Nutrisi Enteral merupakan pemberian nutrient melalui saluran cerna dengan menggunakan
sonde (tube feeding).Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya secara volunter melalui asupan oral.Pemberian nutrisi enteral
dini (yang dimulai dalam 12 jam sampai 48 jam setelah pasien masuk ke dalam perawatan
intensif [ICU]) lebih baik dibandingkan pemberian nutrisi parenteral.
Manfaat dari pemberian nutrisi enteral antara lain:
• Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus
• Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna
• Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna
• Mengurangi proses katabolic
• Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna
• Mempercepat penyembuhan luka
• Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral
• Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan dengan Nutrisi Parenteral
• Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang tidak bisa makan, tidak
dapat makan, dan tidak cukup makan (ASPEN, 1998)
DEFENISI NGT
Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung
sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada
seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral.
Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.
Tujuan dan Manfaat Tindakan
O Karbohidrat
O Lipid
O Protein
O Air
O Mikronutrien
O Serat
FORMULASI KATEGORI
Kategori Subkategori Karakteristik Indikasi
Katabolisme
Tinggi nitrogen Protein> 15% dari jumlah kkal
Penyembuhan luka
Elektrolit kelainan
Sebagian dihidrolisis
Monomeric Satu atau lebih nutrisi yang
Elemental Elemental Gangguan pencernaan dan daya serap
Monomer terhidrolisis. Komposisi bervariasi.
Berbasis Peptida
Metabolik stres
Arginin, glutamin, omega-3 FA,
Meningkatkan kekebalan
antioksidan
Immune disfungsi
PEMBERIAN NUTRISI ENTERAL PADA KEADAAN KHUSUS
Khusus populasi
Diabetes
Penyakit ginjal
Penyakit paru
Kalori: 20 - 30 kkal / kg
Berikan 30% - 50% dari total lemak kkal
Protein: 1 - 2 g / kg
Hati penyakit
Penyakit jantung
Hindari overfeeding
Restriksi cairan (2 kkal / ml formula)
Tinggi kalori.
1,5 – 2,0 kal./ml, untuk kebutuhan kalori yang tinggi atau untuk pembatasan masukan cairan.
Tinggi protein.
Untuk peningkatan kebutuhan nitrogen
Rendah natrium.
untuk pasien asites/hipertensi.
- Pemeriksaan fisik:
*Kesadaran umum: Allert/letargic, (regular/irregular),Pulse rate,Blood pressure.
*Tanda-tanda Vital: Respiration(regular/irregular),Respiration rate,Pulse rate,Blood
pressure.
*Head to too; Apakah terdapat trauma di bagian kepala; nasophageal trauma,skull
fracture,maxilo fracture,cervical fracture,disphagia,atresia oesophagus,naso-oro-
pharyngeal burn.apakah terdapat paresthesia, hemipharesis,Apakah terdapat alat bantu
pernafasan;pemasangan mask oksigen,nasal canula,endotracheal
tube,guedel/mayo,ventilator,distensi abnominal, muntah(cairan,darah;warna,konsistensi)
- Data Penunjang:
• Oxygen saturation
• Chest X-Ray
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan pemasangan NGT adalah sebagai
berikut :
-Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan
-Gangguan Rasa Nyaman : mual muntah
-Kurang pengetahuan
PERENCANAAN SECARA UMUM
A. Perencanaan untuk pemasangan NGT sesuai dengan tujuan dan manfaat tindakan dan
indikasi kontraindikasi
Untuk mengontrol letak sonde tepat di lambung, kita menggunakan stetoskop guna auskultasi
lambung sambil menyemprot udara melalui sonde.
Kemungkinan II
Hari 6: kecepatan aliran 120 ml/jam (selama 20 jam/hari)
Hari 7: kecepatan aliran 140 ml/jam (selama 17 jam/hari)
Hari 8: kecepatan aliran 160 ml/jam (selama 15 jam/hari)
Hari 9: kecepatan aliran 180 ml/jam (selama 13 jam/hari)
Hari 10: kecepatan aliran 200 ml/jam (selama 12 jam/hari)
Maksud konsep 12 jam ini agar pasien hanya terikat oleh pemberian nutrisi enteral selama 12
jam sehari. Misalnya,hanya antara jam 19 sampai jam 7 pagi sambil tidur.
Apabila timbul rasa mual atau diare, pada waktu tahap pembangunan dianjurkan supaya
kecepatan aliran nutrisi enteral diturunkan 40 ml/jam.
Contoh :
26 Cermin Dunia Kedokteran No. 42, 1987
Pada kecepatan 100 ml/jam, pasien merasa mual dan mendapat diare.
Dianjurkan:
– kecepatan diturunkan sampai 60 ml/jam
– ditunggu 24 sampai 48 jam sehingga rasa mual dan diare hilang
– setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 80 ml/jam
– tunggu lagi 48 jam
– bila tak ada keluhan, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 120 ml/jam, dan seterusnya.
Tiap kali timbul rasa mual atau diare, kecepatan aliran nutrisi langsung dikurangi 40 ml/jam dan
perlahan-lahan setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan dinaikkan lagi.
Dalam hal ini, pasien dan perawat dapat menanggulanginya dengan cara-cara sebagai berikut:
– kecepatan nutrisi enteral harus diturunkan 40 ml/jam
– apakah ada kemungkinan kontaminasi pada waktu mempersiapkan zat nutrisi?
Bila demikian, sistem saluran dan zat nutrisi harus diganti dengan yang baru dan bersih.
– periksa letak sonde. Gunakan stetoskop untuk mengauskultasi lambung sambil menyemprot
udara ke dalam sonde.
O Kontrol rutin
O Check list
IMPLEMENTASI (PEMASANGAN) NGT
PERSIAPAN ALAT
2. Pelumas/ jelly
4. Stetoskop
6. Klem
7. Handuk kecil
8. Tissue
9. Spatel lidah
11. Plester
12. Nierbekken
13.Bak instrumen
PROSEDUR PELAKSANAAN
- Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan kanan(atau sisi kiri bila
anda bertangan dominan kiri)
- Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui satu lubang hidung
saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain, Bersihkan mukus dan
sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas. Periksa adakah infeksi dll
Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat ) , lutut boleh ditekuk atau lurus.
Ada 3 jenis posisi fowler :
Setelah melakukan proses keperawatan baik dari hasil pengkajian diagnosa perencananaan
pemasangan NGT perlu dikaji hasil yang diharapkan sudah tercapai atau belum. Pengkajian yang
terus – menerus terhaap kriteria hasil yang diharapkan sehingga tercapai tindakan keperawatan
yang berkualitas.
1. Tidak terjadi komplikasi aspirasi, nasal irritation, sinusitis, epistaxis, rhinorrhea, skin erosion
or esophagotracheal fistula sebagai dampak dari pemasangan NGT.
2. Tingkat pengetahuan pasien dan keluarga akan bertambah, bisa diajak berkerjasama dalam
melaksanakan asuhan keperawatan secara utuh baik pengkajian, menentukan masalah,
perencanaan, pelaksanaan juga evaluasi.
3. Kebutuhan pasien terpenuhi secara adekuat baik berupa kebutuhan nutrisi maupun cairan
KESIMPULAN
O Srigiaty. M O Desy. K
O Nurhayati. M O Aldana. M
O Meyke.I O Arin. M
O Asni. U O Erviana
O Trisna. S O Sukanti. S
O Rosdianty. L O Desy. T
O Meydeline. P O Tiara. A
O Eka. S O Wiwik .W
O Ummul. H O Asria. S
O Rosnawati. T
THANK’s