Anda di halaman 1dari 4

Dosis/Takaran

Dosis adalah jumlah obat yang diberikan kepada pasien yang dapat menimbulkan efek.

Setiap obat memiliki satuan dosis atau takaran umum, tapi perlu diingat bahwa dosis atau
takaran suatu obat bukan hanya dosis therapeutic saja tetapi ada lainnya yang sama
pentingnya.

Macam-macam dosis, yaitu:

1. Dosis Medicinalis/Therapeutik
Adalah dosis yang umum digunakan yang dapat mengobati pasien.
2. Dosis Maksimal
Adalah dosis terbesar/optimum yang dapat diberikan pada orang dewasa sehat tanpa
menimbulkan keracunan.
3. Dosis minimum
Adalah jumlah minimum obat yang masih dapat memberikan efek.
4. Dosis Toxica
Adalah dosis yang dapat menyebabkan keracunan tapi tidak sampai menyebabkan
kematian.
5. Dosis Lethalis
Adalah dosis yang dapat menyebabkan kematian.

Dosis Maksimal (DM) berlaku untuk:

1. Obat oral
2. Obat per rectum / melalui anus
3. Obat per vagina / melalui vagina
4. Obat suntik → mempunyai DM tersendiri, kalau tidak ada maka pakai DM per oral.
5. Obat topical pada kulit → tidak ada DM, kecuali untuk salep kulit hanya ada 3 obat yang
ada DMnya, yaitu Kreosot, Guajakol dan Beta Naftol.
6. Obat tetes mata yang mengandung sublimat tidak boleh lebih dari 1:4000, bila lebih
akan terjadi pengendapan protein mata, maka tidak boleh dibuat.

DM seharusnya tidak boleh melampaui, bila melampaui:

- Dengan sengaja, kemungkinan karena membang dibutuhkan dosis yang lebih besar
untuk penyakitnya → jadi harus ada tanda seru dan paraf dokter yang bersangkutan di
belakang dosis tersebut.
- Dengan tidak disengaja, kemungkinan karena kekeliruan → jadi resep tidak boleh
dibuat, dan dilaporkan/ditanyakan ke dokter yang menulis, karena dosis hanya boleh
diubah oleh dokter yang bersangkutan.

Dosis Pakai (DP) > 100% dan DM → diberi tanda seru dan paraf.

DP > 200% dan DM → diberi tanda seru, paraf dan i.m.m (in manum medici, yang artinya obat
diserahkan keterangan dokter).

Perhitungan Dosis Maksimal

Dalam literature biasanya yang tercantum hanyalah DM untuk orang dewasa sedangkan anak-
anak tidak. Maka perlu untuk menghitung DM. yang digunakan biasanya adalah:

• rumus Fred untuk bayi hingga 1 thn dan

• Rumus Dilling anak 8 thn hingga 12 thn serta

• rumus Young untuk diatas 1 tahun hingga 8 thn

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi pemberian dosis obat, yaitu:

 Usia

 Bobot badan

 Luas permukaan badan

 Jenis kelamin

 Beratnya penyakit

Dosis Anak dan Dewasa

Pemberian dosis obat pada anak memerlukan suatu pertimbangan yang seksama terhadap
perbedaan antara anak dan orang dewasa sehubungan dengan farmakokinetika dan
farmakologi obat. Seorang anak selalu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dan
dalam proses ini selalu akan terjadi perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Selama masih
dalam proses tumbuh dan kembang, fungsi organ dan keadaan seorang anak juga
berkembang.Perbedaan komposisi tubuh dan kesempurnaan pertumbuhan hati dan fungsi
ginjal merupakan sumber perbedaan yang potensial dalam farmakokinetika yang berhubungan
dengan umur. Masalah pemakaian obat pada anak meliputi penentuan jenis obat, dosis,
frekuensi, lama dan cara pemberian. Adapun berbagai pertimbangan pemakaian obat pada
anak, yaitu:

1. Factor farmakokinetik : ADME


2. Pertimbangan dosis terapetik dan toksik, apakah obat termasuk lingkup terapi lebar
atau sempit
3. Perhitungan dosis
4. Segi praktis pemakaian obat : cara pemberian, kebiasaan, ketaatan.
5. Pertimbangan Farmakokinetika

Dewasa

Sedangkan biasanya untuk orang dewasa diberikan dosis penuh atau dosis therapeutic pada
umumnya. Daftar dosis maksimal menurut FI digunakan untuk orang dewasa berumur 20 - 60 tahun,
dengan berat badan 58 – 60 kg.

Wanita Hamil

Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan sebaiknya diberi dalam jumlah yang lebih
kecil, bahkan untuk beberapa obat yang dapat mengakibatkan abortus dilarang, juga wanita
menyusui, karena obat dapat diserap oleh bayi melalui ASI. Untuk anak dibawah 20 tahun
mempunyai perhitungan khusus.

Lansia

Sedangkan pada usia lanjut atau orang tua dengan usia diatas 65 tahun, juga memiliki kepekaan
terhadap obat, hal ini disebabkan karena :

 Sirkulasi darah yang kurang lancar.

 Fungsi hati dan ginjal telah mengalami penurunan, sehingga eliminasi obat menjadi
sangat lambat.

 Kurangnya albumin darah sehingga pengikatan obat berkurang yang menyebabkan


banyaknya obat bebas dan akibatnya dapat menimbulkan keracunan akibat over dosis.

 Karena besarnya kepekaan obat pada orang tua, bebrapa literature menganjurkan dosis
untuk orang tua adalah sebagai berikut :

 65 -74 tahun dosis biasa – 10%


 75 – 84 tahun dosis biasa – 20%

 Diatas 85 tahun dosis biasa – 30%

Kombinasi Obat

Keberhasilan suatu pengobatan ditentukan bagaimana dokter menulis resep yang baik dan
rasional, ketepatan apoteker memberikan obat dan kepatuhan penderita meminum obatnya.

Terkadang dalam suatu pengobatan, khususnya pada penyakit dengan gejala yang sangat
kompleks, tidak dapat ditangani hanya dengan pemberian satu jenis obat. Oleh karena itu,
dokter sering memberikan suatu pengobatan dengan menggunakan beberapa obat atau
dengan kombinasi obat.

Kombinasi obat bukan hanya dilakukan oleh dokter, industri farmasi pun melakukan hal yang
sama, sehingga suatu obat dalam formula kombinasi biasanya mempunyai fungsi-fungsi sebagai
berikut :

• Obat pokok (Remedia cardinale)

• Obat yang membantu kerja obat pokok (Remedia adjuvansia)

• Obat yang memperbaiki penampilan/ kerja obat pokok (Remedia corrigensia)

• Bahan tambahan lain (Remedia constituent).

Suatu resep yang mengandung kombinasi obat maupun yang tidak, haruslah berdasarkan pada
pengobatan yang rasional. Hal ini berarti langkah-langkah pengobatan haruslah berpedomen
pada peresepan yang rasional yang dikenal dengan istilah 5 T yaitu;

 Tepat indikasi

 Tepat Obat

 Tepat dosis dan cara pemberian

 Tepat bentuk sediaan yang dipilih

 Tepat penderita

Anda mungkin juga menyukai