(makrofag dan neutrofil), yang beraksi langsung terhadap patogen tanpa diinduksi.
fagosit (makrofag dan neutrofil) sebagai benda asing, akan diserang atau
dihancurkan secara langsung. Bila m.o dikenali sebagai antibodi, maka protein
komplemen yang sesuai yang berada diplasma akan berikatan dengan m.o,
kompleks ini kemudian dikenal sebagai benda asing oleh fagosit dan kemudian
2) Acute-phase proteins atau early phase, muncul beberapa jam kemudian, diinduksi,
tetapi masih bersifat non spesifik, timbul bila fagosit gagal mengenal m.o melalui
yang diproduksi oleh hepatosit dan kemudian dikenali oleh protein komplemen.
Kompleks m.o, APPs, dan protein komplemen kemudian dikenali oleh fagosit dan
3) Late phase, merupakan respon imun didapat yang timbul 4 hari setelah
infeksi pertama, ditandai oleh clonal selection limfosit spesifik. Pada fase ini
Menurut Djauzi (2003) penyakit yang dapat menurunkan kekebalan tubuh diantaranya
adalah: (1). Infeksi virus, pada umumnya infeksi virus menurunkan imunitas. Penurunan
kekebalan tubuh dapat bersifat sementara misalnya pada SARS, influenza, herpes, morbili, juga
common cold (batuk pilek), tetapi dapat pula menurunkan kekebalan tubuh secara lama dan
progresif misalnya HIV. (2). Kanker, pada penyakit kanker juga terjadi penurunan kekebalan
tubuh dan pada kanker lanjut penurunan kekebalan tubuh menjadi lebih nyata. (3). Penyakit
kronik, beberapa penyakit seperti diabetes melitus, sirosis hati, gagal ginjal kronik, tuberkolosis,
Respons imun diperlukan untuk 3 hal, yaitu pertahanan tubuh terhadap infeksi
dan pengawasan terhadap penghancuran sel-sel yang bermutasi terutama yang mejadi ganas.
Dengan kata lain, respons imun dapat diartikan sebagai suatu sistem agar tubuh dapat
2002).
c. Definisi Imunomodulator
seimbangan sistem kekebalan yang terganggu dengan cara merangsang dan memperbaiki
menghambat migrasi eosinofil ke daerah lesi, mencegah degranulasi sel mast dan basofil,
memblokade Fc reseptor, menginhibisi IL-1, IL-2, IL-3, IL-4, dan IL-5, mengurangi secara
selektif sel-sel imun yang aktif berlebihan, menginhibisi aktivasi sistem komplemen,
Tumbuhan obat yang bekerja pada sistem imunitas bukan hanya bekerja sebagai
imunomodulator. Jadi, apabila kita mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi
d. Fungsi Imunomodulator
Fungsi imunomodulator adalah memperbaiki sistem imun yaitu dengan cara stimulasi
Dikenal dua golongan imunostimulan yaitu imunostimulan biologi dan sintetik. Dikenal dua
imunostimulan biologi adalah sitokin, antibodi monoklonal, jamur, dan tanaman obat (herbal).
Sedangkan imunostimulan sintetik yaitu levamisol, isoprinosin dan muramil peptidase (Djauzi,
2003).
e. Jenis-Jenis Imunomodulator
meningkatkan fungsi dan aktivitas sistem imun, ii) imunoregulator atau imunorestorasi,
artinya dapat meregulasi sistem imun, dan iii) imunosupresor, yang dapat menghambat atau
menekan aktivitas sistem imun. Kebanyakan tanaman obat yang telah diteliti membuktikan
Pemakaian tanaman obat sebagai imunostimulator dengan maksud menekan atau mengurangi
infeksi virus dan bakteri intraseluler, untuk mengatasi imunodefisiensi atau sebagai
perangsang pertumbuhan sel-sel pertahanan tubuh dalam sistem imunitas (Block dan Mead,
2003). Bahan yang dapat menstimulasi sistem imun berperan mengendalikan respon imun
Ialah suatu cara untuk mengembalikan fungsi sistem imun yang terganggu dengan
Diberikan untuk memperbaiki fungsi sistem imun pada penderita dengan defisiensi
imun humoral, baik primer maupun sekunder. ISG dapat diberikan secara intravena dengan
aman. Defisiensi imunoglobulin sekunder dapat terjadi bila tubuh kehilangan Ig dalam
jumlah besar, misalnya pada sindrom nefrotik, limfangiektasi intestinal, dermatitis eksfoliatif
b) Plasma
Infus plasma segar telah diberikan sejak tahun 1960 dalam usaha memperbaiki sistem
imun. Keuntungan pemberian plasma adalah semua jenis imunoglobulin dapat diberikan
c) Plasmapheresis
plasma yang mengandung banyak antibodi yang merusak jaringan atau sel, seperti pada
d) Leukopheresis
Pemisahan leukosit secara selektif dari penderita telah dilakukan dalam usaha terapi
artritis reumatoid yang tidak baik dengan cara-cara yang sudah ada.
sistem imun dengan menggunakan bahan yang merangsang sistem tersebut. Biological
Response Modifier (BRM) adalah bahan-bahan yang dapat merubah respons imun, biasanya
meningkatkan.
Bahan yang disebut imunostimulator itu dapat dibagi sebagai berikut:
1. Biologik
a. Hormon timus
Sel epitel timus memproduksi beberapa jenis homon yang berfungsi dalam
pematangan sel T dan modulasi fungsi sel T yang sudah matang. Ada 4 jenis hormon timus,
yaitu timosin alfa, timolin, timopoietin dan faktor humoral timus. Semuanya berfungsi untuk
memperbaiki gangguan fungsi imun (imunostimulasi non-spesifik) pada usia lanjut, kanker,
autoimunitas dan pada defek sistem imun (imunosupresi) akibat pengobatan. Pemberian
bahan-bahan tersebut jelas menunjukkan peningkatan jumlah, fungsi dan reseptor sel T dan
beberapa aspek imunitas seluler. Efek sampingnya berupa reaksi alergi lokal atau sistemik.
b. Limfokin
Disebut juga interleukin atau sitokin yang diproduksi oleh limfosit yang diaktifkan.
Contohnya ialah Macrophage Activating Factor (MAF), Macrophage Growth Factor (MGF),
T-cell Growth Factor atau Interleukin-2 (IL-2), Colony Stimulating Factor (CSF) dan
interferon gama (IFN-γ). Gangguan sintetis IL-2 ditemukan pada kanker, penderita AIDS,
c. Interferon
Ada tiga jenis interferon yaitu alfa, beta dan gama. INF-α dibentuk oleh leukosit, INF-
β dibentuk oleh sel fibroblas yang bukan limfosit dan IFN-γ dibentuk oleh sel T yang
diaktifkan. Semua interferon dapat menghambat replikasi virus DNA dan RNA, sel normal
d. Antibodi monoklonal
Diperoleh dari fusi dua sel yaitu sel yang dapat membentuk antibodi dan sel yang
dapat hidup terus menerus dalam biakan sehingga antibodi tersebut dapat dihasilkan dalam
jumlah yang besar. Antibodi tersebut dapat mengikat komplemen, membunuh sel tumor
Ekstrak leukosit seperti Dialysed Leucocyte Extract dan Transfer Factor (TF) telah
digunakan dalam imunoterapi. Imunostimulasi yang diperlihatkan oleh TF yang spesifik asal
leukosit terlihat pada penyakit seperti candidiasis mukokutan kronik, koksidiomikosis, lepra
sitokin seperti IL-2 ke sel-sel seseorang yag kemudian diinfuskan kembali. Prosedur ini
stimulan non-spesifik).
3) Klebsiella dan Brucella, diduga memiliki efek yang sama dengan BCG.
makrofag.
meningkatkan fungsi makrofag dan telah banyak digunakan dalam pengobatan kanker
frondosa) yang mengandung betaglukan yang lebih poten sebagai imunostimulan pada
pasien dengan HIV-AIDS, keganasan, hipertensi dan kerusakan hati (liver ailments).
2. Sintetik
a. Levamisol
sel T serta mengembalikan anergi pada beberapa penderita dengan kanker (imunostimulasi
nonspesifik). Telah digunakan dalam penanggulangan artritis reumatoid, penyakit virus dan
b. Isoprinosin
Disebut juga isosiplex (ISO), adalah bahan sintetis yang mempunyai sifat antivirus
dan meningkatkan proliferasi dan toksisitas sel T. Diduga juga membantu produksi limfokin
(IL-2) yang berperan pada diferensiasi limfosit, makrofag dan peningkatan fungsi sel NK.
Merupakan komponen aktif terkecil dari dinding sel mycobacterium. Pada pemberian
oral dapat meningkatkan sekresi enzim dan monokin. Bila diberikan bersama minyak dan
d. Bahan-bahan lain
- Azimexon dan ciamexon: diberikan secara oral dan dapat meningkatkan respons
imun seluler.
- Bestatin: diberikan secara oral dan dapat meningkatkan respons imun seluler dan
humoral.
terutama pada transplantasi untuk mencegah reaksi penolakan dan pada berbagai penyakit
inflamasi yang menimbulkan kerusakan atau gejala sistemik, seperti autoimun atau auto-
inflamasi.
a) Steroid
inflamasi yang luas dan imunosupresi. Efek ini nampak dalam berbagai tingkat terhadap
produksi, pengerahan, aktivasi dan fungsi sel efektor. Efek antiinflamasi dan efek
imunosupresi KS sulit dibedakan karena banyak sel, jalur dan mekanisme yang sama terlibat
dalam kedua proses tersebut. KS efektif terhadap penyakit autoimun yang sel T dependen
Merupakan alkylating agent yang dewasa ini banyak digunakan dalam pengobatan
imun, sebagai kemoterapi kanker dan pada transplantasi sumsum tulang. Oleh karena efek
inflamatory bowel disease, penyakit saraf dan penyakit autoimun lainnya. Mycophenolate
Mofetil (MM) adalah inhibitor iosine monophosphate dehydrogenase, yang berperan pada
sintetis guanosin. Digunakan pada transplantasi (ginjal, jantung, hati), artritis reumatoid dan
Ketiga obat di atas digunakan untuk mencegah reaksi penolakan pada transplantasi
e) Methotrexate (MTX)
Merupakan antagonis asam folat yang digunakan sebagai anti kanker dan dalam dosis
yang lebih kecil digunakan pada pengobatan artritis reumatoid, juvenile artritis reumatoid,
polymyositis yang steroid resisten dan dermomyositis, sindrom Felty, sindrom Reiter, asma
f) Imunosupresan lain
Radiasi, drainase duktus torasikus dan pemberian interferon dosis tinggi telah
sudah dipikirkan penggunaan prostaglandin, prokarbazin, miridazol dan antibodi anti sel T.
g) Antibodi monoklonal
Antibodi dapat merupakan suatu imunosupresan yang aktif baik untuk sel B maupun
dapat menekan imunitas spesifik dan non-spesifik seperti CD3 dan CD8. Dengan
diketahuinya peranan sitokin dan ditemukannya reseptor terhadap sitokin yang larut, telah
dipikirkan pula untuk menggunakan mekanisme ini untuk mempengaruhi respons imun.