Anda di halaman 1dari 11

PR

Reaksi Kusta
Reaksi kusta adalah episode akut penyakit kusta dengan
gejala konstitusi, aktivasi, dan atau timbulnya efloresensi
baru di kulit pada perjalanan penyakit ini yang sebenarnya
sangat kronis. Reaksi kusta merupakan reaksi
hipersensitivitas.
Klasifikasi reaksi kusta dapat bermacam-macam, namun yang paling
banyak dianut pada akhir-akhir ini, yaitu ENL (eritema nodusum
leprosum) dan reaksi reversal atau reaksi upgrading.
– ENL timbul terutama pada tipe lepromatosa polar dan dapat pada
BL (Borderline Lepromatous). Terjadi akibat reaksi hipersensitivitas
humoral. Reaksi ini dapat terjadi sebelum pengobatan, namun lebih
sering selama atau setelah pengobatan
– Reaksi reversal hanya terjadi pada tipe borderline (Li, BL, BB, BT,
Ti), sehingga disebut reaksi borderline. Terjadi saat peningkatan
imunitas yang diperantarai oleh sel (cell mediated immunity),
Reaksi Reversal (Tipe 1)
Reaksi ini terjadi karena adanya peningkatan dari respons
imun seluler, yang menyebabkan respons inflamasi atau
peradangan kulit atau saraf pada pasien tipe borderline (BT,
BB, dan BL). Reaksi imunologik yang sesuai adalah reaksi
hipersensitivitas tipe IV. Reaksi kusta tipe 1 terutama terjadi
pada kusta tipe borderline (BT, BB, BL). Pemeriksaan
imunohistokimia menunjukkan peningkatan sel tumor necrosis
factor (TNF) di kulit dan saraf selama reaksi tipe 1.
Pada reaksi ini terjadi peningkatan respon kekebalan seluler
secara cepat terhadap kuman kusta dikulit dan syaraf pada
pasien kusta. Hal ini berkaitan dengan terurainya M.leprae
yang mati akibat pengobatan yang diberikan. Antigen yang
berasal dari basil yang telah mati akan bereaksi dengan limfosit
T disertai perubahan imunitas selular yang cepat. Dasar reaksi
kusta tipe 1 adalah adanya perubahan keseimbangan antara
imunitas selular dan basil. Diduga kerusakan jaringan terjadi
akibat langsung reaksi hipersensitivitas seluler terhadap
antigen basil.
– Pada saat terjadi reaksi, beberapa penelitian juga
menunjukkan adanya peningkatan ekspresi sitokin pro-
inflamasi seperti TNF-α, IL-1b, IL-6, IFN-γ dan IL- 12 dan
sitokin immunoregulatory seperti TGF-β dan IL-10 selama
terjadi aktivasi dari makrofag. Aktivasi CD4+ limfosit (Th-1)
menyebabkan produksi IL-2 dan IFN-γ meningkat sehingga
dapat terjadi lymphocytic infiltration pada kulit dan syaraf.
IFNγ dan TNF-α bertanggung jawab terhadap terjadinya
edema, inflamasi yang menimbulkan rasa sakit dan
kerusakan jaringan yang cepat.
Gejala klinis reaksi reversal yaitu sebagian atau seluruh lesi
yang telah ada menjadi lebih banyak dan aktif dalam waktu
singkat. Lesi hipopigmentasi menjadi lebih eritema, lesi eritema
menjadi semakin eritematosa, lesi makula menjadi infiltrat, dan
lesi lama bertambah luas. Umumnya gejala konstitusi lebih
ringan daripada ENL
Eritema Nodosum Leprosum
(Tipe 2)
Reaksi tipe 2 adalah komplikasi imunologis paling serius pada
pasien BL dan LL. Pada reaksi ini terjadi peningkatan deposit
kompleks imun di jaringan. Diperkirakan 50% pasien kusta tipe LL
Dan 25% pasien kusta tipe BL mengalami episode ENL. Dapat
terjadi pada 1-2 tahun setelah pengobatan tetapi dapat juga timbul
pada pasien kusta yang belum mendapat pengobatan MDT. ENL
diduga merupakan manifestasi pengendapan kompleks antigen
antibodi pada pembuluh darah. Termasuk reaksi hipersensitivitas
tipe III. Reaksi ENL cenderung berlangsung kronis dan rekuren.
Kronisitas dan rekurensi ENL menyebabkan pasien kusta akan
tergantung kepada pemberian steroid jangka panjang
Pada pengobatan, banyak basil kusta yang mati dan hancur,
sehingga banyak antigen yang dilepaskan dan bereaksi dengan
antibodi IgG, IgM dan komplemen C3 membentuk kompleks imun
yang terus beredar dalam sirkulasi darah dan akhirnya akan di
endapkan dalam berbagai organ sehingga mengaktifkan sistem
komplemen. Berbagai macam enzim dan bahan toksik yang
menimbulkan destruksi jaringan akan dilepaskan oleh netrofil akibat
dari aktivasi komplemen. Pada ENL, dijumpai peningkatan ekspresi
sitokin IL-4, IL-5, IL 13 dan IL-10 (respon tipeTh-2) serta peningkatan,
IFN-γ & TNF-α. IL-4, IL-5, IFN-γ,TNF-α bertanggung jawab terhadap
kenaikan suhu dan kerusakan jaringan selama terjadi reaksi ENL
Kejadian ini umumnya timbul pada tipe lepromatosa polar dan
BL, makin tinggi tingkat multibasilernya, makin besar risiko
terjadinya ENL. Gejala konstitusional yang muncul berupa
demam, menggigil, nyeri sendi, mual, sakit saraf, dan otot dari
ringan sampai berat. Pada reaksi tipe 2 perubahan
efloresensinya berupa nodus eritema dan nyeri dengan tempat
predileksi lengan dan tungkai. Pada kasus berat dapat
menyerang sistemik, sehingga menyebabkan iridosiklitis,
neuritis akut, limfadenitis, artritis, orkitis, dan nefritis akut
dengan proteinuria.
Klasifikasi Kecacatan menurut WHO
Expert Comitte on Leprosy (1997)
Cacat pada tangan dan kaki
Tingkat 0: Tidak ada gangguan sensibilitas, tidak ada kerusakan atau deformitas yang
terlihat
Tingkat 1: Ada gangguan sensibilitas, tanpa kerusakan atau deformitas yang terlihat
Terdapat kerusakan atau deformitas
Tingkat 2:
Cacat pada mata
Tingkat 0: Tidak ada gangguan pada mata akibat kusta; tidak ada gangguan
penglihatan

Tingkat 1: Ada gangguan pada mata akibat kusta; tidak ada gangguan yang berat pada
penglihatan. Visus 6/60 atau lebih baik (dapat menghitung jari pada jarak 6
meter)
Gangguan penglihatan berat (visus kurang dari 6/60; tidak dapat menghitung
Tingkat 2: jari pada jarak 6 meter)

Anda mungkin juga menyukai

  • GFHGJHBKJNK
    GFHGJHBKJNK
    Dokumen76 halaman
    GFHGJHBKJNK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • JJJG
    JJJG
    Dokumen5 halaman
    JJJG
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    Dokumen67 halaman
    Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • JJJG
    JJJG
    Dokumen5 halaman
    JJJG
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Checklist Neuro
    Checklist Neuro
    Dokumen4 halaman
    Checklist Neuro
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • GCHBJ
    GCHBJ
    Dokumen45 halaman
    GCHBJ
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Checklist Neuro
    Checklist Neuro
    Dokumen4 halaman
    Checklist Neuro
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    Dokumen67 halaman
    Wawancara Psikiatri, Anamnesis, Dan Pemeriksaan Status Mental
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • DFDGVBN
    DFDGVBN
    Dokumen9 halaman
    DFDGVBN
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • GVHBKJN
    GVHBKJN
    Dokumen8 halaman
    GVHBKJN
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • GDHJK
    GDHJK
    Dokumen31 halaman
    GDHJK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Tiva
    Tiva
    Dokumen12 halaman
    Tiva
    dwi
    Belum ada peringkat
  • XXGHJ
    XXGHJ
    Dokumen16 halaman
    XXGHJ
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Dfhjtryt
    Dfhjtryt
    Dokumen13 halaman
    Dfhjtryt
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Bab II S Coccus
    Bab II S Coccus
    Dokumen26 halaman
    Bab II S Coccus
    bahrudin
    Belum ada peringkat
  • Fsvertui
    Fsvertui
    Dokumen8 halaman
    Fsvertui
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • XFXGCHVJBK
    XFXGCHVJBK
    Dokumen10 halaman
    XFXGCHVJBK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Svdvs
    Svdvs
    Dokumen35 halaman
    Svdvs
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Ygwevfa SF V
    Ygwevfa SF V
    Dokumen7 halaman
    Ygwevfa SF V
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • CGVJHBK
    CGVJHBK
    Dokumen4 halaman
    CGVJHBK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • CGVJHBK
    CGVJHBK
    Dokumen4 halaman
    CGVJHBK
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Ygwevfa SF V
    Ygwevfa SF V
    Dokumen7 halaman
    Ygwevfa SF V
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • HGVHGKJBHH
    HGVHGKJBHH
    Dokumen108 halaman
    HGVHGKJBHH
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • VFGH
    VFGH
    Dokumen10 halaman
    VFGH
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Tipoid-OSLER-stase-IKM FIX
    Tipoid-OSLER-stase-IKM FIX
    Dokumen62 halaman
    Tipoid-OSLER-stase-IKM FIX
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • FGHBJ
    FGHBJ
    Dokumen15 halaman
    FGHBJ
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • HVGCG
    HVGCG
    Dokumen27 halaman
    HVGCG
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • STBM Puskesmas
    STBM Puskesmas
    Dokumen39 halaman
    STBM Puskesmas
    wahyua
    Belum ada peringkat
  • Implant Afi
    Implant Afi
    Dokumen13 halaman
    Implant Afi
    wahyua
    Belum ada peringkat