Anda di halaman 1dari 15

FARMASI KLINIS

(Evidence Based Medicine)

Disusun Oleh :

Fhatia Medina
Intan Ratna Dewi
Linda Lestari

JK FARMASI SEM III


EVIDENCE BASED MEDICINE (EBM)
Pengertian EBM

pendekatan medik
Untuk kepentingan
pelayanan kesehatan
Pengalaman Bukti-bukti pada penderita
Klinik ilmiah

TUJUAN
• EBM praktis pada tingkat
Evidence-Base organisasi atau institusi dalam
guideline bentuk guideline, pedoman, dan
aturan
Klasifikasi EBM
Evidence-Base
individual
decision • EBM praktis pada individual.
making
Langkah – langkah EBM
Langkah 1
Merumuskan pertanyaan klinis
Secara umum terdapat 2 jenis pertanyaan klinik yang biasa diajukan oleh
seorang praktisi medik atau klinisi pada saat menghadapi pasien :
 BACKGROUND QUESTION merupakan pertanyaan-pertanyaan umum yang
berkaitan dengan penyakit.

 FOREGROUND QUESTION merupakan pertanyaan-pertanyaan spesifik yang


berkaitan dengan upaya penatalaksanaan
Langkah 2
Mencari bukti
Setelah merumuskan pertanyaan klinis secara terstruktur,
langkah berikutnya adalah mencari bukti-bukti untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Yang didapat dari :
 Mengakses sumber-sumber informasi (artikel, jurnal penelitian dan
penelusuran kepustakaan) mencari judul-judul artikel yang
berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam jurnal.
Langkah 3
Menilai Kritis setiap bukti-bukti
 Penilaian kritis kualitas bukti dari artikel riset meliputi penilaian
tentang validitas (validity), kepentingan (importance), dan
kemampuan penerapan (applicability).

Setiap laporan hasil riset perlu dinilai kritis,


apakah kesimpulan yang ditarik benar (valid),
tidak mengandung kesalahan sistematis
Validity
(systematic error) yang menyebabkan kesimpulan
hasil riset yang salah tentang akurasi tes diagnosis,
efektivitas intervensi, akurasi prognosis, maupun
kerugian/ etiologi penyakit.

Intervensi medis harus memberikan informasi


diagnostik ataupun terapetik yang substansial
dan cukup penting (important). Sehingga berguna
untuk menegakkan diagnosis ataupun memilih terapi
Importance
yang efektif, sehingga mampu membedakan pasien
yang sakit dan orang yang tidak sakit dengan cukup
substansial, sebagaimana ditunjukkan oleh ukuran
akurasi tes diagnostik
Applicability terbagi menjadi dua
konsep yaitu :
 Konsep efikasi (efficacy) adalah bukti
tentang kemaknaan efek yang dihasilkan oleh
suatu intervensi, baik secara klinis maupun
statistik, seperti yang ditunjukkan pada
situasi riset yang sangat terkontrol.
Applicability
 Efektivitas (effectiveness) adalah bukti
tentang kemaknaan efek yang dihasilkan oleh
Bukti yang valid suatu intervensi, baik secara klinis maupun
dan penting dari statistik, sebagaimana ditunjukkan/
sebuah riset hanya diterapkan pada pasien
berguna jika bisa
diterapkan pada
pasien di tempat
praktik klinis.
Langkah 4
Menerapkan Bukti
Penerapan bukti intervensi harus memperhatikan aspek PICO
yaitu patient, intervention, comparison, dan outcome :

Prinsip EBM adalah memberikan pelayanan yang berpusat


kepada pasien (patient-centered care). Perlu
Patient
memperhatikan kesesuaian karaktersistik pasien yang
(pasien) digunakan dalam riset dan pasien yang dihadapi di tempat
praktik klinis
Dokter perlu menggunakan
pengetahuan, pertimbangan
klinis (clinical judgment)
terbaik dan pemikiran logis
(logical thinking) untuk
menentukan apakah bukti
riset tepat untuk diterapkan
pada pasien di tempat
praktik serta
mempertimbangkan
ketepatan (appropriateness)
intervensi sebelum
menerapkannya kepada
individu pasien
intervensi yang efektivitasnya didukung oleh bukti yang
Intervention valid, memberikan perbaikan klinis secara substansial
(intervensi) (clinically significant), menunjukkan konsistensi hasil
(statistically significant), dan dapat diterapkan
(applicable)

• Sebuah riset yang bisa menggunakan pembanding misalnya


plasebo atau membandingkan terapi yang diterapkan dengan
Comparison standar terapi.
(perbandingan) • pengambilan keputusan medis perlu membandingkan antara
manfaat dan kerugian dari melakukan tindakan tersebut.
• Memilih antara memberikan atau tidak memberikan tindakan,
atau memilih dari beberapa tindakan alternativ
Hasil yang diharapkan dari suatu tindakan
Outcome
adalah hasil yang benar-benar ditinjau dari
(hasil) keadaan pasien

sejauh mana tindakan bisa dilakukan dengan


Kelayakan metode yang ada dan yang diperlukan.
Langkah 5
Mengevaluasi Kinerja Penerapan EBM

1. Mengevaluasi efisiensi penerapan langkah-langkah EBM.


Tindakan dianggap tidak berhasil jika, membutuhkan waktu
terlalu lama untuk mendapatkan bukti yang dibutuhkan dan
kualitas bukti yang tidak memenuhi (kebenaran, kepentingan,
dan kemampuan penerapan bukti).
2. Melakukan audit keberhasilan dalam menggunakan bukti
terbaik sebagai dasar praktik klinis.
Memberikan saran terkait kajian (disebut audit) pelayanan yang
telah diberikan, untuk dievaluasi apakah terdapat kesesuaian
antara pelayanan yang sedang/ telah diberikan (being done)
dengan kriteria yang sudah ditetapkan dan harus dilakukan

3. Mengidentifikasi area riset di masa mendatang

Hasil evaluasi kinerja implementasi EBM berguna untuk memperbaiki


penerapan EBM, agar penerapan EBM di masa mendatang menjadi lebih baik,
efektif, dan efisien. Jadi langkah-langkah EBM sesungguhnya merupakan
fondasi bagi program perbaikan kualitas pelayanan kesehatan yang
berkelanjutan (continuous quality improvement)
Contoh Kasus
(Penerapan evidence based medicine)

 Seorang ibu usia 24 th yang bertempat tinggal di pemukiman


kumuh datang ke tempat praktek kita membawa bayi laki-laki nya
yang berusia 15 bulan. Dua minggu sebelumnya anak tersebut
dirawat di rumah sakit karena menderita pneumonia. Selama
perawatan tidak didapatkan komplikasi dan setelah dinyatakan
sembuh anak dipulangkan. Untuk perawatan selanjutnya anak
diberikan suplementasi sirup seng 1x 20 mg.
 Pada kedatangannya ini, si ibu ingin mengetahui apakah
suplementasi seng yang diberikan oleh dokter tersebut harus
dilanjutkan sampai berapa lama. Ibu juga ingin mengetahui apa
dampaknya bila ia tidak memberikan suplementasi seng itu untuk
anaknya. Dari rekam medis terakhir didapatkan anak dengan status
gizi kurang dan kadar seng serum 9,2µmol/l, pemeriksaan fisik
lainnya dalam batas normal.
PICO EBM
Patient and problem
• Bayi yang berasal dari keluarga golongan sosioekonomi
rendah yang tinggal didaerah kumuh, dengan gizi kurang dan
defisiensi seng
Intervention
• Suplementasi Seng

Comparison
• None

Outcome of interest
• Pneumonia

Anda mungkin juga menyukai