DEMAM TYPHOID
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
1. DEFINISI
Typhus abdominalis/demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari,
gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang
pada anak usia 12 – 13tahun (70% - 80% ), pada usia 30 - 40tahun ( 10%-20% )
dan juga diatas usia pada anak 12-13 ahun sebanyak (5%-10%) (Mansjoer, Arif.
2010). Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A, B, C (Syaifullah Noer,
2015).
Demam typhoid merupakan penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh salmonellathypi. Penyakit ini ditandai oleh panas
berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur
endothelia/endokardial dan juga invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam
sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan peyer’s patch dan
juga dapat menular pada orang lain melalui makanan/air yang terkontaminasi
(Nurarif & Kusuma, 2015).
2. ETIOLOGI
Etiologi demam thypoid adalah salmonella thypi (S.thypi) 90 % dan
salmonellaparathypi (S. Parathypi A dan B serta C). Bakteri ini berbentuk
batang, gram negatif, mempunyai flagela, dapat hidup dalam air, sampah dan
debu. Namun bakteri ini dapat mati dengan pemanasan suhu 600 selama 15- 20
menit. Akibat infeksi oleh salmonellathypi, pasien membuat antibodi atau
aglutinin yaitu:
1. Aglutinin O (antigen somatik) yang dibuat karena rangsangan antigen O
(berasal dari tubuh kuman).
2. Aglutinin H (antigen flagela) yang dibuat karena rangsangan antigenH
(berasal dari flagel kuman).
3. Aglutinin Vi (envelope) terletak pada kapsul yang dibuat karena rangsangan
antigenVi (berasal dari simpai kuman), (Aru W. Sudoyo. 2009).
3. MANIFESTASI KLINIS
1. Gejala pada anak: inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10- 14hari
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
3. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, stupor, dan koma
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 hari dan bertahan selama 2-3 hari
5. Nyeri kepala, nyeriperut
6. Kembung, mual muntah, diare, konstipasi
7. Pusing, bradikardi, nyeri otot
8. Batuk
9. Epiktaksis
10. Lidah yang berselaput
11. Hepatomegali, splenomegali, meteorismus
12. Gangguan mental berupa somnolen
13. Delirium/psikosis
14. Dapat timbul gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda sebagai
penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia.
(Nurarif & Kusuma, 2015)
4. PATOFISIOLOGI
Proses perjalanan penyakit kuman masuk ke dalam mulut melalui
makanan dan minuman yang tercemar oleh salmonella (biasanya ˃10.000 basil
kuman). Jika respon imunitas humoral mukosa (igA) usus kurang baik, maka
basil salmonella akan menembus selsel epitel (sel m) dan selanjutnya menuju
lamina propia dan berkembang biak di jaringan limfoid plak peyeri di ileum
distal dan kelenjar getah bening mesenterika. Jaringan limfoid plak peyeri dan
kelenjar getah bening mesenterika mengalami hiperplasia. Basil tersebut masuk
ke aliran darah (bakterimia) melalui duktus thoracicus dan menyebar ke seluruh
organ retikulo endotalial tubuh, terutama hati, sumsum tulang, dan limfa melalui
sirkulasi portal dari usus. (Lestari Titik, 2016).
Hati membesar (hepatomegali) dengan infiltasi limfosit, zat plasma, dan
sel mononuclear. Terdapat juga nekrosis fokal dan pembesaran limfa
(splenomegali). Di organ ini, kuman salmonella thhypi berkembang biak dan
masuk sirkulasi darah lagi, sehingga mengakibatkan bakterimia ke dua yang
disertai tanda dan gejala infeksi sistemik (demam, malaise, mialgia, sakit kepala,
sakit perut, instabilitas vaskuler dan gangguan mental koagulasi). Perdarahan
saluran cerna terjadi akibat erosi pembuluh darah di sekitar plak peyeri yang
sedang mengalami nekrosis dan hiperplasia. Proses patologis ini dapat
berlangsung hingga ke lapisan otot, serosa usus, dan mengakibatkan perforasi.
Endotoksin basil menempel di reseptor sel endotel kapiler dan dapat
mengakibatkan komplikasi, seperti gangguan neuropsikiatrik kardiovaskuler,
pernafasan, dan gangguan organ lainnya. Pada minggu pertama timbulnya
penyakit, terjadi hiperplasia plak peyeri, di susul kembali, terjadi nekrosis pada
minggu ke dua dan ulserasi plak peyeri pada mingu ke tiga. selanjutnya, dalam
minggu ke empat akan terjadi proses penyembuhan ulkus dengan meninggalkan
sikatriks (jaringan parut). Sedangkan penularan salmonella thypi dapat di
tularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5F yaitu Food (makanan),
Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat) dan melalui Feses.
(Lestari Titik, 2016).
5. PATHWAY
Defisit Nutrisi
7. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. Anti Biotik (Membunuh Kuman) :
1) Klorampenicol
2) Amoxicillin
3) Kotrimoxasol
4) Ceftriaxon
5) Cefixim
b. Antipiretik (Menurunkan panas) :
1) Paracatamol
2. Keperawatan
a. Observasi dan pengobatan
b. Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari bebas demam atau
kurang lebih dari selam 14 hari. Maksud tirah baring adalah untuk
mencegah terjadinya komplikasi perforasi usus
c. Mobilisasi bertahap bila tidak panas, sesuai dengan pulihnya kekuatan
pasien
d. Pasien dengan kesadarannya yang menurun, posisi tubuhnya harus
diubah pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi
pneumonia dan juga dekubitus.
e. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang
terjadi konstipasi dan diare.
f. Diet
(Smeltzer & Bare. 2002).
8. KOMPLIKASI
1. Pendarahan usus.
2. Perforasi usus.
3. Peritonitis.
4. Komplikasi diluar usus. Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis,
yaitu meningitis,kolesistisis, ensefalopati, dan lain-lain.
(Susilaningrum, Nursalam, & Utami, 2013)
d. Pemeriksaan laboratorium
1) Pada pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia,
limfositosis relatif dan aneosinofillia pada permukaan yang sakit.
2) Darah untuk kultur (biakan darah, empedu) dan widal.
3) Biakan empedu basil salmonella typhosa dapat ditemukan dalam
darah pasien pada minggu pertama sakit. Selanjutnya lebih sering
ditemukan dalam urine dan feses.
4) Pemeriksaan widal
Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah titer
zat anti terhadap antigen O yang bernilai 1/200 atau lebih
menunjukkan kenaikan yang progresif.
(Nursalam Susianingrum, Rekawati Utami, Sri, 2008).
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah yang dapat ditemukan pada pasien demam typhoid antara lain:
1) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan suhu
tubuh diatas normal.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrisi
3. Perencanaan Keperawatan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Skala :
1. Menurun/Meningkat/memburuk
2. Cukup
menurun/meningkat/memburuk
3. Sedang
4. Cukup meningkat / menurun
/membaik
5. Meningkat/menurun/membaik
4. Implementasi
Pelaksanaan Keperawatan merupakan rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dengan kondisi
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Dalam melaksanakan implementasi keperawatan, perawat
harus memiliki kemampuan kognitif (intelektual), keterampilan
interpersonal dan keterampilan dalam melakukan tindakan.
(Potter & Perry, 2015).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang
diamati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan. Tujuan dari evaluasi untuk melihat dan menilai
kemampuan klien dalam mencapai tujuan, menentukan apakah tujuan
keperawatan telah tercapai atau belum. Jika tujuan asuhan keperawatan
belum tercapai maka dinilai penyebabnya (Asmadi, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.
Bare & Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta: EGC.
Brunner, Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.
Direktorat Bina Gizi.
Noer, Syaifullah. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II. Jakarta; EGC.
Nursalam, Susilaningrum, R., and Utami, S. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta: Salemba Medika.