Disusun Oleh :
SGD 2 L
Mila Jamilatul Marhamah AK.118.107 Ripa Hanipah AK.118.150
Nadia Permatasari AK.118.116 Risma Fitriyani AK.118.153
Neng Rena Agustina AK.118.120 Safira Salsa AK.118.160
Nida Aulia AK.118.123 Selly Anggraeni AK.118.164
Novianti Nurfitri AK.118.127 Servia Zelika AK.118.168
Nurul Sakinah Elake AK.118.131 Shofia Marwah Febriana AK.118.170
Putri Mayang Sari AK.118.138 Siti Fauziah AK.118.173
Rifqi Aris Munandar AK.118.146 Rosa Oktaviani AK.118.156
Fakultas Keperawatan
Program Studi Sarjana Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Moderator Fasilitator
Pemateri
Peserta
Peserta
Fasilitator Fasilitator
Observer
Langkah-langkah kegiatan
No Fase KegiatanPenyuluh KegiatanPeserta Waktu
1 Persiapan
Menyampaikan maksud
dan tujuan penyuluhan Mendengarkan
Apersepsi dengan
menanyakan tentang Menyampaikan apa
pemfigus vulgaris yang diketahui
tentang pemfigus
vulgaris
2 Proses a. Membuka pendidikan Menjawab salam
kesehatan dengan Memperkenalkan diri
mengucapkan salam,
menyampaikan tujuan dan 15 menit
memperkenalkan diri
b.
Tanya jawab
Audience bertanya
kepada pemateri
V. Evaluasi
Prosedur : Pre dan Post tes
Bentuk : Pertanyaan
Jenis tes : Demonstrasi
Butiran soal
1. Sebutkan Pengertian pemfigus vulgaris
2. Sebutkan Penyebab terjadinya pemfigus vulgaris
3. Sebutkan Gejala pemfigus vulgaris
4. Sebutkan bagaimana cara merawat luka pemfigus vulgaris
V. Lampiran Materi
1. Pengertian pemfigus vulgaris
2. Tanda dan gejala
3. Penyebab
4. Penanggulangan
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian Pemfigus Vulgaris
Pemphigus merupakan kelainan autoimun berupa bulla atau vesikel di kulit ataupun
mukosa, berasal dari lapisan suprabasal epidermis dan disebabkan oleh proses akantolisis,
secara imunopatologi terdapat immunoglobulin yang menyerang sel keratinosit.
Pemphigus dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu pemphigus vulgaris dan
pemphigus foliaceus. Pada pemphigus vulgaris, bulla muncul dari lapisan suprabasal
epidermis, sedangkan pada lapisan suprabasal epidermis, sedangkan pada pemfigus
foliaceus, bulla muncul pada lapisan granulosum.
Pemfigus vulgaris merupakan salah satu dari empat jenis pemfigus yang termasuk jenis
kelainan dermatitis vesikobulosa kronik yang ditandai terutama oleh adanya vesikel dan
bula. Menurut letak celah pemfigus dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Disuperbasal ialah pemfigus vulgaris dan variannya pemfigus vegetans
2. Di stratum granulosum ialah pemfigus foliaseus dan variannya pemfigus
eritematosus
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pemfigus vulgaris ditandai oleh erosi lapisan mukosa dengan
dasar dapat berupa kulit normal atau eritema, dapat mengenai kulit seluruh tubuh. Bulla
berdinding tipis dan mudah pecah. Awalnya dapat berisi cairan jernih. Jika bertambah
berat dapat berisi cairan mukoporulen atau darah.
Keadaan umum penderita biasanya buruk. Penyakit dapat mulai sebagai lesi
dikulit kepala yang berambut atau rongga mulut kira-kira pada 60% kasus, berupa erosi
yang disertai pembentukan krusta, sehingga sering salah didiagnosa sebagai pyoderma
pada kulit kepala yang berambut atau dermatitia dengan infeksi skunder.
3. Penyebab
Penyebab pemfigus vulgaris adalah antibody yang menyerang desmoglein 1 dan
desmoglein 3. Maka lesi mukosa yang dominan terkena. Desmoglein merupakan protein
yang berperan dalam adhesi sel terutama di epidermis dan membrane mukosa.
4. Penatalaksanaan
Tujuan terapi adalah mengendalikan secepat mungkin, mencegah hilangnya serum serta
terjadinya infeksi sekunder, dan meningkatkan pembentukan epitel kulit (pembaruan
jaringan epitel). Kortikosteroid diberikan dalam dosis tinggi untuk pengendalian penyakit
dan menjaga agar kulit bebas dari bulla.
Penatalaksanaan berdasarkan fase :
a. Fase control
Fase penyakit dapat dikontrol, terbukti daritidak terbentuknya lesi baru dan
penyembuhan lesi yang sudah ada
b. Fase konsolidasi
Fase terapi untuk menggontrol penyakit hingga sebagian besar 80% lesi kulit
sembuh, fase ini dimulai pada saat berlangsung penyembuhan kulit hingga sebagian
besar lesi kulit telah sembuh
c. Fase maintenance
Fase pengobatan dengan dosis terendah yang dapat mencegah munculnya lesi kulit
baru
Daftar Pustaka