OLEH KELOMPOK 1 :
DENPASAR
2021
Kata Pengantar
Om Swastyastu,
Puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dan
tidak mengalami kendala yang berarti dengan judul “Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diabetes Mellitus di Ruang Ratna
Rumah Sakit TK II Udayana”. Yang disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam Praktik Klinik Keperawatan KMB I Tahun 2021
Makalah ini disusun dengan melewati berbagai rintangan, baik itu datang dari
diri sendiri maupun dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu Kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. dr. Henry Sugiarto, Sp.OG selaku Ketua Stikes Kesdam IX/Udayana yang
telah memberikan izin untuk menggunakan sarana prasarana di Kampus
Stikes Kesdam IX/Udayana yang sangat bermanfaat dalam pembuatan
makalah kami
2. Wakil Ketua 1, wakil kwtua 2, wakil ketua 3 yang telah memberikan
dukungan sampai terselesainya makalah dengan tepat waktu.
3. Kepala Rumah Sakit TK II Udayana yang telah memberikan kami izin
melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan KMB I
4. Pembimbing Klinik serta para Perawat yang telah memberikan pengalaman
untuk kami di rumah sakit
5. Ns. Komang Jerry Widyanata, M.Kep selaku Ka. Prodi DIII Keperawatan
Stikes Kesdam IX/Udayana yang telah memberikan arahan Praktik Klinik
Keperawatan KMB I
6. Ns. I Kadek Artawan, S. kep . selaku pembimbing yang selalu membimbing
dengan penuh kesabaran serta memberikan saran, masukan dan motivasi
sehingga terselesainya Makalah ini.
Kami masih menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik positif sangat diharapkan kami untuk makalah
selanjutnya. Semoga dari makalah ini bermanfaat sesuai dengan kebutuhannya
dan tujuan yang diharapkan kami tercapai.
Denpasar, 21 September 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................6
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................7
1.3 Tujuan......................................................................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................................8
2.1 Konsep Dasar Penyakit............................................................................................8
2.2 Konsep dasar asuhan keperawatan.........................................................................17
BAB III HASIL KAJIAN LAPANGAN..........................................................................24
3.1 Pengkajian.............................................................................................................24
3.2 Diagnosa Keperawatan..........................................................................................38
3.3 Intervensi keperawatan..........................................................................................39
3.4 Implementasi keperawatan.....................................................................................42
3.5 Evaluasi Keperawatan............................................................................................48
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................50
4.1 Pengkajian.............................................................................................................50
4.2 Diagnosa Keperawatan..........................................................................................51
4.3 Intervensi keperawatan..........................................................................................52
4.4 Implementasi keperawatan.....................................................................................54
4.5 Evaluasi keperawatan.............................................................................................54
BAB V PENUTUP...........................................................................................................56
5.1 Kesimpulan............................................................................................................56
5.2 Saran......................................................................................................................56
BAB I
PENDAHULUAN
Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,20% pada penderita rawat inap dan 0,05
% pasien rawat jalan.(Haryawan, 2011).Cakupan penemuan penderita diare
selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan, meskipun masih dibawah
yang diharapkan yaitu sebesar 80%. Peningkatan cakupan pada tahun 2010
cukup tinggi, disebabkan adanya peningkatan pengiriman laporandari kab/kota.
Peningkatan cakupan penemuan penting karena mengurangi kematian akibat
terlambatnya pertolongan kasus diare.Halini kalau tidak segera ditangani akan
mengancam keselamatan klien misalnya, jika terjadi dehidrasi akan
menyebabkan syok hipovolemik, serta dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan hai ini disebabkan oleh kurangnya makanan yang tidak dapat
diserap oleh tubuh dan kurangnya
masukan makanan yang masuk dalam tubuh. Oleh karena itu peran
perawat dalam menangani klien dengan gangguan gastroenteritis adalah
dengan memonitor intake dan output klien, monitor tanda-tanda vital, monitor
asupan makanan dan diet klien, menyarankan pada klien untuk banyak
minum, menjaga personal hygiene, dan menjaga lingkungan agar tetap
nyaman dan tenang. Menurut catatan rekam medis RSUD Sukoharjo
dilaporkan selama tahun 2011 diagnosa gastroenteritis menduduki posisi
pertama dalam daftar sepuluh penyakit yang ada di RSUD Sukoharjo,tercatat
jumlah penderita yang dirawat dengan diagnosa gastroenteritis berjumlah
2151kasus
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui konsep penyakit diabetes mellitus
Untuk mengetahui konsep keperawatan pada pasien diabetes mellitus
Untuk mengetahui kajian kasus di lapangan pada pasien diabetes mellitus
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Etiologi
Menurut Arif Muttaqin (2011) dan Suriadi (2010), penyebab dari gastroenteritis
sangat beragam, antara lain sebagai berikut:
a. Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan
maupun air minum (enteropathogenic, escherichia coli, salmonella, shigella, V.
Cholera, dan clostridium).
b. Infeksi berbagai macam virus: enterovirus, echoviruses, adenovirus, dan
rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus.
c. Jamur: candida
d. Parasit (giardia clamblia, amebiasis, crytosporidium dan cyclospora)
1. Faktor non infeksi/ bukan infeksi:
a. Alergi makanan, misal susu, protein
b. Gangguan metabolik atau malabsorbsi: penyakit
c. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
d. Obat-obatan: Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan Sorbital.
e. Penyakit usus: colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
f. Emosional atau stress
g. Obstruksi usus
4
4. Pathway
Mengeluarkan isinya
Reabsorbsi di dalam
usus terganggu
Meningkatnya
DIARE sekresi cairan dan Inflamasi saluran
elektrolit pencernaan
Dehidrasi
Tubuh bereaksi Mual
terhadap invasi
mikroorganisme Anoreksia
Risiko Hipovolemia
Risiko ketidakseimbangan
cairan elektrolit Hipertermia
6
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan darah tepi lengkap
b. Pemeriksaan urine lengkap
c. Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
d. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
e. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi Helicobacter Jejuni sangat
dianjurkan
f. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif
dan kualitatif tentang pada diare kronik.
g. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (GDA) &
elektrolit (Na, K, Ca, dan P serum yang diare disertai kejang)
h. Pemeriksaan tinja
i. makroskopik dan mikroskopik
j. pH, dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila
diduga terdapat intoleransi laktosa
k. bila pedu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi (culture dan
sensitivity test)
l. Pemeriksaan analisa gas darah
m. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
n. Pemeriksaan serum elektrolit terutama kadar natrium, kalium, calsium dan
fosfor (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
o. Pemeriksaan kadar glukosa darah bila terdapat tanda-tanda hipoglikemia
6. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi Cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita
diare, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Jumlah cairan: jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan
2) Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah PWL
(Previous Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang
melalui keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal Water Losses).
3) Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung
CWL (Concomitant water losses)
7
a) Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL, NaHCO3 dan glukosa,
yang dikenal dengan nama oralit.
b) Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-komponen di atas
misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia di rumah dan
lain-lain, disebut CRO tidak lengkap.
2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan
rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap
jam perlu dilakukan evaluasi:
a) Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
b) Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk., 1994 dalam Wicaksana,
2011).
4) Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut
infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa
pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien
dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,,
leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong,
dan pasien immunocompromised.
Contoh antibiotic untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3–5
hari),Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg
(Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-500 mg
(4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atau IV).
8
B. Pengkajian Keperawatan
1. Data Subyektif
a. Keluhan utama : BAB cair , lemas, geelisah, mual muntah, anoreksia,
badan panas.
b. Frekuensi BAB cair dalam sehari lebih dari 3x
c. Adanya riwayat reaksi alergi terhadap suatu zat, makanan/inuman, atau
lingkungan.
d. Pengobatan diare telah dilakukan dan efektifitasnya
e. Kebiasaan dan pola makan anak seperti makan makanan terbuka, suka
makan makanan pedas
2. Data Obyektif
a. Mata cekung
b. Ubun – ubun besar dan cekung
c. Turgor kulit kurang dan kering
d. Lidah, bibir dan mukosa kering
e. Konsistensi feses cair
f. Peningkatann suhu tubuh
g. Penurunan BB
h. Pasien tampak lemah dan lemas
2. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : composmentis, pada dehidrasi berat dapat terjadi apatis, somnolen,
kadang sopokomateus.
Keadaan umum : sedamg atau lemah
Vital sign : pada dehidrasi berat dapat terjadi renjatan hupovolemik dengan :
1) Tekanan Darah menurun ( misal 90/40 mmHg )
2) Nadi sepat sekali (tachikardi )
3) Suhu terjadi peningkatan karena dehidrasi dan dapat juga karena adanya
infeksi dalam usus
4) Respirasi cepat jika terjadi dehidrasi akut dam berat karena adanya
kompensasi asam basa.
Pemerisaan Fisik
11
C. Diagnosis Keperawatan
1. Diare
2. Defisit nutrisi
3. Hipertermia
4. Risiko hypovolemia
5. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
12
D. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan atau Kriteria Hasil Intervensi
1. Diare Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen diare
selama ...... x 24 jam diharapkan pemenuhan Identifikasi penyebab diare
Definisi nutrisi seimbang kembali dengan kriteria hasil Identifikasi riwayat pemberian makanan
Pengeluaran feses yang : Identifikasi gejala invaginasi
sering dan lunak serta tidak Eliminasi Fekal: Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi
berbentuk. □ Kontrol pengeluaran feses normal tinja
□ Distensi abdomen tidak ada Monitor tanda dan gejala hypovolemia
□ Urgency tidak ada Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perianal
Penyebab
□ Nyeri abdomen tidak ada
Fisiologis: Monitor jumlah pengeluaran diare
□ Kram abdomen tidak ada
Inflamasi Monitor keamanan penyiapan makanan
□ Konsistensi feses padat
gastrointestinal □ Frekuensi defekasi < 3 kali sehari Berikan asupan cairan oral
Iritasi gastrointestinal □ Peristaltic usus normal Pasang jalur intravena
Proses infeksi Berikan cairan intravena
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
Malabsorbsi
lengkap dan elektrolit
Psikologis
Ambil sampel feses untuk kultur
kecemasan Anjurkan makananporsi kecil dan sering secara
tingkat stress tinggi bertahap
Situasional Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas,
terpapar kontaminan pedas, dan mengandung laktosa
terpapar toksin Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
penyalahgunaan laksatif Kolaborasi pemberian obat antispasmodic /
penyalahgunaan zat spasmolitik
program pengobatan Kolaborasi pemberian obat pengeras feses
perubahan air dan
makanan
bakteri pada air
13
Batasan karakteristik:
Gejala dan tanda mayor:
Subjektif: -
Objektif:
Defekasi lebih dari tiga
kali dalam 24 jam
Feses lembek aatau cair
Gejala dan Tanda Minor
Subektif:
Urgency
Nyeri/kram abdomen
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nutrisi
selama ...... x 24 jam diharapkan pemenuhan Identifikasi status nutrisi
Definisi nutrisi seimbang kembali dengan kriteria hasil Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi : Identifikasi makanan yang disukai
kebutuhan metabolism Status Nutrisi Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Frekuensi makan normal Identifikasi perlunya penggunaan selang
Penyebab Nafsu makan membaik nasogastric
Dehidrasi Bising usus dalam batas normal Monitor asupan makanan
Terpapar lingkungan Tidak ada diare Monitor berat badan
panas Meningkatnya verbalisasi keinginan Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Proses penyakit (mis. untuk meningkatkan nutrisi Lakukan oral hygiene sebelum makan
infeksi, kanker) Sikap terhadap makanan / minuman Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
piramida makanan)
Ketidaksesuaian pakaian baik sesuai dengan tujuan kesehatan
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
dengan suhu lingkungan sesuai
Peningkatan laju Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
metabolism konstipasi
Respon trauma Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Aktivitas berlebihan Berikan suplemen makanan
14
Batasan karakteristik:
Gejala dan tanda mayor
Subjektif: -
Objektif:
Suhu tubuh diatas nilai
normal
Gejala dan tanda minor
Subjektif: -
Objektif:
Kulit merah
Kejang
17
Takikardi
Takipnea
Kulit terasa hangat
4. Risiko hypovolemia Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hipovolemia
selama …x 24 jam diharapkan pemenuhan Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis.
Definisi kebutuhan volume cairan seimbang dengan frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, dsb)
Berisiko mengalami kriteria hasil : Monitor intake dan output cairan
penurunan volume cairan Status cairan Hitung kebutuhan cairan
intravascular, interstisial, Frekuensi nadi dalam batas normal Berikan posisi modified trendelenburg
dan/atau intraselular Output urine meningkat Berikan asupan cairan oral
Membran mukosa lembab Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Perasaan lemah berkurang Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Faktor risiko: Tekanan nadi kuat Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis.
Turgor kulit baik NaCl, RL)
Kehilangan cairan secara
Intake cairan adekuat Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis.
aktif
Suhu tubuh dalam batas normal glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
Gangguan absorbsi cairan
Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin,
Usia lanjut plasmanate)
Kelebihan berat badan Kolaborasi pemberian produk darah
Status hipermetabolik Pemantauan cairan
Kegagalan mekanisme Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
regulasi Monitor frekuensi napas
Evaporasi Monitor tekanan darah
Kekurangan intake cairan Monitor berat badan
Efek agen farmakologis Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor elastisitas atau turgor kulit
Monitor jumlah, warna, dan berat jenis urin
Monitor kadar albumin dan protein total
Monitor hasil pemeriksaan serum
Monitor intake dan output cairan
18
Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
Identifikasi tanda-tanda hypervolemia
Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Informasikan hasil pemantauan
5. Risiko ketidakseimbangan elektrolit Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan elektrolit
Definisi selama ...... x 24 jam diharapkan pemenuhan Identifikasi kemungkinan penyebab
Berisiko mengalami kebutuhan elektrolit seimbang kembali ketidakseimbangan elektrolit
perubahan kadar serum dengan kriteria hasil: Monitor kadar elektrolit serum
elektrolit Keseimbangan cairan Monitor mual, muntah, dan diare
Faktor risiko: Asupan cairan adekuat Monitor kehilangan cairan
Output urin meningkat Monitor tanda dan gejala hypokalemia
Ketidakseimbangan
Asupan makanan adekuat Monitor tanda dan gejala hyperkalemia
cairan (mis. dehidrasi dan
Membran mukosa lembab Monitor tanda dan gejala hiponatremia
intoksikasi air)
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi Monitor tanda dan gejala hypernatremia
Kelebihan volume cairan Frekuensi nadi dalam batas normal Monitor tanda dan gejala hipokalsemia
Gangguan mekanisme Nadi teraba kuat Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia
regulasi (mis. diabetes) Mata tidak cekung Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia
Efek samping prosedur Turgor kulit membaik Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia
(mis. pembedahan) Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
Diare kondisi pasien
Muntah Dokumentasikan hasil pemantauan
Disfungsi ginjal Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Disfungsi regulasi Informasikan hasil pemantauan
endokrin
I. Referensi
3.1 Pengkajian
1. INFORMASI UMUM
Hari/Tanggal Pengkajian: selasa, 14 september 2021
Waktu: 18.00 WITA
18
Pekerjaan: Dokter Hubungan: Anggota keluarga
RIWAYAT KESEHATAN
19
RiwayatKesehatanSebelumnya :
Pasien memiliki Riwayat penyakit sebelumnya
RiwayatAlergi:
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat, makanan ataupun
lingkungan.
RiwayatPenyakit:
Pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
seperti hipertensi maupun diabetes mellitus
FaktorResiko:
Lingkungan
20
ondancentron 1 amp per iv, antasida syr per oral
Paracetamol 500 mg per oral
Ranitidine 1 amp 50 mg/2 ml
Ondancentron 1 amp 4mg/2 ml
Antasida syr peroral
Antipiretik = menurunkan demam
Anti emetik = mengurangi mual muntah
Riwayat Operasi/Kemoterapi/Radioterapi :
Tidak Ada
HasilPemeriksaanPenunjang:
Tidak Ada
HasilPemeriksaanLaboratorium :
Imunologi Antigen Sars-cov-2 : negative
Darah lengkap: (hematologi)
Wbc: 1.80 10^3/ul (rendah), nilai rujukan: 3.80-10.60 10^3/ul
Eosinophil: 0,0% (rendah). Nilai rujukan : 2.0-4.0
21
Limposit: 23,3% (rendah) nilai rujukan 25,0-40,0
PLT: 67 10^3/ul (rendah) nilai rujukan 150-440
2. DATA BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
OKSIGENASI
Data Subjektif
Pasien mengatakan tidak merasa sesak, batuk dan tidak terpasang oksigen
Data Objektif
Inspeksi : tidak terdapat penggunaan alat otot bantu pernapasan, tidak terpasang
22
oksigen,pergerakan dada simetris, RR : 20 x/menit, tidak ada otot bantu napas
Palpasi :tidak ditemukan edema, krepitasi tidak ada, memar tidak ada, nyeri tekan
tidak ada
SIRKULASI
Data Subjektif
Pasien mengatakan mengeluh lemas dan pusing
Data Objektif
Inspeksi : konjungtiva anemis distensi vena jugularis tidak ada, mukosa bibir kering,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : -
Auskultasi : S1 S2 reguler, suara jantung lub dup. Td: 90/60 mmHg. Hr: 98x/menit
NUTRISI
Data Subjektif
Pasien mengatakan mengeluh mual dan muntah
Data Objektif
23
Inspeksi : pasien tampak terpasang infuse RL 500 ml 20 tpm, diet tinggi kalori
Palpasi : nyeri abdomen tidak ada, masa abdomen tidak ada, tidak terjadi
pembesaran hepar
Perkusi : -
ELIMINASI
Data Subjektif
Pasien mengatakan sering BAB, telah BAB dengan frekuensi 7 kali sejak pagi hari
Data Objektif
Inspeksi : BAB encer, tidak ada darah, BAB normal jernih dengan frekuensi 4 kali
Palpasi :vesika urinaria teraba kosong, tidak ada distensi vesika urinarius
24
Data Objektif
Inspeksi : pasien beraktivitas normal
Auskultasi :
-
Data tambahan :
Kemampuan rentang gerak
Kepala Fleksi Ektensi Rotasi
Supinasi Pronasi
25
Ekstermitas atas kiri
Flexi Ekstensi Abduksi Aduksi
Supinasi Pronasi
26
Rongga : -
Eksudat : -
Warnaeksudat : -
Bau : -
Presentasi luka : 25%
Perdarahan : sudah berhenti
Tanda tanda infeksi : adanya pembengkakan
Jenis Luka : Ulkus diabetikum grade 1
Risiko Jatuh
Skor Penilaian Skala Jatuh Pada Pasien (Morse)
1. Riwayat Jatuh
Tidak
0
Ya
2. Diagnosis Sekunder Tidak
15
Ya
0
Kruk/tongkat/walker
Furniture
4. IV/Heparin Lock Tidak
27
Ya 20
28
SENSORI
Fisik
Nyeri P:
Q: tidak ada
R:
S:
T:
Penglihatan: pasien mengatakan tidak memiliki atau merasakan gangguan pada
Pendengarannya
Intake Output
Bubur saring : 1500 ml Urine : 1800 cc
(NaCl)
Intravena RL : 1500 ml Feses : 500 cc
Air : 150 ml IWL :+/- 150
29
Balance :+550 ml
Tanda Dehidrasi
Distensi vena jugularis
NEUROLOGI
Fisik
REPRODUKTIF SEKSUALITAS
S : Pasien mengatakan memiliki dua orang anak, pasien mengatakan tidak ada
keluhan dengan sistem reproduksinya
O : Tidak terkaji
MEKANISME KOPING
Pasien mengatakan jika memiliki masalah atau ada yang diinginkan selalu
menceritakan kepada keluargaya
KEYAKINAN DAN NILAI
30
Pasien mengatakan beragama hindu pasien hanya bisa melakukan persembahyangan
di tempat tidur, keluarga berkeyakinan bahwa penyakit pasien akan sembuh, nilai
positif yang dimiliki pasien adalah doa para keluarga
KONSEP DIRI
a. Physical Self
Pasien mengatakan seorang wanita yang sudah berkeluarga, sebagai ibu rumah
tangga
b. Personal Self
Pasien mengatakan ingin segera pulih dan pulang kerumahnya
FUNGSI PERAN
Peran pasien dikeluarga dan masyarakat baik dan mampu diterima oleh keluarga dan
masyarakat
INTERDEPENDENSI
Pasien mengatakan menerima keadaannya saat ini
31
32
3. ANALISA DATA
No Data fokus Etiologi Problem
1 Ds :pasien mengatakan factor makan Deficit Nutrisi
mual dan muntah, tidak
nafsu makan
penyerapan serat
DO : krama tau nyeri
makanan tidak
abdomen, bising usus
adekuat
hiperaktif dan diare
meningkatnya
bising usus
kesempatan usus
menyerapa
33
makanan
berkurang
inflamasi saluran
pencernaan
mual
anoreksia
Deficit Nutrisi
2. hipertermi
34
DS: - factor makanan
meningkatnya
bisisng usus
kesempatan usus
menyerap
makanan
berkurang Resiko Jatuh
35
inflamasi saluran
cerna
meningkatnya
suhu tubuh
36
cair, nyeri/kram abdomen makanan tidak
adekuat
Zat makanan
tidak dapat
diserap
Tekanan osmotik
meningkat
Reabsorbsi usus
tergaggu
37
diare
38
2. Suhu tubuh normal 5. Berikan cairan oral
3. Tekanan darah 6. Lakukan pendinginan
normal eksternal
7. Anjurkan tirah baring
8. Kolaborasikan
pemberian cairan dan
elektrolit intravena
39
menurun 7. Berikan cairan intravena melalui cairan
3. Nyeri dan kram 8. Anjurkan menghindari
abdomen menurun makanan pembentuk gas,
pedas, laktosa
40
3.4 Implementasi keperawatan
6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No.
No Tgl/jam Implementasi Respon Paraf
Dx
DS: pasien mengatakan bersedia
1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia di periksa
2. Memonitor suhu tubuh
DO: pasien tampak kooperatif
3. Memonitor pengeluaran urine
dan mengikuti intruksi yang
14 sep 4. Memonitor komplikasi hipertermia
diberikan
1 2021 5. Memberikan caran oral
1
6. Melakukan pendinginan eksternal S: 37,9
19.00
7. Menganjukan tirah baring
Pengeluaran urine normal
8. Kolaborasikan pemberian cairan dan elektrolit intravena
Asupan cairan oral adekuat
41
5. Memberikan asupan cairan oral
6. Memasang jalur intravena
tanda dan gejala hypovolemia,
7. Memberikan cairan intravena
telah diberikan IFUD RL 500 ml
8. Menganjurkan menghindari makanan pembentuk gas,
20 tpm
pedas, atau mengandung mukosa
42
DS: pasien kooperatif dan
43
20.00 O: warna kulit normal, frekuensi pernapasan normal (16 x/menit), denyut nadi normal (80x/menit.
Suhu tubuh normal (36), tekanan darah normal (100/70 mmHg)
A: hipertermia teratasi
P: pertahankan intervensi
2 20.00 2
S: pasien mengatakan nyeri dan kram abdomen tidak ada
A: Diare teratasi
P: pertahankan intervensi
44
45
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari kasus yang dilakukan pada Ny. DM dengan Gastroenteritis di Ruang Ratna di
Rumah sakit Tk II Udayana, Denpasar mulai tanggal 14 September 2021 dalam
memberikan asuhan keperawatan. Pembahasan ini akan dibahas sesuai dengan proses
keperawatan yang dimulai dari melakukan pengkajian sampai pada evaluasi
keperawatan
4.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan landasan dari proses keperawatan
(Remedios, 2019) dalam pengkajian Ny.DM dengan diagnosa Gastroenteritis
pada tanggal 14 September 2021 di ruang Ratna Rumah sakit TK II Udayana,
Denpasar melalui sumber data di dapatkan dari pasien, keluarga, rekam medis
dan tenaga kesehatan.
demam pada penderita gastroenteritis dikarena cairan dalam tubuh tidak
terpenuhi/terjadi dehidrasi, sehingga pasien mengalami demam pada saat diare.
Demam dapat terjadi akibat kekurangan cairan dalam tubuh, dimana tubuh akan
mengalami peningkatan suhu. Peningkatan suhu tubuh pada penderita
gastroenteritis diakibatkan karena gangguan metabolisme dalam tubuh berupa
gangguan osmotik, sekresi dan motilitas pada usus yang menyebabkan cairan
banyak hilang melalui BAB dengan konsistensi cair dan frekuensi lebih dari
3x/hari.
Selain pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik, dalam penelitian
ini tidak memunculkan balance cairan. Dimana balance cairan merupakan suatu
tindakan yang harus dilakukan pada pasien yang bertujuan untuk memantau
intake dan output pasien (Utami & Wulandari, 2017).
sedikit untuk menyerap makanan/air (Haryono,2012). Dan dari sini akan muncul
tanda-tanda dehidrasi yang disebabkan oleh cairan yang hilang seperti, takikardi,
nadi lemah, akral dingin, ubun-ubun dan mata cekung, mukosa bibir kering dan
turgor kulit menurun (Haryono, 2012).
Adapun komponen dalam penegakan diagnosa antara lain, masalah (problem),
indikator diagnostic (penyebab/etiologi, tanda/sign dan gejala/symptom) (SDKI,
2016). Sehingga dalam menegakan diagnosa keperawatan merupakan suatu
proses yang sistematis yang terdiri atas tiga tahap yaitu Analisa data, identifikasi
masalah dan perumusan diagnois. Dimana dalam analisa data dapat melakukan
pengelompokan data dan membandingkan dengan nilai normal.
Berdasarkan teori dalam menegakkan diagnosa pada kasus gastroenteritis
menggunakan diagnosa aktual, dimana dalam penegakan diagnosanya ada
beberapa hal yang harus diperhatikan seperti masalah, penyebab, tanda dan
gejala yang muncul pada pasien gastroenteritis.
Berdasarkan teori dan hasil asuhan keperawatan dalam penelitian ini terdapat
kesenjangan pada analisa data dan hasil pengkajian, serta dalam menegakkan
diagnosa pada hasil penelitian yang digunakan masih menggunakan Nanda
sementara saat ini dalam penegakkan diagnosa menggunakan SDKI.
Pada tahap terakhir dari asuhan keperawatan yaitu evalusai pada setiap tindakan yang
diberikan kepada pasien. Dimana dalam menganalisa penelitian ini pada tahap
evaluasi, di teori terdapat SOAP dan dalam penelitian ini tidak terdapat kesenjangan
dengan yang dilakukan terhadap teori yang ada. Kesesuain teori dengan yang
dilakukan peneliti dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil evaluasi terakhir
49
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gastroenteritis atau diare sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju.Menurut
Suharyono (2008) gastroenteritis akut didefinisikan sebagai buang air besar
dengan tinja yang cair atau lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal,
berlangsung kurang dari 14 hari. Sedangkanmenurut Priyanto (2008)
gastroenteritis kronik yaitu yang berlangsung lebih dari 14 hari. Gastroenteritis
atau diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi.
5.2 Saran
Untuk melakukan asuhan keperawatan agar mampu melakukannya tindakan
keperawatan sesuai standar operating prosedur dan diharapkan data ini bisa
sebagai sumber refrensi bagaimana melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gastroenteritis
DAFTAR PUSTAKA