d. Infeksi.
Diluar saluran pencernaan yang dapat menyebabkan Gastroenteritis adalah
Encephalitis (radang otak), OMA (Ortitis MediaAkut / radang dikuping),
Tonsilofaringitis (radang pada leher / tonsil), Bronchopeneumonia (radang paru).
e. Perubahan udara.
10
Perubahan udara sering menyebabkan seseorang merasakan tidak enak dibagian
perut, kembung, diare dan mengakibatkan rasa lemas, oleh karena cairan tubuh yang
terkuras habis.
f. Faktor Lingkungan.
Kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim penghujan, dimana air
membawa sampah dan kotoran lainnya, dan juga pada waktu kemarau dimana lalat tidak
dapat dihindari apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar, sehingga penularan lebih
mudah terjadi. Persediaan air bersih kurang sehingga terpaksa menggunakan air
seadanya, dan terkadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
3. Klasifikasi
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam
beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
b. Diare Kronis.
Diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu (pada orang
dewasa) sedangkan pada bayi dan anak-anak ditetapkan batas waktu 2 minggu.
Klasifikasi diare menurut derajat dehidrasi adalah sebagai berikut:
Tekanan darah Normal Normal / rendah < 90mmHg, mungkin tidak dapat
diukur
10
a. Dehidrasi ringan : turgor kulit menurun, takhikardi, haus Defisit cairan 5 % dari berat
badan.
b. Derajat sedang : turgor kulit jelas turun,hipotensi,takikardi,nadi lemah,sangat haus
defisit 0 % berat badan.
c. Derajat berat : turgor kulit sangat menurun, hipotensi, stupor sampai koma, mata
cowong,nadi lemah atau hilang tak teraba,sianosis ujung ektermitas, renjatan/shock
defisit cairan > 10 %.
4. Patofisiologi
Sebanyak sekitar 9 - 10 liter cairan memasuki saluran cerna setiap harinya, berasal
dari luar (diet) dan dari dalam tubuh kita (sekresi cairan lambung, empedu dan sebagainya).
Sebagian besar (75 - 85%) dari jumlah tersebut akan diresorbsi kembali di usus halus dan
sisanya sebanyak 1500 ml akan memasuki usus besar. Sejumlah 90 % dari cairan tersebut di
usus besar akan diresorbsi, sehingga tersisa jumlah 150 - 250 ml cairan yang akan ikut
membentuk tinja.
Faktor-faktor faali yang menyebabkan Gastro Enteritis sangat erat hubungannya satu
sama lain, misalnya saja, cairan intra luminal yang meningkat menyebabkan terangsangnya
usus secara mekanisme meningkatnya volume, sehingga motilitas usus meningkat.
Sebaliknya bila waktu henti makanan di usus terlalu cepat akan menyebabkan
gangguan waktu penyentuhan makanan dengan mukosa usus sehingga waktu penyerapan
elektrolit, air dan zat-zat lain terganggu.
Mekanisme dasar yang menimbulkan Gastroenteritis :
a. Gangguan Osmotik
Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.
Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan
akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
Gastro Enteritis juga dapat terjadi karena Kuman Patogen masuk ke dalam traktus
gastro intestinal melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi kuman tersebut,
kemudian merusak sel-sel mukosa usus, khususnya melibatkan ileum dan kolon, sehingga
akan terjadi peradangan.
10
Gastro Enteritis yang disebabkan infeksi bakteri terbagi dua yaitu :
a. Bakteri noninvasif (enterotoksigenik)
Bakteri masuk ke dalam makanan atau minuman yang tercemar oleh bakteri
tersebut. Bakteri kemudian tertelan dan masuk kedalam lambung, didalam lambung
bakteri akan dibunuh oleh asam lambung, namun bila jumlah bakteri terlalu banyak
maka akan ada yang lolos ke dalam usus 12 jari (duodenum).
Di dalam duodenum bakteri akan berkembang biak sehingga jumlahnya mencapai
100 juta koloni atau lebih per-ml cairan usus. Dengan memproduksi enzim muicinase
bakteri berhasil mencairkan lapisan lendir yang menutupi permukaan sel epitel usus
sehingga bakteri dapat masuk ke dalam membrane (dinding sel epitel). Di dalam
membrane bakteri mengeluarkan toksin yang disebut sub unit A dan sub unit B. Sub unit
B melekat di dalam membrane dari sub unit A dan akan bersentuhan dengan membrane
sel serta mengeluarkan cAMP (cyclic Adenosin Monophospate). cAMP berkhasiat
merangsang sekresi cairan usus di bagian kripta vili dan menghambat absorbsi cairan di
bagian kripta vili, tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut.
Sebagai akibat adanya rangsangan sekresi cairan dan hambatan absorbsi cairan
tersebut, volume cairan didalam lumen usus akan bertambah banyak. Cairan ini akan
menyebabkan dinding usus menggelembung dan tegang dan sebagai reaksi dinding usus
akan megadakan kontraksi sehingga terjadi hipermotilitas atau hiperperistaltik untuk
mengalirkan cairan ke baeah atau ke usus besar.
Dalam keadaan normal usus besar akan meningkatkan kemampuannya untuk
menyerap cairan yang bertambah banyak, tetapi tentu saja ada batasannya. Bila jumlah
cairan meningkat sampai dengan 4500 ml (4,5 liter), masih belum terjadi diare, tetapi
bila jumlah tersebut melampaui kapasitasnya menyerap, maka akan terjadi diare.
b. Bakteri Enteroinvasif
Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, dan
bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Bakteri
yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasif E. Coli (EIEC), S. Paratyphi B,
S. Typhimurium, S. Enteriditis, S. Choleraesuis, Shigela, Yersinia dan Perfringens tipe C.
Penyebab diare lainnya, seperti parasit menyebabkan kerusakan berupa usus besar
(E. Histolytica) kerusakan vili yang penting menyerap air, elektrolit dan zat makanan
(lamdia) patofisologi kandida menyebabkan gastroenteritis belum jelas, mungkin karena
superinfeksi dengan jasad renik lain.
Pada Gastro Enteritis yang disebabkan oleh virus, lapisan mukosa usus menjadi
merah dan meradang, dan terjadi edema. Biasanya hanya terbatas pada lapisan mukosa
usus, terjadi pengrusakan terhadap sel-sel epithel yang matang dan kemudian digantikan
oleh absorbsi, yang tidak matang yang tidak dapat menyerap karbohidrat atau gizi lain
dan air secara efisien.
Mekanisme yang dilakukan virus masih belum jelas kemungkinan dengan
merusak sel epitel mukosa walaupun hanya superfisial, sehingga mengganggu absorpsi
air, dan elektrolit. Sebaliknya sel-sel kripti akan berpoliferasi dan menyebabkan
bertambahnya sekresi cairan ke dalam lumen usus. Selain itu terjadi pula kerusakan
10
enzim-enzim disakarida yang menyebabkan intoleransi yang akhirnya memperlama
diare.
Gastro Enteritis Akut dapat terjadi disebabkan oleh infeksi langsung virus
ataupun oleh efek neurotoksik yang dihasilkan oleh bakteri. Akibatnya terjadi
peningkatan frekuensi buang air besar.
5. Manifestasi Klinik
a. Nausea (mual ), Muntah, Demam, Diare, Nyeri perut (abdominal discomfort), Rasa perih
di ulu hati, Nafsu makan berkurang, Rasa lekas kenyang, Perut kembung, Rasa panas di
dada dan perut, Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
b. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
c. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan
wiata.
d. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
e. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat
banyaknya asam laktat.
f. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
g. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung
cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus)
sebagai akibat hipovokanik.
h. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
i. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam.
(Kusmaul).
6. Penatalaksanaan Medik
a. Penggantian cairan intra vena ( IV bolus 500ml normal salin untuk dewasa, 10- 20ml
b. Pemberian suplemen nutrisi harus diberikan segera pada pasien mual muntah.
c. Antibiotik yang diberikan pada pasien dewasa adalah cifrofloksasin 500mg.
d. Pemberian metronidazole 250-750mg selama 5-14 kali.
e. Pemberian obat anti diare yang dikomendasikan antibiotic.
f. Obat antiemetic yang digunakan pada pasien yang muntah dengan dehidrasi
7. Komplikasi
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
e. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan
vili mukosa, usus halus.
f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.
8. Prognosa
Penyebab diare akut mendadak tersering adalah virus, maka tidak ada pengobatan
yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah
beberapa hari. Diare akut dapat disembuhkan dengan pemberian makanan seperti biasa dan
minuman/cairan yang cukup saja. Mencoba untuk menyembuhkan diare dengan obat seperti
10
menyumbat saluran pipa yang akan keluar menyebabkan aliran balik dan akan
memperbanyak salauran tersebut.
10
d. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah (Analisa Gas Darah)
mendeteksi adanya asidosis metabolik.
e. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
f. Pemeriksaan Darah
g. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor)
dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
h. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama
dilakukan pada penderita diare kronik.
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan malabsorbsi
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan intake
cairan
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nursing Care Plan
NANDA: Nursing
No. Nursing Outcomes Nursing Interventions
Diagnosis
Classification (NOC) Classification (NIC)
10
dalam batas normal 1. Monitor status cairan termasuk
Tidak ada tanda – tanda
intake dan output cairan
dehidrasi 2. Monitor tingkat HB dan
Turgor kulit baik
hematokrit
3. Monitor berat badan
4. Monitor tanda-tanda vital
3. Resiko kerusakan Tissue integrity : skin and 1. Anjurkan pasien menggunakan
integritas kulit mocus membranes pakaian loggar
berhubungan dengan 2. Jaga kebersihan dan kelembapan
perubahan status Kriteria hasi :
kulit
metabolik 3. Monitor kulit tentang adanya
Pertahankan integritas
kulit kemerahan
Tidak ada lesi kulit 4. Monitor mobilisasi dan aktivitas
Perfusi jaringan baik pasien
Tidak ada hypertermi 5. Monitor status nutrisi pasien
4. Ketidak seimbangan Nutritional status 1. Monitor interaksi saat makan
nutrisi kurang dari 2. Monitor turgor kulit
kebutuhan Nutritional status : food 3. Monitor mual dan muntah
4. Monitor pertumbuhan dan
berhubungan dengan and fluid intake
penurunan intake Nutritional status : perkembangan
cairan 5. Monitor pucat, kemerahan pada
nutrient intake
konjungtiva
Weight control
6. Monitor lingkungan saat makan
Kriteria hasil : 7. Monitor kalori dan intake nutrisi
10
Nama Mahasiswa : Nama Pasien : Tn. L
Umur : 42 tahun
No. RM : 05 87 49
DiagnosisMedis: GEA
Ruang/Kamar : Edelweis/ VIP I
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Klien
Nama : Tn. L
Umur : 42 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : sarjan (S1)
Pekerjaan : PNS
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Mekar Baru, Kadia
Tanggal masuk : 30 Maret 2015
Tanggal Pengkajian : 30 Maret 2015
Sumber Informasi : pasien dan keluarga
Diagnosis Masuk : GEA
Penanggung
Nama : Ny. R
Hubungan dengan pasien : Istri Pasien
2. Riwayat Keluarga
Genogram
10
Keterangan Genogram
: laki-laki
: perempuan
: tinggal serumah
: laki-laki meninggal
: perempuan meninggal
: pasien
: hubungan keturunan
GI : kakek dan nenek pasien yang meninggal dunia karena faktor yang tidak diketahui
penyebabnya.
GII : kedua orang tua pasien. Ayah dan saudaranya telah meninggal karena tidak
diketahui penyebabnya.
GIII : klien dengan GEA serta saudara yang masih hidup dan dalam keadaan sehat.
GIV : anak-anak pasien yang masih hidup dan dalam keadaan sehat.
3. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
- Klien mengatakan BAB cair ± 10 x saat di rumah, serta mual dan muntah.
Pernah dirawat
Klien mengatakan tidak pernah dirawat sebelumnya.
10
Riwayat alergi : Ya Tidak
Riwayat Transfusi : Ya Tidak
Kebiasaan :
Merokok Ya Tidak
Minum Kopi Ya Tidak
Penggunaan Alkohol Ya Tidak
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit seperti hipertensi,
jantung, diabetes mellitus dan asma
c. Pola eliminasi
- BAK sebelum sakit
o
Frekwensi/ jumlah : 2 – 4 kali sehari ± 500 cc
o
Warna : kuning
o
Bau : amoniak
10
Klien menyatakan selama sakit ini, BAB cair tanpa ampas tidak berlendir, tidak
berdarah dengan frekuensi lebih dari 10 x
Nampak selama masa pengkajian pasien masih dapat melakukan aktivitas sendiri tanpa
bantuan alat.
e. Oksigenasi
Klien tidak terpasang oksigen
g. Pola kognitif-perseptual
Pola kognitif baik, dapat merespon dengan lingkungan sekitarnya. Tampak tidak
menggunakan alat bantu.
j. Pola peran-hubungan
10
Klien nampak kooperatif terhadap pengobatan serta hubungan baik sesame pasien
perawat dokter serta petugas medis lainnya.
l. Pola keyakinan-nilai
Klien mengatakan selama sakit aktivitas ibadahnya terganggu serta pasien berdoa
kepada Allah SWT untuk di beri kesembuhannya.
10
Suara napas : vesikuler (inspirasi terdengar penuh, ekspirasi
lebih lama)
Suara napas tambahan : tidak ada suara napas tambahan
e. Sistem Kardiovaskuler
Nyeri dada Ya Tidak
Palpitasi Ya Tidak
CRT <3 dtk >3 dtk
- Inspeksi :
Pembesaran vena jugularis : tidak ada pembesaran vena
Sianosis : tidak ada tanda-tanda sianosis
- Palpasi :
Iktus Kordis : teraba cepat di midklavikula kiri ics V
Thrill :-
Point of Maximum Impuls : -
- Perkusi :
Suara perkusi : bunyi pekak
Batas area jantung dan tanda pembesaran jantung : bunyi pekak pada pasien
- Auskultasi :
Suara jantung ( BJ I dan II ) : murni
Irama jantung : teratur
Frekuensi denyut jantung : 82 x/ menit
Suara jantung tambahan : tidak ada
f. Payudara Wanita dan Pria
- Tidak ada nyeri tekan
- Tidak ada lesi atau benjolan
g. Sistem Gastrointestinal
Mulut Bersih Kotor Berbau
Mukosa Lembap Kering Stomatitis
Pembesaran hepar Ya Tidak
Abdomen Meteorismus Asites Nyeri tekan
Peristaltik : 25 x/mnt
h. Sistem Urinarius
Penggunaan alat bantu/kateter Ya Tidak
Kandung kencing, nyeri tekan Ya Tidak
Gangguan Anuria Oliguria Retensi Inkontinensia
Nokturia Lain-lain :
10
l. Sistem Imun
Perdarahan gusi Ya Tidak
Perdarahan lama Ya Tidak
Pembengkakan KGB Ya Tidak
Keletihan/kelemahan Ya Tidak
m. Sistem Endokrin
Hiperglikemia Ya Tidak
Hipoglikemia Ya Tidak
Luka gangrene Ya Tidak
8. PemeriksaanPenunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan
Parameter Nilai Rujukan
WBC 12, 6 10’3/ul 4 – 10
NUET 9, 85 10’3/u 1,3 – 6, 7
PDW 13, 8 Fl 15 - 18
10
KLASIFIKASI DATA
A. Data Subjektif
1. Klien mengatakan susah BAB cair ± 10x SMRS
2. Klien mengatakan muntah ± 3x sehari
3. Klien mengatakan selama sakit tidak dapat tidur nyenyak
4. Klien mengatakan nafsu makannya berkurang selama sakit
B. Data Objektif
1. KU lemah
2. Warna kulit pucat
3. Peristaltic usus 25x/menit
4. Klien nampak muntah
5. Klien Nampak gelisah
6. TTV :
TD : 120/80 mmHg N : 82x/menit
0
S : 37,9 C R : 20x/menit
7. WBC : 12,6
NUET : 9,85
PDW : 13,8
8. Nampak porsi makan yang dihabiskan hanya ¼ porsi
ANALISIS DATA
10
1. 30/03/15 DS : Makanan, infeksi, jamur Diare
- Klien mengatakan sudah
BAB cair ± 10x SMRS
DO : >> Tekanan osmotic,
hiperperistaltik usus,
- KU lemah hipersekresi air dan elektrolit
- Peristaltik usus 25x/m
- S : 37,9 0C
- WBC : 12,6
NUET : 9,85 Pergeseran air dan elektrolit
PDW : 13,8 ke usus, penyerapan makanan
di usus menurun
DIARE
Mual muntah
Ketidakseimbangan
Elektrolit
3. 30/3/15 DS : Makanan, infeksi, jamur Ganguan rasa
- Klien mengatakan selama
nyaman
sakit tidak dapat tidur
Diare
nyenyak
DO :
Distensi Abdomen
- KU lemah
- Warna kulit pucat
- Klien nampak gelisah Mual muntah
PENYIMPANGAN KDM
.
Makanan, infeksi, jamur
DIARE
Distensi Abdomen
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan prosws infeksi, inflamasi usus ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan sudah BAB cair ± 10x SMRS
DO :
- KU lemah
- Peristaltik usus 25x/m
- S : 37,9 0C
- WBC : 12,6
NUET : 9,85
10
PDW : 13,8
2. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare dan muntah ditandai
dengan :
DS :
- Klien mengatakan muntah ± 3x
- Klien mengatakan BAB encer
DO :
- KU lemah
- Warna kulit pucat
- Klien nampak muntah
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan selama sakit tidak dapat tidur nyenyak
DO :
- KU lemah
- Warna kulit pucat
- Klien nampak gelisah
10