkatkan kesadaran 1. Pengetahuan pasien tentang 1. Untuk membantu pengetahuan
tentang tentang penatalaksanaan gastritis dievaluasi. pasien
penatalaksanaan diet diet. 2. Diet diresepkan dan disesuaikan 2. Mengatur pola makan untuk
dan proses penyakit. dengan jumlah kebutuhan kalori pencapaian kebutuhan kalori
harian pasien, makanan yang pasien
disukai, pola makan. 3. Membantu dalam proses
3. Antibiotik, obat – obatan untuk pemulihan
menurunkan sekresi lambung
diberikan sesuai resep.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah mengkaji respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan oleh perawat dengan mengacu pada standar atau kriteria hasil yang di
rencanakan pada pasien yang telah lakukan intervensi.