Anda di halaman 1dari 36

KONSEP DASAR

INFEKSI
Gina Nurdina
STIKep PPNI Jabar
Apa itu infeksi?
• Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berkembang didalam
tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry 2005).

• Infeksi adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan


organisme patogenik dalam tubuh (Smeltzer & Brenda, 2002)
INFEKSI
▪ Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon
imunologik dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik
▪ Manusia → host / penjamu
▪ Penyakit → agent
▪ Transmisi kuman adalah : Proses masuknya kuman ke dalam penjamu
sehingga timbul radang / penyakit
Penyebab infeksi

Bakteri Virus Jamur Parasit


Bakteri
▪ Bakteri menginfeksi tubuh dengan cara mengeluarkan toksin yang dapat
merusak jaringan tubuh
▪ Bakteri dapat menyebabkan infeksi seperti di tenggorokkan, infeksi di saluran
pencernaan, infeksi di saluran pernafasan, infeksi di saluran kemih dan
genitalia
▪ E. coli adalah salah satu contoh jenis bakteri yang menyebabkan infeksi saluran
kemih. Bakteri E. Coli menghasilkan shiga toxin. Biasanya orang-orang yang
mendapatkan bakteri dari makanan dan air yang terkontaminasi oleh kotoran
Jenis Bakteri Penyebab Penyakit Infeksi
VIRUS

• Virus adalah mikroorganisme patogen yang menginfeksi sel makhluk hidup


• Virus hanya dapat bereplikasi di dalam sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Saat virus masuk ke dalam tubuh ia
menginfasi sel tubuh yang normal dan mengambil alih sel untuk memproduksi virus
lainnya.
• Virus bukan sel (aseluler), tidak memiliki sitoplasma dan organel sel. Ukuran sangat
kecil (20-300 nm). Virus hanya tersusun atas selubung protein (kapsid) dan salah satu
asam nukleat (DNA atau RNA)
• Human immunodeficiency virus (HIV) adalah salah satu contoh jenis virus yang
menyebabkan penyakit HIV/AIDS
• Virus Corona menyebabkan COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan
ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
JAMUR

• Infeksi pada tubuh oleh jamur tidak bahaya tetapi tetap dapat mengancam
kehidupan
• Jamur dapat menyebar jika seseorang menghirup spora atau menempel
langsung di kulit. Selanjutnya seseorang akan mudah terkena jamur jika system
kekebalan tubuhnya sedang lemah
• Dermatophytes adalah salah satu contoh jenis jamur yang juga menjadi
penyebab kutu air. Jamur ini dapat berkembang biak dengan cepat di lingkungan
bersuhu hangat dan lembap
• Candidiasis disebabkan oleh infeksi jamur Candida. Pada kondisi normal, jamur
tersebut hidup secara alami di permukaan kulit.
• Kurap disebabkan oleh jenis jamur yang hidup di tanah, yaitu epidermophyton,
microsporum, dan trichophyton.
Parasit

• Parasit adalah organisme mikroskopik yang hidup bergantung pada organisme


spesies lain dengan cara mengambil persediaan nutrisi dari tubuh si inang
tersebut
• Beberapa parasit tidak mempengaruhi host yang ia tinggali, sedangkan
beberapa lainnya mengalami pertumbuhan, reproduksi, dan bahkan
mengeluarkan toksin yang menyebabkan host mengalami infeksi
• Cacingan dan toxoplasmosis (toksoplasma) adalah contoh jenis penyakit
infeksi parasit yang cukup umum di Indonesia, sementara malaria adalah salah
satu yang paling mematikan.
JENIS PARASIT
1. Protozoa
Protozoa adalah organisme bersel tunggal yang dapat hidup dan berkembang biak di dalam tubuh. Beberapa infeksi
yang disebabkan oleh protozoa termasuk giardiasis. Giardiasis adalah infeksi serius yang biasanya muncul setelah
minum air yang terkontaminasi protozoa Giardia.

2. Cacing
Cacing adalah organisme multisel yang dapat hidup di dalam atau di luar tubuh. Kebanyakan cacing hidup di usus,
antara lain seperti cacing pipih, cacing pita, cacing kremi, dan cacing gelang.

3. Ektoparasit
Ektoparasit adalah organisme multisel yang disebarkan oleh serangga atau arachnida seperti nyamuk, kutu, dan
tungau yang bertindak sebagai inang pembawa penyakit. Sebagai contoh, malaria yang disebabkan oleh nyamuk
Anopheles pembawa parasit Plasmodium. Ektoparasit ini dapat berpindah ke manusia saat nyamuk tersebut
menggigit kulit untuk mengisap darah.
TANDA GEJALA INFEKSI

1. Bakteri
Gejala yang muncul tergantung dari bagian tubuh yang mengalami infeksi. Gejala
paling umum adalah demam. Infeksi bakteri di tenggorokkan→ nyeri tenggorokkan,
batuk, dan sebagainya. Infeksi bakteri di pencernaan → diare, konstipsi dan muntah.
Infeksi saluran perkemihan → keinginan buang air kecil (BAK) yang terus menerus, BAK
tidak puas, atau bahkan nyeri saat BAK.
2. Virus
Gejala yang timbul tergantung dari tipe virus, bagian tubuh yang terinfeksi, usia dan
riwayat penyakit pasien. Gejala yang biasanya muncul antara lain seperti gejala flu,
yaitu demam, mudah lelah, nyeri tenggorokkan, nyeri kepala, batuk, pegal-pegal, dan
sebagainya. Selain itu juga terdapat gangguan pencernaan yaitu diare, mual, muntah,
kemerahan di kulit, bersin-bersin, hidung berair dan tersumbat, pembesaran kelanjar
getah bening bahkan turunnya berat badan.
3. Jamur
Infeksi jamur terbanyak terdapat pada kulit, meskipun terdapat bagian tubuh lain yang dapat
terinfeksi seperti paru-paru dan otak. Gejala infeksi jamur antara lain gatal dan kemerahan, kadang
terdapat rasa terbakar dan kulit bersisik.
4. Parasit
Infeksi parasit menimbulkan gejala gangguan pada saluran pencernaan. Adapun gejala
spesifik yang muncul berdasarkan jenis infeksinya seperti:
• Malaria
Penyakit ini disebabkan oleh plasmodium dan diperantarai oleh nyamuk. Gejala yang muncul antara
lain : Demam, menggigil dan gejala seperti flu.
• Trichomoniasis
Penyakit ini disebabkan oleh hubungan suami isteri dengan gejala di area genitalia muncul: Gatal,
kemerahan, iritasi, atau adanya cairan tidak wajar.
• Giardiasis
Infeksi parasit yang terjadi pada saluran pencernaan dengan gejala antara lain diare, gangguan
lambung dan faeses yang berlendir.
MEKANISME PATOGEN MENIMBULKAN INFEKSI

1.Transmisibilitas
• Tahap pertama adalah masuknya mikroorganisme ke dalam inang melalui satu atau
beberapa jalur: pernapasan, pencernaan (gastrointestinal), urogenitalia, atau kulit yang
telah terluka.
• Setelah masuk, patogen harus melalui brmacam-macam sistem pertahanan tubuh
sebelum dapat hidup dan berkembangbiak di dalam inangnya
2. Pelekatan
• Beberapa bakteri seperti Escherichia coli menggunakan pili untuk melekat pada
permukaan sel inang mereka. Bakteri lain memilki molekul adhesi/pelekatan pada
permukaan sel mereka atau dinding sel yang hidrofobik seingga mereka dapat menempel
pada membran sel inang.
• Pelekatan meningkatkan virulensi dengan cara mencegah bakteri terbawa oleh mukus
atau organ karena aliran cairan seperti pada saluran urin dan pencernaan.
3. Kemampuan invasive
• Bakteri invasif adalah bakteri yang dapat masuk ke dalam sel inang atau
menembus permukaan kelenjar mukus sehingga menyebar dari titik awal
infeksi.
• Kemampuan invasif didukung oleh adanya enzim yang mendegradasi matriks
ektraseluler seperti kolagenase.
4. Toksin bakteri
• Beberapa bakteri memproduksi toksin atau racun yang dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu: endotoksin dan eksotoksin.
• Eksotoksin adalah protein yang disekresikan oleh bakteri gram positif dan gram
negatif.
• Endotoksin adalah lipopolisakarida yang tidak disekresikan melainkan terdapat
pada dinding sel bakteri gram negatif
CARA PENULARAN INFEKSI
1. Transmisi langsung (direct transmission)
• Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk (port d’entrée) yang sesuai
dari pejamu.
• Sebagai contoh adalah adanya sentuhan, gigitan, ciuman, atau adanya droplet saat
bersin, batuk, berbicara, atau saat transfusi darah dengan darah yang terkontaminasi
mikroba patogen

2. Transmisi tidak langsung (indirect transmission )


• Penularan mikroba pathogen melalui cara ini memerlukan adanya “media
perantara” baik berupa barang/ bahan, udara, Air , makanan/minuman, maupun
vektor
Transmisi tidak langsung (indirect transmission )
a. Vehicle-borne
• Media perantara penularan adalah barang / bahan yang terkontaminasi seperti peralatan
makan dan minum, instrumen bedah / kebidanan,peralatan laboratorium, peralatan infus /
transfusi.
b. Vector-borne
• Sebagai media perantara penularan adalah vector (serangga), yang memindahkan mikroba
patogen ke pejamu
• Secara mekanis→ Kaki serangga yang menjadi vektor melekat kotoran / sputum yang
mengandung mikroba patogen, lalu hinggap pada makanan / minuman, selanjutnya masuk
ke saluran cerna pejamu.
• Secara biologis→Sebelum masuk ke tubuh pejamu, mikroba mengalami siklus
perkembangbiakan dalam tubuh vektor / serangga, selanjutnya mikroba berpindah tempat
ke tubuh pejamu melalui gigitan
• Contoh: Nyamuk Anopheles (malaria), Aedes Aegypti (demam berdarah dengue atau Dengue
Hemorrhagic Fever) dan Culex (kaki gajah atau filariasis dan enchepalitis).
c. Food-borne
• Makanan dan minuman adalah media perantara yang terbukti cukup efektif untuk menjadi saran
penyebaran mikroba patogen ke pejamu, yaitu melalui pintu masuk (port d’entrée) saluran cerna.

d. Water-borne
• Tersedianya air bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif, terutama untuk kebutuhan rumah
sakit, adalah suatu hal yang mutlak. Kualitas air yang meliputi aspek fisik, kimiawi, dan
bakteriologis, diharapkan telah bebas dari mikroba patogen sehingga aman untuk dikonsumsi
manusia.
• Jika tidak, sebagai salah satu media perantara, air sangat mudah menyebarkan mikroba patogen
ke pejamu, melalui pintu masuk (port d’entrée) saluran cerna maupun pintu masuk lainnya.
RANTAI IFEKSI

Cairan tubuh, feses dll


Saluran pencernaan,
pernafasan, luka kulit
dll
MEKANISME PERTAHANAN EKSTERNAL

1. Kulit dan mukosa orofaring


• Kulit yang utuh memiliki lapisan keratin atau lapisan tanduk pada permukaan luar dan epitel berlapis gepeng
sebagai bearier meanis yang baik sekali terhadap infeksi. Namun jika terjadi luka iris, abrasi atau maserasi
(seperti pada lipatan tubuh yang selalu basah) dapat memungkinkan agen menular masuk.
• Kulit juga mempunyai kemampuan untuk melakukan dekontaminasi tehadap terhadap dirinya sendiri. Pada
dekontaminasi fisik, organisme yang melekat pada lapisan luar kulit (dengan anggapan bahwa mereka tidak
mati kalau menjadi kering) akan dilepaskan pada waktu lapisan kulit mengelupas.
• Dekontaminasi kimiawi terjadi karena tubuh berkeringat dan sekresi kelenjar sebasea sehingga
membersihkan kulit dari kuman.
• Flora normal yang terdapat pada kulit menimbulkan dekontaminasi biologis dengan menghalangi
pembiakan organisme-organisme lain yang melekat pada kulit
2. Saluran pencernaan
• Mukosa lambung merupakan barier mekanis yang tidak baik. Sering terjadi defek-defek kecil atau
erosi pada lapisan lambung, tetapi tidak banyak berarti pada proses infeksi sebab suasana lambung
sendiri sangat tidak sesuai untuk mikroorganisme. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh keasaman
lambung tinggi, disamping lambung cenderung memindahkan isinya ke usus halus dengan proses
yang relatif cepat.
• Lapisan usus halus juga bukan merupakan barier mekanis yang baik dan secara mudah dapat
ditembus oleh banyak bakteri. Namun gerakan peristaltik untuk mendorong isi usus berlangsung
cepat sekali sehingga populasi bakteri dalam lumen dipertahankan tetap sedikit.
• Lapisan dalam usus besar secara mekanis juga tidak baik. Pada tempat ini pendorongan tidak cepat
dan terdapat stagnasi relatif dari isi usus. Pertahanan utama melawan jasad renik adalah melalui
banyaknya flora normal yang menghuni usus besar dan hidup berdampingan dengan hospes. Bakteri
normal yang banyak ini berkompetisi untuk mendapatkan makanan atau mereka benar-benar
mengeluarkan substansi antibakteri (antibiotik).
3. Saluran pernafasan
• Epitel pada saluran nafas misalnya pada lapisan hidung, lapisan naofaring, trakea
dan bronkus, terdiri dari sel-sel tinggi yang beberapa diantaranya mengeluarkan
mukus, tetapi sebagian besar diperlengkapi dengan silia pada permukaan lumen
mereka.
• Tonjolan-tonjolan kecil ini bergetar seperti cambuk dengan Gerakan yang
diarahkan ke mulut, hidung dan keluar tubuh. Jika jasad renik terhirup, mereka
cenderung menngenai selimut mukosa yang dihasilkan dari mukus, untuk
digerakkan keluar dan atau dibatukkan atau ditelan.
• Kerja perlindungan ini dipertinggi dengan adanya antibodi di dalam sekresi. Jika
beberapa agen menghindar dari pertahanan ini dan mencapai ruang-ruang udara
di dalam paru-paru, maka di sana selalu terdapat makrofag alveoler yang
merupakan berisan pertahanan lain.
MEKANISME PERTAHANAN INTERNAL
• Radang/Inflamasi
Jika agen menular berhasil menembus salah satu barier tubuh dan memasuki jaringan, maka barisan pertahanan
berikutnya adalah reaksi peradangan akut yaitu aspek humoral (antibodi) dan aspek seluler pertahanan tubuh
bersatu. Tanda inflamasi : rubir, dolor, tumor, color dan functionlesa
• Demam
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat
melebihi suhu tubuh normal (>37,5°C). Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan nama pirogen.
Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih (monosit, limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen
eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun.
Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-α,
dan IFN).
Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan merangsang endotelium hipotalamus untuk membentuk
prostaglandin. Prostaglandin yang terbentuk kemudian akan meningkatkan patokan termostat di pusat
termoregulasi hipotalamus. Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas dan penurunan pengurangan panas
yang pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru tersebut
• Pembuluh limfe
Aliran limfe pada radang akut dipercepat sehingga agen-agen menular ikut menyebar
dengan cepat sepanjang pembuluh limfe bersama dengan aliran limfe itu. Kadang-kadang
menyebabkan limfangitis , tetapi lebih sering agen-agen tersebut langsung terbawa ke
kelenjar limfe, dimana mereka dengan cepat difagositosis oleh makrofag. Pada keadaan ini
maka cairan limfe yang mengalir ke pusat melewati kelenjar limfe dapat terbebas dari agen-
agen tersebut.
• Pertahanan terakhir (vena primer)
Jika penyebaran agen menular tidak terhenti pada kelenjar limfe atau jika agen tersebut
langsung memasuki vena di tempat primernya, maka dapat terjadi infeksi pada aliran darah.
Ledakkan bakteri di dalam aliran darah sebenarnya tidak jarang terjadi, dan peristiwa yang
dinamakan bakteremia ini biasanya ditangani secara cepat dan efektif oleh makrofag dari
sistem monosit – makrofag
Septikemia atau keracunan darah terjadi jika kondisi bakteremia berlanjut yang
menyebabkan organisme yang masuk berjumlah sangat besar dan cukup resisten sehingga
sistem makrofag ditaklukkan
PROSES INFEKSI

TAHAP
TAHAP MASA TAHAP
AKHIR
RENTAN INKUBASI SAKIT
PENYAKIT
TAHAP RENTAN
• Pada tahap ini pejamu masih berada dalam kondisi yang relatif sehat, namun kondisi tersebut
cenderung peka atau labil, disertai factor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit
seperti umur, keadaan fisik, perilaku / kebiasaan hidup, sosial-ekonomi, dan lain-lain.
• Faktor– faktor predisposisi tersebut akan mempercepat masuknya agen penyebab penyakit
(mikroba patogen) untuk dapat berinteraksi dengan pejamu

MASA INKUBASI
• Periode ini dihitung oleh interval antara masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh
dan munculnya gejala pertama.
• Masa inkubasi satu penyakit berbeda dengan penyakit lainnya; ada yang hanya beberapa jam,
dan ada pula yang sampai bertahun-tahun.
• Masa inkubasi tergantung dari jenis mikroorgenisme, keganansan mikroorgenisme dan
jumlahnya, kecepatan berkembang biak, port de entre mikroorganisme dan endogen (daya
tahan host)
TAHAP SAKIT
• Tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dangejala (signs and symptoms) penyakit.
• Pada tahap awal, tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita masih mampu melakukan aktivitas
sehari–hari dan masih dapat diatasi dengan berobat jalan.
• Pada tahap lanjut, penyakit tidak dapat diatasi dengan berobat jalan, karena penyakit bertambah parah baik
secara objektif maupun subjektif. Pada tahap ini penderita sudah tidak mampu lagi melakukan aktivitas
sehari–hari dan jika berobat, umumnya harus melakukan perawatan
• Tahap ini bias berlangsung akut atau kronis

TAHAP AKHIR PENYAKIT


• Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir pula. Perjalanan penyakit tersebut dapat berakhir dengan
5 alternatif :
a. Sembuh sempurna
b. Sembuh dengan cacat (cacat fisik, cacat mental, maupun cacat social)
c. Pembawa (carier) → Perjalana penyakit seolah-olah berhenti, menghilangnya tanda dan gejala penyakit.
Namun agen penyebab masih ada dan masih potensial sebagai sumber penularan. Carier / karier : orang
yang mengeluarkan mikroorganisme sesudah sembuh.
d. Kronis → Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau tidak berubah
e. Meninggal dunia
TIPE INFEKSI
a. Kolonisasi
Kolonisasi adalah proses benih mikroorganisme menjadi flora dan menetap pada suatu tempat dalam tubuh. Infeksi
terjadi ketika mikroorganisme yang menetap tadi menyerang bagian tubuh yang sistem pertahanannya tidak efektif
sehingga terjadi kerusakan jaringan. Berikut ini akan diuraikan beberapa tipe infeksi.
b. Infeksi lokal
Adalah infeksi yang terjadi secara spesifik dan terbatas pada daerah bagian tubuh di mana mikroorganisme tinggal.
c. Infeksi sistemik
Kondisi bila terjadi infeksi dan mikroorganisme penyebab menyebar ke bagian tubuh yang lain dan menimbulkan
kerusakan.
d. Bakterimia
Bakterimia adalah kondisi ketika dalam darah ditemukan adanya bakteri.
e. Septikemia
Kondisi bila terjadi multiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi sistemik.
f. Infeksi akut
Kondisi infeksi yang muncul berlangsung dalam waktu singkat.
g. Infeksi kronik
Kondisi infeksi yang terjadi berlangsung secara lambat dalam periode yang lama, bisa
dalam hitungan bulan sampai tahun.
INFEKSI OPURTUNISTIK

• Infeksi oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang


biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang buruk.
• Mereka membutuhkan "kesempatan" untuk menginfeksi seseorang yg
kekebalan tubuhnya lemah
• Beberapa kondisi yang rentan terkena infeksi oportunistik: Penderita gangguan
imunologis (HIV), Luka bakar yang parah, Menjalani kemoterapi, Diabetes,
Malnutrisi, Leukemia, Multiple myeloma
• Jenis infeksi opurtunistik : candidiasis, pneumonia, crytosporidosis, herpes
simpleks, toksoplasmosis, tuberkulosis
INFEKSI NOSOKOMIAL
• Adalah Infeksi yang diperoleh dari rumah sakit adalah infeksi yang tidak diderita pasien
saat masuk ke rumah sakit melainkan setelah ± 72 jam berada di tempat tersebut
• Infeksi ini terjadi bila toksin atau agen penginfeksi menyebabkan infeksi lokal atau
sistemik
• Contoh penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah apabila dokter atau perawat
merawat seorang pasien yang menderita infeksi karena mikroorganisme patogen
tertentu kemudian mikroorganisme dapat ditularkan ketika terjadi kontak.
Selanjutnya, apabila perawat atau dokter yang sama merawat pasien lainnya, maka
ada kemungkinan pasien lain dapat tertular infeksi dari pasien sebelumnya
• Beberapa contoh penyakit yang dapat terjadi akibat infeksi nosokomial adalah infeksi
aliran darah, pneumonia, infeksi saluran kemih (ISK), dan infeksi luka operasi (ILO)
Faktor yg mempengaruhi terjadi infeksi nosokomial :

• Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat HIV/AIDS atau
menggunakan obat imunosupresan
• Menderita koma, cedera berat, luka bakar, atau syok
• Memiliki akses atau sering kontak dengan pasien yang sedang menderita penyakit
menular, tanpa menggunakan alat pelindung diri yang sesuai standar operasional
(SOP)
• Mendapatkan perawatan lebih dari 3 hari atau dalam jangka panjang di ICU
• Berusia di atas 70 tahun atau masih bayi
• Memiliki riwayat mengonsumsi antibiotik dalam jangka panjang
• Menggunakan alat bantu pernapasan, seperti ventilator
• Menggunakan infus, kateter urine, dan tabung endotrakeal (ETT)
• Menjalani operasi, seperti operasi jantung, operasi tulang, operasi penanaman
peralatan medis (misalnya alat pacu jantung atau implan), atau operasi transplantasi
organ
PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI

1. Sering mencuci tangan.


2. Rutin membersihkan dan mensterilkan lantai dan permukaan, terutama di dapur dan kamar mandi.
3. Jauhi penderita penyakit yang mudah menular melalui kontak, misalnya flu, cacar air atau belekan.
4. Cegah perkembangbiakan nyamuk demam berdarah dan nyamuk lainnya dengan gerakan 3M Plus
5. Imunisasi.
6. Gunakan antibiotik dengan bijak.
7. Jagalah kebersihan dan kesehatan hewan piaraan
8. Hindari kontak dengan binatang liar yang mungkin membawa penyakit berbahaya. Tikus dapat membawa
penyakit pes dan leptospirosis. Burung dan ayam liar dapat membawa virus flu burung. Kucing dan anjing
liar dapat menularkan rabies.
9. Makanlah makanan yang kaya antioksidan dan multivitamin A, C dan E.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai