Anda di halaman 1dari 6

SDKI PPNI dengan Diagnosa Medis : DM

 Diagnosa 1 : Defisit Nutrisi


 Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
 Penyebab :
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Peningkatan kebutuhan metabolisme
 Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
 Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram/nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun
Objektif :
1) Bising usus hiperaktif
2) Otot pengunyah lemah
3) Otot menelan lemah
4) Membran mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin turun
7) Rambut rontok berlebihan
8) Diare
 Intervensi :
Tindakan observasi :
1) Identifikasi status nutrisi
2) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3) Identifikasi makanan yang disukai
4) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
5) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasograstrik
6) Monitor asupan makanan monitor berat badan
7) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Tindakan Terapeutik :
1) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
2) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.piramida makanan)
3) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yangs sesuai
4) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
5) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
6) Berikan suplemen makanan, jika perlu
Tindakan Edukasi :
1) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2) Ajarkan diet yang diprogramkan
Tindakan Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri,
antiemetic), jika perlu
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu

 Diagnosa 2 : Hipovolemia
 Definisi : Penurunan volume cairan intravaskuler, interstitial, dan atau
intraseluler
 Penyebab :
1) Kehilangan cairan aktif
2) Kegagalan mekanisme regulasi
3) Peningkatan permeabilitas kapiler
4) Kekurangan intake cairan
5) Evaporasi
 Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1) Frekuensi nadi meningkat
2) Nadi teraba lemah
3) Tekanan darah menurun
4) Tekanan nadi menyempit
5) Turgor kulit menurun
6) Membran mukosa kering
7) Volume urin menurun
8) Hematokrit meningkat
 Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
1) Merasa lemah
2) Mengeluh haus
Objektif :
1) Pengisian vena menurun
2) Status mental berubah
3) Suhu tubuh meningkat
4) Konsentrasi urin meningkat
5) Berat badan turun tiba-tiba
 Intervensi
Tindakan Observasi :
1) Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi menignkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah)
2) Monitor berat badan harian
3) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. hematokrit, Na, K, Cl, berat
jenis urine, BUN)
4) Monitor intake dan output cairan
Tindakan Terapeutik :
1) Hitung kebutuhan cairan
2) Berikan posisi modified trendelenburg
3) Berikan asupan cairan oral, sesuai kebutuhan
4) Berikan cairan intravena, jika perlu
Tindakan Edukasi :
1) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
2) Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Tindakan Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. Nacl, RL)
2) Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, Nacl 0,4%)
3) Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, plasmanate)
4) Kolborasi pemberian produk darah

 Diagnosa 3 : Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah


 Definisi : Variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang normal
 Penyebab :
Hiperglikemia
1) Disfungsi pancreas
2) Resistensi insulin
3) Gangguan toleransi glukosa darah
4) Gangguan glukosa darah puasa
Hipoglikemia
1) Penggunaan insulin atau obat glikemik oral
2) Hiperinsulinemia (mis.insulinoma)
3) Endokrinopati (mis. kerusakan adrenal atau pituitari
4) Disfungsi hati
5) Disfungsi ginjal kronis
6) Efek agen farmokolagis
7) Tindakan pembedahan neoplasma
8) Gangguan metabolic bawaan (mis. gangguan penyimpanan lisosomal,
galaktosemia, gangguan penyimpanan glikogen)
 Gejala dan Tanda Mayor
(hipoglikemia)
Subjektif :
1) Mengantuk
2) Pusing
Objektif :
1) Gangguan koordinasi
2) Kadar glukosa dalam darah / urin darah
(hiperglikemia)
Subjektif :
1) Lelah atau lesu
Objektif :
1) Kadar glukosa dalam darah / urin tinggi
 Gejala dan Tanda Minor
(hipoglikemia)
Subjektif :
1) Palpatasi
2) Mengeluh lapar
Objektif :
1) Gemetar
2) Kesadaran menurun
3) Perilaku aneh
4) Sulit bicara
5) Berkeringat
(hiperglikemia)
Subjektif :
1) Mulut kering
2) Haus meningkat
Objektif :
1) Jumlah urin meningkat
 Intervensi (Hiperglikemia)
Tindakan Observasi :
1) Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
2) Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (mis.
penyakit kambuhan)
3) Monitror kadar glukosa darah, jika perlu
4) Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. poliuria, polidipsia, polifagia,
kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
5) Monitor intake output cairan
6) Monitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah
ortostatik, dan frekuensi nadi
Tindakan Terapeutik :
1) Berikan asupan cairan oral
2) Konsultasikan dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada
atau memburuk
3) Fasilitasi ambulai jika ada hipotensi ortostatik
Tindakan Edukasi :
1) Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250mg/dL
2) Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
3) Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
4) Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine, jika perlu
5) Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan professional kesehatan)
Tindakan Kolaborasi :
1) Kolaborasi dalam pemberian insulin, jika perlu
2) Kolaborasi dalam pemberian cairan IV, jika perlu
3) Kolaborasi dalam pemberian kalium, jika perlu
 Intervensi (Hipoglikemia)
Tindakan Observasi :
1) Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
2) Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
Tindakan Terapeutik :
1) Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
2) Berikan glucagon, jika perlu
3) Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai diet
4) Pertahankan kepatenan jalan napas
5) Pertahankan akses IV, jika perlu
6) Hubungi layanan medis darurat, jika perlu
Tindakan Edukasi :
1) Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap saat
2) Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
3) Anjurkan monitor kadar glukosa darah
4) Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes tentang penyesuaian
program pengobatan
5) Jelaskan interaksi antara diet, insulin/agen oral, dan olahraga
6) Ajarkan pengelolaan hipoglikemia (mis. tanda dan gejala, faktor risiko, dan
pengobatan hipoglikemia)
7) Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah hipoglikemia (mis. mengurangi
insulin/agen oral dan atau meningkatkan asupan makanan untuk berolahraga)
Tindakan Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian dextrose, jika perlu
2) Kolaborasi pemberian glucagon, jika perlu

 Diagnosa 4 : Gangguan Integritas Kulit


 Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan atau epidermis) atau jaringan (membran
mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan atau ligament)
 Penyebab :
1) Perubahan sirkulasi 8) Efek samping terapi radiasi
2) Perubahan status nutrisi 9) Kelembaban
3) Kekurangan/kelebihan volume cairan 10) Proses penuaan
4) Penurunan mobilitas 11) Neuropati perifer
5) Bahan kimia iritatif 12) Perubahan pigmentasi
6) Suhu lingkungan yang ekstrem 13) Perubahan hormonal
7) Faktor mekanis (mis. penekananpada 14) Kurang terpajann informasi tentang
tonjolan tulang, gesekkan) atau faktor upaya mempertahankan atau
elektris (elektrodiatermi, energy melindungi integritas jaringan
listrik bertegangan tinggi)
 Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1) Kerusakkan jaringan dan atau lapisan kulit
 Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1) Nyeri
2) Perdarahan
3) Kemerahan
4) Hematoma
 Intervensi
Tindakan Observasi :
1) Monitor karakteristik luka (mis. drainase, warna, ukuran dan bau)
2) Monitor tanda-tanda infeksi
Tindakan Terapeutik :
1) Bersihkan dengan cairan Nacl atau pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan
2) Bersihkan jaringan nekrotik
3) Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
4) Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
5) Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai dengan kondisi pasien
6) Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-
1,5gr/kgBB/hari
7) Berikan suplemen vitamin dan mineral
8) Berikan terapi TENS (stimulasi saraf transkutaneous), jika perlu
Tindakan Edukasi :
1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2) Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Tindakan Kolaborasi :
1) Kolaborasi prosedur debridement (mis. enzimatik, biologis, mekanis,
autolitik), jika perlu
2) Kolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai