INFEKSI
Gina Nurdina
STIKep PPNI Jabar
Apa itu infeksi?
• Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berkembang didalam
tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry 2005).
• Infeksi pada tubuh oleh jamur tidak bahaya tetapi tetap dapat mengancam
kehidupan
• Jamur dapat menyebar jika seseorang menghirup spora atau menempel
langsung di kulit. Selanjutnya seseorang akan mudah terkena jamur jika system
kekebalan tubuhnya sedang lemah
• Dermatophytes adalah salah satu contoh jenis jamur yang juga menjadi
penyebab kutu air. Jamur ini dapat berkembang biak dengan cepat di lingkungan
bersuhu hangat dan lembap
• Candidiasis disebabkan oleh infeksi jamur Candida. Pada kondisi normal, jamur
tersebut hidup secara alami di permukaan kulit.
• Kurap disebabkan oleh jenis jamur yang hidup di tanah, yaitu epidermophyton,
microsporum, dan trichophyton.
Parasit
2. Cacing
Cacing adalah organisme multisel yang dapat hidup di dalam atau di luar tubuh. Kebanyakan cacing hidup di usus,
antara lain seperti cacing pipih, cacing pita, cacing kremi, dan cacing gelang.
3. Ektoparasit
Ektoparasit adalah organisme multisel yang disebarkan oleh serangga atau arachnida seperti nyamuk, kutu, dan
tungau yang bertindak sebagai inang pembawa penyakit. Sebagai contoh, malaria yang disebabkan oleh nyamuk
Anopheles pembawa parasit Plasmodium. Ektoparasit ini dapat berpindah ke manusia saat nyamuk tersebut
menggigit kulit untuk mengisap darah.
TANDA GEJALA INFEKSI
1. Bakteri
Gejala yang muncul tergantung dari bagian tubuh yang mengalami infeksi. Gejala
paling umum adalah demam. Infeksi bakteri di tenggorokkan→ nyeri tenggorokkan,
batuk, dan sebagainya. Infeksi bakteri di pencernaan → diare, konstipsi dan muntah.
Infeksi saluran perkemihan → keinginan buang air kecil (BAK) yang terus menerus, BAK
tidak puas, atau bahkan nyeri saat BAK.
2. Virus
Gejala yang timbul tergantung dari tipe virus, bagian tubuh yang terinfeksi, usia dan
riwayat penyakit pasien. Gejala yang biasanya muncul antara lain seperti gejala flu,
yaitu demam, mudah lelah, nyeri tenggorokkan, nyeri kepala, batuk, pegal-pegal, dan
sebagainya. Selain itu juga terdapat gangguan pencernaan yaitu diare, mual, muntah,
kemerahan di kulit, bersin-bersin, hidung berair dan tersumbat, pembesaran kelanjar
getah bening bahkan turunnya berat badan.
3. Jamur
Infeksi jamur terbanyak terdapat pada kulit, meskipun terdapat bagian tubuh lain yang dapat
terinfeksi seperti paru-paru dan otak. Gejala infeksi jamur antara lain gatal dan kemerahan, kadang
terdapat rasa terbakar dan kulit bersisik.
4. Parasit
Infeksi parasit menimbulkan gejala gangguan pada saluran pencernaan. Adapun gejala
spesifik yang muncul berdasarkan jenis infeksinya seperti:
• Malaria
Penyakit ini disebabkan oleh plasmodium dan diperantarai oleh nyamuk. Gejala yang muncul antara
lain : Demam, menggigil dan gejala seperti flu.
• Trichomoniasis
Penyakit ini disebabkan oleh hubungan suami isteri dengan gejala di area genitalia muncul: Gatal,
kemerahan, iritasi, atau adanya cairan tidak wajar.
• Giardiasis
Infeksi parasit yang terjadi pada saluran pencernaan dengan gejala antara lain diare, gangguan
lambung dan faeses yang berlendir.
MEKANISME PATOGEN MENIMBULKAN INFEKSI
1.Transmisibilitas
• Tahap pertama adalah masuknya mikroorganisme ke dalam inang melalui satu atau
beberapa jalur: pernapasan, pencernaan (gastrointestinal), urogenitalia, atau kulit yang
telah terluka.
• Setelah masuk, patogen harus melalui brmacam-macam sistem pertahanan tubuh
sebelum dapat hidup dan berkembangbiak di dalam inangnya
2. Pelekatan
• Beberapa bakteri seperti Escherichia coli menggunakan pili untuk melekat pada
permukaan sel inang mereka. Bakteri lain memilki molekul adhesi/pelekatan pada
permukaan sel mereka atau dinding sel yang hidrofobik seingga mereka dapat menempel
pada membran sel inang.
• Pelekatan meningkatkan virulensi dengan cara mencegah bakteri terbawa oleh mukus
atau organ karena aliran cairan seperti pada saluran urin dan pencernaan.
3. Kemampuan invasive
• Bakteri invasif adalah bakteri yang dapat masuk ke dalam sel inang atau
menembus permukaan kelenjar mukus sehingga menyebar dari titik awal
infeksi.
• Kemampuan invasif didukung oleh adanya enzim yang mendegradasi matriks
ektraseluler seperti kolagenase.
4. Toksin bakteri
• Beberapa bakteri memproduksi toksin atau racun yang dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu: endotoksin dan eksotoksin.
• Eksotoksin adalah protein yang disekresikan oleh bakteri gram positif dan gram
negatif.
• Endotoksin adalah lipopolisakarida yang tidak disekresikan melainkan terdapat
pada dinding sel bakteri gram negatif
CARA PENULARAN INFEKSI
1. Transmisi langsung (direct transmission)
• Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk (port d’entrée) yang sesuai
dari pejamu.
• Sebagai contoh adalah adanya sentuhan, gigitan, ciuman, atau adanya droplet saat
bersin, batuk, berbicara, atau saat transfusi darah dengan darah yang terkontaminasi
mikroba patogen
d. Water-borne
• Tersedianya air bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif, terutama untuk kebutuhan rumah
sakit, adalah suatu hal yang mutlak. Kualitas air yang meliputi aspek fisik, kimiawi, dan
bakteriologis, diharapkan telah bebas dari mikroba patogen sehingga aman untuk dikonsumsi
manusia.
• Jika tidak, sebagai salah satu media perantara, air sangat mudah menyebarkan mikroba patogen
ke pejamu, melalui pintu masuk (port d’entrée) saluran cerna maupun pintu masuk lainnya.
RANTAI IFEKSI
TAHAP
TAHAP MASA TAHAP
AKHIR
RENTAN INKUBASI SAKIT
PENYAKIT
TAHAP RENTAN
• Pada tahap ini pejamu masih berada dalam kondisi yang relatif sehat, namun kondisi tersebut
cenderung peka atau labil, disertai factor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit
seperti umur, keadaan fisik, perilaku / kebiasaan hidup, sosial-ekonomi, dan lain-lain.
• Faktor– faktor predisposisi tersebut akan mempercepat masuknya agen penyebab penyakit
(mikroba patogen) untuk dapat berinteraksi dengan pejamu
MASA INKUBASI
• Periode ini dihitung oleh interval antara masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh
dan munculnya gejala pertama.
• Masa inkubasi satu penyakit berbeda dengan penyakit lainnya; ada yang hanya beberapa jam,
dan ada pula yang sampai bertahun-tahun.
• Masa inkubasi tergantung dari jenis mikroorgenisme, keganansan mikroorgenisme dan
jumlahnya, kecepatan berkembang biak, port de entre mikroorganisme dan endogen (daya
tahan host)
TAHAP SAKIT
• Tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dangejala (signs and symptoms) penyakit.
• Pada tahap awal, tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita masih mampu melakukan aktivitas
sehari–hari dan masih dapat diatasi dengan berobat jalan.
• Pada tahap lanjut, penyakit tidak dapat diatasi dengan berobat jalan, karena penyakit bertambah parah baik
secara objektif maupun subjektif. Pada tahap ini penderita sudah tidak mampu lagi melakukan aktivitas
sehari–hari dan jika berobat, umumnya harus melakukan perawatan
• Tahap ini bias berlangsung akut atau kronis
• Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat HIV/AIDS atau
menggunakan obat imunosupresan
• Menderita koma, cedera berat, luka bakar, atau syok
• Memiliki akses atau sering kontak dengan pasien yang sedang menderita penyakit
menular, tanpa menggunakan alat pelindung diri yang sesuai standar operasional
(SOP)
• Mendapatkan perawatan lebih dari 3 hari atau dalam jangka panjang di ICU
• Berusia di atas 70 tahun atau masih bayi
• Memiliki riwayat mengonsumsi antibiotik dalam jangka panjang
• Menggunakan alat bantu pernapasan, seperti ventilator
• Menggunakan infus, kateter urine, dan tabung endotrakeal (ETT)
• Menjalani operasi, seperti operasi jantung, operasi tulang, operasi penanaman
peralatan medis (misalnya alat pacu jantung atau implan), atau operasi transplantasi
organ
PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI