Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTRITIS

A. Definisi
Gastritis adalah proses inflamasi atau gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh faktor iritasi dan infeksi pada mukosa dan submukosa lambung
(Tussakinah et al, 2018)
Klasifikasi gastritis
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar
merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
bersifat menahun.

B. Etiologi
Menurut Muttaqin (2011) Penyebab dari gastritis antara lain :
1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin,
ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen
kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat, dan digitalis
bersifat mengiritasi mukosa lambung
2. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin
3. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii, streptococci,
staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E. coli, tuberculosis,
dan secondary syphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus
lambung.
7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen
iritasi mukosa lambung.
8. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara
agresi dan mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yang
dapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa lambung.

C. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis pada gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut
a. Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan hemoragi.
b. Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual,
dan anoreksia. disertai muntah dan cegukan.
c. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik
d. Dapat terjadi kolik dan diare
e. Nafsu makan menurun
2. Gastritis Kronis
a. Mengeluh anoreksia ( nafsu makan menurun ),
b. Nyeri ulu hati setelah makan
c. Kembung
d. Rasa asam di mulut, atau mual dan muntah
D. Pathway

E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a. Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
b. Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan
intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-
gejala mereda
c. Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan
asam lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung
d. Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang
menyebabkan iritasi
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Tirah baring
b. Diet
c. Mengurangi stress
d. Hindari makanan yang berlemak, yang mengandung alcohol, kafein,
F. Komplikasi
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas
2. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamain
B12

G. Fokus pengkajian
1. Riwayat penyakit
- Keluhan utama: Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.
- Riwayat penyakit saat ini: Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari
gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara
mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi
masalah tersebut.
- Riwayat penyakit dahulu: Meliputi penyakit yang berhubungan dengan
penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.
2. Pemeriksaan fisik
- B1(breath): takhipnea
- B2 (blood): takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian
perifer lambat, warna kulit pucat.
- B3 (brain): sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi, nyeri epigastrum.
- B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
- B5 (bowel): anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak
toleran terhadap makanan pedas.
- B6 (bone): kelelahan, kelemahan
3. Pemeriksaan diagnostik
a. Radiologi: sinar x gastrointestinal bagian atas
b. Endoskopy: gastroscopy ditemukan muksa yang hiperemik
c. Laboratorium: mengetahui kadar asam hidroklorida
d. EGD (Esofagagastriduodenoskopi): tes diagnostik kunci untuk
perdarahan gastritis, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau
derajat ulkus jaringan atau cidera
e. Pemeriksaan Histopatologi: tampak kerusakan mukosa karena erosi
tidak pernah melewati mukosa muskularis.
f. Analisa gaster: dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah,
mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam
hidroklorik dan pembentukan asam noktura

H. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhungan dengan mukosa lambung teriritasi
2. Resiko kekurangan volume cairan, (kehilangan aktif) b/d perdarahan, mual,
muntah dan anoreksia
3. Resiko ketidak seimbangan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman
kematian, nyeri

I. Intervensi dan Rasional


1. Kekurangan volume cairan, (kehilangan aktif) b/d perdarahan, mual,
muntah dan anoreksia.
Intervensi :
a. Catat karakteristik muntah atau drainase
Rasional: membantu dalam membedakan penyebab stress gaster
b. Monitor tanda vital
Rasional: perubahan tensi darah dan nadi dapat digunakan perkiraan
kasar kehilangan darah.
c. Anjurkan klien sering minum
Rasional: cairan yang adekuat membantu mengurangi dehidrasi
d. Tinggikan kepala tempat tidur selama pemberian antasida.
Rasional: mencegah reflek gaster pada aspirasi antasida dimana dapat
menyebabkan komplikasi paru.
e. Kolaborasi dengan tim dokter dengan memberikan obat sesuai indikasi
2. Nyeri berhungan dengan mukosa lambung teriritasi
Intervensi
a. Kaji nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10) selidiki
dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat.
Rasional: berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan
penyembuhan dan perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan
terjadinya abses/peritonitis.
b. Pertahankan istirahat dengan posisi semi – fowler
Rasional: Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen
bawah, menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan
posisi terlentang.
c. Ajarkan tehnik distraksi relaksasi
Rasional: Meningkatkan normalisasi fungsi organ, merangsang
peristaltik dan menurunkan ketidaknyamanan abdomen.
d. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik
3. Resiko terhadap perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
Intervensi: 1)
a. Timbang berat badan sesuai indikasi
Rasional: Mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah
perubahan nutrisi.
b. Auskultasi bising usus
Rasional: Membantu dalam menentukan respon untuk makan atau
berkembangnya komplikasi.
c. Berikan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering dan teratur.
Rasional: Meningkatkan proses pencernaan dan toleransi pasien
terhadap nutrisi yang diberikan.
d. Konsultasi dengan ahli gizi.
Rasional: Merupakan sumber efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi
DAFTAR PUSTAKA

Herdman. T Heater. (2018). Nanda Diagnosis Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi. Jkarta. ECG
Megawati, Andi dan Hj. Hasna. 2019. Beberapa Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Gastritis Pada Pasien Yang Di Rawat Di RSUD
Labuang Baji Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Volume 4
Nomor 6
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Salemba Medika
Rizky, Irfan Irianto et al, 2019. Hubungan Penanganan Awal Gastritis Dengan
Skala Nyeri Pasien UGD Rumah Sakit GMIM Bethesda Tomohon. E-
Journal Keperawatan. Volume 7 Nomor 1
Tussakinah, Widiya et al. 2018. Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres
terhadap Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Kota
Payakumbuh Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Andalas

Anda mungkin juga menyukai