Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN


SISTEM PENCERNAAN PADA KASUS GASTRITIS

Disusun Oleh:

Sari Rahmayani, S.Kep

Preseptor:

Meily Nimasari, S.Kep, Ns, M.Biomed

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATAN HANG TUAH TANJUNGPINANG

2021
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK PROFESI NERS
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NAMA MAHASISWA : Sari Rahmayani


NIM : 102114084

I. KONSEP DASAR MEDIK

1. DEFINISI

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung

atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Secara

histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada

daerah tersebut (Hirlan, 2009). Gastritis berasal dari dua kata yaitu gaster yang

berarti lambung, dan itis berarti peradangan atau pembengkakan.

Gastritis adalah suatu inflamasi yang terjadi didaerah mukosa lambung

yang disebabkan oleh kuman-kuman, dimana bisa terjadi secara akut dan kronis.

Secara klinis gastritis terbagi atas:

a. Gastritis akut Inflamasi akut dari dinding lambung yang biasannya terbatas

pada bagian mukosa saja. Terjadi pada gastritis atas, gastritis eksogen dan

endogen akut.

b. Gastritis kronis Inflamasi kronis pada dinding lambung yang bisa bagian

mukosa saja dan sudah penetrasi kelapisan sub mukosa lambung yang kaya akan

pembuluh darah. Gastritis kronis terjadi karena gastritis akut yang tidak

tertangani.
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI

a. Anatomi

Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan

osofagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah diapragma di depan

pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.

Secara anatomis lambung terdiri dari:

a) Fundus Fentrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri

osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.

b) Korpus Ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada

bagian bawah kurvantura minor.

c) Antrum Pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot

yang tebal membentuk spinter pilorus.

d) Kurvatura Minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari

osteum lkardiak sampai ke pilorus.

e) Kurvatura Mayor, lebih panjang dari pada kurvantura minor

terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus fentrikuli


menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastro

lienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke limpa.

f) Osteum Kardiakum, merupakan tempat dimana osofagus bagian

abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium

pilorik (Setiadi, 2014).

Lambung terletak dibawah diafragma didepan pankreas dan limfa

menempel pada sebelah kiri fundus. Kedua ujung lambung dilindungi

oleh sfingter yang mengatur pemasukan dan pengeluaran. Sfingter kardia

atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan masuk kedalam

lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali.

Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama

daerah kardia. Di saat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk ke

dalam duodenum dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah

terjadinya aliran balik isi usus halus ke dalam lambung. Sfingter pilorus

memiliki arti klinis yang penting karena dapat mengalami stenosis

(penyempitan pilorus yang menyumbat) sebagai komplikasi dari

penyakit tukak lambung. Stenosis pilorus atau pilorospasme terjadi bila

serat-serat otot disekelilingnya mengalami hipertropi atau spasme

sehingga sfingter gagal berelaksasi untuk mengalirkan makanan dari

lambung ke dalam duodenum.


Lambung terdiri atas empat bagian yaitu:

1. Tunika serosa atau lapisan luar

Merupakan bagian dari peritonium viseralis. Dua lapisan

peritonium viseralis menyatu pada kurvatura minor lambung dan

duodenum dan terus memanjang kearah hati, membentuk omentum

minus. Lipatan peritonium yang keluar dari satu organ menuju ke

organ lain disebut sebagai ligamentum. Omentum minor terdiri atas

ligamentum hepatogastrikum dan hepatoduodenalis, menyokong

lambung sepanjang kurvatura minor sampai ke hati. Pada kurvatura

mayor, peritonium terus ke bawah membentuk omentum mayus, yang

menutupi usus halus dari depan seperti apron besar. Sakus omentum

minus adalah tempat yang sering terjadi penimbunan cairan

(pseudokista pankreatikum) akibat komplikasi pankreatitis akut.

2. Lapisan berotot (Muskularis)

Tersusun dari tiga lapis otot polos yaitu:

a) Lapisan longitudinal, yang paling luar terbentang dari esofagus ke

bawah dan terutama melewati kurvatura minor dan mayor.

b) Lapisan otot sirkuler, yang ditengah merupakan lapisan yang

paling tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter

dan berada dibawah lapisan pertama.

c) Lapisan oblik, lapisan yang paling dalam merupakan lanjutan

lapisan otot sirkuler esofagus dan paling tebal pada daerah fundus

dan terbentang sampai pilorus.


d) Lapisan submukosa Terdiri dari jaringan areolar jarang yang

menghubungkan lapisan mukosa dan lapisan muskularis. Jaringan

ini memungkinkan mukosa bergerak bersama gerakan peristaltik.

Lapisan ini mengandung pleksus saraf dan saluran limfe.

e) Lapisan mukosa Lapisan dalam lambung tersusun dari lipatan-

lipatan longitudinal yang disebut rugae.

b. Fisiologi

Saluran gastrointestinal (GI) merupakan serangkaian organ muskular

berongga yang dilapisi oleh membran mukosa (selaput lendir). Tujuan kerja

organ ini adalah mengabsorbsi cairan dan nutrisi, menyiapkan makanan untuk

diabsorbsi dan digunakan oleh sel-sel tubuh, serta menyediakan tempat

penyimpanan feses sementara. Saluran GI mengabsorbsi dalam jumlah besar

sehingga fungsi utama sistem GI adalah membuat keseimbangan cairan,

selain menelan cairan dan makanan, saluran GI juga menerima banyak sekresi

dari organ-organ, seperti kandung empedu dan pankreas. Setiap kondisi yang

serius mengganggu absorbsi atau sekresi normal cairan GI, dapat

menyebabkan ketidakseimbangan cairan.

Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai

berikut:
a) Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring.

b) Gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang maksiladan

mandubula. Gigi mempunyai satu akar sedangkan geraham mempunyai 2-

3 akar. Akar gigi ditutupi oleh semen yang merupakan bagian tebesar dari

gigi yang dilapisi oleh email.

Fisiologi gigi

Menguyah makanan, pemecahan partikel besar menjadi partikel kecil

yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedak. Proses ini merupakan

proses mekanik pertama yang dialami makanan pada waktu lincinkan, dan

membasahi makanan yang kering dengan saliva serta mengaduk makanan

sampai rata.

c) Lidah

Lidah terdapat dalam kavum oris, merupakan susunan otot serat lintang

kasa dilengkapi dengang mukosa.

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut dengan

mengerakan makanan kesegala arah.


d) Faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae servikalis

VI, kebawah setinggi tulang rawan krikoidea. Faring terbentuk dari

jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar).

Fisiologi faring

Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut kerongkongan

panjangya (kira –kira 12 cm).

e) Esofagus

Esofagus (kerongkongan) merupakan saluran pencernaan setelah mulut

dan faring. Panjangnya kira –kira 25 cm, Posisi vertikel dimulai dari

bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah rongga dada di

belakang trakea.

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut yang

memiliki fungsi.
f) Lambung

Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak

terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri

berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah

diafragmadi depan pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus

uteri.

Fisiologi lambung

1) Penampungan makanan yang masuk melalui esophagus,

menghancurkan makanan dan menghaluskan makanan dengan

gerakan peristaltic lambung dan getah lambung

2) Membantu proses pembentukan eritosit: lambung menghasilkan zat

faktor intrinsic bersama dengan faktor ekstrinsik dari makanan,

membentuk zat yang disebut anti-anemik yang berguna untuk

pertukaran eritrosit yang disempan dalam hati.

g) Usus Halus

Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang

berpangkal pada pylorus dan berakhir pada sekum. Panjangnya kira-kira 6

meter, merupakan saluran pencernaan yang paling panjang dari tempat

proses pencernaan dan absorsip pencernaan. bentuk dan susunannya

berupa lipatan melingkar.


Fisiologi usus halus

Fungsi usus halus:

1) Menyekresikan cairan usus: untuk menyempurnakan pengolahan zat

makanan di usus halus.

2) Menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus kholedukus

dan duktus pankreatikus.

3) Mencerna makanan: Getah usus dan pangkreas mengandung enzim

pengubah protein menjadi asam amino, karbohidrat menjadi glukosa,

lemak menjadi asam lemak gliserol.

4) Mengabsobsi air garam dan vitamin, protein dalam bentuk asam

amino, karbohidrat dalam bentuk monoksida. Makanan tersebut

dikumpulkan dalam vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena

besar bermuara ke dalam vena porta langsung.

h) Usus Besar

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira 1,5

-1,7 meter dan penampangan 5-5 cm. Lanjutan usus halus yang tersusun

seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus terbentang dari valvula

ilosekalis sampai ke anus.

Fisiologi usus besar

1) Menyerap air dan elektrolit, untuk kemudian sisa massa membentuk

massa yang lembek yang disebut feses.

2) Menyimpan bahan feses.


3) Tempat tinggal bakteri koli.

i) Rektum

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di anus.

Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases. Biasanya

rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang lebih tinggi yaitu

pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari itu terjadinya BAB.

3. ETIOLOGI

Makanan minuman yang dapat merusak mukosa lambung, banyak

mengkumsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan seperti yodium, kafein. Infeksi

bakteri terutama Streptococcus, Stapylococcus, serta bahan kimia dan minuman

yanag bersifat korosif seperti asam pekat dan soda kausatif. Makanan dan

minuman yang terlalu asam, pedas, panas, berlemak juga dapat menyebabkan

gastritis. Terlalu banyak berpikir atau stres dapat meningkatkan asam lambung.

4. MANIFESTASI KLINIS

a. Gastritis akut

Rasa nyeri pada epigastrium yang mungkin ditambah mual. Nyeri dapat

timbul kembali bila perut kosong. Saat nyeri penderita berkeringat, gelisah,

sakit perut dan mungkin disertai peningkatan suhu tubuh, tachicardi, sianosis,

persaan seperti terbakar pada epigastrium, kejangkejang dan lemah.

b. Gastritis kronis

Tanda dan gejala hampir sama dengan gastrritis akut, hanya disertai

dengan penurunan berat badan, nyeri dada, enemia nyeri, seperti ulkus

peptikum dan dapat terjadi aklohidrasi, kadar gastrium serum tinggi.


5. PENATALAKSANAAN

a. Selama masa akut: istirahat 1 – 2 hari.

b. Mengatur diet: lembek dan tidak pedas.

c. Mengganti cairan tubuh melalui intravena.

d. Beri antimetik: psimpesan.

e. Beri analgetik dan anti inflamasi.

f. Terapi infuse: D5 %

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Foto lambung.

b. Foto Rontgen.

c. Gastrokopi.

d. Endoskopi.

e. Biopsi Mukosa

II. ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian adalah pendekatan komputeratik untuk mengumpulkan data

dan menganalisanya sehingga dapat diketahui kebutuhan pasien terserbut


berhasil atau tidaknya suatu asuhan keperawatan sangat tergantung dari data

atau hasil pengkajian.

Adapun data yang dikumpulkan pada klien dengan gastritis adalah:

a) Biodata klien dan Penanggung jawab

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, tanggal atau jam

masuk rumah sakit, nomor register, diagnosa, nama orang tua, alamat,

umur, pendidikan, pekerjaan, pekerjaan orang tua, agama dan suku bangsa.

1) Keluhan Utama

Keluhan yang dirasakan paling berat oleh pasien.

2) Riwayat penyakit sekarang

Kapan mulai ada keluhan, sudah berapa lama, bagaimana

kejadiannya dan apa saja upaya untuk mengatasi penyakitnya.

3) Riwayat penyakit dahulu

Bagaimana kesehatan klien sebelumnya, apakah pernah

mengalami penyakit atau ada riwayat penyakit yang lain dan jika ada.

4) Riwayat penyakit keluarga

Bagaimana kesehatan keluarganya, apakah ada diantara anggota

keluarganya ada yang mengalami penyakit yang sama.

5) Riwayat bio-psiko-sosial-spiritual

Dalam pengkajian kebiasaan sehari-hari/kebutuhan dasar, penulis

menggunakan konsep dasar menurut Virginia Handerson yaitu:


1) Pola Respirasi

Pada pola pernafasan yang perlu diperhatikan adalah frekwensi,

pernafasan, gerak dinding dada, pernafasan cuping hidung, apakah

anak merasa sesak, pada anak dengan gastritis mengalami gangguan

pada sistem pencernaan.

2) Pola Nutrisi

Pada pola nutrisi yang ditanyakan adalah nafsu makan, Diet

khusus, supplement yang dikonsumsi, instruksi diet sebelumnya,

jumlah cairan dan makanan yang masuk perhari, ada tidaknya mual,

muntah dan kesulitan menelan.

Pada gastritis mengalami gangguan atau perubahan dalam

memenuhi kebutuhan nutrisi, anak mengalami penurunan nafsu

makan sehingga mengalami penurunan berat badan.

3) Pola Eliminasi

Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah kebiasaan

defekasi perhari, ada tidaknya konstipasi, diare, inkontinensia,

kebiasaan berkemih, ada/tidaknya disuria, nokturia, urgensi,

hematuria, retensi dan inkontinenisia.

4) Pola Aktivitas

Pada aktivitas dibatasi untuk bergerak dan harus tirah baring

untuk mengurangi sesak, anak dengan peyakit pneumonia akan


mengalami gangguan gerak atau aktifitasnya dapat diakibatkan

karena kelemahan atau akibat dari sesak, apabila anak melakukan

gerakan yang berlebihan pada saat sakit atau dalam keadaan lemah

maka anak akan mengalami sesak.

5) Kebutuhan istirahat tidur

Pengkajian pada kebutuhan tidur ini yang ditanyakan adalah

jumlah jam tidur pada malam hari, pagi dan siang, merasa tenang

setelah tidur, masalah selama tidur. Pada anak dengan gastritis

biasanya mengalami masalah dalam istirahat tidurnya karena sakit

pada ulu hati.

6) Mempertahankan temperature tubuhnya

Pada anak dengan gastritis mengalami gangguan dalam

pengaturan suhu tubuh, anak biasanya mengalami hipertermia.

7) Kebutuhan personal hygiene

Pada anak dengan gastritis kemungkinan kebutuhan personal

hygienenya tidak terpenuhi, tergantung ibu dan keluarga dalam

menjaga personal hygenenya.

8) Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Pada anak dengan gastritis biasanya akan ditemukan gangguan

rasa aman dan nyaman, karena rasa nyeri akan timbul jika anak

melakukan aktivitas, dalam kebutuhan rasa aman ini perlu


ditanyakan apakah anak tetap merasa aman dan terlindungi oleh

keluarganya. Anak biasanya rewel dan gelisah. Anak akan merasa

nyaman didekat ibunya.

9) Berkomunikasi dengan orang lain

Bagaimana hubungan anak dengan keluarga serta bagaimana

anak berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

10) Kebutuhan bekerja

Pada anak kebutuhan bekerja tidak dikaji karena anak tidak bekerja.

11) Kebutuhan bermain dan rekreasi

Pada pengumpulan data ini, hal yang perlu diperhatikan adalah

halhal apa saja yang membuat anak merasa tenang dan senang,

biasanya tidak dapat terpenuhi karena anak harus istirahat yang

cukup.

12) Kebutuhan Berpakaian

Tidak mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan

berpakaian, pada anak dengan gastritis kebutuhan berpakaian biasa

dilakukan oleh ibu atau keluarga.

13) Kebutuhan Belajar

Kebutuhan anak dalam memperoleh ilmu pengetahuan

14) Kebutuhan spiritual


Kepercayaan dan keyakinan dalam beragama.

2. Diagnosa Keperawatan
a. gangguan rasa nyaman:
a) nyeri s.d peradangan pada gaste

b) kaji status nyeri: Skala, intensitas, frekuensi, durasi nyeri

c) Kaji penyebab nyeri: area nyeri

d) Anjurkan pasien menari napas dalam dan menggunakan tekhnik

relaksasi lain

e) Anjurkan pasien untuk tidak mrngkunsumsi makana pedas dan

mengandung gas

f) minuman yang sifatnya oversidosis

g) Beri analgetik SOD

h) Beri Asetaminofen karena ada efek tidur

i) Beri anticholirgik

b. Gangguan pemenuhan nutrisi b.d Anorexia dengan mual dan muntah

a) Observasi karakteristik muntahan

b) Berikan makan cair dalam jumlah kecil dan cukup kering

c) Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit namun sering

d) Pertahankan puasa selama masa akut kurang lebih beberapa jam

e) Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian antiemetic

c. Gangguan regulasi suhu s.d Proses peradangan lambung

a) Berikan kompres dingin pada prontal dan axial


b) Observasi TTV

c) Anjurkan minum yang banyak

d) Berikan pakaian yang tipis

d. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya

a) Kaji tingkat pengetahuan tentang proses penyakitnya

b) Observasi tingkat kecemasan pasien

c) Berikan kesempatan pasien untuk bertanya

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Gambar Lambung. Diunduh pada tanggal 28 September 2021

dari www.google.com

Dermawan, D. T. R. (2017). Keperawatan Medikal Bedah (Sistem Pencernaan).

Yogyakarta: Gosyen Publishing.

FKUI. Muttaqin, A. K. S. (2015). Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba

Medika.

Inayah, I. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem

Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika.

Setiadi. (2014). Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Smeltzer, S. C. dan Bare, G. B. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth. Jakarta: EGC.


LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1) Identitas Pasien
Nama : Nn. F
Umur : 18 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum Kawin
Agama : Islam
Alamat : Dasan Sari
2) Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. K

Umur : 45 tahun

Pekerjaan : PNS

Status : Kawin

Agama : Islam

Alamat : Dasan Sari

Hubungan dengan pasien : Ayah


3) Riwayat Kesehatan Klien
a. Keluhan utama
- Klien mengatakan nyeri pada perut kiri atas.
b. Riwayat penyakit sekarang
- Klien datang ke POLI UMUM PUSKESMAS MATARAM pada
tanggal 14 November 2012 dengan keluhan nyeri pada perut kiri atas,
nyeri ulu hati, terasa seperti diremas-remas, nyeri di rasakan setiap
saat, mual dan pusing.
c. Riwayat penyakit dahulu
- Klien mengatakan pernah sakit seperti yang dialami saat ini
sebulan yang lalu.

d. Riwayat penyakit keluarga


- Klien mengatakan ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sama, seperti yang dialami sekarang ini.

4) Riwayat pemenuhan Bio-Psikososial Spiritual menurut Virginia


Handerson
1. Aktivitas
Sebelum sakit : Klien mengatakan mampu beraktivitas dengan baik,
serta mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti
sekolah.
Saat sakit : Klien mengatakan tidak mampu beraktivitas karna
kondisi yang lemah.

2.Nutrisi atau Cairan


Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak pernah mengalami
gangguan pada pola makan, pola makannya 3 kali
sehari dengan porsi 1 piring dengan lauk sayur.
Saat sakit : Klien mengatakan nafsu makannya berkurang
sehari menghabiskan ¼ porsi makanan dari
biasanya.
Eliminasi
3
.
Sebelum sakit : Klien mengatakan biasanya BAB 1 kali sehari dgn
konsistensi lembek, warna kekuningan, dengan
bau khas feses. BAK 4-5 kali sehari dgn warna
kuning jernih.
Saat sakit : Klien mengatakan selama sakit BAB 2 hari 1 kali,
bentuk BAB keras, berwarna hitam kecoklatcoklatan,
bau khas feses. BAK seperti biasa, sebelum sakit.

4. Pola Istirahat Tidur


Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat tidur atau istirahat 7-8 jam
sehari dan tidur siang 1-2 jam sehari.

Saat sakit : Klien mengatakan susah tidur, sering terbangun pada


malam hari karna nyeri di bagian perut sebelah kiri
atas dan hanya tidur kurang lebih dari 4 jam.

5. Kebutuhan Berpakaian
Sebelum sakit : Klien mengatakan selalu mengganti
pakaiannya setiap selesai mandi 2 kali sehari.
Saat sakit : Klien mengatakan tetap mengganti pakaiannya

setiap selesai mandi 2 kali sehari.


6. Reaksi Emosional
Sebelum sakit : Klien mengatakan emosionalnya berlebihan seperti
suka marah dan cerewet.

Saat sakit : Klien mengatakan emosionalnya bisa terkendali


karna kondisi yang dialami sekarang ini.

7. Pernafasan
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan saat
bernafas dengan RR: 20 kali/menit.
Saat sakit : Klien mengatakan tidak sesak RR: 20 kali/menit
Hyigine
8
.
Sebelum sakit : Klien mengatakan mandi 2-3 kali sehari dengan
sabun mandi. Keramas dengan sampo 2-3 kali
seminggu, sikat gigi setiap kali mandi
Saat sakit : Klien mengatakan mandi 2-3 kali sehari dengan
sabun, keramas dengan sampo 2-3 kali seminggu. 9.
Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman

Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak pernah ada gangguan rasa


aman dan nyaman.
Saat sakit : Klien mengatakan tidak nyaman dengan keadaan
yang dialami saat ini.

10. Bekerja
Sebelum sakit : Klien mengatakan selalu bekerja setiap hari.
Saat sakit : Klien mengatakan tidak bisa bekerja seperti biasa
karna kondisi yang dialami sekarang.

11. Kebutuhan Bermain atau Rekreasi


Sebelum sakit : Klien mengatakan sering pergi rekreasi

Saat sakit : Klien mengatakan tidak pernah rekreasi selama sakit


12. Riwayat Psikososial
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak pernah cemas
Saat sakit : Klien mengatakan agak cemas dengan keadaannya
sekarang ini
13. Riwayat Sosial
Sebelum sakit : Klien mengatakan selalu berinteraksi dengan
keluarga dan tetangganya.
Saat sakit : Klien mengatakan interaksi dengan tetanngga dan
keluarganya seperti biasa.
14. Riwayat Spiritual
Sebelum sakit : Klien mengatakan selalu mengerjakan solat 5 waktu.
Saat sakit : Klien mengatakan selalu mengerjakan solat 5 waktu.

5) Pemeriksaan Fisik
a Keadaan umum : Lemah
.
Kesadaran : CM (Compos Mentis), GCS : E4 V5
Tanda-tanda vital M6
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Suhu : 36 0C
Nadi : 80/menit
Respirasi : 20/menit
b. Pemeriksaan Head to Toes

a Tinggi Badan : 160 cm


)
b Berat badan : 45 kg
)
c Telinga : tidak ada serumen, tidak ada benjolan di
) telinga.
d Mulut : mukosa bibir kering.
)
e Paru-paru : tidak ada tarikan dinding dada, nafas normal.
)
f Perut : kembung, adanya nyeri tekan.
)
g Kulit : warna kulit sawo mateng, turgor kulit normal.
)
h Mata : sklera mata tidak ikterus, kelopak mata
) terbuka.
i Hidung : tidak terdapat polip hidung, tidak terdapat
) sekret.
j Dada : tidak terdapat tarikan dinding dada.
)
k Punggung : simetris.
)
6) Therapy
a. Antacid 3x1
b. Paracetamol 3x1

7) Pengelompokan Data
a. Data Subjektif:
- Klien mengeluh nyeri pada perut kiri atas.
- Klien mengeluh mual
- Klien mengeluh pusing
b. Data Objektif
- Mukosa mulut tampak kering
- Klien tampak pucat dan lemah
- TD : 100/70 mmHg
Suhu : 360 C
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
c. Analisa data
No Symtom Etiologi Problem

1. Ds :
- Klien mengeluh nyeri Penurunan Nafsu Gangguan
pada perut kiri atas. Makan pemenuhan
- Klien mengeluh mual
kebutuhan
- Klien mengeluh
Intake tidak nutrisi.
pusing
adekuat

Do :
Peningkatan asam
- Mukosa mulut
lambung
tampak kering
- Klien tampak pucat
dan lemah Mual
- TD : 100/70 mmHg
- RR : 20x/menit
- N : 80x/menit
- S : 36 0C

B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan penurunan
nafsu makan yang ditandai dengan klien mengeluh mual, nyeri pada perut kiri
atas dan mengeluh pusing serta klien tampak pucat dan lemah, mukosa mulut
tampak kering, TD : 100/70 mmHg,

Suhu : 360C,

Nadi : 80x/menit,

RR : 20x/menit.

C. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Gangguan Setelah 1.Bina 1. Untuk
pemenuhan dilakukan hubungan saling membina
nutrisi b.d tindakan percaya kerjasama
Anorexia dengan keperawatan dengan
mual dan muntah selama 1 x 20 klien
menit 2. Observasi 2. Untuk
diharapkan keadaan umum mengetahui
kebutuhan klien perkembang
nutrisi klien an klien.
dapat terpenuhi 3. Observasi 3. Untuk
dengan kriteria vital sign. mengetahui
hasil : perubahan
- Nafsu makan sistem
klien baik tubuh.
-Mual 4. Jelaskan pada 4. Klien dan
berkurang klien dan keluarga
- Klien keluarga mengetahui
mengerti tentang asupan
tentang pentingnya nutrisi yang
pentingnya asupan nutrisi. baik untuk
pemenuhan dirinya
kebutuhan sehingga
nutrisi mampu
memenuhi
kebutuhan
nutrisi
dengan
baik.
5. Untuk
meningkatk
5. Anjurkan an selera
keluarga untuk makan
menyajikan klien.
porsi makanan
yang menarik 6. Untuk
dan hangat. mengurangi
6. Anjurkan mual dan
klien makan meningkatk
sedikit tapi an
sering dan kebutuhan
makanan kecil nutrisi
tambahan yang klien.
sesuai. 7. Untuk
mengurangi
7.Kolaborasi rasa mual
dengan tim yang
medis lain dirasakan
untuk klien
pemberian obat dengan
antiemetik. obat.

D. Implementasi Keperawatan
Hari/tgl Diagnosa Implementasi Respon hasil
Rabu, Gangguan 1. Membina 1. Klien
14/11/201 pemenuhan hubungan saling kooperatif.
2 10.15 nutrisi b.d percaya.
Anorexia 2. Mengobservasi 2. Klien masih
dengan keadaan umum tampak pucat
mual dan klien. dan lemah.
muntah 3. Mengobservasi 3. TD : 100/70
vital sign. mmHg
S : 360C
N : 80x/menit
R : 20x/menit
4. Menjelaskan 4. Klien dan
pada klien dan keluarga
keluarga tentang tampak
pentingnya mengerti dan
asupan nutrisi. menganggukkan
kepala.
5. Menganjurkan
keluarga klien
5. Klien
untuk
menganggukkan
menyajikan
kepala tanda
porsi makanan mengerti.
yang menarik
dan hangat.
6. Menganjurkan
klien makan 6. Klien hanya
sedikit tapi menganggukkan
sering dan kepala nya tapi
makanan kecil masih terlihat
tambahan yang malas untuk
sesuai melakukannya.

7. Klien menerima
7. Berkolaborasi
obat yang
dengan tim
diberikan.
medis lain
dalam
pemberian obat
antiemetik.

E. Evaluasi
Nama : Nn. F
Umur : 18 Tahun
Hari /tgl Evaluasi
Rabu, 14 November S :
2012 11.15 - Klien masih mengeluh mual
- Klien masih pusing
- Klien masih mengeluh nyeri pada perut kiri atas.
O:
- Mukosa mulut tampak kering
- Klien tampak pucat dan lemah
- Klien tampak mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
- TD : 100/70 mmHg
S : 360C
N : 80x/menit
R : 20x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I : Anjurkan kontrol ulang

Anda mungkin juga menyukai