Anda di halaman 1dari 42

PENGANTAR

NEUROPSIKIATRI

Oleh:
Dr.dr.Muhammad Isman Jusuf, Sp.N

Departemen Neurologi Kedokteran UNG/


SMF Neurologi RSUD Prof.dr.Aloei Saboe
PENGANTAR MATA KULIAH
Mata Kuliah
• Mata kuliah ini membahas konsep Neuropsikiatri yang
meliputi pengertian, objek dan lingkup neuropsikiatri serta
hubungan neurologi dengan psikiatri dan ilmu terkait lainnya;
dari gejala klinis, patofisiologi, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, diagnosis, penatalaksanaan,
komplikasi, prognosis, preventif serta aspek-aspek
trauma,inflamasi, neoplasma, infeksi, metabolik, kelainan
kongenital dan degeneratif
Capaian Pembelajaran (Mata Kuliah) :

• Sikap
a. Menunjukkan sikap bertanggungjawab
atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri. b. Mempunyai
ketulusan, komitmen, kesungguhan hati
untuk mengembangkan sikap, nilai, dan
kemampuan peserta didik.
• Pengetahuan
Memahami konsep neuro-psikiatri
beserta ruang lingkup dan kaitannya
dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
• Keterampilan Umum
Menguasai teori dan pendekatan neuropsikiatri
untuk dapat melakukan diagnosis dan
penatalaksanaan pada individu dan komunitas.
• Keterampilan Khusus
Mampu melakukan pemeriksaan neurologi dan
psikiatri secara umum
Mampu merencanakan pemeriksaan penunjang
MATERI PEMBELAJARAN

1. Pengantar mata kuliah


2. Basic Science
3. Penyakit-penyakit pada Neuropsikiatri
(Gejala klinis dan patofisiologinya)
4. Pemeriksaan fisik
5. Pemeriksaan penunjang
6. Penatalaksaan
7. Prognosis dan preventif
Blok Neuropsikiatri
• Diajarkan di semester V
• Lama pembelajaran 7 minggu
• Diampu oleh 14 Departemen (Neurologi,
Psikiatri, Anatomi, Fisiologi, Histologi,
Biokimia, Farmakologi, Patologi klinik,
patologi anatomi, Radiologi, gizi klinik,
pediatri, bedah, public health)
METODE
PERKULIAHAN

CERAMAH TANYA JAWAB

CSL

80 % MAHASISWA AKTIF,
PRAKTIKUM DINAMIS, MENYENANGKAN
DISKUSI PBL ATRAKTIF DAN BERMAKNA
No. Komponen Penilaian Bobot (%)
1. Ujian Neurologi 25 %
2. Ujian Psikiatri 25%
3. CSL 20 %
4. Praktikum 20 %
5. Kehadiran, Attitude, keaktifan 10 %

Jumlah 100 %
Referensi
Buku-buku tentang Neurologi dan Psikiatri
THE RULES OF LECTURING


Rapi

Bersepatu

PAKAIAN
Konsep Neuropsikiatri

Neuropsikiatri adalah subspesialisasi dalam ilmu


kedokteran dan klinis yang menggabungkan
neurologi (kajian dan pengobatan gangguan sistem
saraf) dan psikiatri (kajian dan pengobatan
gangguan mental).
Neuropsikiatri berkaitan dengan masalah fungsi
otak pada tingkat yang lebih tinggi yang dapat
menyebabkan masalah ketidaknormalan atau
kejiwaan. Contohnya, gangguan yang berkaitan
dengan kesadaran, emosi, dan perilaku pasien,
Selain itu, neuropsikiatri juga mempelajari kelainan
perilaku yang dikaitkan atau disebabkan oleh
berbagai kondisi neurologis.
Neuropsikiatri berkonsentrasi memahami dan
menangani tingkah laku serta kaitannya dengan
kondisi saraf manusia.
Singkatnya, neuropsikiatri ditujukan untuk
menganalisis, memperkirakan, menentukan,
merawat serta mengobatai beragam perubahan
perilaku pada pasien yang mengalami gangguan
kejiwan yang berasal dari gangguan sistem saraf,
seperti epilepsi, stroke, atau cedera otak traumatik.
Karena hal ini, neuropsikiatri disebut sebagai
neurologi gangguan perilaku.
 Penelitian di tahun 2008 membuktikan, sedikitnya 30%
dari pasien yang terkena serangan stroke menjadi depresi
karena ia mengidap stroke. Depresi dapat menurunkan
kualitas hidup pasien serta memicu keinginan untuk
menyakiti diri, bahkan bunuh diri.
 Neuropsikiatri sangat berguna dalam menganalisis
pengaruh yang ditimbulkan oleh gangguan sistem saraf
sehingga dokter dapat memberikan intervensi medis.
MASALAH
BIO-PSIKO_SOSIAL
• Faktor Risiko Penyakit
• Life Style
• Kondisi lingkungan
• Cedera/Kecelakaan
• Perjudian/sex bebas
• Konflik/bencana
• Kenakalan remaja
• Narkoba/HIV/AIDS
• Tawuran
• Ekonomi sulit
Stres
Stres :
 Reaksi seseorang baik secara fisik, psikis atau

perilaku apabila ada tuntutan terhadap


dirinya.
Tuntutan berasal dari :
 Dirinya sendiri : iri hati, cemas, takut, dll

 Lingkungan : rumah, sekolah, tempat kerja,

dan lingk sosial lainnya.


Stres
 Reaksi terhadap stres  positif/negatif
 Tergantung cara pandang terhadap stres
 Reaksi positif : energi penggerak dan
memotivasi orang untuk berusaha lebih baik
lagi.
 Reaksi negatif : merugikan  gangguan (stres
terlalu berat atau berlangsung lama) 
keluhan
Stres
Stresor :
 Stresor fisik/jasmani : suhu dingin/panas,

suara bising, rasa nyeri/sakit, kelelahan fisik,


lingkungan yang tidak memadai, polusi udara.
 Stresor kejiwaan : konflik, tekanan, krisis,

kegagalan.
 Stresor sosial budaya : kesulitan hubungan

sosial, masalah pekerjaan, pengangguran,


pension, PHK, perceraian, konflik rumah
tangga.
Stres
Stres  fisik, psikis
 Respons fisik : jantung berdebar-debar, sakit

kepala, sakit perut, gangguan makan, dll)


 Respons psikis : cemas, kuatir, mudah

tersinggung, kecewa, marah, dll).


Stres
Cara mengatasi stres & mencapai jiwa sehat :
1. Pelihara kesehatan
2. Rencanakan masa depan dengan baik
3. Hindari membuat keputusan besar sekaligus
4. Ubahlah sesuatu yang dapat diubah dan terimalah
sesuatu yang tak dapat diubah
5. Berbuatlah sesuai dengan minat dan kemampuan
Stres
6. Berpikir positif
7. Relaksasi
8. Lakukan pekerjaan yang disenangi
9. Bicarakan masalah
10. Belajar dari pengalaman  memecahkan
masalah
11. Bina persahabatan
12. Tingkatkan iman dan takwa
Stres
 Stres dalam kehidupan tidak dapat dihindari,
 Yang penting adalah bagaimana kita
menghadapi stres tanpa terkena dampak yang
merugikan.
BATASAN

 NEUROLOGI ADALAH ILMU YANG


MEMPELAJARI TENTANG PERSARAFAN, BAIK
YANG FISIOLOGIS MAUPUN PATOLOGIS.
Neurologi adalah cabang dari ilmu
yang mempelajari tentang sistem
saraf.
Ahli neurologi disebut neurolog.

Saraf dapat mengalami kelainan.

Kelainan sistem saraf dapat


terjadi pada saraf pusat
maupun saraf tepi.
KELAINAN SARAF
ETIOLOGY IN NEUROLOGIC DISORDERS :

TRAUMA : HEAD / SPINE TRAUMA


VASCULAR : STROKE
INFECTION : ENCEPHALITIS, MENINGITIS
TUMOUR
DEGENRATIVE PROCESS : PARKINSON,
DEMENTIA
IDIOPATHIC : EPILEPSY
Contoh kelainan sistem saraf
1. Stroke ( istilah lain Cerebrovascular accident ( CVA ) atau
Cerebral apoplexy ), adalah kerusakan otak akibat
tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah otak.
2. Poliomielitis , penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang
menyerang neuron-neuron motoris sistem saraf ( otak dan
medula spinalis ).
3. Epilepsi, penyakit karena dilepaskannya letusan-letusan listrik
( impuls ) pada neuron-neuron otak.
4. Parkinson, penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya
neurotranslator dopamin pada dasar gangglion dengan gejala
tangan gemetaran sewaktu istirahat ( tetapi gemetaran itu
hilang sewaktu tidur ), sulit bergerak, kekakuan otot, otot
muka kaku menimbulkan kesan seolah-olah bertopeng, mata
sulit berkedip dan langkah kaki menjadi kecil dan kaku.
5. Transeksi , kerusakan atau seluruh segmen tertentu
dari medula spialis. Misalnya karena jatuh, tertebak
yang disertai dengan hancurnya tulang belakang.
6. Neurasthonia, ( lemah saraf ) , penyakit ini ada
karena pembawaan lahir, terlalu berat penderitanya,
rohani terlalu lemah atau karena penyakit keracunan.
7. Neuritis, radang saraf yang terjadi karena pengaruh
fisis seperti patah tulang, tekanan pukulan, dan
dapat pula karena racun atau difisiensi vitamin B1,
B6, B12.
Gejala
• Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau
tungkai atau salah satu sisi tubuh.
• Hilangnya sebagian penglihatan atau
pendengaran.
• Penglihatan ganda.
• Pusing.
• Bicara tidak jelas (rero).
• Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-
kata yang tepat.
• Tidak mampu mengendalikan beberapa
bagian tubuh.
• Pergerakan yang tidak biasa.
• Hilangnya pengendalian terhadap kandung
kemih.
• Ketidakseimbangan dan terjatuh.
• Pingsan.
SKEMA PEMERIKSAAN
PENYAKIT SARAF
SKEMA
ANAMNESA PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
FISIK PENUNJANG

GEJALA DIAGNOSA KLINIS


TUMPANG DIAGNOSA LOKALISASI
TINDIH DIAGNOSA ETIOLOGI

DIAGNOSA BANDING
Glossary dari WHO World Health Report 2001:
Mental health is state of wellbeing in which the individual
realises his or her own abilities, can cope with normal stress
of life, can work productively and fruitfully, and is able to
make a contribution to his or her community

Ciri-ciri “Sehat Jiwa”:


♥ Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya
♥ Mampu menghadapi stres kehidupan yg wajar
♥ Mampu bekerja produktif dan memenuhi kebut. hidupnya
♥ Dapat berperan serta dalam lingkungan hidupnya
♥ Menerima baik apa yang ada pada dirinya
♥ Merasa nyaman bersama dengan orang lain
Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa
Perasaan sehat dan bahagia
Mampu menghadapi tantangan hidup,
Dpt menerima orang lain sebagaimana adanya
Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain.
Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa :
Bagaimana perasaan seseorang terhadap dirinya
sendiri dan orang lain,
Bagaimana caranya ia mengatasi stres yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari.
Life
cycle
Gangguan Jiwa
Gangguan pikiran, gangguan perasaan, dan gangguan
tingkah laku  penderitaan dan terganggunya fungsi
sehari-hari (pekerjaan, sosial, dan psikologis).
Penyebab pasti : ??
Diduga adanya peranan faktor biologis, psikologis,
dan sosial.
BIOLOGI PSIKOLOGIS

SOSIAL
Gangguan Jiwa
Jenis gangguan jiwa : ringan – berat
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
III (PPDGJ III) ~ International Classified Diagnosis X
 10 kelompok besar
Gangguan Jiwa
 F0. Gangguan mental organik
 F1. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
zat psikoaktif
 F2. Skizofrenia, gangguan skizotipal, dan gangguan
waham
 F3. Gangguan suasana perasaan
 F4. Gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan
gangguan terkait stres
 F5. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan
gangguan fisiologis dan faktor fisik
 F6. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
 F7. Retardasi mental
 F8. Gangguan perkembangan psikologis
 F9. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset
biasanya pada masa kanak dan remaja
R T

1
RSJ
Tingkat Biaya
Kebutuhan 2 PKJ di RSU

3 PKJ Masyarakat oleh Tim Keswamas


(Perawat Keswa)

4 PKJ di Puskesmas

5 PKJ Informal dan formal diluar sektor kesehatan

6
Pelayanan di tingkat individudan keluarga

T R
Jumlah kebutuhan pelayanan

Anda mungkin juga menyukai