Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

DENGAN GASTRITIS PADA TN. O DI WISMA DAHLIA


PANTI SOSIAL WERDHA INAKAKA AMBON

DISUSUN OLEH

KRISPINA AYOWEMBUN
(1240212020030)

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN STIKES RS PROF DR. J. A.
LATUMETEN
RUMKIT TK III DR. J.A. LATUMETEN
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

A. LANDASAN TEORI MEDIS


1. Pengertian gastritis
Gastritis pada lansia adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat
kronis, difus atau lokal yang sering terjadi pada lansia: dua jenis gastritis yang paling
sering terjadi : gastritis superfisial akut dan gastritis atropik kronik.

2. Etiologi Gastritis seringkali akibat dari stres.


a. Endotoksin bakteri (masuk setelah menelan makanan yang terkontaminasi),
kafein, alkohol, dan aspirin merupakan agen-agen penyebab yang sering.  
b. Penyebab lain adalah obat-obatan seperti : sulfonamida, steroid.
c. Beberapa makanan berbumbu termasuk lada, cuka dapat menyebabkan
gejala yang mengarah pada gastritis.
d. Gastritis kronik umumnya disebabkan akibat minum alkohol berlebihan, teh
panas, merokok, merupakan predisposisi timbulnya gastritis atropik.
e. Pada kasus anemia pernisiosa, patogenesis agaknya berkaitan dengan
gangguan mekanisme imunologik. Kebanyakan penderita mempunyai antibodi
terhadap sel  parietal dalam darahnya, lebih spesifik lagi, penderita ini juga
mempunyai antibodi terhadap faktor intrinsik.

3. Tanda dan gejala


Gejala gastritis dapat berbeda pada tiap penderita. Bahkan, kondisi ini juga dapat
terjadi tanpa disertai tanda dan gejala. Namun, penderita gastritis biasanya mengalami
gejala berupa.
 Nyeri yang terasa panas atau perih di bagian uluhati
 Perut kembung
 Mual
 Muntah
 Hilang nafsu makan
 Cegukan
 Cepat merasa kenyang saat makan
 Berat badan menurun secara tiba-tiba
 Gangguan pencernaan
 Buang air besar dengan tinja berwarna hitam
 Muntah darah

4. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu atau enzim –   enzim pankreas dapat merusak
mukosa lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan
memungkinkan difusi kembali, asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini
menimbulkan peradangan respons mukosa terhadap kebanyakan penyebab iritasi
tersebut dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut seringkali
menghilang dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi
meradang dan dapat terjadi  perdarahan. Masuknya zat-zat seperti asam dan basa yang
bersifat korosif mengakibatkan  peradangan dan nekrosis pada dinding lambung.
Gastritis kronis dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kelenjar-kelenjar lambung
dan keadaan mukosa terdapat bercak-bercak penebalan warna abu-abu. Hilangnya
mukosa lambung akhirnya akan berakibat kurangnya sekresi lambung dan timbulnya
anemia pernisiosa.

5. Pemeriksaan Diagnosis
Gastritis erosif harus selalu diwaspadai pada setiap pasien dengan keadaan klinis yang
berat atau pengguna aspirin dan anti inflamasi nonsteroid. Diagnosa ini ditegakkan
dengan pemeriksaan gastroduodenoskopi. Pada pemeriksaan akan tampak mukosa
yang sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa
yang bervariasi dari yang menyembuh sampai tertutup oleh bekuan darah dan kadang
ulserasi. Pada gastritis kronis diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
endoskopi dan histopatologi. Untuk pemeriksaan histopatologi sebaiknya dilakukan
biopsi pada semua segmen lambung. Perlu pula dilakukan kultur untuk membuktikan
adanya infeksi helicobacter pylori apalagi jika ditemukan ulkus baik pada lambung
ataupun  pada duodenum, mengingat angka kejadian yang cukup tinggi yaitu hampir
mencapai 100%. Kriteria minimal untuk menegakkan diagnosis H. Pylori jika hasil
PA positif.

6. Penatalaksanaan medis
Gastritis akut :
a. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.
b. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dijumpai / ditemukan.
c. Pemberian obat –   obat H2 blocking, antasid atau obat –   obat ulkus lambung
yang lain.
Gastritis kronis :
Pada umumnya gastritis kronik tidak memerlukan pengobatan, yang harus
diperhatikan ialah penyakit  –   penyakit lain yang keluhannya dapat dihubungkan
dengan gastritis kronik. Anemia yang disebabkan oleh gastritis kronik biasanya
bereaksi baik terhadap pemberian vitamin B12  atau preparat besi, tergantung dari
defisiensinya.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Defenisi proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis untuk mengkaji
respon manusia terhadap masalah  –   masalah kesehatan dan membuat rencana
keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah –  masalah tersebut.

Proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,


perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian Adalah dasar utama dari proses keperawatan. Pengumpulan data yang
akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola
pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta
merumuskan diagnosis keperawatan. Data subyektif meliputi anoreksia, mual,
tidak nyaman perut pada tingkat tertentu. Data obyektif meliputi selaput mukosa
kering, otot lemah, muntah (jumlah, frekuensi, adanya darah), ada tanda  –   tanda
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, haus,  penurunan turgor kulit

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga
atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau
potensial. Adapun diagnosa keperawatan pada gastritis adalah :
a.  Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
b.  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan
nutrien tidak adekuat.
c.  Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan
berlebihan karena muntah.
d.  Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
e.  Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
3. Perencanaan

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


keperawatan
ansietas Setelah dilakukan 1. Pasien perlu disiapkan untuk 1. Untuk tindakan lanjutan dan
berhubungan dengan tindakan asuhan pemeriksaan diagnostik sebagai proses pemulihan
pengobatan keperawatan diharapakan (endoskopi) atau pembedahan. 2. Mendapatkan informasi secara
Ansietas dapat teratasi 2. Menggunakan pendekatan untuk adekuat dari keluarga dan
dengan kriteria hasil : mengkaji pasien dan menjawab pasien.
- semua pertanyaan selengkap 3. Untuk membantu pemahaman
mungkin. pasien dalam prosedur
3. Semua prosedur dan pengobatan pengobatan.
dijelaskan sesuai dengan minat
dan tingkat  pemahaman pasien.

Perubahan nutrisi Menghindari makanan 1. Dukungan fisik dan emosi 1. Memotivasi pasien dalam
kurang dari pengiritasi dan menjamin diberikan. proses penyembuhan.
kebutuhan masukan nutrisi adekuat. 2. Pasien dibantu untuk menghadapi 2. Mengurangi dan mencegah
berhubungan dengan gejala yang dapat mencakup terjadinya mual muntah yang
masukan nutrien mual, muntah, sakit ulu hati dan berlebihan.
tidak adekuat  kelelahan. 3. Meminalisi terjadinya kembali
3. diberikan sesegera mungkin untuk mual dan muntah
memberikan nutrisi oral, 4. Agar tidak terjadi Iritasi pada
menurunkan kebutuhan terhadap mukosa lambung
terapi intravena. 5. Agar tindakan ditindaklanjuti
4. Meminimalkan iritasi pada oleh tim medis.
mukosa lambung.
5. Bila makanan diberikan, adanya
gejala yang menunjukkan
berulangnya episode gastritis
dievaluasi dan dilaporkan.
Resiko kekurangan Mempertahankan 1. Masukan dan keluaran cairan 1. Agar mengetahui terjadinya
volume cairan keseimbangan cairan setiap hari dipantau untuk perubahan
berhubungan dengan mendeteksi tanda –   tanda awal 2. Untuk menetralisis cairan atau
masukan cairan dehidrasi. elektrolit dalam tubuh
berlebihan karena 2. Bila makanan dan minuman 3. Untuk mengetahui nilai normal
muntah. ditunda, cairan intravena biasanya elektrolit dan
diberikan. ketidakseimbangan.
3. Nilai elektrolit dapat dikaji setiap 4. Mengetahui apakah adanya
24 jam untuk mendeteksi peningkatan gastritis atau asam
indikator awal lambung.
ketidakseimbangan. 5. Mengetahui keadaan umum
4. Pantau adanya indikator gastritis Pasien
5. Pantau tanda-tanda vital sesuai
kebutuhan.
Kurang pengetahuan Meningkatkan kesadaran 1. Pengetahuan pasien tentang 1. Untuk membantu pengetahuan
tentang tentang penatalaksanaan gastritis dievaluasi. pasien
penatalaksanaan diet diet. 2. Diet diresepkan dan disesuaikan 2. Mengatur pola makan untuk
dan proses penyakit. dengan jumlah kebutuhan kalori pencapaian kebutuhan kalori
harian pasien, makanan yang pasien
disukai, pola makan. 3. Membantu dalam proses
3. Antibiotik, obat –  obatan untuk pemulihan
menurunkan sekresi lambung
diberikan sesuai resep.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah mengkaji respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan oleh perawat dengan mengacu pada standar atau kriteria hasil yang di
rencanakan pada pasien yang telah lakukan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai