A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Gambar 1
2. Anatomi
Tulang femur adalah tulang terkuat, terpanjang, dan terberat yang
dimiliki tubuh yang berfungsi penting untuk mobilisasi atau berjalan. Tulang
femur terdiri dari tiga bagian, yaitu corpus femoris atau diafisis, metafisis
proksimal, dan distal metafisis. Corpus femoris berbentuk tubular dengan
sedikit lengkungan ke arah anterior, yang membentang dari trochanter minor
melebar ke arah condylus Selama menahan berat tubuh, lengkung anterior
menghasilkan gaya kompresi pada sisi medial dan gaya tarik pada sisi lateral.
Struktur femur adalah struktur tulang untuk berdiri dan berjalan, dan femur
menumpu berbagai gaya selama berjalan, termasuk beban aksial,
membungkuk, dan gaya torsial. Selama kontraksi, otot-otot besar mengelilingi
femur dan menyerap sebagian besar gaya.
Gambar 2
3. Etiologi
Fraktur dapat terjadi karena beberapa diantara lain Trauma langsung
menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada
daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komunitif dan jaringan
lunak ikut mengalami kerusakan sedangkan trauma tidak langsung
apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur
Penyebab fraktur femur antara lain:
a. Fraktur femur terbuka Disebabkan oleh trauma langsung pada paha
b. Fraktur femur tertutup Disebabkan oleh trauma langsung atau kondisi
tertentu, seperti degenerasi tulang (osteoporosis) dan tumor atau
keganasan tulang paha yang menyebabkan fraktur patologis (Arif
Muttaqin, 2011).
Selain itu berdasakan besar energi penyebab yaitu:
a. High energy trauma atau trauma karena energi yang cukup
besar, jenis kecelakaan yang menyebabkan terjadinya fraktur
jenis ini antara lain adalah trauma kecelakaan bermotor
(kecelakaan sepeda motor, kecelakaan mobil, pesawat jatuh, dsb);
olahraga—terutama yang olahraga yang berkaitan dengan kecepatan
seperti misalnya: ski, sepeda balap, naik gunung; jatuh, jatuh dari
tempat tinggi; serta luka tembak
b. Low energy trauma atau trauma karena energi yang lemah, karena
struktur femur adalah sturktur yang cukup kuat, ada kecenderungan
trauma karena energi yang lemah lebih disebabkan karena tulang
kehilangan kekuatannya terutama pada orang-orang yang mengalami
penurunan densitas tulang karena osteoporosis penderita kanker
metastasis tulang dan orang yang mengkonsumsi kortikosteroid jangka
panjang juga beresiko tinggi mengalami fraktur femur karena kekuatan
tulang akan berkurang.
c. Stress fracture atau fraktur karena tekanan, penyebab ketiga dari
fraktur femur adalah tekanan atau trauma yang berulang. Trauma jenis
ini mengakibatkan jenis fraktur yang berbeda karena biasanya terjadi
secara bertahap. Trauma tekanan berulang mengakibatkan kerusakan
internal dari struktur arsitektur tulang. Fraktur jenis ini seringkali
terjadi pada atlet atau pada militer yang menjalani pelatihan yang
berat. Fraktur jenis ini biasanya mempengaruhi area corpus femoris.
4. Manifestasi Klinis
5. Patofisiologi
Ketika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh
darah, sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah
terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya. Keadaan ini
menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah
periosteum dan jaringan tulang yang mengitari fraktur. Terjadinya respon
inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik adalah ditandai dengan
vasodilatasi dari plasma dan leukosit. Ketika terjadi kerusakan tulang,
tubuh mulai melakukan proses penyembuhan untuk memperbaiki cidera,
tahap ini menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang. Hematom yang
terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum tulang
yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak
tersebut masuk kedalam pembuluh darah yang mensuplai organ- organ yang
lain. Hematom menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan
tekanan kapiler, kemudian menstimulasi histamin pada otot yang
iskhemik dan menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke
interstitial. Hal ini menyebabkan terjadinya edema. Edema yang terbentuk
akan menekan ujung saraf, yang bila berlangsung lama bisa menyebabkan
syndrome compartment. Compartment syndrome yaitu suatu keadaan
peningkatan tekanan jaringan dalam ruang anatomis yang berbatas
menyebabkan penurunan aliran darah yang menimbulkan iskemia disfungsi
unsur mioneural yang ada di dalamnya, ditandai dengan nyeri, kelemahan
otot, hilangnya sensorik, dan ketegangan yang dapat diraba pada ruang
yang bersangkutan. Iskemia dapat menimbulkan nekrosis yang
mengakibatkan gangguan fungsi yang permanen.
6. Pathway
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Komplikasi
Kekakuan pada lutut yang secara perlahan akan berkurang namun tidak
dapat hilang sama sekali. Selain kekakuan pada lutut, fraktur pada femur distal
menjadi faktor presdiposisi terjadinya osteoarthritis. Terutama pada fraktur
yang melewati atikulasio genu, yang mengganggu lapisan kartilago yang
melapisi sendi.
9. Penatalaksanaan
a. Terapi operatif dilakukan pada fraktur yang tidak dapat direduksi secara
konservatif. Terapi dilakukan dengan mempergunakan nail-phorc dare
screw dengan berbagai tipe yang tersedia.
B. Konsep Keperawatan
1. Fokus Pengkajian
a. Pemeriksaan Umum
T (Time)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal,
kerusakan integritas struktur tulang, penurunan kekuatan otot.
c. Defisit perawatan diri (mandi, eliminasi) berhubungan dengan gangguan
muskuloskeletal
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tonjolan tulang.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pemasangan fiksasi interna.
3. Intervensi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta: EGC
Sue Moorhead, d. 2016. edisi lima Nursing outcomes classification (Noc). Indonesia:
Elsiver Global Rights
Arif Muttaqin. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : EGC
No. Diagnosa Tujuan/KH Intervensi
1. Nyeri akut yang berhubungan Tujuan : setelah dilakukan tindakan NIC :
Manajemen Nyeri
dengan agens cedera fisik keperawatan selama x24 jam
a. Kaji nyeri pasien dengan pengkajian nyeri
Definisi: masalah teratasi.
PQRST
Pengalaman sensori dan KH (NOC) :
b. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
emosionaltidak menyenangkan 1). Nyeri skala 0- 2
bekaitan dengan kerusakan 2). TTV ( TD, S, N, RR) mempengaruhi respon pasien terhadap
jaringan aktual atau potensial, 3). Ekspresi nyeri wajah (tidak
ketidaknyamanan (misal suhu ruangan,
atau yang digambarkan sebagai
mengernyit)
kerusakan (International pencahayaan, dan kegaduhan)
Assocition For The Study Of c. Berikan teknik relaksasi
Pain), awitan yang tiba-tiba atau d. Ajarkan manajemen nyeri (misal nafas dalam)
lambat dengan intensitas ringan e. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
hingga berat, dengan berakhirnya
analgetik.
dapat diantisipasi atau diprediksi,
dan dengan durasi kurang dari 3
bulan.
Diskontinitas tulang Kerusakan fragmen Pergeseran fregmen tulang Luka Terbuka Kurang
tulang paparan
informasi
Perubahan jaringan Nyeri akut Defomitas Kontaminasi
sekitar Tekanan sumsum lingkungan luar
tulang > kapile Defisit
Defisit perawatan Gangguan fungsi
Resiko infeksi pengetahuan
Laserasi kulit diri mandi moskuloskeletal
Reaksi stres