FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2019 A. Konsep dasar penyakit 1. Defenisi Diabetes Mellitus adalah keadaan dimana tubuh tidak menghasilkan atau memakai insulin sebagaimana mestinya. Insulin adalah hormon yang membawa glukosa darah ke dalam sel-sel dan menyimpannya sebagai glikogen (Tambayong, 2000). Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah (Waspadji, 2007) 2. Etiologi Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting. Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau langerhans. Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati. 3. Manifestasi klinis Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah) polipagi, polidipsi, dan poliuri. a. Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering b. Rasa kesemutan, kram otot c. Penurunan berat badan d. Kelemahan tubuh dan luka yang tidak sembuh-sembuh 4. Patofisiologi Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan oleh proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi tubuh dengan meningkatkan glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis. Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap kelaparan sel. Dengan menurunnya insulin dalam darah asupan nutrisi akan meningkat sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penimbunan glukosa pada dinding pembuluh darah yang membentuk plak sehingga pembuluh darah menjadi keras (arterisklerosis) dan bila plak itu telepas akan menyebabkan terjadinya thrombus. 5. Pathway 6. Pemeriksaan diagnostik a. Glukosa darah b. Hb c. Gas darah arteri d. Insulin darah e. Elektrolit darah f. Urinalisis g. Ultrasonografi 7. Penatalaksanaan Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati. Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia : a. Diet b. Latihan Jasmani c. Penyuluhan d. Obat berkaitan hiperglikemia 8. Komplikasi hiperglikemia a. Komplikasi akut 1) Komplikasi metabolic a) Ketoasidosis diabetic b) Koma hiperglikemia c) Hipoglikemia d) Asidosis laktat 2) Infeksi berat b. Komplikasi kronik 1) Komplikasi vaskuler a) Makrovaskular: PJK, stroke, pembuluh darah perifer b) Mikrovaskuler: retinopati, nefropati 2) Komplikasi neuropati B. Konsep dasar asuhan keperawatan 1. Pengkajian emergency dan kritis a. Primary survey 1) Airway : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau benda asing yang menghalangi jalan nafas. 2) Breathing : kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan otot bantu pernafasan. 3) Circulation : kaji nadi, biasanya nadi menurun. 4) Disability : lemah,letih,sulit bergerak,gangguan istirahat tidur. b. Secondry survey 1) Aktivitas /istirahat Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun, gangguan istrahat/tidur Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas, letargi /disorientasi, koma 2) Sirkulasi Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, takikardia. Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang menurun/tidak ada, disritmia, krekels, distensi vena jugularis, kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung. 3) Integritas/ Ego Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi Tanda : Ansietas, peka rangsang 4) Eliminasi Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri tekan abdomen, diare. Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare) 5) Nutrisi/Cairan Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet, peningkatan masukan glukosa/karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (Thiazid) Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah, pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton) 6) Neurosensori Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesi, gangguan penglihatan Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut), gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental, refleks tendon dalam menurun (koma), aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA). 7) Nyeri/kenyamanan Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat) Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati- hati 8) Pernapasan Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi/tidak) Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen, frekuensi pernapasan meningkat 2. Diagnose keperawatan emergency dan kritis a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan kemampuan bernapas. b. Defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan berlebihan (diuresis osmotic) akibat hiperglikemia c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak cukupan insulin,penurunan masukan oral,status hipermetabolisme. 3. Rencana keperawatan a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan kemampuan bernapas. Kriteria Hasil : 1) Pola nafas pasien kembali teratur. 2) Respirasi rate pasien kembali normal. 3) Pasien mudah untuk bernafas. Intervensi: 1) Kaji status pernafasan dengan mendeteksi pulmonal. 2) Berikan fisioterapi dada termasuk drainase postural. 3) Penghisapan untuk pembuangan lendir. 4) Identifikasi kemampuan dan berikan keyakinan dalam bernafas. 5) Kolaborasi dalam pemberian therapi medis b. Defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan berlebihan (diuresis osmotic) akibat hiperglikemia Kriteria Hasil : 1) TTV dalam batas normal 2) Turgor kulit dan capillary refill baik 3) Keseimbangan urin output 4) Kadar elektrolit normal 5) GDS normal Intervensi : 1) Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan setiap jam 2) Observasi kepatenan atau kelancaran infuse 3) Monitor TTV dan tingkat kesadaran tiap 15 menit, bila stabil lanjutkan untuk setiap jam. 4) Observasi turgor kulit, selaput mukosa, akral, pengisian kapiler 5) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pemberian therapi insulin. c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak cukupan insulin,penurunan masukan oral,status hipermetabolisme. Kriteria hasil ; BB yang optimal Intervensi: 1) Pantau berat badan setiap hari atau sesuai indikasi 2) Tentukan program diet dan pola makan dan bandingkan makanan yang di habiskan 3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen,muntahan makanan yang belum di cerna. 4) Berikan makanan yang mengandung nutrient kemudian upayakan pemberian yang lebih padat yang dapat di toleransi 5) Libatkan keluarga pasien pada perencanaan sesuai indikasi 4) Implementasi Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan yang mencakup tindakan tindakan independen (mandiri) dan kolaborasi. 5) Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Jika tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan intervensi. DAFTAR PUSTAKA