Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita
oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa.
disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang
salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak
sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk makan.(Fahrur, 2009).
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan
terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga
disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s
Disease.
Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter
pylori(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini
dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung kronis.
Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil.
Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007).
Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi
Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari
penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan
infeksiHelicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis,
pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup
tinggi.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman
pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas
sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti
terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika
makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai demam,
menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups).
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan
akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak
lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009). Menurut penelitian

1
Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan gastritis yang tidak
ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada
keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic ulcer.
B. Rumusan Masalah

Dalam menyusun Laporan ini, dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada Nn. ”Y”
dengan kasus gastritis. Terapi dan pelaksanaanya di Ruang 4 Rawat Inap UPT
Puskesmas Playen I.

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis


2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis)
3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis
4. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik
5. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita gastritis
6. Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. ANATOMI FISIOLOGIS
Gaster atau lambung
Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan saluran makanan yang
paling dapat mengembang lebih besar terutama pada epigastrium. Bagian gaster atau
ventrikulum ini terdiri atas :

 Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam lambung
 Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak disebelah kiri osteum
kardiak biasanya terisi gas
 Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak lekukan pada
bagian bawah kurvatura minor.
 Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak sampai
pilorus
 Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli
menuju kekanana sampai pilorus inferior
 Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung mempunyai otot
tebal yang membentuk sfingter pilorus

Fungsi gaster antara lain :

 Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan menghaluskan makanan


oleh peristaltik lambung dan getah lambung
 Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua makan dicairkan
dan dicampurkan dengan asam hidroklorida.
 Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin
 Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin.

B. Definisi gastritis

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi
Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa

3
lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749) Gastritis merupakan keadaan
peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis,
difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa
gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan lokal atau
penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J,
2001, hal : 138).
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam
lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan
imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati.
Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. Ada dua jenis penyakit gastritis
yaitu:
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut.
Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu
banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang
terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.

2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri
Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang
pekat.

C. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut
1. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
a. Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat
yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
b. Minuman beralkohol
c. Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci Infeksi virus oleh
sitomegalovirus

4
d. Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis Stress fisik yang
disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab
iritasi mukosa lambung.
2. Gastritis Kronik

Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi
penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-
infeksi (Wehbi, 2008).
3. Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan
manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal
berikut.
a) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan penyebab utama
dari gastritis kronik (Anderson, 2007).
b) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)

c) Infeksi parasit (Wehbi, 2008).

d) Infeksi virus (Wehbi, 2008).

D. Patofisiologi

1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa
lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung
akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan
berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari
penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung . Jika asam lambung
meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan
nutrisi cairan & elektrolit.
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang
dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan
terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal
melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika

5
erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan
saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia

2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang
sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan
hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka
produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding
lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga
bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian
kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan
fisik tidak di jumpai kelainan.

E. Komplikasi

1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:


a. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis,
terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian.
b. Ulkus, jika prosesnya hebat
c. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12,
akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi
terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

F. Pathway

6
G. Potensial komplikasi

7
 terjadinya pendarahan
 syok
 perforasi
 peradangan selaput perut
 kanker lambung
H. Penatalaksanaan

 Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi


 Berikan terapi antasida dan antibiotik
 Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil
 Berikan analgesik jenis cair topikal

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

8
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa meliputi :
a. Nama :
b. Usia :
c. Jenis Kelamin :
d. Jenis Pekerjaan :
e. Alamat :
f. Suku/bangsa :
g. Agama :
h. Tingkat Pendidikan :
Bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan pengetahuan
tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya
menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang
dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.
i. Riwayat sakit dan kesehatan :
a. Keluhan Utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah .
b. Riwayat sakit saat ini : Meliputi perjalanan penyakitnya, awal dari gejala yang
dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap, factor
pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
c. Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit
sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.

2. Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)

Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di
kwadran epigastrik.
a. B1 (breath) : takhipnea
b. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer
lambat, warna kulit pucat.
c. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat
terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
d. B4 (bledder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan
e. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran
terhadap makanan pedas.

9
f. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

3. Fokus Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
b. Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda :- hipotensi (termasuk postural)

- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)


- nadi perifer lemah
- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)
- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)

- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok,


nyeri akut, respons psikologik)

c. Integritas ego
Gejal : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan
tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.

d. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan
gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan GE, misalnya luka
peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola
defekasi / karakteristik feses. Tanda : - nyeri tekan abdomen, distensi
- bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah
perdarahan.
- karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang
merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi (perubahan
diet, penggunaan antasida).
- haluaran urine : menurun, pekat.

e. Makanan / Cairan

10
Gejala : - anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi
pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
- masalah menelan : cegukan
- nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa
bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit
buruk (perdarahan kronis).
f. Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur,
disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume
sirkulasi / oksigenasi).
g. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : - nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri
hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-
samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut).
- nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2
jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).
- nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang
lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau
antasida (ulkus duodenal).
- tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
- faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu
(salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit.
h. Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat/sensitif missal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan
sirosis/hipertensi portal).

i. Penyuluhan/Pembelajaran

11
Gejala : adanya penggunaan obat resep/dijual bebas yang mengandung ASA, alkohl,
steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat diterima
(missal: anemia) atau diagnose, yang tak berhubungan (missal : trauma kepala), flu
usus, atau episode muntah berat.
Masalah kesehatan yang lama : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan.
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.
b. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia

d. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik

e. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit

5. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Intervensi Rasional


1. Nyeri (akut) 1. Puasakan pasien di 6jam 1. Mengurangi
berhubungan pertama, inflamasi pada
dengan inflamasi mukosa lambung,
mukosa lambung.
2. Berikan makanan lunak
sedikit demi sedikit dan
Tujuan: berikan minuman hangat, 2. Dilatasi gaster
Setelah dilakukan dapat terjadi bila
tindakan pemberian makanan
keperawatan selama setelah puasa terlalu
1 x 24 jam 3. Atur posisi yang nyaman cepat,
- Nyeri klien bagi klien.

12
berkurang atau
hilang.
- Skala nyeri 0. 3. Posisi yang tepat
- Klien dapat relaks. dan dirasa nyaman
- Keadaan umum oleh klien dapat
klien baik. 4. Ajarkan teknik distraksi mengurangi resiko
dan reklasasi. klien terhadap nyeri.

5. Kolaborasi dalam 4. Dapat membuat


pemberian analgetik. klien jadi lebih baik
dan melupakan nyeri.

5. Analgetik dapat
memblok reseptor
nyeri pada susunan
saraf pusat.

13
2. Volume cairan 1. Penuhi kebutuhan 1. Intake cairan yang
kurang dari individual. Anjurkan klien adekuat akan
kebutuhan tubuh untuk minum (dewasa : 40- mengurangi resiko
berhubungan 60 cc/kg/jam). dehidrasi pasien
dengan intake yang
tidak adekuat dan 2.Awasi tanda-tanda vital, 2. menunjukkan
output cair yang evaluasi turgor kulit, status dehidrasi atau
berlebih (mual dan pengisian kapiler dan kemungkinan
muntah) membran mukosa peningkatan
- Tujuan : kebutuhan

Setelah dilakukan 3. Pertahankan tirah baring, penggantian cairan.


mencegah muntah dan 3. Aktivitas/muntah
tindakan
tegangan pada defekasi meningkatkan
keperawatan
tekanan intra
1x24jam,masalah
abdominal dan dapat
kekurangan volume
cairan pasien dapat 4. Berikan terapi IV line mencetuskan
sesuai indikasi perdarahan lanjut.
teratasi.

4.Mengganti
5. Kolaborasi pemberian kehilangan cairan
cimetidine dan ranitidine yang hilang dan
Kriteria Hasil : memperbaiki
Mempertahankan keseimbanngan cairan
volume cairan segera.
adekuat dengan 5. Cimetidine dan
dibuktikan oleh ranitidine berfungsi
mukosa bibir untuk menghambat
lembab, turgor kulit sekresi asam lambung
baik, pengisian
kapiler berwarna
merah muda, input

14
dan output
seimbang.

15
A. Nutrisi kurang dari 1. Anjurkan pasien untuk 1. Menjaga nutrisi
kebutuhan tubuh makan sedikit demisedikit tetap terpenuhi dan
b/d anorexia dengan porsi kecil namun mencegah terjadinya
sering. mual dan muntah
Tujuan : yang berlanjut.
Setelah dilakukan 2. Berikan makanan yang
tindakan lunak dan makanan yang di 2. Untuk
keperawatan 3x24 sukai pasien/di gemari. mempermudah pasien
jam kebutuhan dalam mengunyah
nutrisi pasien dapat 3. lakukan oral higyne 2x makanan.
terpenuhi sehari 3. kebersihan mulut
akan merangsang
Kriteria hasil : 4. timbang BB pasien setiap nafsu makan pasien.
- Keadaan umum hari dan pantau turgor
cukup kulit,mukosa bibir dll 4. Mengetahui status
-Turgor kulit baik nutrisi pasien.
- BB meningkat 5. Konsultasi dengan tim 5. Mempercepat
- Kesulitan ahli gizi dalam pemberian pemenuhan
menelan berkurang menu. kebutuhan nutrisi
dengan pemberian
menu yang tepat
sasaran.
4. Intoleransi aktifitas 1. Observasi sejauh mana 1. Mengetahui
b/d kelemahan fisik klien dapat melakukan aktivitas yang dapat
Tujuan : Klien aktivitas. dilakukan klien.
dapat beraktivitas.
2. Berikan lingkungan yang 2. Menigkatkan
Kriteria hasil : tenang. istirahat klien.
- Klien dapat 3. Membantu bila
beraktivitas tanpa 3. Berikan bantuan dalam perlu, harga diri
bantuan, aktivitas. ditingkatkan bila

16
- Skala aktivitas 0-1 klien melakukan
4. Jelaskan pentingnya sesuatu sendiri.
beraktivitas bagi klien. 4. Klien tahu
5. Tingkatkan tirah baring pentingnya
atau duduk dan berikan obat beraktivitas.
sesuai dengan indikasi 5.Tirah baring dapat
meningkatkan
stamina tubuh pasien
sehinggga pasien
dapat beraktivitas
kembali.

5. Ansietas b/d 1. Awasi respon fisiologi 1. Dapat menjadi


perubahan status misalnya: takipnea, indikator derajat takut
kesehatan,ancaman palpitasi, pusing, sakit yang dialami pasien,
kematian dan nyeri. kepala, sensasi kesemutan. tetapi dapat juga
berhubungan dengan
Tujuan : 2.Dorong pernyataan takut kondisi fisik atau
Setelah dilakukan dan ansietas, berikan umpan status syok.
tindakan balik. 2.Membuat hubungan
keperwatan 3. Berikan informasi yang terapeutik
1x24jam pasien akurat.
3.Melibatkan pasien
Kriteria hasil : 4.Berikan lingkungan yang dalam rencana asuhan
-Mengungkapkan tenang untuk istirahat. dan menurunkan
perasaan dan ansietas yang tak
pikirannya secara 5. Dorong orang terdekat perlu tentang
terbuka untuk tinggal dengan ketidaktahuan.
-Melaporkan pasien. 4.Memindahkan
berkurangnya 6. Tunjukan teknik pasien dari stresor

17
cemas dan takut relaksasi. luar, meningkatkan
-Mengungkapkan relaksasi, dapat
mengerti meningkatkan
tentangpeoses keterampilan koping.
penyakit 5.Membantu
-Mengemukakan menurunkan takut
menyadari terhadap melalui pengalaman
apa yang menakutkan menjadi
diinginkannya yaitu seorang diri.
menyesuaikan diri 6.Belajar cara untuk
terhadap perubahan rileks dapat
fisiknya membantu
menurunkan takutdan
ansietas

18
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung
dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada
daerah tersebut.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi
yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan
tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat
mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain
seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit
dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan
gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya.

B. SARAN
Adapun saran yang ingin di sampaikan pada dasarnya adalah untuk meninkatkan mutu
pelayanan keperawatan khususnya dalam membuat asuhan keperawatan yang akan di buat
dan mengembagkan inovati tentang pencegahan penyakit gastritis.

19
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika

Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta


:EGC

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :


Gosyen Publising.
Jurnal Asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan gangguan rasa nyaman nyeri di
RSUD jombang
Hubungan pola makanan dengan timbulnya gastritis pada pasien di universitas
muhammadiyah malang center (UMC)

Jurnal nyeri gastritis versi wayan supetran

20

Anda mungkin juga menyukai