(Perforasi Gaster)
A. Definisi
Perferasi gaster adalah suatu bentuk penetrasi yang komplek dari dinding
lambung, usus halus, usus besar akibat dari bocornya isi dari lambung atau usus ke
jalam rongga perut. Proferasi yang terjadi dari usus mengakibatkan secara potensial
karena minum obat anti inflamasi nonsteroid yang mengurangi jumlah sel adenosis
trifosfat, menyebabkan rentan terhadap stres oksidan. Perbaikan sel yang tertunda ini
Gaster atau lambung berada oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen
atas tepat dibawah diagfragma. Dalam keadaan kosong lambung menyerupai tabung
bentuk J, dan bila penuh berbentuk sebuah pir raksasa. Lambung adalah saluran yang
(Syaifuddin, 2014).
Bagian –bagian dari lambung:
kardiak dan biasanyanya penuh berisi gas. Pada batas dengan esofagus terdapat
b. Korpus ventrikuli : setinggi osteum kardiun, suatu lekukan pada bagian bawah
c. Antrum pylorus : bagian lambung berbentuk tabung, mempunyai otot yang tebal
deodenum.
e. Kurvatura mayor : lebih panjang dari kurvatura minor terbentang dari sisi kiri
inferior. Ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor
sampai ke limpa.
Lapisan lambung
a. Lapisan selaput lendir (mukosa), apabila lambung ini dikosongkan, lapisan ini
dalam usus. Yang ke dua adalah kimiawi dimana bolus di dalam lambung akan
1). Pepsin fungsinya, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan
pepton).
2). Asam garam (HCl) fungsinya; Mengasamkan makanan, sebagai anti
septik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen
sehingga menjadi pepsin.
3). Renin fungsinya, sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk
kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).
4). Lapisan lambung. Jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak
yang merangsang sekresi getah lambung.
b. Fungsi bakterisid : oleh asam
intinsik bersama dengan faktor eksterinsik dari makanan, membentuk zat yang
disebut anti –anemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit yang disimpan
dalam hati.
d. Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal proses makan. bila melihat
makanan dan mencium bau makanan maka sekresi lambung akan terangsang.
dihalangi oleh sistem saraf simpatis yang dapat terjadi pada waktu gangguan
2. Anatomi usus
Usus halus atau intestium minor adalah bagian dari Sistem Pencernaan
Makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada seikum panjangnya
sirkuler), lapisan otot memanjang (M. longitudinal) dan lapisan serosa (sebelah
luar).
2. Duodenum Disebut juga usus 12 jari, panjangnya sekitar 25cm berbentuk
sepatu kuda melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dan
bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit disebut
Papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktus
menjadi disakarida, dan tripsin yang berfungsi mencerna protein menjadi asam
jejunum dengan panjang sekitar 2-3 m, dan ileum dengan panjang sekitar 4- 5 m.
Lekukan jejunum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan
panjangnya 1,5 – 1,7 meter dan lebarnya 5 -5 cm. Terdapat beberapa lapisan lapisan
selaput lendir (mukosa), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang, lapisan
jaringan ikat. Dan berfungsi menyerap air dan elektrolit, menyimpan bahan feses,
tempat tinggal bakteri koli. Pada usus besar terdiri dari sekum, kolon asendens, kolon
C. Etiologi
1. Cedera tembus yang mengenai dada bagian bawah atau perut (contoh: trauma
tertusuk pisau)
2. Trauma tumpul perut yang mengenai lambung. Lebih sering ditemukan pada
pasien ini sering tidak terduga terjadi pada saat kondisi pasien mulai membaik.
6. Benda asing (tusuk gigi) dapat menyebabkan perforasi oesophagus, gaster,
atau usus kecil dengan infeksi intra abdomen, peritonitis, dan sepsis.
D. Manifestasi klinis
1. Kesakitan hebat pada perut dan kram diperut.
2. Nyeri di daerah epigastrium.
3. Hipertermi
4. Takikardi
5. Hipotensi
6. Biasanya tampak letargik karna syok toksik.
E. Patofisiologi
Secara fisiologis, gaster relatif bebas dari bakteri dan mikroorganisme lainnya
karena keasaman yang tinggi. Kebanyakan orang yang mengalami trauma abdominal
memiliki fungsi gaster yang normal dan tidak berada pada resiko kontaminasi bakteri
yang mengikuti perforasi gaster. Bagaimana pun juga mereka yang memiliki maslah
gaster sebelumnya berada pada resiko kontaminasi peritoneal pada perforasi gaster.
peritonitis kimia. Bila kebocoran tidak ditutup dan partikel makanan mengenai rongga
peritoneum, peritonitis kimia akan diperparah oleh perkembangan yang bertahap dari
peritonitis bakterial. Pasien dapat asimptomatik untuk beberapa jam antara peritonitis
kimia awal dan peritonitis bakterial lanjut. Mikrobiologi dari usus kecil berubah dari
usus kecil dimana, pada bagian distal dari usus kecil (jejunum dan ileum) ditempati
oleh bakteri aerob (E.Coli) dan anaerob ( Bacteriodes fragilis (lebih banyak)).
Kecenderungan infeksi intra abdominal atau luka meningkat pada perforasi usus
cairan sehingga membentuk abscess, efek osmotik, dan pergeseran cairan yang lebih
banyak ke lokasi abscess, dan diikuti pembesaran abscess pada perut. Jika tidak
H. Komplikasi
1. Infeksi luka
2. Pendarahan mukosa gaster
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada proferasi gaster di perbaiki sebelum dilakukan
pembedahan atau operasi dengan pemberian cairan dan koreksi elektrolit, pemasangan
bakteri
Q : nyeri terasa ditusuk-tusuk
R : nyeri pada epigastrium
S : tidak dapat beistirahat karena nyeri
T : nyeri saat beraktifitas dan setelah mengkonsumsi makanan yang
gangguan pola tidur akibat nyeri yang dirasakan. Konjung tiva pucat
adekuat.
d. Integumen
Turgor kulit menurun akibat dehidrasi.
K. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan nyeri pada abdomen
2. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
nyeri.
d. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk penggunaan anti nyeri.
Rasional : penggunaan farmakologi dapat memperin
2. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi dalam waktu 1 x 24 jam setelah
dilakukan keperawatan.
KH (NOC) :
a. mempertahankan/ meningkatkan berat badan seperti tujuan yang
diinginkan.
b. Asupan makanan
c. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
d. Asupan makanan secara oral
e. Tidak ada tanda malnutrisi
Intervensi (NIC) :
a. Kaji/ catat pemasukan diet
Rasional :membantu dalam mengindentifikasi defisiensi dan kebutuhan
menampilkan hidrasi yang baik, memiliki asupan cairan oral yang adekuat.
Intervensi :
a. Observasi output dan input cairan setiap hari terhadap dehidrasi.
kehilangan cairan.
d. Observasi terhadap kehilangan cairan yang tinggi elektrolit
(diare).
Rasional: Untuk mengevalasi kehilangan cairan.
e. Kaji nilai elektrolit setiap 24 jam untuk ketidaksinambungan
cairan.
Rasional: Mengetahui jumlah cairan yang dibutuhkan.
f. Anjurkan keluarga untuk memberi minum klien 6 – 8 gelas air
pengobatan.
b. Melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan, menjelaskan alasan
tindakan.
Intervensi :
a. Kaji ulang prosedur bedah dan harapan jangka panjang
Rasional : memberi pengetahuan dasar dimana pilihan informasi dapat
parsial mungkin tidak terbukti selama 3 bulan, dan kembali penuh pada
optimal.
c. Kaji ulang kebutuhan diet
Rasional :dapat mencegah defisiensi dan meningkatkan penyembuhan
dingn membatasi makanan tinggi serat, kafein, produk susu dan alkohol,
kelebihan gula dan garam dan minum cairan antara makan, dari pada
makanan.
Rasional : tindakan ini membantu menghindari distensi gaster/iritasi dan
aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E, Mary Frances Mouhouse, Alice C. Geisser 2012. Rencana asuhan
keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien.
Jakarta : EGC
Pengeluaran histamin
Pernapasan tidak
teratur
Takipneu
Ketidak efektifan
pola napas