Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

“KOLIK ABDOMEN”

Disusun oleh :

NANDITA EKA PUTRI

NIM. 21149011113

Dosen Pembimbing:

Ns. Yofa Anggraini, M.Kes.,M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG

PROGRAM PROFESI NERS

TAHUN 2021-2022
A. Definisi
Kolik abdomen merupakan salah satu keadaan darurat non trauma, dimana
seorang penderita oleh karena keadaan kesehatannya memerlukan pertolongan
secepatnya untuk dapat mencegah memburuknya keadaan penderita (Nettina, 2012).
Kolik abdomen adalah suatu keadaan yang sangat membutuhkan pertolongan secepatnya
tetapi tidak begitu berbahaya, karena kondisi penderita yang sangat lemah jadi penderita
sangat memerlukan pertolongan dengan segera (Bare, 2011).
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran
isi usus ke depan tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011).

B. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
a. Secara mekanis :
1. Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena
radang).
2. Karsinoma
3. Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam usus)
4. Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
5. Polip (perubahan pada mukosa hidung)
6. Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)
b. Fungsional (non mekanik)
1. Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak dapat
bergerak)
2. Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas)
3. Enteritis regional
4. Ketidak seimbangan elektrolit
5. Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena
ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).
C. Anatomi Fisiologi
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar
dan mempersiapkan untuk diserap tubuh dengan jalan proses pencernaan ( pengunyahan,
penelanan, dan pencampuran ) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari
mulut sampai anus (Syaifuddin, 2011).
1. Oris (mulut)
Mulut merupakan jalan dalam sistem pencernaan dan merupakan suatu rongga
terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut terdiri atas 2 bagian yaitu bagian
luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi dan
bagian rongga mulut bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh
tulang maksilaris, palatum dan mandibularis. Di sebelah belakang bersambung
dengan faring. Selaput lendir mulut di tutupi oleh epitalium yang berlapis-lapis,
dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Struktur
anatomi dalam mulut terdiri dari:
a. Gigi terbagi atas 2 macam yaitu:
1. Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-8 bulan dan berjumlah
20 buah dengan rincian : 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, 8 buah gigi
geraham.
2. Gigi tetap ( Gigi permanen ) tumbuh pada umur 6-18 tahun dan berjumlah
32 buah.
b. Lidah
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja
otot lidah ini dapat di gerakkan ke seluruh arah.Lidah dibagi 3 bagian, radiks
lingua (pangkal lidah), dorsum lingua (punggung lidah), dan apeks lingua
(ujung lidah).
2. Faring (tekak)
Faring merupakan organ menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan
(esofagus). Di dalam lengkunng faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan
kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi, faring terletak di belakang rongga hidung dan rongga mulut, di
depan ruas tulang belakang.
3. Esofagus (kerongkongan)
Esofagus merupakan sebuah ruang berupa tabung yang terletak setelah mulut.
Makanan yang telah di cerna secara mekanis akan melewati saluran esofagus untuk
memasuki lambung.
4. Ventrikulus (lambung)
Lambung merupakan organ berbentuk “j” yang terletak di bagian atas abdomen
yang panjangnya 20 cm, diameternya 15 cm dengan pH lambung 1-3,5. Lambung
terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium
pilorik, terletak di bagian bawah diafragma di depan pankreas dan limfa, menempel
di sebelah kiri fundus uteri.
Bagian lambung terdiri dari :
a. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak di sebelah kiri
osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
b. Korpus ventrikuli, setnggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian
bawah kurvatura minor.
c. Antrum pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang
tebal membentuk sfingter pilotus, merupakan muara bagian distal, berlanjut
ke duodenum.
d. Kurvatura minor, terdapat di sebelah kanan lambung terbentang dari osteum
kardiak sampai kapilorus.
e. Kurvatura mayor, lebih panjang dari kurvatura minor, terbentang dari sisi
kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke
pilorus inferior. Ligamentum gastrolieanalis terbentang dari bagian atas
kurvatura mayor sampai ke limfa.
f. Osteum kardiak, merupakan tempat esofagus bagian abdomen masuk ke
lambung.
5. Usus Halus
Intestinum minor (usus halus) bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum panjang kurang lebih 6 m.
Merupakan saluran yang paling panjang tempat proses pencernaan dan absorpsi hasil
pencernaan yang terdiri dari lapisan usus halus, lapisan otot melingkar, lapisan otot
memanjang dan lapisan serosa
Usus halus di bagi atas 3 bagian yaitu :
a. Duodenum disebut juga usus 12 jari, panjang kurang lebih 25 cm, berbentuk
sepatu kuda melengkung ke kiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas.
Pada bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit
disebut papila vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang
banyak mengandung kelenjar. Kelenjar ini disebut dengan kelenjar brunner
berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.
b. Jejenum dan ileum mempunyai panjang sekitar kurang lebih 6 meter. Dua
per lima atas adalah jejeum dengan panjang kurang lebih 23 meter dan ileum
dengan panjang 4-5 meter. Lekukan jejenum dan ileum melekat pada
dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritonium yang
berbentuk kipas di kenal sebagai mesenterium.

6. Intestinum mayor ( usus besar)


Intestinum mayor merupakan saluran yang berhubung dengan bagian usus halus
(ileum) dan berakhir dengan anus dengan panjang sekitar 1,5 m dan diameternya
kurang lebih 6,3 cm. Usus besar di bedakan menjadi 5 bagian yaitu :
a. Sekum merupakan pembatas antara ileum dengan kolon. Di bawah sekum
terdapat appendiks verniformis yang berbentuk seperti cacing sehingga
disebut umbai cacing. Seluruhnya ditutupi oleh peritonium mudah bergerak
dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup.
b. Kolon asendens dengan panjang 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah
kanan membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati
membengkok ke kiri, lengkungan ini disebut fluksura hepatika, dilanjutkan
sebagai kolon transversum.
c. Kolon tranversum panjangnya kurang lebih 38 cm. Membujur dari kolon
asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah
kanan terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.
d. Kolon desendens panjangnya kurang lebih 25 cm. Terletak di bawah
abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura lienalis
sampai ke depan ileum kiri bersambung dengan kolon sigmoid.
e. Kolon sigmoid merupakan lanjutan dari kolon desendens, terletak miring
dalam rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S , ujung
bawahnya berhubungan dengan rektum.
7. Rektum dan anus
Rektum terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor
dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis
(Syaifuddin, 2011).

D. Manifestasi Klinik
1. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu
awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada
interval singkat), nyeri tekan difus minimal.
2. Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak ada –
kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan
difus minimal.
3. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian
terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.
4. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram,
nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
5. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir; distensi
sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan terlokalisir
hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung
darah samar (Reeves, 2011).
E. Patofisiologi
Colic abdome adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang traktus
intestinal.Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ
yang terdapat dalam abdomen.Hal yang mendasari adalah infeksi dalam organ perut
(diare, radang kandung empedu, radang kandung kemih).Sumbatan dari organ perut (batu
empedu, batu ginjal).Akut abdomen yaitu suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi
karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurang daari 24
jam.Colic abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti muntah, konstipasi, diare,
dan gejala gastrointestinal yang spesifik.Pada kolik abdomen nyeri dapat berasal dari
organ dalam abdomen, termasuk nyeri viseral.Dari otot lapisan dinding perut.Lokasi
nyeri perut abdomen biasanya mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri
tersebut. Walupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan perjalanan dari tempat lain.
Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau
sekunder dari tempat lain.
F. Pathway
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik : Tanda - tanda vital.
2. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri
3. Pemeriksaan rectal.
4. Laboratorium : leukosit, HB.
5. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.Barium enema
menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid yang tertutup.
6. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah, peningkatan
hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum
amilase karena iritasi pannkreas oleh lipatan khusus
7. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik (Reeves,
2011).

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :
1. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
2. Implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis.
3. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi kronik, ileus
paralitik atau infeksi.
4. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
5. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
6. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus yang
di lakukan sebagai prosedur kedua.
Penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :
1. Terapi Na + K + komponen darah.
2. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan.
3. Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler.
4. Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien berbaring
miring ke kanan.
5. Antasid ( obat yang melawan keasaman ).
6. Antihistamine (adalah obat yang berlawanan kerja terhadap efek histamine) (Reeves,
2011).

I. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
a. Umum
Anoreksia dan malaise, demam, takikardia, diaforesis, pucat, kekakuan abdomen,
kegagalan untuk mengeluarkan feses atau flatus secara rektal, peningkatan bising
usus (awal obstruksi), penurunan bising usus (lanjut), retensi perkemihan dan
leukositosis.
b. Khusus
1) Usus halus.
a) Berat, nyeri abdomen seperti kram, peningkatan distensi.
b) Distensi ringan.
c) Mual.
d) Muntah : pada awal mengandung makanan tak dicerna dan kim;
selanjutnya muntah air dan mengandung empedu, hitam dan fekal.
e) Dehidrasi.
2) Usus besar.
a) Ketidaknyamana abdominal ringan.
b) Distensi berat.
c) Muntah fekal laten.
d) Dehidrasi laten : asidosis jarang.

J. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut
2. Hipovolemia
3. Ansietas
K. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Pain Management
Definisi : pengalaman sensori dari keperawatan selama ...x.... jam Tindakan
emosional yang tidak menyenangkan yang diharapkan nyeri klien dapat teratasi, Observasi
muncul akibat kerusakan jaringan yang dengan kriteria hasil: - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
aktual maupun potensial yang berlangsung Pain Control frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 6 bulan Kriteria A T - Identifikasi skala nyeri
Batasan Karakteristik : - Identifikasi respon nyeri non verbal
Melaporkan nyeri 2 5
1. Ekspresi wajah nyeri - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
terkontrol
2. Diaprosis hidup
Kemampuan mengenali 2 5
3. Dilatasi pupil Terapeutik
penyebab nyeri
4. Fokus menyempit misal interaksi - Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Kemampuan mengenali 2 5
dengan orang dan lingkungan mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
onset nyeri
5. Keluhan tentang karakteristik nyeri hipnosis, akupresur, terapi musik, kompres
Kemampuan 2 5
6. Mengekspresikan perilaku hangat) .
menggunakan teknik
7. Perilaku distraksi - Kontrol lingkungan yang memperberat
non-farmakologis
Faktor yang berhubungan rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
Dukungan orang terdekat 2 5
1. Agen cedera biologis (misalnya pencahayaan)
infeksi, iskemia, neoplasma) - \fasilitasi istirahat yang cukup
2. Agen cedera fisik (misalnya abses, Skala Indikator : - Pertimbnagkan jenis dan sumber nyeri
amputasi, luka bakar, terpotong, 1. Menurun dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
mengangkat berat, prosedur bedah, 2. Cukup menurun Edukasi
trauma, olahraga berlebihan) 3. Sedang - Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
3. Agen cedera kimiawi (misalnya luka 4. Cukup meningkat nyeri
bakar, kapsainsin, mitelen, klorida, 5. Meningkat - Jelaskan strategi meredakn nyeri
agen mustard) - Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgesik secara
tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
1. Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipovolemia
Definisi :penurunan volume cairan keperawatan selama ...x.... jam Observasi
intravaskuler, interstisial dan atau diharapkan nyeri klien dapat teratasi, 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis.
intraselular dengan kriteria hasil: Frekuensi nadi meingkat, nadi teraba
Batasan Karakteristik: Pain Control lemah, tekanan darah menurun, tekanan
1. Frekuensi nadi meningkat Kriteria A T nadi menyempit, turgor kulit menurun,
2. Nadi teraba lemah membrane mukosa kering, haus, lemah)
Turgor kulit 2 5
3. Tekanan dara menurun 2. Monitor intake dan output cairan
4. Tekanan nadi menyempit Perasaan lemah 2 5
Terapeutik
5. Turgor kulit menurun
1. Hitung kebutuhan cairan
6. Membrane mukosa kering Berat badan 2 5 2. Berikan asupan cairan oral
7. Volume urine menurun
Intake cairan 2 5 Edukasi
8. Hematocrit meningkat
1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan
9. Merasa lemah Perasaam lemah 2 5
oral
10. Mengeluh haus
11. Suhu tubu meningkat Skala Indikator : Kolaborasi
12. BB turun tiba-tiba 1. Menurun 1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
Faktor yang berhunungan : 2. Cukup menurun (mis. NaCl, RL)
1. Kehilangan cairan aktif 3. Sedang
2. Kegagalan mekanisme regulasi 4. Cukup meningkat
3. Peningkatan permeabilitas kapile 5. Meningkat
4. Kekurangan intake cairan
5. Evaporasi
2. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Observasi
Definisi: kondisi emosional dan keperawatan selama ...x.... jam 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
pengalaman subjektif individu terhadap diharapkan nyeri klien dapat teratasi, berubah
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi kemampuan mengambil
bahaya yang memungkinkan individu Pain Control keputusan
melakukan tindakan untuk menghadapi Kriteria A T 3. Monitor tanda tanda ansietas
ancaman Terapeutik
Vebrilasi kebingungan 2 5
Batasan Karakteristik: 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
1. Merasa binggung Vebrilasi khawatir akibat 2 5 menumbuhkan kepercayaan
2. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi 2. Temani pasien untuk mengurangi
kondisi yang dihadapinya Perilaku gelisah 2 5 kecemasan
3. Sulit berkonsentrasi 3. Dengarkan dengan penuh perhatian
Perilaku tegang 2 5
4. Tampak gelisah 4. Gunakan pendekatan yang tenang dan
5. Sulit tidur Keluhan pusing 2 5 meyakinkan
6. Tampak tegang 5. Diskusikan perencanaan realistis
7. Mengeluh pusing Skala Indikator : tentang peristiwa yang akan datang
8. Anoreksia 1. Meningkat Edukasi
Faktor yang Berhubungan: 2. Cukup meningkat 1. Jelaskan prosedur, termasuk sensani
1. Krisis situasional 3. Sedang yang mungkin dialami
2. Kebutuhan tidak terpenuhi 4. Cukup menurun 2. Anjurkan keluarga untuk tetap
3. Krisis naturasional 5. Menurun bersamanya
4. Anaman terhadao konsep diri 3. Anjurkan mengungkapkan perasaan
5. Ancaman terhadap kematian dan persepsi
6. Disfungsi siste, keluarga 4. Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
5. Latih tehnik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas,jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson, 2010, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit, edisi 6,volume 1, EGC, Jakarta

Harison,dkk, 2010, Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, edisi 13, volume 4, EGC,
Jakarta.

Sudayo Aryo, ( 2010 ). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3, FKUI. Jakarta

Reeves, Charlene J, Keperawatan Medikal Bedah, Salemba Medika, Jakarta, 2011

Syaifuddin, (2011). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, FKUI. Jakarta

Judith M. Wilkinson, Nancy R. Ahern. 2012, Buku Saku Diagnosis Keperawatan:


Diagnosis NANBuku saku Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014 – NANDA InternationalDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC
(Edisi 9). Jakarta: ECG

Buku saku Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 – NANDA


InternationalNurarif .A.H. dan Kusuma.H. (2015). APLIKASI Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction.
ASUHAN KEPERAWATAN
KOLIK ABDOMEN PADA NY.M DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
RS BUNDA PALEMBANG

Nama Mahasiswa: Nandita Eka Putri


Semester/Tingkat : I
Tempat Praktek: RS Bunda Palembang
Tanggal Pengkajian: 9 Desember 2021

DATA KLIEN
A. DATA UMUM
1. Nama Inisial Klien : Ny. M
2. Umur : 27 tahun
3. Alamat : Tanjung Barangan
4. Agama : Islam
5. Tanggal Masuk RS/RB : 9 November 2021
6. Nomor Rekam Medis : 2021-09-28-12
7. Bangsal : IGD

- Pola hidup (konsumsi/alkohol/olahraga,dll)


Ny. M mengatakan pola hidupmya sehat

PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA

1. HEALTH PROMOTION
a. Kesehatan Umum : Compos Mentis
- Alasan masuk rumah sakit :
Ny.M mengatakan nyeri di area perut sebelah kiri, pasien mengatakan kurang
nafsu makan karena mual
- Tekanan darah : 120 /80 mmHg
- Nadi : 98x/menit
- Suhu : 36,7°c
- Respirasi : 21x/menit

b. Riwayat masa lalu (penyakit, kecelakaan, dll) :


Ny.M mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun dan tidak pernah
kecelakaan

c. Riwayat pengobatan
Nama Obat/Jamu Dosis Keterangan

- - -

- - -

- - -

d. Kemampuan mengontrol kesehatan :


- Yang dilakukan bila sakit : Ny.M berobat ke dokter
e. Faktor sosial ekonomi (penghasilan/asuransi kesehatan, dll) : BPJS Kesehatan
f. Pengobatan sekarang :
No Nama Obat Dosis Kandungan Manfaat

1. Omeprazole 40 mg - Mengurangi kadar asam


lambung

2. Ondansteron 4 mg - Mencegah dan


mengobati mual dan
muntah
g. Riwayat Imunisasi (pada anak) :
Jenis Imunisasi Ke-1 Ke-2 Ke-3

BCG Umur : -

Oleh : -

Komplikasi : -

Hepatitis B Umur : - Umur : - Umur : -

Oleh :- Oleh : - Oleh : -

Komplikasi :- Komplikasi : - Komplikasi : -

DPT Umur :- Umur :- Umur : -

Oleh : - Oleh : - Oleh : -

Komplikasi : - Komplikasi : - Komplikasi : -

Polio Umur : - Umur :- Umur :-

Oleh : - Oleh :- Oleh :-

Komplikasi : - Komplikasi :- Komplikasi :-

Campak Umur : -

Oleh : -

Komplikasi : -

Imunisasi lain yang pernah Jelaskan : -


dijalani
2. NUTRION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT :
1) BB biasanya : kg dan BB sekarang 72 kg
2) Lingkar perut :-
3) Lingkar kepala :-
4) Lingkar dada :-
5) Lingkar lengan atas :-
72𝑘𝑔 72 𝑘𝑔 72
6) IMT : IMT = 160 𝑐𝑚 = = = 28,125
1,60 𝑚 𝑥 1,60 𝑚 2,56

b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abnormal : -

c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir,


Conjungtiva anemis/tidak :
konjungtiva tidak anemis, mukosa bibir pasien kering, turgor kulit normal

d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan selama dirumah
sakit : -
e. E (Energy) meliputi kemampuan klien dalam beraktifitas selama di rumah
sakit : -
f. F (Factor) meliputi penyebab masalah nutrisi : (kemampuan menelan,
mengunyah, dll) -
g. Penilaian Status Gizi : Berat badan pasien 72 kg
h. Pola Asupan Cairan : -
i. Cairan Masuk : cairan infus 500 cc
j. Cairan Keluar : -
k. Penilaian Status Cairan (Balance Cairan) : -
l. Pemeriksaan Abdomen
Terdapat nyeri tekan pada perut pasien, pasien tampak meringis kesakitan, , Pasien
mengeluh nyeri di area perut, mual.
P : pasien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak
Q : Nyeri terasa seperti melilit
R : Perut sebelah kiri tembus sampai ke belakang
S : skala nyeri 5
T : terasa sudah kurang lebih 3 jam

3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan) : sakit di ujung paa
saat BAK
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Ny.M mengatakan tidak ada
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
Ny M mengatakan urin pasien tidak berbau, berwarna kuning jernih
4) Distensi kandung kemih/retensi urine
Tidak ada distensi kandung kemih

b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi : -
2) Konstipasi dan factor penyebab konstipasi
Ny.M mengatakan tidak pernah mengalami konstipasi:

c. Sistem Integumen
1) Kulit (integritas kulit/hidrasi/turgor/warna/suhu)
Turgor kulit pasien normal, suhu tubuh 36,7°c, integritas kulit normal.

4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur :-
2) Insomnia :-
3) Pertolongan untuk merangsang tidur : -
b. Aktivitas
1) Pekerjaan : ibu rumah tangga
2) Kebiasaan olahraga :-
3) ADL
a) Makan :-
b) Toileting :-
c) Kebersihan :-
d) Berpakaian :-
4) Bantuan ADL :-
5) Kekuatan otot :-
6) ROM :-
7) Resikoutukcidera :-
c. Cardio respons
1) Penyakit jantung : Ny.M tidak memiliki penyakit jantung
2) Edema esktremitas :-
3) Tekanan darah dan nadi : TD : 120/80 mmHg
a) Berbaring : 98x/menit
b) Duduk : -
4) Tekanan vena jugularis: Tidak ada pembesaran vena jugularis
5) Pemeriksaan antung
a) Inspeksi : Tidak terlihat adanya pembesaran jantung, bentuk dada
simetris, tidak ada edema
b) Palpasi :Tidak ada pembeseran di sekitar jantung,
c) Perkusi :-
d) Auskultasi :-

d. Pulmonary respon
1) Penyakit system nafas : Ny.M mengatakan tidak ada gangguan pernapasan
2) Penggunaan O2 : Ny. M tidak menggunakan oksigen
3) Kemampuan bernafas : Tidak ada tekanan dalam bernapas, tidak terlihat sesak
4) Gangguan pernafasan (batuk, suaranafas, sputum, dll)
Tidak ada gangguan pernapasan,pasien tidak mengalami batuk dan tidak ada
sputum
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : Dada pasien terlihat simetris, tidak ada lesi
b) Palpasi :-
c) Perkusi :-
d) Auskultasi :-

5. PERCEPTION/COGNITION
a. Oerintasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : SMA
2) Kurang pengetahuan : Pasien tidak tahu penyebab penyakit
3) Pengetahuan tentang penyakit: Pasien mengatakan nyeri di perut sebelah kiri
4) Orientasi (waktu, tempat, orang): -
b. Sensasi/persepsi
1) Riwayatpenyakit jantung : Ny.M mengatakan tidak ada riwayat penyakit
jantung
2) Sakit kepala : Ny.M tidak merasakan sakit kepala
3) Penggunaan alat bantu : Pasien tidak menggunakan alat bantu
4) Penginderaan :
-Indera Penglihatan : -
-Indera perasa : -
-Indera peraba: -
-Indera penciuman : -

c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : Bahasa Palembang
2) Kesulitan berkomunikasi : Pasien tidak ada kesulitan dalam berkomunikasi

6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : Tidak ada
2) Perasaan putus asa/kehilangan : Tidak ada
3) Keinginan untuk menciderai : Tidak ada
4) Adanya luka/cacat : Tidak ada luka atau cacat di tubuh pasien

7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan :-
2) Orang terdekat :-
3) Perubahan konflik/peran :-
4) Perubahan gaya hidup :-
5) Interaksi dengan orang lain :-
8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual :-
2) Periode menstruasi :-
3) Metode KB yang digunakan :-
4) Pemeriksaan SADARI :-
5) Pemeriksaan papsmear :-

9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : Pasien tidak merasa takut atau cemas
2) Kemampuan untuk mengatasi :-
3) Perilaku yang menampakkan cemas : Pasien terlihat gelisah dan sesekali
meringis

10. LIFE PRINCIPLES


a. Nilai kepercayaan
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti :-
2) Kemampuan untuk berpartisipasi :-
3) Kegiatan kebudayaan : Budaya palembang
4) Kemampuan memecah kan masalah :-

11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : Pasien mengatakan tidak ada alergi
b. Penyakit autoimmune : Ny.M mengatakan tidak ada penyakit autoimmune
c. Tanda infeksi : Tidak ada
d. Gangguan thermoregulasi : Tidak ada
e. Gangguan /resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi neurovaskuler
peripheral, kondisi hipertensi, perdarahan, hipoglikemia, syndrome disuse, gaya
hidup yang tetap)
Tidak ada resiko jatuh/ tidak ada gangguan

12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : Nyeri bertambah saat bergerak
2) Quality (bagaimana kualitasnya) : Nyeri terasa seperti melilit
3) Regio (dimana letaknya) : Perut sebelah kiri
4) Scala (berapa skalanya) : Skala 5
5) Time (waktu) : Terasa sudah kurang lebih 3 jam
b. Rasa tidak nyaman lainnya :-
c. Gejala yang menyertai :-

13. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan :-
b. DDST (Form dilampirkan) :-
B. DATA LABORATORIUM
Tanggal& Hasil Harga
JenisPemeriksaan Satuan Interpretasi
Jam Pemeriksaan Normal
ANALISIS DATA

Nama Pasien : Ny.M Diagnosa Medis : Kolik abdomen


Jenis Kelamin :Perempuan No. RM : 2021-09-28-12
No. Kamar Bed :- Hari/tanggal : 9 Desember 2021
No Data Senjang Etiologi Masalah Nama
Keperawatan dan Paraf
Perawat
1 DS : Peradangan/obstruksi Nyeri akut
pada organ
-Pasien mengeluh
nyeri di perut
Peningkatan tekanan
sebelah kiri
intra luminer
-P:Pasien
mengatakan nyeri
Penurunan aliran
bertambah saat
darah
bergerak
-Q :pasien
Hipoksia pada
mengatakan nyeri
jaringan dinding
terasa melilit
saluran
-R : Perut sebelah
kiri
Peningkatan
-S : skala nyeri 5
metabolisme anaerob
-T : sudah terasa
kurang lebih 3 jam
Penumpukan asam
laktat
DO :

-pasien tampak nyeri


meringis
-TD : 120/80 mmHg

-N : 98x/m
-RR : 21x/m

T : 36,7°c

MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Peradangan/obstruksi pada organ

DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Nyeri akut b.d Peradangan/obstruksi pada organ
NURSING CARE PLANING

Nama Pasien : Ny. M Diagnosa Medis : Kolik abdomen


Jenis Kelamin :Perempuan No. RM : 2021-09-28-12
No. Kamar Bed :- Hari/tanggal : 9 Desember 2021
No Diagnosa Jam Tujuan Rencana Keperawatan Nama
Keperawatan (SMART) dan TT
perawat
1 Nyeri akut b.d 23.00 Setelah dilakukan Label : Manajemen nyeri
Peradangan/obstruksi tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
pada organ selama kurang lebih 1 karakteristik, durasi,
jam diharapkan nyeri frekuensi, kualitas,
pasien terkontrol dan intensitas nyeri
intensitas nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
berkurang dengan
3. Identifikasi respon nyeri
kriteria hasil : non verbal
1. Nyeri berkurang
4. Identifikasi faktor yang
2. Kemampuan
memperberat dan
mengenali nyeri
memperingan nyeri
meningkat
3. Kemampuan 5. Fasilitasi istirahat

mengenali dantidur
penyebab nyeri 6. Ajarkan teknik non
meningkat framakologis untuk
4. Kemampuan mengurangi nyeri :
menggunakan Teknik relaksasi nafas
teknik non dalam
farmakologi
meningkat
NURSING IMPLEMENTASI

Nama Pasien : Ny. M Diagnosa Medis : Kolik abdomen


Jenis Kelamin :Perempuan No. RM : 2021-09-28-12
No. Kamar Bed :- Hari/tanggal : 9 Desember 2021

No Diagnosa Jam Tindakan Keperawatan Rasional Nama


Keperawatan dan TT
perawat
1 Nyeri akut b.d 23.00 1.Identifikasi lokasi, 1. lokasi nyeri di perut
Peradangan/obstruksi karakteristik, durasi, sebelah kiri, durasi
pada organ frekuensi, kualitas, kurang lebih 5 menit,
intensitas nyeri nyeri hilang timbul, nyeri
2.Identifikasi skala nyeri dirasakan melilit hingga
tembus ke bagian
3.Identifikasi faktor yang
belakang
memperberat dan
2. skala nyeri 5
memperingan nyeri
3. nyeri bertambah jika
4.Fasilitasi istirahat dan
beraktifitas
tidur
4. pasien istirahat dan
5.Ajarkan teknik non
tidur
framakologis untuk
5. pasien mengikuti apa
mengurangi nyeri : Teknik
yang diajarkan dan
relaksasi nafas dalam
menerapkannya dikala
nyeri timbul

1.
EVALUASI

Nama Pasien : Ny. M Diagnosa Medis : Kolik abdomen


Jenis Kelamin :Perempuan No. RM : 2021-09-28-12
No. Kamar Bed :- Hari/tanggal : 9 Desember 2021

No Diagnosa Jam Evaluasi Nama


Keperawatan dan TT
perawat
1 Nyeri akut b.d 00.10 S : -Pasien mengeluh nyeri di ulu hati
Peradangan/obstruksi -P: Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
pada organ -Q :Pasien mengatakan nyeri terasa seperti melilit
-R : Pasien mengatakan nyeri di perut sebelah kiri
-S : Pasien mengatakan skala nyeri 3
-T : Pasien mengatakan nyeri hilang timbul

O : pasien tampak meringis, pucat


TD 120/90 mmHg, N : 98x/menit, S :36.3°c
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan

1.

Anda mungkin juga menyukai