Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun oleh:

Muhamat Efendi

202202040058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

2022-2023
1. Pengertian
Nutrisi adalah zat zat dan zat lain yang berhubungandengan kesehatan dan
penyakit termasuk keseluruhanproses proses dalam tubuh manusia untuk
makanan/bahan bahanlain lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan bahan
tersebut untuk aktifitas penting dalam gizi dan zat lainnya terkandung aksi reaksi
dan keseimbanganyang berhubungan dengan kesehatan dan pemyakit.nutrisi juga
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang akanan zat zat lain yg terkandung aksi dan
keseimbangan yg berhubungan dg kesehatan penyakit.
2. Tinjaun Anatomi dan Fisiologi
a. ANATOMI
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah
sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris.
Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal,
sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pankreas. Ketiga
organ ini membantu terlaksananya pencernaan makanan secara kimiawi.
1) Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan terdiri atas
dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi,
bibir, pipi dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut,
makanan mengalami  proses mekanis melalui pengunyahan yang akan
membuat makanan dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim
amilase yang akan memecah amilum yang terkandung dalam makanan
menajdi maltosa.
2) Faring & Esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang
hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian
terlebar di  bagian atas hingga vertebra servikal keenam. Faring langsung
berhubungan dengan esofagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan
panjang kurang lebih 20  - 25 sentimeter dan terletak di belakang trakea, di
depan tulang  punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus
diafragma yang  berhubungan langsung dengan abdomen serta
menyambung dengan lambung. Esofagus merupakan bagian yang
berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju ke lambung.
Esofagus berbentuk seperti silinder yang  berongga dengan panjang
kurang lebih dua sentimeter dengan kedua ujungnya dilindungi oleh
sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup,
kecuali bila ada makanan dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu
lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di belakang
makanan berkontraksi.
3) Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas  bagian
atas disebut fundus bagian utama, dan bagian bawah berbentuk horizontal
(antrum pilorik). Lambung berhubungan langsung dengan esofagus
melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium
pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pankreas,
sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri fundus. Lambung
mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi
motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan
samapi dicerna sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah
memecah makanan menjadi partikel –  partikel kecil yang dapat
bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah
mensekresi pepsin dan HCl yang akan memecah protein menjadi pepton,
amilase memecah amilum menjadi maltosa, lipase memecah lemak
menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk sekresi gastrin, mensekresi
faktor intrinsik yang memungkinkan absorbsi vitamin B12 yaitu di ileum,
dan mensekresi mukus yang bersifat  protektif. Makanan berada pada
lambung selama 2 - 6 jam, kemudian  bercampur dengan getah lambung
(cairan asam bening tak berwarna) yang mengandung 0,4% HCl untuk
mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai antiseptik dan
desinfektan. Dalam getah lambung terdapat beberapa enzim, diantaranya
pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah makanan
menjadi bahan yang lebih mudah larut dan renin,  berfungsi mengubah
makanan menjadi bahan yang lebih dari karsinogen yang dapat larut.
4) Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat –  lipat dengan panjang kurang
lebih 2,5 meter dalam keadaan hidup. Usus halus terdiri atas tiga bagian,
yaiut duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum dengan
panjang kurang lebih 2 m, dan ileum dengan panjang kurang lebih 1 m
atau 3/5 akhir dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus menyerupai
beludru. Pada  permukaan setiap vili terdapat tonjolan yang menyerupai
jari  –  jari, yang disebut mikrovili. Fungsi usus halus pada umumnya
adalah mencerna dan mengabsorbsi chime dari lambung. Zat  –  zat
makanan yang telah halus akan diabsorbsi di dalam usus halus, yaitu pada
duodenum, dan disini terjadi absorbsi besi, kalsium dengan bantuan
vitamin D. Vitamin A, D, E, dan K dengan bantuan empedu dan asam
folat.
5) Usus Besar
Usus besar atau juga disebut sebagi kolon merupakan sambungan dari
usus halus yang dimulai dari aktup ileokolik yang merupakan tempat
lewatnya makanan. Usus besar memilki panjang kurang lebih 1,5 meter.
Kolon terbagi atas desenden, sigmoid, dan berakhir di rektum yang
panjangnya kira  –  kira 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon
sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden
membentuk belokan tajam di abdomen atas  bagian kanan disebut fleksura
hepatis, sedang tempat kolon transversum membentuk belokan tajam di
abdomen atau bagian kiri disebut fleksura lienalis. Fungsi utama usus
besar adalah mengabsorbsi air (kurang lebih 90%) elektrolit, vitamin, dan
sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih 5000 cc/hari. Flora
yang terdapat pada usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan
B serta memungkinkan pembusukan sisa – sisa makanan.
6) Anus
Anus bertugas mengeluarkan feses yang sebelumnya telah dikumpulkan di
rektum. Proses ini sering disebut proses defikasi. Anus bekerja ditopang
oleh otot polos yang berada di dalam anus dan otot lurik yang terletak di
luar anus. Otot lurik akan terpicu ketika feses menyentuh dinding rektum.
Pada kondisi ini otot polos mengendur hingga feses akan keluar tubuh.
(Sarwadi & Erwanto. 2014; 37). Buku Pintar Anatomi Tubuh
Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas.
7) Hati
Hati merupakan kelenjar tersbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian
paling atas rongga abdomen, di sebelah kanan di bawah diafragma, dan
memiliki berat kurang lebih 1500 gram (kira –kira 2,5% orang dewasa).
Hati terdiri atas dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan oleh
ligamen falsiformis. Pada lobus kanan bagian belakang kantong empedu
terdapat sel yang bersifat fagositosis terhadap bakteri dan benda asing lain
dalam darah. Fungsi hati adalah menghasilkan cairan empedu, fagositosis
bakteri, dan benda asing lainnya, memproduksi sel darah merah dan
menyimpan glikogen.
8) Kantong Empedu
Kantung emepedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantong
yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati
sampai pinggiran depan yang memiliki panjang 8 – 12 cm dan
berkapasitas 40 – 60 cm2. Kantong empedu memilki bagian fundus, leher,
dan tiga pembungkus, yaitu sebelah luar pembungkus peritoneal, sebelah
tengah jaringan berotot takbergaris, dan sebelah dalam membran mukosa.
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu,
memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan
pH optimum enzim  –  enzim pada usus halus, mengemulsi garam – garam
empedu, mengemulasi lemak, mengekskresi beberapa zat yang tak
digunakan oleh tubuh, dan memberi warna pada feses, yaitu kuning
kehijau – hijauan (dihasilkan oleh pigmen empedu). Cairan empedu
mengandung air, garam, empedu, lemak, kolesterol, pigmen fosfolipid,
dan sedikit protein.
9) Pankreas
Pankreas meupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah
dan memilki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas terdiri atas tiga
bagian, yaitu bagian kepala pankreas yang paling lebar, badan pankreas
yang letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis
pertama, serta  bagian ekor pankreas yang merupakan bagian runcing di
sebelah kiri dan menyentuh limpa. Pankreas memilki dua fugsi, yaitu
fungsi eksokrin yang dilaksanakan oleh sel sekretori yang membentuk
getah pankreas berisi enzim serta elektrolit dan fungsi endokrin yang
tersebar di antara alveoli pankreas.

b. FISIOLOGI
Dalam sistem pencernaan, terjadi proses pencernaan untuk menyediakan nutrisi
tubuh. Proses tersebut meliputi ingesti, digesti, absorbsi, metabolisme, dan
eksresi.
1) Ingesti
Ingesti adalah proses masuknya makanan dan cairan dari lingkungan ke
dalam tubuh melalui proses menealn baik melalui koordinasi gerakan
volunter dan involunter. Tahap pertama pada proses ingesti ini adalah
koordinasi otot lengan dan tangan membawa makanan ke mulut. Makanan
di mulut terjadi proses mengunyah yaitu proses penyederhanaan ukuran
makanan yang melibatkan gigi, kontrol volunter otot mulut, gusi, dan
lidah. Proses mengunyah ini dilakukan secara sadar dan diatur oleh sistem
saraf pusat. Proses mengunyah ini dilakukan untuk memudahkan makanan
masuk ke dalam esofagus dan tidak mengiritasinya. Dalamproses
mengunyah ini, terjadi pencampuran makanan dengan saliva.
Bercampurnya saliva ini bukan hanya menyebabkan terjadi pemecahan
ukuran makanan di mulut, melainkan juga terjadi proses digesti. Hal
tersebut disebabkan terdapatnya kandungan enzim ptialin dalam saliva,
yang dapat mengubah amilum menjadi maltosa. Saliva juga membuat
proses menelan lebih mudah sebab mengandung banyak air yang
berfungsi sebagai pelumas. Tahap selanjutnya makanan dikunyah adalah
proses menelan. Menelan merupakan bergeraknya makanan dari mulut ke
esofagus menuju ke lambung. Proses menaln ini terjadi secara refleks
akibat penekanan pada bagian faring.
2) Digesti
Digesti merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang
dibaea ke dalam lambung dan usus halus. Pada proses digesti ini
terjadi penyederhanaan ukuran makanan sampai dapat diabsorbsi oleh
intestinal. Organ pencernaan yang berperan pada proses ini diantaranya
adalah mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, dan kolon.
3) Absorbsi
Absorbsi merupakan proses nutrien diserap usus melalui saluran darah dan
getah bening menuju ke hepar. Proses absorbsi ini tidak merata di tiap
bagian saluran pencernaan. Misalnya, di lambung hanya terjadi proses
absorbsi alkohol,  pada usus halus terjadi proses absorbsi yang paling
utama yaitu 90% dari nutrien yang sudah dicerna dan sedikit absorbsi air.
Secara spesifik, absorbsi yang dilakukan pada usus halus adalah sebagai
berikut: pada usus halus bagian atas mengabsorbsi vitamin yang larut
dalam air, asam lemak, dan gliserol, natrium, kalsium, Fe, serta klorida.
Usus halus bagian tengah mengabsorbsi monosakarida, asam amino, dan
zat lainnya. Sedangkan usus halus bagian bawah mengabsorbsi garam
empedu dan vitamin B12. Absorbsi air paling banyak dilakukan di kolon.
4) Metabolisme
Metabolisme adalah proses akhir penggunaan makanan dalam tubuh yang
meliputi semua perubahan kimia yang dialami zat makanan sejak diserap
oleh tubuh hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah. Proses
metabolisme terjadi berbeda – beda berdasarkan jenis nutrisi. Metabolisme
zat nutrisi terdiri atas tiga proses utama, yaitu:
- Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida, dan air
(glikogenolisis).
- Anabolisme glukosa menjadi glikogen yang akan disimpan
(glikogenesis).
- Katabolisme asam amino dan gliserol menjadi glukosa untuk energi
(glukoneogenesis).
Glukosa yang merupakan hasil akhir digesti karbohidrat akan
mengalami proses oksidasi dan menghasilkan kalori, energi, dan zat
buangan seperti karbondioksida. Bila glukosa ini tidak dipakai sebagai
sumber energi, maka glukosa akan mengalami proses glikogenesis dan
menghasilkan glikogen yang kemudian disimpan di hepar dan otot. Bila
sewaktu - waktu glukosa kurang, maka glikogen diubah kembali menjadi
glukosa (glikolisis). Protein oleh tubuh digunakan untuk aktivitas dalam
tubuh, sistem imun dan normalisasi pertumbuhan, memproduksi enxim,
memelihara sel, perbaikan jaringan, dan menjadi keseimbangan cairan
tubuh. Bila kekurangan protein, maka dapat menyebabkan terjadinya
edema, asites, dan gangguan pertumbuhan.
5) Ekskresi
Ekskresi yaitu proses pembuangan zat – zat sisa metabolisme dalam tubuh
untuk menjaga homeostatis. Caranya melalui defekasi, miksi, diaforesis,
ekspirasi. Defekasi ialah mengekskresi sisa metabolisme berupa fese
melalui saluran cerna. Miksi membuang sisa metabolisme dalam bentuk
urin yang dikeluarkan oleh urogenitalia. Diaforesis merupakan
mengeluarkan air dan karbondioksida.

3. Tinjauan Medis
Obat Cara Kerja Efek Samping Cara Pemberian
Glibenklami d Meningkatkan Berat badan 15 – 30 menit
dan glimepirid sekresi insulin meningkat, sebelum makan.
hipoglikemia.
Metformin Menurunkan Gangguan saluran Sebelum/pada
produksi glukosa pencernaan, saat/sesudah makan
oleh hati dan
asidosis laktat. karbohidrat.
meningkatkan
kepekaan insulin
dalam otot.

Repaglinid dan Meningkat kan Berat badan Sesaat/sebelum


nateglinid sekresi insulin. meningkat makan
Akarbose Menghambat Flatulen, tinja Bersama suapan
absorpsi glukosa lembek. pertama.
Pioglitazon Menambah Edema Tidak tergantung
kepekaan terhadap jadwal makan.
insulin

4. Faktor yang mempengaruhi


a. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergiri dapat memengaruhi
pola konsumsi makan, hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi,
dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe
yang merupakan sumber protein yang baik dan murah, tidak digunakan dalam
makanan sehari - hari, karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi
tempe dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat
juga memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan
makan pisang, pepaya, bagi para gadis remaja. Padahal, makanan itu merupakan
sumber vitamin yang baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak - anak,
karena ikan dianggap mengakibatkan cacingan. Padahal, ikan mcrupakan sumber
protein yang sangat baik bagi anak - anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat- zat gizi yang
dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus
malnutrisi pada remaja karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan tubuh.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi, penyediaan makanan
bergizi, membutuhkan dana yang tidak sedikit karena perubahan status gizi
dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi
kurang biasanya kesulitan dalam mcnyediakan makanan bergizi. Sebaliknya
orang dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakaan makanan
yang bergizi.

5. Mekanisme / proses kerja


a. Makronutrien (karbohidrat, protein, lipid) untuk menyuplai energi bagi tubuh
b. Vitamin membantu penggunaan makronutrien dan mempertahankan jaringan
tubuh.
c. Mineral mempertahankan homeostasis
d. Air sebagai pelarut dalam tubuh dan sebagai alat transport untuk mendistribusikan
nutrisi ke jaringan.
6. Keluhan yang sering muncul
Pusing, mual, dan muntah
7. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat keperawatan dan diet
1) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
2) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
dietnya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan
demam?

b Faktor yang mempengaruhi diet


1) Kesehatan/Status kesehatan
2) Kultur dan kepercayaan
3) Status sosial ekonomi
4) Faktor psikologis

Pemeriksaan Fisik Dan Diagnostik


a. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan : obesitas, kurus
3) Otot : flaksia/lemah, tonus berkurang, tendernes, tidak mampu bekerja
4) Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, refleks menurun
5) Fungsi gastrointesial : anoreksia, konstipasi, diare, flaktuslen, pembesaran liver
atau lien
6) Kardiovaskular : denyut nadi lebih dari 10x/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi

b. Pemeriksaan Diagnostik.
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan pemeriksaan feses.
2) USG.
3) SGOT & SGPT.
4) Sikologi: Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
5) Rontgen: Mengetahui kelemahan yang muncul ada yang dapat menghambat
tindakan oprasi.
           

8. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Faktor psikologis keengganan untuk makan
(D.0019)
b. Nausea berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak (D.0076)
9. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Observasi:
berhubungan dengan perawatan selama 3x24 1. Identifikasi faktor yang
Faktor psikologis jam diharapkan masalah mempengaruhi asupan
keengganan untuk pada defisit nutrisi dapat gizi.
makan teratasi dengan kriteria 2. Identifikasi perubahan
D. 0019 hasil: berat badan.
1. Asupan nutrisi 3. Identifikasi kelainan pada
bertambah kulit.
2. Energi untuk 4. Identifikasi kelainan pada
makan rambut.
3. Kemampuan 5. Identifikasi pola makan.
menikmati 6. Identifikasi kelainan pada
makanan kuku.
L. 03024 7. Identifikasi kelainan
menelan.
8. Identifikasi kelainan
rongga mulut.
9. Identifikasi kelainan
rongga mulut
10. Identifikasi kelainan
eliminasi
11. Monitor mual dan
muntah
12. Monitor asupan oral
13. Monitor warna
konjungtiva
14. Monitor hasil
laboratorium
Terapeutik:
1. Timbang berat badan
2. Ukur antropometri
komposisi tubuh
3. Hitung perubahan berat
badan
4. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
5. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan.
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu.
I.03123

2 Nausea berhubungan Setelah dilakukan Observasi:


dengan rasa perawatan selama 3x24 1. Identifikasi kemungkinan
makan/minum yang jam diharapkan masalah alergi, interaksi dan
tidak enak pada mual dan muntah kontraindikasi obat.
D. 0076 dapat teratasi dengan 2. Verifiksi order obat
kriteria hasil: sesuai dengan indikasi.
1. Mampu mengenali 3. Periksa tanggal
gejala. kedaluwarsa obat.
2. Mengenali 4. Monitor tanda vital dan
penyebab laboratorium.
L. 10099 5. Monitor efek terapeutik
obat.
6. Monitor efek samping
toksisitas, dan interaksi
obat.
Terapeutik:
1. Perhatikan prosedur
pemberian obat yang
aman dan akurat.
2. Hindari interupsi saat
mempersiapkan,
memverifikasi atau
mengelola obat.
3. Lakukan prinsip enam
benar.
4. Perhatikan jadwal
pemberian obat jenis jenis
hipnotik, narkotika, dan
antibiotik.
5. Buang obat yang tidak
terpakai atau
kedaluwarsa.
6. Fasilitasi minum obat.
7. Tandatangani pemberian
narkotika, sesuai
protokol.
8. Dokumentasikan
pemberian obat dan
respon terhadap obat.
Edukasi:
1. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian.
2. Jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas
obat.
I.12060

3. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nutrisi dilakukan dengan menilai masalah keperawatan
yang muncul. Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dan hasilnya.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan
memberikan umpan balik terhadap keperawatan yang diberikan. Langkah-langkah
pasien:
a. Daftar tujuan pasien
b. Melakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu
c. Dibandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien
d. Diskusikan kepada pasien apakah tujuan dapat tercapai/tidak. Jika tujuan tidak dapat
tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluar yang
terbaik, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan
perubahan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Ahem, Nancy R. Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9


Diagnosa Nanda, Interverensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: Penerbit Buku Kedoteran.

NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC.

Saputra, Lyndon. 2013. Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara
Publisher.

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik  (7 ed.). (P. E. Karyuni, D.

Wilkinson, Judith M.2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed.9 Diagnosis NANDA,


Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC .Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda, Kusuma, Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosis Medis dan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediaAction
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat.

Anda mungkin juga menyukai