Oleh :
Sarah Zalena
P17211204125
1. Saluran gastrointestinal bagian atas. Organ saluran ini terdiri atas mulut, faring,
esophagus dan lambung.
a. Mulut
Mulut merupakan jalan masuknya makanan yang pertama kali untuk system
pencernaan. Rongga mulut dilengkapi dengan alat pencernaan (gigi dan lidah) serta
kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan, secara umum mulu terdiri
atas dua bagian atas bagian luar (vestibula) yaitu ruangan yang di antara gusi, gigi,
bibir dan pipi. Dan rongga mulut bagian dalam yaitu rongga yang di batasi sisinya
oleh tulang maksilaris, platum dan mandibularis di sebelah belakang dan bersambung
ke faring. Platum terdiri atas platum durum (platum keras) yang tersusun tajuk-tajuk
platum dari sebelah depan tulang maksilaris dan platum mole (platum lunak) terletak
di belakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak, serta terdiri
atas jaringan fibrosa dan sela[ut lendir. Rongga mulut berhubungan dengan orofaring
yang di sebut dengan faucium yang terdapat dua lengkungan yaitu palatofaringeal dan
palatoglossal. Diantara kedua lengkungan ini terdapat jaringan limfoid yang disebut
tonsil. Di rongga mulut makanan yang masuk akan di cerna secara mekanik denagn
cara di cabik-cabik dan kunyah, serta secara kimiawi melaui peran enzim dan saliva.
b. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan esophagus. Di
dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfa yang
terbanyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Di sini
juga terletak persimapangan antara jalan nafas dan makanan letaknya di belakang
rongga mulut di depan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan berhubungan
dengan rongga mulut dengan perantara lubang yang di sebut ismus fausium.
c. Esofagus
Merupakan bagian saluran pencernaan sepanjang 25 cm dan berdiameter 2 cm.
Esofagus berbentuk separti tabung berotot yang menghubungkan rongga mulut
dengan lambung, dengan bagian posterior berbatasan dengan faring setinggi kartilago
cricoidea dan sebelah anterior berbatasan dengan corpus vertebrae. Ketika seseorang
menelan, maka sfingter akan berelaksasi secra otomatis dan akan membiarkan
makanan tau minuman masuk ke dalam lambung.
d. Lambung
Lambung merupakan organ pencernaan yang paling fleksibel karena dapat
menampung makanan sebanyak 1-2 liter. Bentuknya seperti huruf J atau kubah dan
terletak di kuadran kiri bawah abdomen. Lambung merupakan kelanjutan dari
esophagus bagian superior dan bersambungan dengan usus halus dengan duodenum.
Fungsi utama dari lambung dalah menyimpan makanan yang sudah bercampur cairan
yang di hasilkan lambung. Lambung terdiri atas 4 bagian besar yaitu: kardiak (bagian
atas berdekatan dengan sfingter gastroesofagus), fundus (bernbentuk kubah kontak
langsung dengan diafragma), korpus (area yang paling besar) dan pylorus (bagian
lambung yang berbentuk tabung yang mempunyai otot yang tebal membentuk
sfingter pylorus). Mempunyai dua lapisan yaitu anterior dan posterior.
a. Usus halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung yang terletak di antara sfingter
pylorus lambung dengan katub ileosekal yan merupakan bagian awal usus besar,
posisinya terletak di sentral bawah abdomen yang di dukung oleh lapisan mesenterika
yang memungkinkan usus halus ini mengalami perubahan bentuk. Mesenterika ini di
lapisi pembuluh darah, persarafan dan saluran limfa yang menyuplai kebutuhan
dinding usus.
Usus halus memiliki saluran paling panjang dari saluran pencernaan dengan
panjang sekitar 3 meter dengan lebar 2,5 cm. walaupun setiap orang memiliki ukuran
yang berbeda-beda. Usus halus sering di sebut denga usus kecil karena ukuran
diameternya lebih kecil jika di bandingkan dengan usus besar. Usus halus ini terbagi
menjadi 3 bagian yaitu duodenum (25 cm) jejunum (2,5 cm) ileum (3,6 cm).
Adapun fungsi dari usus halus adalah menerima sekresi hati dan pankreas,
mengabsorbsi saripati makanan dan menyalurkan sisa hasil dari metabolisme ke usus
besar. Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan
senyawa kimia yang di hasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar
pancreas yang di lepaskan oleh usus halus. Senyawa yang di hasilakan oleh usus
halus adalah:
o Disakaridase. Berfungsi munguraikan disakarida menjadi monosakarida.
o Eripsinogen. Berfungsi eripsin yang yang belum aktif yang akan di ubah menjadi
eripsin. Eripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
o Hormon sekretin. Berfungsi merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan
senyawa kimia yang di hasilkan ke usus halus.
o Hormon CCK (kolesistokinin). Berfungsi merangsang hati untuk mengeluarkan
cairan empedu kedalam usus halus. Usus menerima makanan dari lambung
dalam bentuk kimus (setengah padat) yang kemudian dengan bantuan peristaltic
akan di dorong menuju usus besar.
c. Rektum
Rectum merupakan lubang tempat pembuangan fases dari tubuh. sebelum dibuang
lewat anus fases akan di tampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila fases
sudah siap dibuang, maka otot sfingter rectum mengatur pembukaaan dan penutupan
anus. Otot sfingter yang menyusun rectum ada 2 yaitu: otot polos dan otot lurik.
DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan USG
2. Pemeriksaan foto rontgen
3. Pemeriksaan laboratorium urin dan feses
X. PENATALAKSANAAN
a. Manajemen Diare (I.03101)
Observasi
Terapeutik
Kolaborasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis: Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
c. Manajemen Cairan (I.03098)
Observasi
Monitor status hidrasi (mis: frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
kelembaban mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
Monitor berat badan harian
Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis: hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urin,
BUN)
Monitor status hemodinamik (mis: MAP, CVP, PAP, PCWP, jika tersedia)
Terapeutik
Kolaborasi
1) Identitas
Identitas pasien dengan gangguan integritas kulit yang menjadi pengkajian dasar
meliputi: nama, umur, jenis kelamin, no rekam medis.
2) Keluhan utama
Berisi keluhan utama pasien saat dikaji.
3) Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat Penyakit Sekarang ditemukan saat pengkajian yaitu diuraikan dari
masuk tempat perawatan sampai dilakukan pengkajian.
b. Keluhan sekarang
Berisi keluhan-keluhan pasien saat ini
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Berisi pengalaman penyakit sebelumnya
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu diketahui apakah ada anggota keluarga lainnya yang menderita sakit yang
sama seperti pasien
4) Riwayat sosial
Harus dibandingan hubungan sosial klien antara sebelum dan sesudah sakit.
5) Riwayat Spiritual
Pada umumnya pasien yang menjalani perawatan akan mengalami keterbatasan dalam
aktivitas begitu pula dalam hal ibadah.
6) Kebiasaan sehari-hari
Pasien yang sakit umumnya mengalami perubahan kebiasaan seperti lemah dan lesu
7) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tergantung dari seberapa parah kondisi sakitnya
b. Pemeriksaan Head to toe
- Kulit
Misalnya Kulit teraba dingin atau hangat, keringat yang berlebihan, ada luka
atau tidak dan pucat
- Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, dan apakah ada benjolan
- Leher
Apakah terdapat benjolan atau tidak
- Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-
kadang keadaan selaput mata pucat, sklera kuning
- Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya, adakah
cairan yang keluar dari telinga
- Mulut
Bentuk, mukosa, pendaraahan gusi, lidah kering dan bibir pecah-pecah
- Hidung
Adanya polip atau tidak , ditemukan pernapasan cuping hidung atau tidak
- Dada
Terdapat adanya benjolan pada dada atau tidak, simetris atau tidak
- Abdomen
Terdapat nyeri tekan atau tidak, bissing usus dan kembung atau tidak.
- Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan
- Tanda-tanda vital
Meliputi pengukuran tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu
C. Rencana Keperawatan
a. Manajemen Diare (I.03101)
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis: Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
Observasi
Monitor status hidrasi (mis: frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
kelembaban mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
Monitor berat badan harian
Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis: hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urin,
BUN)
Monitor status hemodinamik (mis: MAP, CVP, PAP, PCWP, jika tersedia)
Terapeutik
Kolaborasi
Mahasiswa,
(Sarah Zalena)
NIM: P17211204125