Anda di halaman 1dari 21

Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi

Laporan Pendahuluan, Resume Kasus dan Daftar Kunjungan

Oleh
Valencia Diana Pattipeilohy
1490119015

PROGRAM PROFESI NERS XXV


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2020
A. Pendahuluan

Kebutuhan nutrisi merupakan dasar fisiologis bagi manusia yang tidak


dapat terlepas dari banyak factor yang memepngaruhinya serta implikasinya
terhadap kebutuhan dasar lain apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi. Nutrisi
merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktifitas tubuh. (Hidayat
& Ulliyah, 2014).
Namun jika tubuh tidak menggunakan nutisi/makanan dengan seimbang
dan efisien akibat pankreas yang gagal dalam memproduksi insulin akan
menyebabkan peningkatan gula darah/hiperglikemia sehingga dapat menderita
penyakit diabetes mellitus (Perkeni, 2012).
International of Diabetic Federation (IDF, 20150 menyatakan tingkat
prevalensi penderita diabetes mellitus di dunia pada tahun 2014 sebesar 8,3%
dari keseluruhan penduduk di dunia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
menyebutka angka kejadian DM di Indonesia mengalami peningkatan dari
6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Di Maluku penderita
DM sebanyak 0,8% dan kota Ambon yang paling terbesar menderita DM
sebanyak 1,38%.
Masalah yang ditimbulkan akibat ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan memberikan asupan nutrisi dan diet
yang sesuai dengan penderita DM. kepatuhan diet nutrisi pasien merupakan
suatu perilaku positif dan diharapkan mendapat proses kesembuhan penyakit
lebih cepat dan terkontrol (Perkeni, 2012).

B. Pengertian
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat,
protein, lemak, air, vitamin, dan mineral. Makanan terkadang dideskripsikan
berdasarkan kepadatan nutrisi yaitu proporsi nutrisi yang penting berdarkan
jumlah kilo kalori. Makanan dengan kepadatan nutrisi yang rendah, seperti
alcohol atau gula, adalah makanan yang tinggi kilo kalori tetapi rendah nutrisi
(Potter&Perry, 2010).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktifitas
tubuh (Hidayat & Ulliyah, 2014).

C. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah
sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris.
Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal,
sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pankreas.
Ketiga organ ini membantu terlaksananya pencernaan makanan secara
kimiawi (Hidayat & Ulliyah, 2014).
a. Saluran Pencernaan
1) Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan terdiri
atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara
gusi, gigi, bibir, pipi dan bagian dalam, yaitu rongga mulut.
2) Faring & Esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di
belakang hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut
dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra servikal
keenam. Faring langsung berhubungan dengan esofagus, sebuah
tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20 – 25
sentimeter dan terletak di belakang trakea, di depan tulang
punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma
yang berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung
dengan lambung.
Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan
makanan dari faring menuju ke lambung.
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri
atas bagian atas disebut fundus bagian utama, dan bagian bawah
berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubungan
langsung dengan esofagus melalui orifisium atau kardia dan dengan
duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah
diafragma dan di depan pankreas, sedangkan limpa menempel pada
sebelah kiri fundus.
Lambung mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sekresi dan
pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk
menampung makanan samapi dicerna sedikit demi sedikit dan
sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel –
partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi
sekresi dan pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCl yang
akan memecah protein menjadi pepton, amilase memecah amilum
menjadi maltosa, lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan
gliserol membentuk sekresi gastrin, mensekresi faktor intrinsik yang
memungkinkan absorbsi vitamin B12 yaitu di ileum, dan
mensekresi mukus yang bersifat protektif. Makanan berada pada
lambung selama 2 – 6 jam, kemudian bercampur dengan getah
lambung (cairan asam bening tak berwarna) yang mengandung
0,4% HCl untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja
sebagai antiseptik dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat
beberapa enzim, diantaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen
serta berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang lebih
mudah larut dan renin, berfungsi mengubah makanan menjadi
bahan yang lebih dari karsinogen yang dapat larut.
3) Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat – lipat dengan panjang
kurang lebih 2,5 meter dalam keadaan hidup. Usus halus terdiri atas
tiga bagian, yaiut duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm,
jejunum dengan panjang kurang lebih 2 m, dan ileum dengan
panjang kurang lebih 1 m atau 3/5 akhir dari usus. Lapisan dinding
dalam usus halus menyerupai beludru. Pada permukaan setiap vili
terdapat tonjolan yang menyerupai jari – jari, yang disebut
mikrovili.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan
mengabsorbsi chime dari lambung. Zat – zat makanan yang telah
halus akan diabsorbsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum,
dan disini terjadi absorbsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D.
Vitamin A, D, E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.
4) Usus Besar
Usus besar atau juga disebut sebagi kolon merupakan
sambungan dari usus halus yang dimulai dari aktup ileokolik yang
merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar memilki panjang
kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas desenden, sigmoid, dan
berakhir di rektum yang panjangnya kira – kira 10 cm dari usus
besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran
anal. Tempat kolon asenden membentuk belokan tajam di abdomen
atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon
transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri
disebut fleksura lienalis.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorbsi air (kurang lebih
90%) elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air
kurang lebih 5000 cc/hari. Flora yang terdapat pada usus besar
berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan
pembusukan sisa – sisa makanan.
5) Anus
Anus bertugas mengeluarkan feses yang sebelumnya telah
dikumpulkan di rektum. Proses ini sering disebut proses defikasi.
Anus bekerja ditopang oleh otot polos yang berada di dalam anus
dan otot lurik yang terletak di luar anus. Otot lurik akan terpicu
ketika feses menyentuh dinding rektum. Pada kondisi ini otot polos
mengendur hingga feses akan keluar tubuh.
b. Organ Asesoris
1) Hati
Hati merupakan kelenjar tersbesar di dalam tubuh yang
terletak di bagian paling atas rongga abdomen, di sebelah kanan di
bawah diafragma, dan memiliki berat kurang lebih 1500 gram (kira
– kira 2,5% orang dewasa).
Hati terdiri atas dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang
dipisahkan oleh ligamen falsiformis. Pada lobus kanan bagian
belakang kantong empedu terdapat sel yang bersifat fagositosis
terhadap bakteri dan benda asing lain dalam darah. Fungsi hati
adalah menghasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri, dan benda
asing lainnya, memproduksi sel darah merah dan menyimpan
glikogen.
2) Kantong Empedu
Kantung emepedu merupakan sebuah organ berbentuk
seperti kantong yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan
permukaan bawah hati sampai pinggiran depan yang memiliki
panjang 8 – 12 cm dan berkapasitas 40 – 60 cm2. Kantong empedu
memilki bagian fundus, leher, dan tiga pembungkus, yaitu sebelah
luar pembungkus peritoneal, sebelah tengah jaringan berotot tak
bergaris, dan sebelah dalam membran mukosa.
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan
empedu, memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH
sesuai dengan pH optimum enzim – enzim pada usus halus,
mengemulsi garam – garam empedu, mengemulasi lemak,
mengekskresi beberapa zat yang tak digunakan oleh tubuh, dan
memberi warna pada feses, yaitu kuning kehijau – hijauan
(dihasilkan oleh pigmen empedu). Cairan empedu mengandung air,
garam, empedu, lemak, kolesterol, pigmen fosfolipid, dan sedikit
protein.

3) Pankreas
Pankreas meupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti
kelenjar ludah dan memilki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas
terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian kepala pankreas yang paling
lebar, badan pankreas yang letaknya di belakang lambung dan di
depan vertebra lumbalis pertama, serta bagian ekor pankreas yang
merupakan bagian runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa.
Pankreas memilki dua fugsi, yaitu fungsi eksokrin yang
dilaksanakan oleh sel sekretori yang membentuk getah pankreas
berisi enzim serta elektrolit dan fungsi endokrin yang tersebar di
antara alveoli pankreas.
2. Fisiologis
Dalam sistem pencernaan, terjadi proses pencernaan untuk
menyediakan nutrisi tubuh. Proses tersebut meliputi ingesti, digesti,
absorbsi, metabolisme, dan eksresi (Hidayat & Ulliyah, 2014).
a. Ingesti
Ingesti adalah proses masuknya makanan dan cairan dari
lingkungan ke dalam tubuh melalui proses menealn baik melalui
koordinasi gerakan volunter dan involunter.
b. Digesti
Digesti merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada
makanan yang dibaea ke dalam lambung dan usus halus. Pada proses
digesti ini terjadi penyederhanaan ukuran makanan sampai dapat
diabsorbsi oleh intestinal. Organ pencernaan yang berperan pada proses
ini diantaranya adalah mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, dan
kolon.
c. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses nutrien diserap usus melalui saluran
darah dan getah bening menuju ke hepar. Proses absorbsi ini tidak
merata di tiap bagian saluran pencernaan. Misalnya, di lambung hanya
terjadi proses absorbsi alkohol, pada usus halus terjadi proses absorbsi
yang paling utama yaitu 90% dari nutrien yang sudah dicerna dan
sedikit absorbsi air. Secara spesifik, absorbsi yang dilakukan pada usus
halus adalah sebagai berikut: pada usus halus bagian atas mengabsorbsi
vitamin yang larut dalam air, asam lemak, dan gliserol, natrium,
kalsium, Fe, serta klorida. Usus halus bagian tengah mengabsorbsi
monosakarida, asam amino, dan zat lainnya. Sedangkan usus halus
bagian bawah mengabsorbsi garam empedu dan vitamin B12. Absorbsi
air paling banyak dilakukan di kolon.
d. Metabolisme
Metabolisme adalah proses akhir penggunaan makanan dalam
tubuh yang meliputi semua perubahan kimia yang dialami zat makanan
sejak diserap oleh tubuh hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai
sampah. Proses metabolisme terjadi berbeda – beda berdasarkan jenis
nutrien.
Metabolisme zat nutrisi terdiri atas tiga proses utama, yaitu:
1) Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida, dan air
(glikogenolisis).
2) Anabolisme glukosa menjadi glikogen yang akan disimpan
(glikogenesis).
3) Katabolisme asam amino dan gliserol menjadi glukosa untuk energi
(glukoneogenesis).
Glukosa yang merupakan hasil akhir digesti karbohidrat akan
mengalami proses oksidasi dan menghasilkan kalori, energi, dan zat
buangan seperti karbondioksida. Bila glukosa ini tidak dipakai sebagai
sumber energi, maka glukosa akan mengalami proses glikogenesis dan
menghasilkan glikogen yang kemudian disimpan di hepar dan otot. Bila
sewaktu – waktu glukosa kurang, maka glikogen diubah kembali
menjadi glukosa (glikolisis
Protein oleh tubuh digunakan untuk aktivitas dalam tubuh, sistem
imun dan normalisasi pertumbuhan, memproduksi enxim, memelihara
sel, perbaikan jaringan, dan menjadi keseimbangan cairan tubuh. Bila
kekurangan protein, maka dapat menyebabkan terjadinya edema, asites,
dan gangguan pertumbuhan.
Jenis Metabolisme:
1) Metabolisme Karbohidrat
2) Metabolisme Lemak
3) Metabolisme Protein
e. Ekskresi
Ekskresi yaitu proses pembuangan zat – zat sisa metabolisme
dalam tubuh untuk menjaga homeostatis. Caranya melalui defekasi,
miksi, diaforesis, ekspirasi. Defekasi ialah mengekskresi sisa
metabolisme berupa fese melalui saluran cerna. Miksi membuang sisa
metabolisme dalam bentuk urin yang dikeluarkan oleh urogenitalia.
Diaforesis merupakan mengeluarkan air dan karbondioksida.

D. Etiologi
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
b. Disfagia karena adanya kelainan
c. Penurunan absrobsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
d. Nafsu makan menurun
2. Nutrisi lebih dari kebutuhan
a. Perubahan pola makan
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
3. Obesitas
4. Malnutrisi
5. Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan
7. Jantung Koroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
8. Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan pengkonsumsian lemak
secara berlebihan
9. Anoreksia Nervosa (Hidayat & Ulliyah, 2014).

E. Patofisiologi
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat
aktivitas, keadaan penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta
prosedur dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas,
maka nutrisi dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehinggat tingkat
aktivitas akan meningkat atau menurun. Sementara, status penyakit dan prosedur
atau pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan,
pencernaan, absorbs, metabolisme dan ekskresi.

F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemerikasaan diagnostik dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium
dengan ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
 Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
 Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
 Hb (N: 12 mg %).
 BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
 Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita:
0,5- 1,0 mg/100 ml).

G. Penatalaksanaan
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebagai berikut:
1. Pemberian Nutrisi melalui oral
2. Pemberian Nutrisi melalui pipa penduga/Lambung
3. Pemberian Nutrisi melalui Parenteral. (Potter & Perry, 2010)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian
A. Biodata
1. Identitas
Nama, tempat tanggal lahir/umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS, no
Medrec, Diagnosa medis.
2. Identitas penanggung jawab
Nama penanggung jawab, hubungan dengan klien, alamat.

B. Riwayat Kesehatan Klien


1. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke
rumah sakit
3. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di
masa lalu maupun sekarang
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah
keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun
menular.
5. Genogram
Dibuat 3 generasi

C. Pola aktifitas sehari-hari

No Jenis Aktivitas Sebelum sakit


Sesudah sakit

1 Pola makan dan minum


Makan
- Jenis makanan
- Frekuensi
- Jumlah makanan
- Bentuk makanan
- Makanan pantangan
- Gangguan keluhan
Minum
- Jenis minuman
- Frekuensi
- Jumlah minuman
- Gangguan keluhan
2 Pola eliminasi
BAB
- Frekuensi
- Jumlah
- Konsistensi dan warna
- Bau
- Gangguan/Keluhan
BAK
- Frekuensi
- Jumlah
- Warna
- Bau
- Gangguan/Keluhan

3 Pola istirahat/tidur
- Siang : (waktu, lama,
kualitas/gangguan
istirahat & tidur)
- Malam : (waktu, lama,
kualitas/gangguan
istirahat & tidur)

4 Personal Hygiene
- Mandi
- Cuci rambut
- Gosok gigi
- Ganti pakaian
- Gunting kuku
- Gangguan/masalah

5 Pola aktifitas/latihan fisik


- Mobilisasi/jenis aktifitas
- Waktu lama/frekuensi
- Gangguan/masalah

6 Kebiasaan lain
Merokok
Alcohol

D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Tingkat kesadaran
- Kualitatif : compos mentis, apatis, somnolent, spoor,
soporocomatus, coma
- Kuantitatif : GCS
b. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
2. Pemeriksaan fisik Head to toe
a. Kepala dan Rambut
bentuk kepala, warna rambut, teksture, distribusi rambut, hygiene,
lesi, masa
b. Mata
Pupil, sclera, konjungtiva, bentuk, secret, fungsi penglihatan,
pergerakan bola mata.
c. Hidung
Bentuk, secret, massa abnormal, fungsi penciuman, pernapasan,
cuping hidung
d. Telinga
Bentuk, ukuran warna, lesi, curemen, fungsi pendengaran
e. Mulut
Bentuk, mukosa oral, gigi, lidah, faring, uvula, tonsil, reflex, hygiene
f. Leher
Peningkatan JVP, KGB, Tyroid, ROM
g. Dada dan punggung
Bentuk simetris atau tidak, pergerakan rongga dada
h. Paru-paru
- Inspeksi : bentuk, pergerakan, lesi
- Palpasi : taktil premitus
- Perkusi : batas-batas paru, resonan/hipersonan
- Auskultasi : suara paru (vesikuler, bronkial, bronkhovesikuler)
dan suara paru tambaha
i. Jantung
Bunyi, iktus kordis, batas-batas jantung/pembesaran jantung
j. Abdomen
Bentuk, turgor, distensi, peristalik, ascites, kelainan organ dalam
abdomen
k. Genitalia
Bentuk, secret, hygiene
l. Anus
Lesi, hemoroid, hygiene
m. Kulit
Turgor, suhu, warna, teksture, lesi, dan hygiene

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum,
Hemoglobin, glukosa, elektrolit, dan lain-lain.
F. Therapi
1. Diet
2. Pemberian obat

H. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi

1 DS : klien mengatakan Kerusakan sel beta Metabolisme


- Merasa mual ↓ tubuh
dan muntah Gula dalam darah
- Napsu makan tidak dapat dibawa
berkurang masuk dalam sel
DO : ↓
- Makanan masih hiperglikemia
tersisa ↓
- Klien tampak Batas melebihi
tidak napsu ambang ginjal
makan ↓
glukosuria
Hasil Lab ↓
- HB : > 12,1 Kehilangan kalori
- GDS : > 200 mg/dL ↓
Sel kekurangan
bahan untuk
metabolisme

Merangsang
hipotalamus

Pusat lapar dan
haus

Polidipsia
polipagia

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

II. Diagnosa Keperawatan


Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
Metabolisme tubuh
III. Intervensi Keperawatan

Tujuan dan kriteria


Dx Data Intervensi keperawatan Rasional
hasil
Ketidakseimbangan DS : klien mengatakan Setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1) Untuk mengetahui
- Merasa mual dan
nutrisi kurang dari tindakan keperwatan keadaan umum
muntah
kebutuhan tubuh b/d - Napsu makan 2x24jam diharapakan klien dan
metabolisme tubuh berkurang nutrisi klien dapat menentukan
- Porsi makan 1/4
DO : terpenuhi dengan kriteria intervensi yang
- Makanan masih hasil : tepat
tersisa
- Klien tidak - Klien merasakan 2. Monitor curve 2) Untuk mengetahui
napsu makan napsu makan harian pasien kadar glukosa
Antropometri :
Hasil Lab kembali dalam darah dan
- HB : 12,1 - Tidak mual muntah menentukan
- GDS : 240
- GDS normal intervensi
selanjutnya
3. Timbang BB dan 3) Membantu dalam
hitung IMT klien identifikasi
sesuai indikasi manutrisi kalori,
protein.
4) Makanan yang
4. Berikan makanan baik sesuai kalori
sesuai diit klien dapat
menyeimbangkan
glukosa di dalam
darah

5) Memberikan
5. Kolaborasikan penurunan nyeri,
dengan dokter rasa mual dan
dalam pemberian muntah
antiemik dan
analgesic

6) Membantu
penurunan glukosa
6. Kolaborasikan
dengan dokter dalam darah akibat
dalam pemberian dari terganggunya
antidiabetic pancreas dalam
- memproduksi
insulin
IV. Impelementasi Keperawatan
Impelementasi atau tindakan keperawatan disesuaikan dengan
rencana atau intervensi keperawatan yang sudah direncanakan.

V. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap maslah kebutuhan nurisi secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam terpenuhi kebutuhan nutrisi
klien
Daftar Pustaka

Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku


2. Jakarta:Salemba Medika

Perkeni.(2012).KonsensusPengelolaandanPencegahanDiabetesMelitusTipe2di
Indonesia. Jakarta: PERKERNI

Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan,


Buku 3 Edisi 7.Jakarta: Elsevier

Anda mungkin juga menyukai