Anda di halaman 1dari 4

Golongan antidiabetik oral (ADO) :

1.

Golongan Sulfonilurea
Generasi 1 : tolbutamid, tolazamid, asetokhesimid,dan klorpropamid
Generasi 2 : glibenklamid, glipizid, gliklazid,dan glimepirid

Mekanisme kerja : merangsang sekresi insulin dari granul sel-sel beta Langerhans
pankreas. Rangsangannya melalui interaksinya dengan ATP-sensitif K channel pada
membran sel-sel beta yang menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini akan
membuka kanal Ca. Dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca++ akan masuk ke sel
beta, merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin.
Efek samping : Insiden efek samping generasi 1 sekitar 4% lebih rendah lagi untuk
generasi 2 antara lain hipoglikemia, mual, muntah, diare, leukopenia, agranulositosis,
hipertiroidisme, ikterus obstruktuf yang sementara.

2.

Golongan Meglitinid
Obat : Repaglinid dan nateglinid
Mekanisme kerja : sama seperti golongan sulfonilurea tetapi struktur kimianya sangat
berbeda.
Efek samping : hipoglikemia, gangguan saluran cerna.

3.

Golongan Biguanid
Obat : fenformin, buformin, dan metformin. (Fenformin telah ditarik dari pasaran
karena sering menyebabkan asidosis laktat).
Mekanisme kerja : menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan
sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin. Efek ini terjadi karena adanya
aktivasi kinase di sel (AMP-activated protein kinase).
Efek samping : mual, muntah, diare, serta kecap logam. Pada pasien gangguan fungsi
ginjal dan kardiovaskular, pemberian biguanid dapat menimbulkan peningkatan kadar
asam laktat dalam darah.

4.

Golongan Tiazolidinedion
Obat : glitazon, pioglitazon,dan rosiglitazon.
Mekanisme kerja : meningkatkan sensitivitas insulin melalui peningkatan AMP kinase
yang merangsang transpor glukosa ke sel dan meningkatkan oksidasi asam lemak.
Selain itu glitazon juga menurunkan produksi glukosa hati, menurunkan asam lemak
bebas dan remodelling jaringan adipose.
Efek samping : peningkatan berat badan, edema, menambah volume plasma dan
memperburuk gagal jantung kongestive.

5.

Golongan penghambat enzim alfa-glikosidase


Obat : Akarbose

Mekanisme kerja : memperlambat absorpsi polisakarida, dekstrin, dan disakarida di


intestin sehingga dapat mencegah peningkatan glukosa plasma pada orang normal dan
DM.

Obat penghambat sekresi asam lambung


1.

Penghambat pompa proton (PPI)


Obat : omeprazol, esomeprazol, lansoprazol, rabeprazol, dan pantoprazol.
Mekanisme kerja : penghambat sekresi asam lambung yang bekerja di proses terakhir
produksi asam lambung, lebih distal dari AMP.
Efek samping : mual, nyeri perut, konstipasi, diare

2.

Misoprostol
Suatu analog metilester prostaglandin E1
Mekanisme kerja : menghambat sekresi HCl dan bersifat sitoprotektif untuk
mencegah tukak saluran cerna yang diinduksi obat-obat AINS.
Efek samping : mual, gangguan abdomen, pusing, dan sakit kepala.

3.

Antagonis Reseptor H2
Obat : Simetidin, ranitidin, famotidin, dam nizatidin
Mekanisme kerja : Antagonis respetor H2 bekerja menghambat sekresi asam lambung.
Efek samping : nyeri kepala, pusing, malaise, mialgia, mual, diare, konstipasi

Obat yang meningkatkan pertahanan mukosa lambung


1.

Obat : sulkralfat
Mekanisme kerja : senyawa aluminium sukrosa sulfat membentuk polimer mirip lem
dalam suasana asam dan terikat pada jaringan nekrotik tukak secara selektif.
Efek Samping : konstipasi

Digestan
1.

Enzim pankreas
Obat : pankreatin dan pankrealipase
Mekanisme kerja : membantu proses pencernaan makanan di saluran cerna
Efek samping : jarang menyebabkan efek samping. Dosis tinggi dapat menyebabkan
mual, diare, dan hiperurisemia.

2.

Empedu
Obat : Asam kolat dan asam kenodeoksikolat

Efek samping : pengobatan jangak panjang menyebabkan atrofi mikrovili saluran


empedu dan meningkatnya liposit sinusoidal, hepatotoksisitas, diare, menurunkan
resistensi mukosa saluran cerna terhadap HCl.
Pencahar
1.

Pencahar rangsang
Obat : minyak jarak, fenolftalein, bisakodil, oksifenisatin, kaskara sagrada, sena,
dantron.
Mekanisme kerja : merangsang mukosa, saraf intramular atau otot polos sehingga
meningkatkan peristalsis dan sekresi kendir usus.
Efek samping : minyak jarak: confusion, denyut nadi tidak teratur, kram otot, rash
kulit, lelah. Fenolftalein : elektrolit banyak keluar, urin dan tinja warna merah.
Bisakodil : kolik usus, perasaan terbakar pada penggunaan rektal. Oksifenisatin :
ikterus, hepatitis, dan reaksi hipersensitivitas. Kaskara sagrada : pigmentasi kolon.
Sena : penggunaan lama menyebabkan kerusakan neuron mesenterik.

2.

Pencahar garam
Obat : Mg sulfat, Susu Magnesium, Mg Oksida, Mg sitrat, Na fosfat, dan Na sulfat.
Mekanisme kerja : peristalsis usus meningkat disebabkan pengaruh tidak langsung
karena daya osmotiknya. Air ditarik ke dalam lumen usus dan tinja menjadi lembek.
Efek samping : mual, dehidrasi, dekompensasi ginjal, hipotensi paralisis pernafasan.
Na fosfat : diuresis, dehidrasi

3.

Pencahar berbentuk massa


Obat : metil selulosa, Natrium karboksi metilselulosa, Kalsium polikarbofil, Agar
(alami).
Mekanisme kerja : mengikat air dan ion dalam lumen kolon dengan demikian tinja
akan lebih banyak dan lunak.
Efek samping : obstruksi usus dan esofagus

4.

Pencahar emolien
Obat : Dioktilnatrium, sulfosuksinat, dioktilkalsiumsulfosuksinat, parafin cair, minyak
zaitun
Mekanisme kerja : memudahkan defekasi dengan jalan melunakkan tinja tanpa
merangsang peristalsis usus, baik langsung maupun tidak langsung.
Efek samping : muntah dan diare, kolik usus, mengganggu absorpsi zat-zat larut
lemak.

Antasida
1.

Antasida sistemik
Obat : NaHCO3
Mekanisme kerja : menetralkan HCl lambung karena daya larutnya tinggi.
Efek samping : sindroma susu alkali, alkalosis sistemik, edema, perforasi lambung.

2.

Antasida non sistemik


Obat :Aluminium hidroksida, Aluminium fosfat, al-karbonat basa, al-natrium
dihidroksikarbonat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, magnesium hidroksida,
magnesium trisiklat
Mekanisme kerja : menetralkan asam lambung
Efek samping : konstipasi, diare,

Anda mungkin juga menyukai