Anda di halaman 1dari 13

CASE BASE DISCUSION

KB Implant

Disusun untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kesehatan masyarakat

Disusun Oleh :
Wahyu Syafiati 17130200

Pembimbing: dr. Christina Iskandar

PUSKESMAS SUMBANG 1
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
BAB I
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Usia : 30 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Banteran 02/02
Agama : Islam

II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Pasien datang pada tanggal 19 Februari 2019 ke Puskesmas
Sumbang 1 pada pukul 10.30 dengan keluhan ingin lepas
KB implant yang sudah terpasang selama 3 tahun.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas dengan tujuan untuk melepas kontrasepsi implant.
Pasien sudah menggunakan KB implant selama 3 tahun, pasien mengatakan ingin
melepas KB implant dikarenakan sudah saatnya implant tersebut dilepas.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
- Hipertensi (-),
- DM (-),
- Asma (-),
- Alergi (-),
- Riwayat keganasan (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
- Hipertensi (+),
- DM (+),
- Asma (-),
- Alergi (-),
- Riwayat keganasan (-).

Riwayat Kebiasaan

- Riwayat merokok (-)


- Riwayat alkohol (-)
- Makan sayur dan buah (+)
- Minum air putih 8 gelas/hari (+)

Riwayat Menstruasi
Menarche usia 14 tahun, lama haid 5-7 hari, siklus haid 28 hari (teratur), nyeri
panggul (-)

Riwayat Pernikahan

Pasien masih dalam status pernikahan dengan suami yang pertama dan
mempunyai dua orang anak.

Riwayat Obstetri

NO TAHUN USIA PERSALINAN PENOLONG J.K BBL KEADAAN


HAMIL
1 2014 39 mgg Spontan Nakes L 2350g Hidup

Riwayat penggunaan kontrasepsi


Pasien menggunakan kontrasepsi berupa suntik dan pil pada saat setelah melahirkan
anak pertamanya. Kemudian beralih ke alat kontrasepsi implant dengan alasan
kepraktisan.

Riwayat kebiasaan
Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan, alkohol dan jamu serta tidak merokok.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pendidikan terkahir pasien adalah SMP. Pasien merupakan pedagang. Pasien
mempunyai BPJS.

Ananmnesis untuk penyakit Infeksi Menular Seksual

Keluhan utama :-

Keluhan tambahan :-

Riwayat perjalanan penyakit :-

Pasangan seksual : suami


Kontak seksual :-

Jenis kelamin pasangan :-

Cara melakukan hubungan seksual : genito-genital

Penggunaan kondom : terkadang

Riwayat dan pemberi pengobatan sebelumnya :-

Hubungan keluhan dengan keadaan lainnya :

Riwayat IMS sebelumnya dan pengobatannya :-

Nyeri perut bagian bawah (panggul) :-

Cara kontrasepsi yang digunakan : implant sejak 3 tahun yang lalu


III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sehat
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Tanda Vital
Nadi : 88 x/menit
Frekuensi nafas : 24 x/menit
Suhu : 36,5 º C
SpO2 : 99%
Antropometri
BB : 57 kg
TB : 145 cm
Kepala normocephal, jejas (-), hematom (-), contusio (-), CA (-/-), (SI -/-)
Leher : normal tidak ada pembesaran KGB
Thorak :
Inspeksi: jejas (-), gerakan dada tertinggal -/-, retraksi dinding dada (-), sikatrik (-)
Palpasi : vocal vremitus normal +/+, nyeri tekan (-), massa (-), krepitasi (-),
sensibilitas (+),
Perkusi : sonor (+)
Auskultasi :
Paru-paru : suara nafas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/- jejas (-)
Jantung : S1S2 reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-)

Diagnosis
Wanita 30tahun dengan lepas implant
Diagnosis banding
-
Terapi

- Edukasi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Kontrasepsi implan adalah batang silastik lembut untuk pencegah kehamilan yang pemakaiannya
dilakukan dengan jalan pembedahan minor untuk insersi (pemasangan) dan pencabutan
Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis
progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit (BKKBN,2003).

B. Jenis kontrasepsi implant


1. NORPLANT
a.Berisi 6 batang yang mengandung hormon levonorgestrel
b.Tiap kapsul : panjangnya 3,4 cm, diameter 2,4 mm,berisi 36 mg levonorgestrel yang efektif
mencegah kehamilan selama 5 tahun

2. IMPLANON
a.Berisi 1 batang putih lentur mengandung 63 mg 3-keto-desogestrel
b.Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun

3. INDOPLANT dan JADENA


a.Berisi 2 batang, mengandung 75 mg levonorgestrel
b.Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun (Saifuddin, 2006)

C. Mekanisme kerja KB implant


1. Mengentalkan lendir serviks
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus
serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk
penetrasi sperma.
2. Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Levonogastrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi
estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi
sekalipun terjadi
3.Mengurangi transport sperma. Perubahan lender serviks menjadi lebih kental dan sedikit,
sehingga menghambat pergerakan sperma.
4. Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan LH
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik pada
hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi. (BKKBN, 2003)

D. Efektifitas
Sangat efektif (kegagalan 0,2 -1 kehamilan per 100 perempuan). (Saifuddin, 2006)

E. Keuntungan dan kerugian KB implant


1. Keuntungan
a. Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman dan sangat
efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2 – 1
kehamilan per 100 perempuan.
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek yaitu
satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling panjang pada
jenis norplant.
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam 48 jam
setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik
normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama
setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan
metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang kesuburan di
masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan
kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan
yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e. Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon progestin dosis
rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan
kontrasepsi implan.
f. Tidak mengganggu hubungan sexual
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan pada bagian
subdermal di bagian dalam lengan atas.
g. Tidak mengganggu produksi ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek terhadap
kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui
tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan segera Postpartum.
h. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
(Sulistyawati, 2011)
i. Kontrol medis ringan
j. Dapat dilayani didaerah pedesaan
k. Penyulit medis tidak terlalu tinggi
l. Biaya ringan
(Manuaba, 1998)
2. Kerugian
a. Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi, terjadi perdarahan bercak
(spothing) dan perdarahan tidak teratur. Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun
pertama penggunaan, kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada
interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak
perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah
tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada tahun
pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat
terjadi pada waktu kapan pun.
b. Berat badan bertambah
Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan
dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan
dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan nafsu makan
dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya
tidakmempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75
wanita yang menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam
indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang tidak teratur dengan berat
badan).
c. Menimbulkan acne (jerawat), ketegangan pada payudara
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang paling
umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel
yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar
globulin pengikat hormon 5EKX (SHBG, sex hormonne binding globulin), menyebabkan
peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda
dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen pada
kadar SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak
berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene
kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik
topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal). Penggunaan
antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus menggunakan implan.
d. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang dilakukan
oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa
bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu
insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman dalam
melakukan pemasangan serta pencabutan implan.
e. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginannya,
akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan. Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan
pengangkatan implan.
f. Tidak memberikan perlindungan terhadap Infeksi Menular sexual HIV/AIDS
Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular sexual seperti
herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang berisiko
menderita penyakit menular sexual harus mempertimbangkan untuk menambahkan metode
perintang (kondom) guna mencegah infeksi.(BKKBN, 2003)
F. Indikasi dan kontra indikasi KB implant
1. Indikasi
a. Usia reproduksi
b. Nulipara atau multipara
c. Menghendaki kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
d. Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi
2. Kontra indikasi
a. Hamil atau diduga hamil
b. Perdarahan dalam yang tidak diketahui penyebabnya
c. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
d. Mioma uteri
e. Gangguan toleransi glukosa (Saifuddin, 2006)

G. Waktu mulai menggunakan implan :


1. Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke tujuh, tidak perlu metode kontrasepsi
tambahan
2. Insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan . Apabila
insersi setelah -7 hari siklus haid, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan sexual, atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari saja.
3. Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak
terjadi kehamilan, klien dianjurkan tidak melakukan hubungan sexual atau menggunakan metode
kontrsepsi lain untuk tujuh hari saja.
4. Apabila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan
setiap saat.
5. Apabila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan
setiap saat, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan sexual selama tujuh hari atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari.
6. Apabila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implan,
insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien
menggunakan kontrsepsi dengan benar.
7. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implan dapat diberikan pada saat
jadwal kontrasepsi suntik, tidak perlu metode kontrasepsi lain.
8. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsihormonal ( kecuali AKDR) dan klien
ingin menggatinya dengan norplant, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini
klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
9. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan,
maka dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien dianjurkan tidak melakukan hubungan
5EKXual selama tujuh hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari saja. AKDR
segera dicabut.
10. Pasca keguguran, implan dapat segera di insersikan. (Sulistyawati, 2011)

H. Cara Pemasangan Implan


Pemasangan Implant biasanya dilakukan dibagian atas (bawah kulit) pada lengan kiri wanita
(lengan kanan bagian yang kidal ), agar tidak menggangu kegiatan. Implant dapat dipasang pada
waktu menstruasi atau setelah melahirkan oleh dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum
pemasangan dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga disuntik untuk mencegah
rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga agar tetap bersih kering dan tidak boleh terkena
air selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah pemasangan.
Setelah itu setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5 tahun implant harus diambil atau di
lepas.
(Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.1993)
Saat pemsangan yang tepat adalah pada waktu menstruasi atau 1-2 setelah menstruasi.
Akseptor sebaiknya berbaring horizontal atau duduk Selama pemasangan implant untuk
mempermudah pemsangan.
a) Lengan yang tidak dominan (lengan kiri) diletakan lurus setinggi pundak. Tentukan daerah
pemsangan biasanya sekitar 8 cm hingga 10 cm di atas lipat siku. Lakukan pembersihan di
daerah tindakan dan sekitarnya.
b) Lakukan anestesi local di tempat insersi dan dengan arah seperti kipas sepanjang 4-4,5 cm
dengan pembius local.
c) Lakukan sayatan melintang selebar 2-3 mm ditempat suntikan, agar luka tidak dijahit dan
mengurangi kemugkinan infeksi.
d) Tusukkan trochar melalui sayatan ke bawah kulit, perhatikan tanda batasnya dan tusukkan
sampai tanda batas dekat pangkal trochar.
e) Keluarkan batang dalam trochar dan masukkan kapsul implant ke dalam batang ke luar trochar
dengan memakai pinset anatomis, dorong pelan-pelan dengan batang pendorong sampai terasa
ada tahanan.
f) Pertahankan posisi batang pendorong, tarik trochar perlahan-lahan sepanjang batang
pendorong sampai batas paling ujung. Implant terlepas dari trokar kalau tanda batas paling ujung
terlihat pada luka insisi dan dipastikan dengan meraba ujung trokar dengan jari.
g) Raba implant terpasang dengan telunjuk kiri, dorong trokar pada posisi sebelahnya tanpa
terlebih dahulu mengeluarkan ujungnya dari sayatan. Pasang seluruh implant dengan posisi
menyerupai kipas, sehingga keenam kapsul terpasang baik. Olesi luka sayatan dengan
antisepstik, tutup dengan plester dan kasa steril dan balut dengan perban.

I. Pencabutan Implant
a. Tentukan posisi implant dengan palpasi. Lakukan desinfeksi di daerah tindakan dan
sekitarnya. Lakukan anastesi local pada tempat insersi dengan bentuk seperti kipas dengan cairan
pembius local.
b. Lakukan sayatan 2-3 mm, agar luka tidak perlu dijahit dan mengurangi kemungkinan infeksi.
c. Tekan Implan dengan jari kea rah sayatan, setelah ujung tampak, jepit dengan pean dan tarik
keluar.
d. Bersihkan implant dari jaringan yang menutupi ujungnya dengan menggunakan scalpel.
e. Jepit ujung implant yang telah bersih dengan pean yang lain. Tarik keluar implant perlahan-
lahan sampai terlepas seluruhnya. Lakukan hal yang sama sampai semua implant (6 btg)
dikeluarkan. Rapatkan luka, tutup dengan plester, kasa steril dan balut dengan perban.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2006. Prawirohardjo, Sarwono. Jakarta : YBS-SP
Ragam Metode Kontrasepsi. Prawirohardjo. 2008. Jakarta : YBS-SP
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Hartanto, Hanafi. 2004. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Buku Ajar Asuhan Kebidanan vol. 1. Varney, dkk. 2007. Jakarta : EGC
Obstetri. William, dkk. 2006. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • JJJG
    JJJG
    Dokumen5 halaman
    JJJG
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    Dokumen67 halaman
    Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • GFHGJHBKJNK
    GFHGJHBKJNK
    Dokumen76 halaman
    GFHGJHBKJNK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • TTF
    TTF
    Dokumen11 halaman
    TTF
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • JJJG
    JJJG
    Dokumen5 halaman
    JJJG
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    Dokumen67 halaman
    Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Checklist Neuro
    Checklist Neuro
    Dokumen4 halaman
    Checklist Neuro
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • GCHBJ
    GCHBJ
    Dokumen45 halaman
    GCHBJ
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Dfhjtryt
    Dfhjtryt
    Dokumen13 halaman
    Dfhjtryt
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Tiva
    Tiva
    Dokumen12 halaman
    Tiva
    dwi
    Belum ada peringkat
  • Fsvertui
    Fsvertui
    Dokumen8 halaman
    Fsvertui
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • XXGHJ
    XXGHJ
    Dokumen16 halaman
    XXGHJ
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Checklist Neuro
    Checklist Neuro
    Dokumen4 halaman
    Checklist Neuro
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • DFDGVBN
    DFDGVBN
    Dokumen9 halaman
    DFDGVBN
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Ygwevfa SF V
    Ygwevfa SF V
    Dokumen7 halaman
    Ygwevfa SF V
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Bab II S Coccus
    Bab II S Coccus
    Dokumen26 halaman
    Bab II S Coccus
    bahrudin
    Belum ada peringkat
  • GDHJK
    GDHJK
    Dokumen31 halaman
    GDHJK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • GVHBKJN
    GVHBKJN
    Dokumen8 halaman
    GVHBKJN
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • CGVJHBK
    CGVJHBK
    Dokumen4 halaman
    CGVJHBK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • XFXGCHVJBK
    XFXGCHVJBK
    Dokumen10 halaman
    XFXGCHVJBK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Ygwevfa SF V
    Ygwevfa SF V
    Dokumen7 halaman
    Ygwevfa SF V
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • VFGH
    VFGH
    Dokumen10 halaman
    VFGH
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • FGHBJ
    FGHBJ
    Dokumen15 halaman
    FGHBJ
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Svdvs
    Svdvs
    Dokumen35 halaman
    Svdvs
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Tipoid-OSLER-stase-IKM FIX
    Tipoid-OSLER-stase-IKM FIX
    Dokumen62 halaman
    Tipoid-OSLER-stase-IKM FIX
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • HGVHGKJBHH
    HGVHGKJBHH
    Dokumen108 halaman
    HGVHGKJBHH
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • CGVJHBK
    CGVJHBK
    Dokumen4 halaman
    CGVJHBK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • HVGCG
    HVGCG
    Dokumen27 halaman
    HVGCG
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Implant Afi
    Implant Afi
    Dokumen13 halaman
    Implant Afi
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • STBM Puskesmas
    STBM Puskesmas
    Dokumen39 halaman
    STBM Puskesmas
    wahyua
    Belum ada peringkat