Anda di halaman 1dari 76

PSORIASIS

RESTU TRI GUSTIASIH 1713020045

PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN DOKTER

FA K U LTA S K E D O K T E R A N

U N I V E R S I TA S M U H A M A D I YA H P U R W O K E R T O
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.K
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 68 tahun
Alamat : Dukuhsembug RT 04/01, Pangkah.
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Pernikahan : Sudah Menikah
ANAMNESIS

Keluhan Utama

Badan kemerahan disertai gatal


Riwayat Penyakit
Sekarang

badan
Demam Kemerahan
3 bulan yll kemerahan, 3 hari yll
menggigil bertambah
gatal dan perih
Riwayat Penyakit
Dahulu

Keluhan sama (-). Gigitan Serangga (-). Alergi (-).

Riwayat Penyakit
keluarga

Riwayat di keluarga (-). Hipertensi, DM, asam urat, kolesterol, gangguan ginjal, asma,
alergi disangkal
Riwayat Kebiasaan

Mandi 1-2 kali sehari. Ganti pakaian 2x sehari.


Riwayat
Lingkungan Rumah
Pasien tinggal di rumah bersama dengan suami dan anaknya. Cahaya matahari dan ventilasi
di rumah cukup.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit ringan Kepala


Kesadaran : Compos mentis Leher
TTV : Tidak dilakukan
Thorax
Abdomen
Dorsum
Genital
Ektremitas inferior
Ekdtremitas Superior
STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi : Regional
Ad Regio : Ekstremitas superior dextra
Lesi : Bentuk lesi tidak teratur,
sirkumskrip, gambaran polisiklik ukuran plakat yaitu
ukuran lesi terbesar 5 cm x 4 cm x 0,1 cm dan terkecil
0,3 cm x 0,3 cm x 0,1 cm, dengan tepi kemerahan
yang disertai dengan skuama kasar berwarna
transparan.
Efloresensi : Plak eritema, skuma
STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi : Regional
Ad Regio : Ekstremitas superior sinistra
Lesi : Bentuk lesi tidak teratur,
sirkumskrip, gambaran polisiklik ukuran plakat yaitu
ukuran lesi terbesar 10 cm x 4 cm x 0,1 cm dan
terkecil 0,3 cm x 0,2 cm x 0,1cm, dengan tepi
kemerahan yang disertai dengan skuama kasar
berwarna transparan.
Efloresensi : Plak eritema, skuma
STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi : Regional
Ad Regio : Thorax
Lesi : Bentuk lesi tidak teratur,
sirkumskrip, gambaran polisiklik ukuran plakat yaitu
ukuran lesi terbesar 10 cm x 5 cm x 0,2 cm dan
terkecil 0,7 cm x 0,4 cm x 0,1 cm, dengan tepi
kemerahan yang disertai dengan skuama kasar
berwarna transparan.
Efloresensi : Plak eritema, skuma
STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi : Regional
Ad Regio : Dorsum
Lesi : Bentuk lesi tidak teratur,
sirkumskrip, gambaran polisiklik ukuran plakat yaitu
ukuran lesi terbesar 11 cm x 4 cm x 0,3 cm dan
terkecil 0,5 cm x 0,5 cm x 0,5 cm, dengan tepi
kemerahan yang disertai dengan skuama kasar
berwarna transparan.
Efloresensi : Plak eritema, skuma
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis seborik
Dermatitis numularis
Psoriasis vulgaris

DIAGNOSIS KERJA
Psoriasis Pustular Generalisata

USULAN PEMERIKSAAN
Histopatologi
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Kortikosteroid topikal:
Desoximetasone 40 gram
Antihistamin:
Citirizin 10 mg
Cek lab (darah rutin, SGOT, SGPT, ureum, creatinin, GDS)
Planing:
Metotrexat
Dosis oral 2,5-5 mg selang 12 jam.
Sandinum
Dosis: 2,5-4 mg/kgBB/hari dosis terbagi.
Dosis dikurangi 0,5-1,0 mg/kgBB/hari bila sudah berhasil, atau
mengalami efek samping.
Nonmedikamentosa
Penjelasan bahwa psoriasis adalah penyakit kronik residif dan pengobatan yang
diberikan hanya bersifat menekan keluhan kulit bukan menyembuhkan.
Menghindari faktor pencetus (Infeksi, obat-obatan, stres, dan merokok)
Kontrol secara teratur dan patuh terhadap pengobatan

Komplikasi
Superinfeksi bakterial, sepsis, dan dehidrasi
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad fungtionam : Ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
Quo ad kosmetikum : Ad malam
Psoriasis adalah penyakit kulit yang penyebabnya
belum diketahui secara pasti,1,5
bersifat kronik residif dengan lesi berupa makula
eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama kasar
berlapis, berwarna putih bening transparan seperti
mika, diserta fenomena tetesan lilin dan tanda Autspitz
Denmark (2.9 %) dan Kepulauan Foeroe(2.8
%), Eropa Utara sebesar 2%.

Amerika serikat prevalensi 2.2-2.6 %,


150.000 kasus baru setiap tahun

Afrika dan Asia sekitar 0.4%

Prevalensi di dunia bervariasi antara 0.1 % -11.8 % Dengan onset


15-30 tahun, Tipe I <40 th, Tipe II >40 th
KULIT NORMAL

Kulit normal pada


penderita Psoriasis

Transisi

Psoriasis
PATOGENESIS HLA-CW6 PADA PSORIASIS
– Trauma
– Infeksi
– Obat
– Sinar Matahari
– Stres
– Rokok
– Alkohol
– Hormon
KeluhanPasien:bercak kemerahan yang menonjol
pada kulit dengan pinggiran merah, tertutup
dengan sisik keperakan, dengan ukuran yang
bervariasi, makin melebar, bisa pecah dan
menimbulkan nyeri, jarang menyebabkan gatal. Predileksi
pada ekstremitas bagian ekstensor
terutama (siku, lutut, lumbosakral), daerah intertigo (lipat paha,
perineum, aksila), skalp, perbatasan skalp dengan muka,
telapak kaki dan tangan, tungkai atas dan bawah, umbilikus,
serta kuku
bercak-bercak eritema yang meninggi (plak)
dengan skuama di atasnya Skuama berlapis- lapis, kasar
dan berwarna putih seperti mika (mica-like scale), serta
transparan
Fenomena tetesan lilin, Auspitz, Fenomena Koebner.
• Psoriasis vulgaris (Psoriasis plakkronis)
• Psoriasis gutata
• Psoriasis fleksuralis/inversa
• Eritroderma
• Psoriasis pustular generalisata
• Palmoplantar pustulosis psoriasis
• Psoriasis kuku
PSORIASIS VULGARIS (PSORIASIS PLAK KRONIS)
ERITRODERMA
GAMBARAN HISTOLOGIS
Diagnosa dan Pengobatan
DIFERENSIAL DIAGNOSA
• Kelainan kardiovaskuler sering terjadi pada pasien
dengan Psoriasis yang berat. Pada pasien muda dengan
psoriasis yang berat angka kejadian infark miocard lebih
tinggi. Limfoma dilaporkan meningkat pada pasien
dengan psoriasis. Karena kkosmetik dan sering
residifnya penyakit kesulitan dalam psikososial.
Gangguan kejiwaan menyebabkan semakin menurunnya
kualitas hidup penderita psoriasis
• Psoriasis vulgaris bersifat kronis residif, namun tidak
menyebabkan kematian.11
PSORIASIS PUSTULOSA
PENDAHULUAN
Penyakit psoriasis termasuk dermatosis eritroskuamosa yaitu penyakit kulit yang terutama ditandai dengan adanya
eritema dan skuama.

Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-
bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan, disertai fenomena
tetesan lilin, Auspitz, dan Köbner.
Di Eropa sebanyak 3-7%, di Amerika Serikat sebanyak 1-2% sedangkan di Jepang 0,6%.

Terdapat berbagai bentuk klinis psoriasis, salah satunya adalah psoriasis pustulosa. Psoriasis pustulosa
mempunyai beberapa faktor pencetus terjadinya penyakit tersebut, yaitu penghentian kortikosteroid yang
mendadak, obat-obatan, banyak terpapar sinar UV, kehamilan, stres emosional, serta infeksi bakteri dan virus.
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

 Psoriasis pustulosa adalah salah satu bentuk klinis dari psoriasis yang ditandai adanya erupsi
pustul yang bersifat steril (non infectious pus) dengan dasar eritematosa.
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi psoriasis pustulosa di Jepang : 7,46 kasus per 1 juta penduduk.


Pada laki-laki dan perempuan dewasa adalah 1:1 (usia rata-rata 50 tahun)

Anak-anak perbandingan kejadian pada laki-laki dan perempuan adalah 3:2 (rata-rata pada usia
6-10 tahun)
ETIOLOGI

 Faktor genetik
 Faktor imunologi
 Faktor pencetus lainnya
PATOGENESIS

 Psoriasis berkaitan dengan HLA. Untuk psoriasis pustulosa berhubungan dengan psoriasis
tipe 2 dengan HLA-B27.
 Pada psoriasis secara histopatologik menunjukkan tiga faktor patogenik utama, yaitu :
1. diferensiasi abnormalitas keratinosit
2. hiperproliferasi keratinosit
3. infiltrasi komponen sel radang
Pada psoriasis siklus sel yang memendek sekitar 1,5 hari pada proliferasi keratinosit psoriasis, fase maturasi, dan
pelepasan keratinosit memerlukan waktu sekitar 4 hari sehingga keratinosit sel basal memperbanyak diri 10
kali lebih cepat dibandingkan orang normal.
KLASIFIKASI
GEJALA KLINIS

Psoriasis pustulosa generalisata akut (Von Zumbusch)

 Gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, kemerahan dan hiperalgesia dengan disertai gejala
umum berupa demam, atralgia, malaise, nausea, dan anoreksia.

 Plak psoriasis yang telah ada makin eritematosa. Setelah beberapa jam timbul banyak plak
eritematosa dan eritematosa pada kulit yang normal.
 Kemudian dalam beberapa jam timbul banyak pustul miliar pada plak tersebut, pustul superfisial berdiameter
2-3 mm.

 Dalam sehari pustul-pustul tersebut akan berkonfluensi membentuk “lake of pus” berukuran beberapa cm.

 Predileksi : Fleksural, wajah (jarang terjadi), lidah menyebabkan disfagia, kuku dan menghasilkan onikodistrofi,
onikolisis dan defluvium unguim
KELAINAN KULIT PADA PSORIASIS PUSTULOSA
GENERALISATA
Psoriasis pustulosa palmoplantar (Barber)
 Dermatosis bilateral dan simetris.
 Predileksi tersering pada tenar atau hipotenar, bagian tengah telapak tangan dan telapak kaki.
 Kelainan kulit berupa kelompok-kelompok pustul kecil steril dan dalam, di atas kulit yang eritematosa disertai
rasa gatal.
KELAINAN KULIT PADA PSORIASIS PUSTULOSA PALMOPLANTAR
Acropustulosis (Acrodermatitis continua of Hallopeau)

 Penyakit ini merupakan tipe yang jarang pada psoriasis.

 Ditandai adanya lesi kulit pada ujung jari tangan dan jari kaki. Kadang-kadang lesi kulit
muncul setelah adanya trauma pada kulit atau infeksi.

 Penyakit ini bersifat kronik residif, terjadi pada nail folds, nail bed dan ujung-ujung jari yang
dapat menyebabkan hilangnya kuku.

 Penyakit ini dapat terjadi dengan atau tanpa psoriasis pustulosa generalisata.
KELAINAN KULIT PADA ACRODERMATITIS
DIAGNOSIS BANDING

Impetigo Krustosa Superficial Candidiasis


Folikulitis
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
Komplikasi pada psoriasis pustulosa generalisata yaitu hipokalsemia yang kemungkinan berhubungan dengan
hipoparatiroidisme, dan dapat menyebabkan tetani, delirium, serta kejang.
Secondary bacterial skin infections, hair loss (telogen effluvium), nail loss

Hypoalbuminemia secondary karena kehilangan protein plasama ke jaringan

Hypocalcemia, Malabsorption and malnutrition

Renal tubular necrosis akibat dari oligemia

Kerusakan hepar karena oligemia dan general toxicity


PROGNOSIS
Prognosis buruk pada generalized pustular psoriasis karena penyakit ini dapat mengancam nyawa.
PENUTUP
Psoriasis pustulosa adalah salah satu bentuk klinis dari psoriasis yang ditandai adanya erupsi pustul yang bersifat
steril (non infectious pus) dengan dasar eritematosa.

Psoriasis pustulosa mempunyai beberapa faktor pencetus terjadinya penyakit tersebut, yaitu penghentian
kortikosteroid yang mendadak, obat obatan,banyak terpapar sinar UV, kehamilan, stress emosional, serta
infeksi bakterial dan virus.
DERMATITIS
SEBOROIK

Dermatitis seboroik adalah penyakit


papuloskuamosa kronik, yang
menyerang infantil dan dewasa, dan
biasanya dihubungkan dengan
peningkatan produksi sebum pada skalp,
wajah, dan badan.
INSIDENS
 Puncaknya mengenai :
 infantil (usia 3 minggu)
 usia 40-70an
 2 – 5 % populasi
 Umum dijumpai pada anak dan
dewasa
 Pada 85 % penderita HIV
ETIOLOGI & PATOGENESIS
Banyak  Teori & hipotesis tentang etiologi DS 
penyebab pasti belum diketahui
Etiologi potensial :
Status seboroik
Infeksi mikroba
Faktor fisik
Kelainan nutrisi
imunodefisiensi
Dermatitis Dermatitis
Seboroik infantil: Seboroik infantil:
kulit kepala
wajah

Anda mungkin juga menyukai

  • JJJG
    JJJG
    Dokumen5 halaman
    JJJG
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    Dokumen67 halaman
    Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Checklist Neuro
    Checklist Neuro
    Dokumen4 halaman
    Checklist Neuro
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • JJJG
    JJJG
    Dokumen5 halaman
    JJJG
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • TTF
    TTF
    Dokumen11 halaman
    TTF
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Checklist Neuro
    Checklist Neuro
    Dokumen4 halaman
    Checklist Neuro
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    Dokumen67 halaman
    Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • GDHJK
    GDHJK
    Dokumen31 halaman
    GDHJK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Fsvertui
    Fsvertui
    Dokumen8 halaman
    Fsvertui
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • XXGHJ
    XXGHJ
    Dokumen16 halaman
    XXGHJ
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Bab II S Coccus
    Bab II S Coccus
    Dokumen26 halaman
    Bab II S Coccus
    bahrudin
    Belum ada peringkat
  • Dfhjtryt
    Dfhjtryt
    Dokumen13 halaman
    Dfhjtryt
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • DFDGVBN
    DFDGVBN
    Dokumen9 halaman
    DFDGVBN
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • GCHBJ
    GCHBJ
    Dokumen45 halaman
    GCHBJ
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Ygwevfa SF V
    Ygwevfa SF V
    Dokumen7 halaman
    Ygwevfa SF V
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Tiva
    Tiva
    Dokumen12 halaman
    Tiva
    dwi
    Belum ada peringkat
  • GVHBKJN
    GVHBKJN
    Dokumen8 halaman
    GVHBKJN
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Ygwevfa SF V
    Ygwevfa SF V
    Dokumen7 halaman
    Ygwevfa SF V
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • CGVJHBK
    CGVJHBK
    Dokumen4 halaman
    CGVJHBK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • XFXGCHVJBK
    XFXGCHVJBK
    Dokumen10 halaman
    XFXGCHVJBK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • CGVJHBK
    CGVJHBK
    Dokumen4 halaman
    CGVJHBK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • FGHBJ
    FGHBJ
    Dokumen15 halaman
    FGHBJ
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • HGVHGKJBHH
    HGVHGKJBHH
    Dokumen108 halaman
    HGVHGKJBHH
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Tipoid-OSLER-stase-IKM FIX
    Tipoid-OSLER-stase-IKM FIX
    Dokumen62 halaman
    Tipoid-OSLER-stase-IKM FIX
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Svdvs
    Svdvs
    Dokumen35 halaman
    Svdvs
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • HVGCG
    HVGCG
    Dokumen27 halaman
    HVGCG
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • VFGH
    VFGH
    Dokumen10 halaman
    VFGH
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • STBM Puskesmas
    STBM Puskesmas
    Dokumen39 halaman
    STBM Puskesmas
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Implant Afi
    Implant Afi
    Dokumen13 halaman
    Implant Afi
    wahyua
    Belum ada peringkat