Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI............................................................................................................i DAFTAR TABEL..................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................2 BAB 3 SIMPULAN..........................................................................................................22 Wawancara medis !emeri"saan #em!a# di#em$"ann%a "&r'an dan #es #&"si"&(&)i mer$!a"an *a( %an) san)a# !en#in) $n#$" mende#e"si +enis "erac$nan %an) men)enai "&r'an . A!(i"asi !emeri"saan #&"si"&(&)i !en#in) $n#$" me'eda"an a)en !en%e'a' "erac$nan %an) +e(as dan #anda dan )e+a(a !ada saa# !asien "erac$nan +$)a mer$!a"an "$nci $n#$" mene)a""an dia)n&sis "erac$nan.............................................................................................22 DAFTAR PUSTA,A...........................................................................................23

DAFTAR TABEL Halaman DAFTAR ISI............................................................................................................i DAFTAR TABEL..................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................2 2.1 Keracunan.................................................................................................2 2.2 Narkotika...................................................................................................3 2.3 Opium........................................................................................................4 2.3.1 Definisi 5 2.3.2 Reseptor Opioid 5 2.3.3 Klasifikasi Opioid 6 2.4 Pemeriksaan oksikolo!i Narkotika.........................................................." 2.4.1 Pemeriksaan #isik " 2.4.2 $indrom oksik 1%
Tabel 2. 1 Gambaran Klinik dari Berbagai Golongan Obat....................10

2.5 &orfin '(am)aran #orensik*...................................................................13 2.5.1 Pemeriksaan +aran! +ukti Hidup Pada Kasus Pemakai &orfin 13 2.5.2 Pemeriksaan +aran! +ukti &ati Pada Kasus Pemakai &orfin 15 2.5.3 Pemeriksaan pada Kematian ,ki)at Pemakaian Opioid '&orfin ,tau Heroin* 12.6 Heroin......................................................................................................2%

BAB 3 SIMPULAN..........................................................................................................22 3.1 $impulan ................................................................................................22 Wawancara medis !emeri"saan #em!a# di#em$"ann%a "&r'an dan #es #&"si"&(&)i mer$!a"an *a( %an) san)a# !en#in) $n#$" mende#e"si +enis "erac$nan %an) men)enai "&r'an . A!(i"asi !emeri"saan #&"si"&(&)i !en#in) $n#$" me'eda"an a)en !en%e'a' "erac$nan %an) +e(as dan #anda dan )e+a(a !ada saa# !asien "erac$nan +$)a mer$!a"an "$nci $n#$" mene)a""an dia)n&sis "erac$nan.............................................................................................22 DAFTAR PUSTA,A...........................................................................................23

BAB 1 PENDAHULUAN 1 Kematian .an! dise)a)kan ole/ keracunan men.um)an! 2%0 " 1 dari seluru/ kematian aki)at cedera .an! ter2adi di ,merika $erikat0 mele)i/i kematian .an! dise)a)kan ole/ sen2ata api dan kecelakaan lalu lintas. Hal ini 2u!a dise)a)kan ole/ adan.a peran toksikolo!i 'keracunan* pada kecelakaan lalu lintas0 )erdasarkan pen.elidikan .an! dilakukan. Narkotika0 menurut Pasal 1 )utir 1 33 No. 35 a/un 2%%4 tentan! Narkotika '33 3552%%4*0 adala/ 6at atau o)at .an! )erasal dari tanaman atau )ukan tanaman0 )aik sintetis maupun semisintetis0 .an! dapat men.e)a)kan penurunan atau peru)a/an kesadaran0 /ilan!n.a rasa0 men!uran!i sampai men!/ilan!kan rasa n.eri dan dapat menim)ulkan keter!antun!an0 .an! di)edakan ke dalam !olon!an7!olon!an se)a!aimana terlampir dalam undan!7 undan!. Kasus keracunan )aik fatal maupun non fatal /ampir selalu di2umpai setiap ta/un. 8alaupun )ukan pen.e)a) utama dari kasus forensik0 namun kasus keracunan perlu mendapat cukup per/atian. $ecara definisi0 racun merupakan suatu 6at .an! apa)ila kontak atau masuk ke dalam tu)u/ dalam 2umla/ tertentu 'dosis toksik* merusak faal tu)u/ )aik secara kimia ataupun fisiolo!is se/in!!a men.e)a)kan sakit atau kematian.

BAB 2 PEMBAHASAN 2 2.1 ,erac$nan

Pada keracunan0 .an! pertama kali pentin! untuk diper/atikan adala/ identifikasi keracunan dan pen!o)atan atau pertolon!an pertama. pada peristi9a keracunan atau kecelakaan .an! dise)a)kan ole/ )a/an7)a/an kimia )eracun atau )a/an7)a/an racun5toksis lainn.a0 .an! mula7mula /arus dilakukan iala/ men!enali 'men!identifikasi* )a/an7)a/an .an! didu!a men2adi pen.e)a) keracunan. +a/an7)a/an racun dapat men!aki)atkan )er)a!ai efek pada tu)u/. Pen!aru/ )a/an )a/an )eracun pada tu)u/ dapat men!aki)atkan !an!!uan antara lain: 1. &empen!aru/i sistem sirkulasi dara/ a. ;arin!an dara/ 'pem)ulu/ dara/*0 menim)ulkan s/ock dise)a)kan )erkuran!n.a aliran dara/ '<aso!enic s/ock* dan )erkuran!n.a <olume0 dara/ pada 2arin!an sel7sel otak dise)a)kan adan.a pen.empitan pem)ulu/7. pem)ulu/ dara/. ). ;antun! merenda/kan tekanan5den.ut 2antun! '/.potentie cardiac* terlalu )an.ak dara/ men!alir ke 2antun! atau terlalu )an.ak dara/ dalam 2antun! 'kon!esti 2antun!*. c. =rama detak 2antun! tidak teratur 'cardiac arr/.trnias*. d. ;antun! mendadak )er/enti 'cardiac arrest*. 2. &empen!aru/i sistem saraf pusat: a. Rasa sakit ). Ran!san!an sarap sentral .an! )erle)i/an '/.pere>ita)ilit.*0 )an.ak )icara5men!aco 'dellirium*0 tim)uln.a ke2an!7ke2an! 'kon<ulsi* dan )erkuran!n.a 6at pem)akaran 'oksi!en* dalam dara/.

c. Depresi 'penekanan* ter/adap sarap pusat ditandai den!an tim)uln.a kelumpu/an reflek umum0 ter/entin.a alat pernapasan 'asp/.>ia* dan !an!!uan meta)olisme dalam sel7sel otak. d. (an!!uan atau kelainan psikis 'ke2i9aan*. 3. Pen!aru/ ter/adap alat pencernaan seperti ron!!a mulut '!astro intestinal tracts*0 seperti rasa mual 'nausea*0 munta/0 rasa sakit daera/ lam)un! 'a)dominal pain* dan mencret 'diare*. 4. Pen!aru/ ter/adap alat perkencin!an0 seperti !an!!uan pen!eluaran air kencin!5 kencin! sedikit7sedikit 'urinar. retention* !e2ala kerusakan !in2al. 5. Kerusakan pada /ati '/epar*0 pin!san dise)a)kan !an!!uan pada /ati '/epatic coma*. 6. Pen!aru/ ter/adap keseim)an!an air dalam elektrolit dalam tu)u/ 'de/.drasi*0 .aitu keseim)an!an !aram 'Na?l*0 keseim)an!an asam dan )asa 'acidosis dan alkalosis*0 !an!!uan keseim)an!an postasium dan kalsium dalam dara/. -. @uka )akar kimia pada kulit0 selaput lendir pada mulut5ten!!orok 'moucus mem)rance* dan selaput lendir mata. 2.2 Nar"&#i"a a/un 2%%4 tentan!

&enurut 3ndan!7undan! Repu)lik =ndonesia No. 35 1. (olon!an =

narkotika pasal 6 a.at 10 pen!!olon!an narkotika terdiri dari 3 !olon!an0 .aitu:

a. Han.a di!unakan untuk kepentin!an pen!em)an!an ilmu pen!eta/uan ). idak di!unakan dalam terapi

c. Potensi keter!antun!an san!at tin!!i ?onto/: tanaman Papaver somniferum L0 Opium0 tanaman koka 'daun koka0 kokain mera/* /eroin0 morfin dan !an2a.

2. (olon!an == a. 3ntuk pen!o)atan pili/an terak/ir ). 3ntuk pen!em)an!an ilmu pen!eta/uan c. Potensi keter!antun!an tin!!i ?onto/: ,lfasetilmetadol0 +en6etidin0 +etametadol 3. (olon!an === a. Di!unakan dalam terapi ). Potensi keter!antun!an rin!an ?onto/: Opium o)at0 codein0 petidin0 feno)ar)ital Dalam )idan! kedokteran )e)erapa 2enis narkotika )iasa di!unakan misaln.a: 1. Kokain di!unakan se)a!ai penekan rasa sakit dikulit0 di!unakan untuk anestesi ')ius* k/ususn.a untuk pem)eda/an mata0 /idun! dan ten!!orokan. 2. Kodein merupakan analgesic lema/. Kodein tidak di!unakan se)a!ai analgesic tetapi se)a!ai anti )atuk .an! kuat. 3. &orfin adala/ /asil ola/an dari opium atau candu menta/. &orfin mempun.ai rasa pa/it0 )er)entuk tepun! /alus )er9arna puti/ atau cairan )er9arna puti/. &orfin terutama di!unakan untuk men!/ilan!kan rasa n.eri .an! /e)at .an! tidak dapat dio)ati den!an analgetik non narkotika. ,pa)ila rasa n.eri makin /e)at maka dosis .an! di!unakan 2u!a makin tin!!i. &orfin 2u!a di!unakan untuk men!uran!i rasa te!an! pada penderita .an! akan dioperasi. 4. Heroin di!unakan se)a!ai o)at pen!/ilan! sakit 'pain killer*. Heroin merupakan a)at )ius .an! san!at muda/ mem)uat seseoran! kecanduan karena efekn.a san!at kuat. Heroin dise)ut 2u!a putaw. 2.3 -!i$m

$um)er opium0 6at76at dari opium .an! )elum diola/ dan morfin )ersum)er dari )un!a opium Papa<er somniferum. anaman ini tela/ di!unakan selama le)i/ dari 6%%%

ta/un dan pen!!unaan.a terdapat dalam dokumen7dokumen kuno &esir0 Aunani dan Roma9i. Dasar dari farmakolo!i modern tela/ diletakkan ole/ $ertBner0 seoran! a/li farmasi ;erman0 .an! men!isolasi suatu 6at alkali murni .an! aktif dari opium pada ta/un 1"%3. Hal ini peristi9a pentin! dimana tela/ dimun!kinkan untuk menstandarisasi potensi suatu produk alamia/. $etela/ melakukan pen!u2ian pada dirin.a sendiri dan )e)erapa ka9ann.a0 $ertBner men!a2ukan CmorfinC untuk sen.a9a ini0 .an! )erasal dari )a/asa Aunani D &orp/eus .an! )erarti mimpi dari De9a '(od of dreams*. 2.3.1 De.inisi $ecara definisi0 opiod adala/ semua 6at )aik sintetik atau natural .an! dapat )erikatan den!an reseptor morfin. Opioid dise)ut 2u!a se)a!ai anal!esia narkotik .an! serin! di!unakan dalam anastesia untuk men!endalikan n.eri saat pem)eda/an dan n.eri paska pem)eda/an. 2.3.2 Rese!#&r -!i&id Reseptor opioid .an! terdapat didalam susunan saraf pusat sama )aikn.a den!an .an! ada disepan2an! 2arin!an perifer. Reseptor7reseptor ini normaln.a distimulasi ole/ peptida endo!en 'endorp/ins0 enkep/alins dan d.norp/ins* diproduksi untuk merespon ran!san!an .an! )er)a/a.a. Dalam dokumen7dokumen .unani nama7nama dari reseptor opioid )erdasarkan atas )entuk dasar a!onistn.a: 1. &u 'E* 'a!onis morp/ine* reseptor7reseptor &u terutama ditemukan di )atan! otak dan t/alamus medial. Reseptor7reseptor &u )ertan!!un! 2a9a) pada anal!esia supraspinal0 depresi pernapasan0 eup/oria0 sedasi0 men!uran!i motilitas !astrointestinal0 keter!antun!an fisik. Aan! termasuk )a!iann.a iala/ &u1 dan &u20 .an! mana &u1 )er/u)un!an den!an anal!esia0 eup/oria dan penenan!0 &u2 )er/u)un!an den!an depresi pernapasan0 preritus0 pelepasan prolaktin0 keter!antun!an0 anoreksia dan sedasi. =ni 2u!a dise)ut se)a!ai OP3 atau &OR 'morp/ine opioid receptors*. 2. Kappa 'F* 'a!onis ketoc.kla6ocine* reseptor G reseptor Kappa di2umpai didaera/ lim)ik0 area diensep/alon0 )atan! otak dan spinal cord dan )ertan!!un! 2a9a)

pada anal!esia spinal0 sedasi0 d.spnea0 keter!antun!an0 d.sp/oria dan depresi pernapasan. =ni 2u!a dikenal den!an nama OP2 atau KOR 'kappa opioid receptors*. 3. Delta 'H* 'a!onis delta7alanine7delta7leucine7enkep/alin* reseptor G reseptor Delta lokasin.a luas di otak dan efek G efekn.a )elum deketa/ui den!an )aik. &un!kin )ertan!!un! 2a9a) pada ps.komimetik dan efek d.sp/oria. =ni 2u!a dikenal den!an nama OP1 dan DOR 'delta opioid receptors*. 4. $i!ma 'I* 'a!onis N7all.lnormeta6ocine* reseptor G reseptor $i!ma )ertan!!un! 2a9a) pada efek G efek ps.komimetik0 d.sp/oria dan stres7/in!!a depresi. 2.3.3 ,(asi.i"asi -!i&id Aan! termasuk !olon!an opioid iala/: O)at .an! )erasal dari opium7morfin $en.a9a semisintetik morfin $en.a9a sintetik .an! )erefek seperti morfin. Di dalam klinik opioid dapat di!olon!kan men2adi lema/ 'kodein* dan kuat 'morfin*. ,kan tetapi pem)a!ian ini se)etuln.a le)i/ )an.ak didasarkan pada efikasi relatifn.a dan )ukann.a pada potensin.a. Opioid kuat mempun.ai rentan! efikasi .an! le)i/ luas dan dapat men.em)u/kan n.eri .an! )erat le)i/ )an.ak di)andin!kan den!an opioid lema/. Pen!!olon!an opioid lain adala/ opioid natural 'morfin0 kodein0 pa<aperin dan te)ain*0 semisintetik '/eroin0 di/idro morfin5morfinon0 deri<ate te)ain* dan sintetik 'petidin0 fentanil0 alfentanil0 sufentanil dan remifentanil*. +erikut ini merupakan turunan opioid .an! serin! disala/!unakan: 1. ?andu (eta/ tanaman Papa<er $omniferum didapat den!an men.adap 'men!!ores* )ua/ .an! /endak masak. (eta/ .an! keluar )er9arna puti/ dan dinamai J@atesC. (eta/ ini di)iarkan men!erin! pada permukaan )ua/ se/in!!a )er9arna coklat ke/itaman dan sesuda/ diola/ akan men2adi suatu adonan .an! men.erupai aspal lunak. =nila/ .an! dinamakan candu menta/ atau candu kasar.

?andu kasar men!andun! )ermacam7macam 6at76at aktif .an! serin! disala/!unakan. ?andu masak 9arnan.a coklat tua atau coklat ke/itaman. Diper2ual )elikan dalam kemasan kotak kalen! den!an )er)a!ai macam cap. Pemakaiann.a den!an cara di/isap. 2. &orfin &orfin adala/ /asil ola/an dari opium5candu menta/. &orfin merupaakan alkaloida utama dari opium ' ?1-H14NO3 *. &orfin rasan.a pa/it0 )er)entuk tepun! /alus )er9arna puti/ atau dalam )entuk cairan )er9arna. Pemakaiann.a den!an cara di/isap dan disuntikkan. 3. Heroin 'puta9* Heroin mempun.ai kekuatan .an! dua kali le)i/ kuat dari morfin dan merupakan 2enis opiat .an! palin! serin! disala/!unakan oran! di =ndonesia pada ak/ir G ak/ir ini. Heroin0 .an! secara farmakolo!is mirip den!an morfin men.e)a)kan oran! men2adi men!antuk dan peru)a/an mood .an! tidak menentu. 8alaupun pem)uatan0 pen2ualan dan pemilikan /eroin adala/ ile!al0 tetapi diusa/akan /eroin tetap tersedia )a!i pasien den!an pen.akit kanker terminal karena efek anal!esik dan euforik7n.a .an! )aik. 4. Kodein ?odein termasuk !aram 5 turunan dari opium 5 candu. Kfek codein le)i/ lema/ daripada /eroin dan potensin.a untuk menim)ulkan keter!antun!aan renda/. +iasan.a di2ual dalam )entuk pil atau cairan 2erni/. ?ara pemakaiann.a ditelan dan disuntikkan. 5. Demerol Nama lain dari Demerol adala/ pet/idina. Pemakaiann.a dapat ditelan atau den!an suntikan. Demerol di2ual dalam )entuk pil dan cairan tidak )er9arna.

2./

Pemeri"saan T&"si"&(&)i Nar"&#i"a

2./.1 Pemeri"saan Fisi" Pemeriksaan .an! cepat /arus dilakukan den!an penekanan pada daera/ .an! palin! mun!kin mem)erikan petun2uk ke ara/ dia!nosis toksikolo!i0 termasuk tanda <ital0 mata dan mutut0 kulit0 a)domen dan sistem saraf. 1. anda7tanda <ital K<aluasi den!an teliti tanda7tanda <ital 'tekanan dara/0 den.ut nadi0 pernapasan dan su/u tu)u/* merupakan /al .an! esensial dalam kedaruratan toksikolo!i. Hipertensi dan takikardia adala/ k/as pada o)at7o)at amfetamin0 kokain0 fensiklidin0 nikotin dan antimuskarinik. Hipotensi dan )radikardia0 merupakan !am)aran karakteristik dari narkotika0 kionidin0 sedatif7/ipnotik dan )eta )loker. akikardia dan /ipotensi serin! ter2adi den!an antidepresan trisiklik0 fenotia6in dan teofi/in. Pernapasan .an! cepat adala/ k/as pada amfetamin dan simpatomimetik lainn.a0 salisilat0 kar)on monoksida dan toksin lain .an! men!/asilkan asidosis meta)olik. Hipertermia dapat dise)a)kan karena o)at7 o)at simpatomimetik0 antimuskarinik. salisilat dan o)at7o)at .an! menim)ulkan ke2an! atau kekakuan otot. Hipotermia dapat dise)a)kan ole/ o)at narkotik0 fenotia6in dan o)at sedatif0 terutama 2ika disertai den!an pemaparan pada lin!kun!an .an! din!in atau infus intra<ena pada su/u kamar. 2. &ata Konstriksi pupil 'miosis* adala/ k/as untuk keracunan narkotika0 klonidin0 fenotia6in0 insektisida or!anofosfat dan pen!/am)at kolinesterase lainn.a0 serta kornea .an! dalatasi aki)at o)at sedatif. Dilatasi pupil 'midriasis* umumn.a terdapat pada amfetamin0 kokain0 @$D0 atropin dan o)at antirnuskarinik lain. Nista!mus /ori6ontal dicirikan pada keracunan den!an fenitoin0 alko/ol0 )ar)iturat dan o)at seclatit lain. ,dan.a nista!mus /ori6ontal dan <ertikal mem)eri kesan .an! kuat keracunan fensiklidin. Ptosis dan oftalmople!ia merupakan !am)aran karakteristik dari )otulinum. 3. &ulut

&ulut dapat memperli/atkan tanda7tanda luka )akar aki)at 6at76at korosif atau 2ela!a dan in/alasi asap. +au .an! k/as dan alko/ol0 pelarut /idrokar)on0 Paralde/id0 atau amonia mun!kin perlu dicatat. Keracunan den!an sianida dapat dikenali ole/ )e)erapa pemeiriksa se)a!ai )au seperti )itter almonds. ,rsen dan or!anofosfat tela/ dilaporkan men!/asilkan )au seperti )au )a9an! puti/. 4. Kulit Kulit serin! tampak mera/0 panas dan kerin! pada keracunan den!an atropin dan antim0 muskarinik lain. Kerin!at .an! /erle)i/an ditemukan pada keracunan den!an or!anofosfat0 nikotin dan o)at7o)at simpatomimetik. $ianosis dapat dise/a)kan ole/ /ipoksemia atau met/emo!lo/inemia. =kterus dapat mem)eri kesan adan.a nekrosis /ati akilat keracunan asetaminofen atau 2amur , manila p/ailoides. 5. ,)domen Pemeriksaan a)domen dapat menun2ukkan ileus0 .an! k/as pada keracunan den!an antimuskarinik0 narkotik dan o)at sedatif. +un.i usus .an! /iperaktif0 kram perut dan diare adala/ umum ter2adi pada keracunan den!an or!anofosfat0 )esi0 arsen0 teofi/in dan ,. p/alloides. 6. $istem saraf Pemeriksaan neurolo!ik .an! teliti adala/ esensial. Ke2an! fokal atau defisit motorik le)i/ men!!am)arkan lesi struktural 'seperti perdara/an intrakranial aki)at trauma* daripada ensefalopati toksik atau meta)olik. Nista!mus0 disartria dan ataksia adala/ k/as pada keracunan fenitoin0 alko/ol0 )ar)iturat dan keracunan sedatif lainn.a. Kekakuan dan /iperakti<itas otot umum ditemukan pada metakualon0 /aloperidol0 fensiklidin 'P?P* dan o)at7o)at simpatomimetik. Ke2an! serin! dise)a)kan ole/ antidepresan trisiktik0 teotilin0 isonia6id dan fenotia6in. Koma rin!an tanpa refleks dan )a/kan KK( isoelektrik mun!kin terli/at pada koma .an! dalam karena o)at narkotika dan sedatif7/ipnotik dan mun!kin men.erupai kematian otak.

2./.2 Sindr&m T&"si" +erdasarkan pemeriksaan #isik a9al0 dia!nosis tentatif 2enis keracunan dapat dimun!kinkan. Dicantumkan dalam ta)el daftar karakteristik dari )e)erapa sindrom keracunan .an! pentin!. a)el 2. 1 (am)aran Klinik dari +er)a!ai (olon!an O)at

2.0

M&r.in 12am'aran F&rensi"3

2.0.1 Pemeri"saan Baran) B$"#i Hid$! Pada ,as$s Pema"ai M&r.in Kasus keracunan merupakan kasus .an! cukup pelik0 karena !e2ala pada umumn.a san!at tersamar0 sedan!kan keteran!an dari pen.idik umumn.a san!at minim. Hal ini0 tentu sa2a akan men.ulitkan doktern.a0 apala!i untuk racun7racun .an! sifat ker2an.a mempen!aru/i sistemik kor)an. ,ki)atn.a pi/ak dokter5la)oratorium akan terpaksa melakukan pendeteksian .an! sifatn.a mera)a7ra)a0 se/in!!a /arus melakukan )an.ak sekali perco)aan .an! mana akan menam)a/ )ia.a pemeriksaan. 3ntuk memuda/kan pemeriksaan0 dilakukan pem)a!ian kasus keracunan se)a!ai )erikut: Anamnesa dan Pemeriksaan fisik (e2ala klinis: 1. Pada umumn.a sama den!an !e2ala klinis keracunan )ar)iturateD antara lain nausea0 <omitin!0 n.eri kepala0 otot lema/0 ata>ia0 suka )er)icara0 su/u menurun0 pupil men.empit0 tensi menurun dan sianosis. 2. Pada keracunan akut: miosis0 koma dan respirasi lumpu/. 3. (e2ala keracunan morfin le)i/ cepat nampak daripada keracunan opium. 4. (e2ala ini muncul 3% menit setela/ masukn.a racun0 kalau parenteral0 tim)uln.a /an.a )e)erapa menit sesuda/ masukn.a morfin. Pada keracunan aki)at morfin0 terdapat 3 ta/ap .an! menandai ter2adin.a !e2ala klinis .an! )er)eda .aitu: 1. a/ap 10 ta/ap eksitasi0 +erlan!sun! sin!kat0 )a/kan kalau dosisn.a tin!!i0 tanpa ada ta/ap 10 terdiri dari: Keli/atan tenan! dan senan!0 tetapi tak dapat istira/at.

2.

Halusinasi. Ker2a 2antun! menin!kat0 9a2a/ kemera/an dan ke2an!7ke2an!. Dapat men2adi maniak.

a/ap 20 ta/ap stupor0 dapat )erlan!sun! )e)erapa menit sampai )e)erapa 2am '!e2ala ini selalu ada*0 terdiri dari: Kepala sakit0 pusin! )erat dan kelela/an. &erasa n!antuk dan selalu in!in tidur. 8a2a/ sianosis0 pupil amat men!ecil. Pulse dan respirasi normal.

3.

a/ap 30 ta/ap koma0 tidak dapat di)an!unkan kem)ali0 terdiri dari: idak ada reaksi n.eri0 refleks men!/ilan!0 otot7otot relaksasi. Proses sekresi. Pupil pinpoint0 refleks ca/a.a ne!ati<e. Pupil mele)ar kalau ada asfiksisa dan ini merupakan tanda ak/ir. Respirasi c/e.ne stokes. Pulse menurun0 kadan!7kadan! ada ke2an!0 ak/irn.a menin!!al.

Pemeriksaan Toksikologi sebagai Barang Bukti 1. 3rin0 cairan empedu dan 2arin!an tempat suntikan. 2. Dara/ dan isi lam)un!0 diperiksa )ila diperkirakan keracunann.a peroral. 3. Nasal s9a)0 kalau diperkirakan melalui cara men!/irup.

4. +aran! )ukti lainn.a. &etode .an! di!unakan: 1. Den!an /in @a.er ?/romato!rap/. atau den!an (as ?/romato!rap/. '(as @?0 terutama pada keracunan peroral: @iLuid ?/romato!rap/.* Pada metode

)aran! )ukti di/idroliser terle)i/ da/ulu se)a) den!an pemakaian secara oral0 morfin akan dikon2u!asikan terle)i/ da/ulu ole/ !lukuronida dalam sel mukosa usus dan dalam /ati. Kalau tanpa /idrolisa terle)i/ da/ulu0 maka morfin .an! terukur /an.a )erasal dari morfin )e)as0 .an! mana untuk mencari )e)erapa morfin .an! tela/ di!unakan0 /asil pemeriksaan ini kuran! pasti. 2. Nalorfine est. Penafsiran /asil test: Kadar morfin dalam urin0 )ila sama den!an 5 m!10 )erarti kor)an minum /eroin atau morfin dalam 2umla/ san!at )an.ak. +ila kadar morfin atau /eroin dalam urin 572% m!10 atau kadar morfin5/eroin dalam dara/ %0 17%0 5 m!10 )erarti pemakaiann.a le)i/ )esar dosis let/alis. Permasala/an tim)ul )ila kor)an memakai morfin )ersama den!an /eroin atau )ersama kodein. $e)a) /asil meta)olic kodein0 2u!a ada .an! )er)entuk morfin0 se/in!!a morfin /asil meta)olic narkotika tadi )erasal dari morfinn.a sendiri dan dari kodein. $e)a!ai patokan dapat ditentukan0 kalau /asil meta)olit morfinn.a tin!!i0 sedan! mensuplai morfin /an.a sedikit0 dapat dipastikan kor)an tela/ mensuplai 2u!a kodein cukup )an.ak. 2.0.2 Pemeri"saan Baran) B$"#i Ma#i Pada ,as$s Pema"ai M&r.in Pen.elidikan pada kasus kematian aki)at pemakaian narko)a memerlukan ker2a sama dalam satu tim .an! terdiri dari kepolisian 'pen.idik*0 a/li forensic0 psikiater maupun a/li toksikolo!i. Pertan.aanGpertan.aan .an! serin! muncul se/u)un!an den!an /al di atas meliputi apaka/ ke2adian terse)ut merupakaan kesen!a2aan ')unu/ diri*0 kecelakaan0 ataupun kemun!kianan pem)unu/an0 2enis o)at apaka/ .an! di!unakan0 melalui cara )a!aimanaka/ pemakaian o)at terse)ut0 adaka/ /u)un!an antara 9aktu pemakaian den!an saat kematian0 apaka/ kor)an )aru pertama kali memakai0 atau suda/ )e)erapa kali memakai0 ataupun suda/ merupakan pecandu )erat0 adaka/ ri9a.at aler!i ter/adap o)at terse)ut0 apaka/ 2enis narko)a .an! di!unakan

mempro<okasi pen.akit7pen.akit .an! mun!kin suda/ ada pada kor)an0 apaka/ mun!kin pen.akit terse)ut terli)at se/u)un!an den!an kematian kor)an. Rin!ksn.a0 pen.idikan ter/adap kasus narko)a meliputi 4 aspek0 .aitu: 1. KP ' empat Ke2adian Perkara*.

2. Ri9a.at kor)an. 3. Otopsi. 4. Pemeriksaan oksikolo!i Dalam kaitann.a den!an KP0 dapat ditemukan )ukti7)ukti adan.a pemakaian narko)a. $emua pakaian maupun per/iasan dan 2u!a )aran! )ukti narko)a .an! ditemukan di KP /arus diperiksa dan dianalisa le)i/ lan2ut. Ri9a.at dari kor)an .an! perlu di!ali meliputi ri9a.at pemakaian narko)a .an! )isa didapatkan melalui catatan kepolisian0 informasi dari keluar!a0 teman0 maupun saksi7saksi .an! )erkaitan den!an informasi pen!!unaan narko)a. Otopsi dikonsentrasikan pada pemeriksaan luar dan dalam dan 2u!a pada pen!umpulan sampel .an! adekuat untuk pemerikasaan toksikolo!i. +iasan.a temuan .an! palin! serin! didapatkan pada pemeriksaan luar adala/ )usa .an! )erasal dari /idun! dan mulut. Hal ini merupakan karakteristik kematian .an! dise)a)kan ole/ pemakaian narko)a meskipun tidak )ersifat dia!nostik0 karena pada kasus ten!!elam0 asfiksia0 maupun !a!al 2antun! dapat 2u!a ditemukan tanda kematian di atas. $elain itu pada pemeriksaan luar dapat 2u!a ditemukan )ekas pen.untikan maupun sa.atan7 sa.atan di kulit .an! k/as pada pemakaian narko)a. Pada pemeriksaan dalam0 pen.e)a) kematian /arus di!ali den!an cara mencari tanda7tanda dari komplikasi aki)at pemakaian narko)a. Pem)ukaan ca<um pleura dan 2antun! di)aren!i den!an men!!u.ur air untuk meli/at adan.a pneumot/oraks0 maupun em)oli udara. Pada pemeriksaan paru0 )iasan.a didapatkan paru mem)esar se)a!ai aki)at adan.a edema dan kon!esti. Pada pemeriksaan !eta/ lam)un! 2aran! didapatkan )a/an G )a/an narko)a .an! masi/ utu/ tetapi 9arna dari cairan lam)un! daapt mem)eri petun2uk men!enai 2enis narko)a .an! dikonsumsi. $aluran pencernaan /arus diperiksa secara keseluru/an untuk mencari )ukti adan.a usa/a G usa/a pen.elundupan narko)a.

Pemeriksaan makroskopis meliputi pemeriksaan kulit dan <ena pada daera/7 daera/ .an! dicuri!ai merupakn tempat suntikan. Penilaian men!enai adan.a perdara/an0 peradan!an0 )enda7)enda asin! dan tin!kat kete)alan <ena akan dapat mem)erikan informasi men!enai )erapa lama tela/ dilakukan ke)iasaan men.untik. ,/li toksikolo!i perlu mendapatkan ri9a.at palin! len!kap dan )er)a!ai macam )aran! )ukti untuk dilakukan pemeriksaan. ;arin!an dan cairan tu)u/ .an! diperiksa meliputi /epar0 !in2al0 paru0 otak0 !eta/ lam)un!0 urine0 dara/ dan cairan empedu. . ?airan empedu dan urine secara k/usus san!at pentin! pada kasus7kasus kematian aki)at pemakaian opiate. Ram)ut dan kuku kadan!7kadan! perlu diperiksa untuk pemeriksaan toksikolo!i lain. 3sapan mukosa /idun! kadan!7kadan! dapat menun2ukkan )ekas /isapan pada pemakaian kokain maupun /eroin. 2.0.3 Pemeri"saan !ada ,ema#ian A"i'a# Pema"aian -!i&id 1M&r.in A#a$ Her&in3 Pemeriksaan Luar anda7tanda .an! k/as sukar didapat0 namun masi/ ada )e)erapa petun2uk .an! dapat dipakai se)a!ai acuan mem)uat kesimpulan se)a) kematian. 1. @okasi needle marks: fossa ante cu)iti0 len!an atas dan pun!!un! tan!an dan kaki. empat lain adala/ le/er0 di)a9a/ lida/0 perineal dan pada perempuan disekitar papilla mamae. Needle marks .an! masi/ )aru serin! disertai tanda7 tanda perdara/an su) kutan0 peri<enous0 .aitu kalau dipencet akan keluar cairan serum atau dara/. Pada kasus keta!i/an0 )an.ak terdapat )ekas suntikan .an! lama )erupa 2arin!an parut titik7titik sepan2an! lintasan <ena dan dise)ut Jintra<enous mainline tracksC. Kadan! G kadan! untuk men.amarkan needle marks itu dituttup den!an !am)aran tattoase. ;u!a dapat ditemukan a)ses0 !ranuloma atau ulkus0 .an! mana cara ini serina! didapatkan pada kor)an .an! melakukann.a den!an cara suntikan su)kutan. Den!an demikian efek toksikolo!in.a diperlama0 artin.a efek kenikmatann.a men2adi le)i/ ta/an lama. Pada mereka inila/ serin! diketemukan adan.a tanda7tanda a)ses dan lain se)a!ain.a. +a!aimana kalau tidak terdapat tanda )ekas suntikanM +isa sa2a /al ini ter2adi0 se)a) mun!kin sekali kor)an men!!unakan cara lain0 misaln.a

denn!an men!/irup )au morfin0 atau merokok den!an campuran /eroin. Ole/ karena itu dalam pemeriksaan toksikolo!i0 perlu diam)il sediaan usap in!us 'Nnasals9a)O*. 2. Hipertrofi kelen2ar !eta/ )enin! re!ional. Pada kor)an .an! serin! men.untik len!ann.a maka serin! terdapat /ipertrofi kelen2ar !eta/ )enin! di re!io aksiler. Hal ini merupakan NDrain p/enomenonO. +iasan.a karena 2arum suntikann.a tidak steril. Den!an pemeriksaan P, tampak /ipertrofi dan /.perplasia limfositik. 3. (elem)un!7!elem)un! pada kulit. $erin! terdapat pada telapak tan!an5kaki dan /al ini serin! dilakukan untuk suntikan dalam 2umla/ )esar 'o<erdosis*. Harus di)edakan den!an intoksikasi !as ?O dan )ar)iturate. 4. anda mati lemas. Keluarn.a )usa puti/ dan /alus dari lu)an! /idun! dan mulut .an! makin lama tampak kemera/an karena adan.a proses autolisis. anda ini dian!!ap se)a!ai tanda ter2adin.a edema pulmonum. ;u!a terdapat tanda sianosis pada muka0 kuku0 u2un!7u2un! 2ari dan )i)ir. ;u!a ada tanda perdara/an ')intik7)intik perdara/an* pada kelopak mata. +a/kan pada keracunan den!an mem)au0 dapat ditemukan perforasi pada septum nasi. Pemeriksaan Dalam Paru7paru 1. Peru)a/an akut: &ulai saat suntikan terak/ir sampai den!an saat kematian. ,dapun peru)a/an a9al .an! ter2adi adala/: a. Dari % sampai 3 2am: /an.a terdapat edema dan kon!esti sel7sel mononuclear atau makrofa! pada dindin! al<eoli. P,: Paru7paru tampak <oluminous0 kadan!7kadan! )a!ian posterior le)i/ padat se/in!!a tak ada krepitasi. +a!ian anterior tampak ada emfisema .an! difus den!an terdapat )enda7)enda asin! .an! terisap di dalam )ronkus. edema den!an sel7sel mononuclear dalam al<eoli. ampak ada kon!esti0

). Dari 3 sampai 12 2am pertama. erdapat narcotic lun!s 'sie!el*. anda ini amat )ermakna ' 25 1 kasus*. $ecara makroskopis tampak paru san!at mn!em)an! 'o<er inflated*. rakea tertutup )usa /alus. Pada permukaan paru7paru dan penampan!n.a tampak !am)aran lo)uler aki)at adan.a )ermacam7macam tin!kat aerasi 'atelaksi adala/ aerasi .an! normal0 amat men!em)an! dan emfisma*0 kon!esti dan terdapat perdara/an di )e)erapa tempat terutama di )a!ian )elakan! dan )a9a/ 'posterior dan inferior*. $ecara P,0 tampak sel7sel makrofa!0 perdara/an al<eolar0 intra)ronk/iolar0 su)pleural dan sel7sel polimorfonuklear. Dapat ditemukan 2u!a aspirat di daalm traktus respiratorius. $erin! )erupa susu0 karena susu serin! dian!!ap antidotum opiate. c. Dari 12 sampai 24 2am. Proses pneumoniasis tampak le)i/ rata0 tampak sel7 sel P&N. $edan!kan proses lan2ut .an! dapat ter2adi adala/ apa)ila inter<al P 24 2am. ,kan tampak pneumonia lo)ularis diffusa0 tampak kecoklatan dan !ranula. 2. Peru)a/an kronis. erdapat peru)a/an )erupa pneumonia !ranulosis <ascular.

,ki)at tanda adan.a reaksi talk 'ma!nesium silikat0 filter untuk natkotika*. alk ini 2u!a dapat masuk )ersama narkotik saat disuntikkan. Kristal7kristal ini dapat dili/at den!an mikroskop polarisasi0 )er9arna puti/0 )enin! atau kekunin!an dan terdapat !aris refraksi. (ranuloma7!ranuloma ini )isa dili/at dalam <ascular0 peri<ascular0 atau di dalam al<eolus. Hati Peru)a/an ini nampak le)i/ 2elas pada kor)an .an! suda/ lama men.andu. erdapat pen!umpulan limfosit0 sel7sel P&N dan )e)erapa sel7sel narkotika. ;u!a nampak fi)rosis 2arin!an dan adan.a sel7sel ductus )iliaris .an! men!alami proliferasi. ,da 4 kelainan: 1. Hepatitis a!resif kronika: tandan.a ada pem)entukan septa. 2. Hepatitis persisten kronika: adan.a infiltrasi sel radan! didaera/ portal

3. Hepatitis reaktif kronika. 4. Perlemakan /ati. (eta/ +enin! 1. @okasi: terutama di daera/ portal /epatic0 di sekitar kaput pankreas dan duktus k/oledocus. &akin )erat men.andun.a0 makin )an.ak kelainan.a. 2. &akroskopis: tampak pem)esaran 3. &ikroskopis: tampak adan.a /.perplasia dan /ipertropi limfosit. Pemeriksaan Toksikologi 1. 3rin0 cairan empedu dan 2arin!an temapt suntikan. 2. Dara/ dan isi lam)un!0 diperiksa )ila keracunan.a peroral. 3. Nasal s9a)0 kalau diperkirakan melalui cara mem)au dan men!/irup 4. +aran! )ukti lainn.a. 2.4 Her&in

Heroin adala/ semi sintetik opioid .an! disintesa dari morp/in .an! merupakan deri<at dari opium. Pada kadar .an! le)i/ renda/ dikenal den!an se)utan puta9. Karakteristik dari /eroin dapat )erupa )u)uk puti/0 )u)uk coklat dan )lacktar. ?ara pemakaian /eroin dapat di =n2eksi0 di/irup atau di/isap. Kfek 2an!ka pendek dan 2an!ka pan2an! dari /eroin: S*&r# #erm (elisa/ Depresi pernafasan #un!si mental )erka)ut &ual dan munta/ &enekan n.eri ,)ortus spontan L&n) #erm ,ddiksi H=Q0 /epatitis Kolaps <ena =nfeksi )akteri Pen.akit paru 'pneumonia0 +?* =nfeksi 2antun! dan katupmn.a

Pen.e)a) kematian /eroin pada /eroin dapat dise)a)kan ole/ )er)a!ai mekanisme .aitu:

Depresi pusat pernafasan Kdema Paru: ter2adin.a edema paru diaki)atkan ole/ penin!katan tekanan cairan sere)rospinal dan tekanan intracranial serta )erkuran!n.a sensitifitas pusat pernafasan ter/adap ?O2

Kematian pada pemakai narkotika dapat pula diaki)atkan ole/ )er)a!ai /al lain seperti: pemakaian alat suntik dan )a/an .an! tidak steril se/in!!a menim)ulkan infeksi0 misaln.a: pneumonia0 endokarditis0 /epatitis0 tetanus0 ,=D$. +ila cara pen.untikan tidak )enar0 atau 2arum lepas dari semprit saat .an! )ersan!kutan tela/ dalam keadaan fly0 dapat ter2adi masukn.a udara se/in!!a menim)ulkan em)oli udara. Pemeriksaan forensik:

+ekas7)ekas suntikan Ra2a/ .an! )ertu2uan menutupi )ekas7)ekas suntikan0 atau mun!kin ditemukan adan.a a)ces0 !ranuloma atau ulkus. Perlu diam)il /apus selaput lendir /idun! 'nasal7s9a)* untuk pemeriksaan toksikolo!ik Pem)esaran kelen2ar !eta/ )enin! setempat @epu/ kulit 'skin7)lister* Kelainan paru Kelainan /ati

BAB 3 SIMPULAN 3 3.1 Sim!$(an

8a9ancara medis0 pemeriksaan tempat ditemukann.a kor)an dan tes toksikolo!i merupakan /al .an! san!at pentin! untuk mendeteksi 2enis keracunan .an! men!enai kor)an . ,plikasi pemeriksaan toksikolo!i pentin! untuk me)edakan a!en pen.e)a) keracunan .an! 2elas dan tanda dan !e2ala pada saat pasien keracunan 2u!a merupakan kunci untuk mene!akkan dia!nosis keracunan.

DAFTAR PUSTA,A

Da<is0 (. (. '2%12*. #orensic pada 14 ;anuari 2%14*.

o>icolo!. G Dru!s and ?/emicals.

ersedia dalam:

/ttp:55emedicine. medscape. com5article516"%25-7o<er<ie9Rs/o9all 'Diakses

3ndan!73ndan! Repu)lik =ndonesia Nomor 35 a/un 2%%4 entan! Narkotika '2%%4*. 3ndan!73ndan! Repu)lik =ndonesia Nomor 35 a/un 2%%4 entan! Narkotika. ersedia dalam: /ttp:55999. depkes. !o. id5do9nloads5uuSNo. S35S /S2%%4Stt!SNarkotika. pdf 'Diakses pada 14 ;anuari 2%14*. 3ni<ersitas $umatera 3tara '2%12*. Klasifikasi $eoran! Pen.ala/!una Narkotika Dapat Dikatakan se)a!ai $eoran! Pecandu Narkotika. ersedia dalam: /ttp:55repositor.. usu. ac. id5)itstream5123456-"45344%%535?/apter12%==. pdf 'Diakses pada 14 ;anuari 2%14*. 3ni<ersitas (ad2a/ &ada '2%12*. Penatalaksanaan 3mum Keracunan. ersedia dalam: /ttp:55elisa. 'Diakses pada 14 ;anuari 2%14*. u!m. ac. id5user5arc/i<e5do9nload54%"4"5%ef442cd-a26564"4416edd)%2)45%54

Anda mungkin juga menyukai