Anda di halaman 1dari 23

Soal ISPA Atas

1. Seorang pasien berumur 60 tahun dengan tinggi badan 169 cm, dan berat badan 59 kg
datang ke dokter dengan keluhan sakit telinga dan demam (39°C) selama 2 hari. Hari ini
dari telinga keluar cairan kuning, bening. Dokter mendiagnosa pasien mengalami otitis
media dan hendak meresepkan antibiotik untuk mengatasi kondisi pasien tersebut.
Riwayat penggunaan obat: lima bulan yang lalu minum antibiotik amoksisilin untuk
mengatasi abses gigi. Apakah antibiotik yang direkomendasikan pada kasus di atas?
a. Amoksisilin
b. Siprofloksasin
c. Azitromisin
d. Seftriakson
e. Klindamisin
Pembahasan :

Antibiotika lini pertama pada terapi Otitis Media adalah Amoksisilin.


Pustaka : PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN. DIREKTORAT
BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN
ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI, 2005 Saran: bandingkan dengan rekomendasi
terapi dari KMK 514/2015

2. Seorang pasien berumur 60 tahun dengan tinggi badan 169 cm, dan berat badan 59 kg
datang ke dokter dengan keluhan sakit telinga dan demam (39°C) selama 2 hari. Hari ini
dari telinga keluar cairan kuning, bening. Dokter mendiagnosa pasien mengalami otitis
media dan hendak meresepkan antibiotik untuk mengatasi kondisi pasien tersebut.
Riwayat penggunaan obat: lima bulan yang lalu minum antibiotik amoksisilin untuk
mengatasi abses gigi. Berapa lamakah durasi penggunaan antibiotik yang
direkomendasikan?
a. 3 hari
b. 7 hari
c. 5 hari
d. 12 hari
e. 10 hari
Pembahasan : Lama terapi otitis media adalah
- 5 hari bagi pasien resiko rendah (usia > 2 tahun serta tidak memiliki Riwayat otitis
ulangan atau otitis kronik)
- 10 hari bagi pasien resiko tinggi
Pasien termasuk resiko rendah (usia 60 tahun) sehingga lama terapi adalah 5 hari
Pustaka : PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN. DIREKTORAT
BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN
ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI, 2005
3. Apoteker di rumah sakit melayani resep :
UMUM/BPJS/KSO
RUMAH SAKIT X
Jl.Mojopahit – Surabaya Jawa Timur
Telp. ……………
Ruang/Poli : Farmasi 1
Dokter : dr. Y
Tanggal : 02 Maret 2020
Alergi : Tidak

R/ Amoksisilin 50 mg
mfla pulv dtd no XV
S 3 dd 1
R/ Parasetamol 80 mg
mfla pulv dtd no X
S 2 dd 1 prn
R/ Ofloksasin fl I
Sue

Pasien : An X
Usia : 2 tahun 3 bulan
BB : 10 kg

Seorang anak didiagnosis menderita otitis media akut tanpa otorrhea dan mendapat resep
seperti di atas. Apa masalah terkait obat utama yang sebaiknya disampaikan ke dokter
oleh apoteker?
a. Ofloksasin tidak diperlukan karena tidak ada otorrhea
b. Parasetamol tidak diberikan karena resiko efek samping
c. Parasetamol diganti lidokain tetes telinga karena lebih efektif meredakan nyeri
d. Amoksisilin diganti amoksisilin klavulanat karena pasien berisiko tinggi resistensi
e. Lama terapi dan dosis Amoksisilin diganti menjadi 2 x 300 mg sehari selama 1 hari
karena pasien berisiko tinggi resistensi
Pembahasan :
Terapi otitis media akut meliputi pemberian antibiotika oral dan tetes bila disertai
pengeluaran sekret (otorrhea). Pemilihan antibiotika oral lini pertama adalah
amoksisilin (pembahasan nomor 1). Antibiotika tetes seperti ciprofloxacin atau ofloxacin
disarankan untuk pasien dengan sekret telinga. Pada kasus di atas pasien tidak ada
otorrhea sehingga tidak diperlukan ofloxacin
Pustaka : PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN. DIREKTORAT
BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN
ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI, 2005

4. Seorang pasien laki-laki berusia 35 tahun datang dengan keluhan sering keluar cairan dari
kedua rongga hidung sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga sering merasakan pusing
seperti ditusuk-tusuk. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, rhinoskopi anterior dan CT
Scan. Dokter menegakkan diagnosa pasien adalah sinusitis. Apakah terapi yang
direkomendasikan pada kasus di atas?
a. Ibuprofen saja untuk mengurangi nyeri
b. Amoksisilin saja
c. Amoksisilin-klavulanat saja
d. Amoksisilin-klavulanat dan ibuprofen
e. Amoksisilin dan ibuprofen
Pembahasan : Sinusitis dibedakan menjadi 3 yaitu

Pasien termasuk sinusitis kronis karena sudah merasakan keluhan sejak 3 bulan yang lalu.
Terapi pada sinusitis meliputi terapi pokok (antibiotika 10-14 hari, kecuali bila
menggunakan azitromisin) dan terapi pendukung (analgesic dan dekongestan)
Pilihan antibiotik pada sinusitis kronis adalah amoksisilin klavulanat. Pemberian
ibuprofen sebagai terapi pendukung dapat diberikan.
Pustaka : PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN. DIREKTORAT
BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN
ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI, 2005 coba cek KMK 514/2015 y

5. Apoteker di rumah sakit melayani resep:


UMUM/BPJS/KSO
RUMAH SAKIT X
Jl.Mojopahit – Surabaya Jawa Timur
Telp. ……………
Ruang/Poli : Farmasi 1
Dokter : dr. Y
Tanggal : 04 Maret 2020
Alergi : Tidak

R/ Amoksisilin 50 mg
mfla pulv dtd no XV
S 3 dd 1
R/ Parasetamol 80 mg
mfla pulv dtd no X
S 2 dd 1 prn
R/ Vitamin C No III
S 1 dd 1/2

Pasien : An Y
Usia : 9 Bulan
BB : 7 kg

Seorang ibu membawa anaknya yang mengeluhkan sakit telinga ke puskesmas. Dokter
puskesmas mendiagnosis anak tersebut menderita otitis media akut. Riwayat penyakit
terdahulu: sebulan yang lalu, anak tersebut didiagnosis menderita sinusitis oleh dokter
spesialis anak di rumah sakit dan mendapat resep amoksisilin. Apa masalah terkait obat
utama yang diinformasikan apoteker kepada dokter di puskesmas?
a. Vit C tidak diperlukan karena tidak berperan dalam penyembuhan infeksi telinga
b. Parasetamol tidak diberikan karena resiko efek samping
c. Parasetamol diganti lidokain tetes telinga karena lebih efektif meredakan nyeri
d. Amoksisilin diganti amoksisilin klavulanat karena pasien berisiko tinggi resistensi
e. Jumlah dan dosis Amoksisilin diganti menjadi 30 pulv, sehari 3 x 150mg
Pembahasan : Lihat pembahasan nomor 1 dan 2. Pasien termasuk dalam resiko tinggi
karena usia <2 tahun dan pernah mendapatkan antibiotika 1 bulan yang lalu. Sehingga
lama terapi amoksisilin diganti menjadi 10 hari dan dosis ditingkatkan menjadi 2x300 mg
sehari.

6. Pasien bernama Tn. Z, 35 tahun datang dengan keluhan sering keluar cairan dari kedua
rongga hidung sejak 3 bulan yang lalu. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, rhinoskopi
anterior dan CT Scan. Kemudian Tn. Z didiagnosa sinusitis. Jika menggunakan
antibiotik, berapa lama antibiotik harus digunakan?
a. 5 hari
b. 10 hari
c. 7 hari
d. 15 hari
e. 18 hari
Pembahasan : Lama pemberian antibiotic pada sinusitis adalah 10-14 hari
Pustaka : PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN. DIREKTORAT
BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN
ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI, 2005

7. Seorang pasien wanita, usia berusia 25 tahun mengidap penyakit sinusitis. Dokter
meresepkan amoksisilin. Ternyata pasien mengalami hipersensitivitas terhadap obat
amoksisilin, dan pasien sedang hamil. Obat apa yang sebaiknya direkomendasikan dan
perlu disampaikan ke dokter terkait kondisi pasien ?
a. Amoksisilin-klavulanat
b. Eritromisin
c. Levofloksasin
d. Sefadroksil
e. Sefiksim
Lengkapi dengan FDA Pregnancy category: amoxicillin, cefadroxil, cefixime, erythromycin – B.
Levofloxacin - C

Pembahasan :

Diketahui pasien mengalami hipersensitivitas terhadap amoksisilin sehingga


amoksisilin tidak dapat digunakan. Diketahui juga pasien sedang hamil sehingga obat
yang aman adalah eritromisin.
Pustaka : PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN. DIREKTORAT
BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN
ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI, 2005

8. Seorang pasien datang ke apotek dengan diagnosa faringitis mengeluh sakit tenggorokan.
Setelah digali informasi terkait riwayat penyakit, ternyata pasien menderita asma. Apakah
terapi simptomatik yang direkomendasikan apoteker untuk mengatasi keluhan pasien
tersebut?
a. Ibuprofen
b. Natrium Diklofenak
c. Deksametason
d. Parasetamol
e. Prednison
Pembahasan : Terapi pendukung pada faringitis dapat berupa analgesic seperti ibuprofen.
Namun perlu diingat bahwa pasien juga menderita asma. Penggunaan NSAIDs dapat
memperburuk asma sehingga lebih direkomendasikan mengggunakan parasetamol.

9. Seorang pasien mengalami otitis media, sebagai apoteker antibiotik yang dapat Anda
sarankan adalah
a. Amoxicilin
b. Cefadroxil
c. Cefixime
d. Eritromisin
e. Kotrimoxazole

10. Pasien anak NY (5 tahun) didiagnosis otitis media akut (OMA) dengan keluhan sering
menangis kesakitan di bagian telinga. Anak NY menderita OMA pertama kali dan tidak
memiliki riwayat alergi. Dokter akan memberikan obat antibiotika tablet dan anestesi
sediaan tetes telinga. AB apa yang sesuai untuk anak NY?
a. Amoksisilin
b. Ciprofloksasin
c. Amoksisilin klavulanat
d. Seftriakson
e. Eritromisin

11. Seorang pasien anak usia 8 tahun menderita otitis media. Dokter meminta saran apoteker
mengenai AB yang sebaiknya dapat diberikan.
a. Amoksisilin
b. Cefadroksil
c. Cefixime
d. Eritromisin
e. Tetrasiklin

12. Lama pengobatan faringitis menggunakan klindamisin dengan kasus gagal dan menetap
adalah
a. 14 hari
b. 5 hari
c. 7 hari
d. 10 hari
e. 3 hari

13. Pasien otitis media namun memiliki alergi terhadap penisiliin. Sebagai apoteker, apa
saran AB yang dapat diberikan kepada pasien?
a. Amoksisilin
b. Co-amoksiklav
c. Eritromisin
d. Gentamisin
e. Cefixime

14. Seorang laki-laki berumur 45 tahun didiagnosa ISPA. Berdasarkan kultur dan obatnya
tobramisin, acetaminofen, salbutamol, ctm, multivitamin. Setelah 4 hari minum obat,
kadar kreatinin 4,5 mg/dl. Hal ini merupakan efek samping dari obat apa?
a. Salbutamol
b. Tobramisin
c. Acetaminofen
d. CTM
e. Multivitamin

15. Laki-laki berusia 35 tahun mengalami ISPA. Dokter meresepkan


R/ eritromisin 500 mg No XV
S 3 dd 1 (dihabiskan)
R/ terfenadine No XV
S 3 dd 1
Diketahui eritromisin menghambat metabolisme terfenadine bila digunakan bersama.
Pasien memiliki riwayat alergi terhadap golongan penisilin. Sebagai apoteker, apa yang
harus anda lakukan?
a. Menurunkan dosis eritromisin menjadi 250 mg
b. Penggunaan eritromisin 2 jam setelah terfenadine
c. Terfenadine diganti cetirizine
d. Eritromisin diganti amoksisilin
e. Menghentikan penggunaan eritromisin

16. Seorang pasien 22 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri saat menelan, pusing,
demam (40 C) dan muntah dua kali. Hasil lab menunjukkan leukositosis dan neutrofilia.
Dokter mendiagnosis pasien menderita akut faringitis. Diketahui pasien alergi penisilin.
AB apa yang dapat diberikan kepada pasien?
a. Sefadroksil
b. Ampisilin
c. Metronidazole
d. Sulfametoksazol
e. Ciprofloxacin

17. Tuan Siwon 32 tahun di diagnosis dokter menderita faringitis. Ia mendapatkan obat dan
beberapa antibiotik untuk terapi faringitis yang di deritanya. Apakah obat yang mungkin
di dapat oleh Tuan Siwon ?
a. Amoksisilin, ketokonazol, sefotaksim
b. Amoksisilin, seftriakson, asiklovir
c. Amoksisilin, parasetamol, neomisin
d. Trimetoprim, ibuprofen, neomisin
e. Amoksisilin, parasetamol, eritromisin
Faringitis
1st line : amoksisilin/amoksiklav, kotrimoxazole
2nd line : sefalosporin, makrolida (jika alergi penisilin)
Source : dipiro
18. Seorang wanita 43 tahun BB 53 kg di diagnosa otitis media akut. Data lab menunjukkan
pasien positif terinfeksi H.Influenzae dan Morexella catarrhalis, suhu tubuh pasien
39,5oC. Obat antibiotik mana yang anda rekomendasikan untuk pasien ?
a. Azithromisin
b. Amoksisilin – memiliki spektrum yang hampir sama dengan d
c. Cerosil – ini apa nama bahan aktif nya?
d. Amoksisilin-Klavulanat
e. Klindamisin

Pola resistensi terhadap H. influenzae dan M. catarrhalis dijumpai di berbagai belahan dunia.
Organisme ini memproduksi enzim β-laktamase yang menginaktifasi antibiotika β-laktam, sehingga
terapi menggunakan amoksisilin seringkali gagal. Namun dengan penambahan inhibitor β-laktamase
ke dalam formula amoksisilin dapat mengatasi permasalahan ini.
Pustaka : http://pio.binfar.kemkes.go.id/

19. Infeksi pada telinga dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak anak. Namun resiko
terkenanya infeksi pada anak anak lebih besar. Faktor apa yang menyebabkan resiko pada
anak anak lebih besar dari orang dewasa ?
a. Anak anak suka bermain yang kotor kotor
b. Anak anak suka jajan sembarangan
c. Saluran eustachius mereka lebih kecil dan horizontal
d. Pada telinga bagian dalam anak anak terdapat cairan yang lebih banyak
e. Bakteri atau virus lebih cepat berkembang biak pada anak anak

Puncak insiden dari otitis media akut adalah pada dua tahun pertama kehidupan, khususnya pada 6-
12 bulan. Peningkatan kerentanan terhadap otitis media akut dapat dikaitkan dengan keadaan
anatomi, dimana tuba Eusthacius lebih pendek dan lebih horizontal dibandingkan dengan dewasa
dan juga karena faktor imunitas. Otitis media akut adalah penyakit musiman, dominan terjadi pada
musim salju tapi juga pada musim gugur dan semi (Shaikh dan Hoberman, 2010).

20. Bapak Sholikin 40 tahun di diagnosa ISPA sebulan yang lalu, hasil pemeriksaan
menunjukkan ISPA derajat 1, sehingga perlu di berikan terapi farmakologi. Lini pertama
yang digunakan dalam farmakologi ISPA adalah
a. Antikolinergik
b. Simpatomimetik
c. Mucolitik
d. Kortikosteroid
e. Antibiotik

Klasifikasi berdasarkan derajat keparahan penyakit


a. ISPA ringan : penatalaksanaannya cukup dengan tindakan penunjang tanpa pengobatan.
b. ISPA sedang : penatalaksanaannya memerlukan pengobatan dengan antibiotik, tetapi tidak
perlu dirawat (cukup berobat jalan).
c. ISPA berat : kasus ISPA yang harus di rawat di rumah sakit atau puskesmas dengan sarana
perawatan
Pustakaa : http://eprints.ums.ac.id/16568/2/BAB_I.pdf
Soal ISPA Bawah
1. Seorang pasien laki-laki dewasa didiagnosa pneumonia aspirasi, diberikan injeksi
antibiotic empiris selama 4 hari, namun pasien tersebut tetap mengalami demam dan
leukositosis. Pasien telah melakukan uji kultur dan sensitivitas dari sputum di hari
pertama. Saran apoteker kepada dokter yang merawat pasien tersebut adalah :
a. Mengganti antibiotic berdasarkan uji kultur dan sensitivitas
b. Mengulang uji kultur dan sensitivitas untuk pilihan antibiotic
c. Meneruskan pemakaian antibiotic
d. Menghentikan pemakain antibiotic
e. Menambah pemakaian antibiotic

2. Seorang dokter dari rumah sakit menanyakan tentang antibiotic yang aman bagi seorang
ibu yang sedang hamil 14 minggu. Saat ini ibu tersebut didiagnosa menderita pneumonia.
Ibu tersebut adalah pasien rawat jalan di rumah sakit tersebut.
Apakah antibiotic yang direkomendasikan untuk ibu tersebut ?
a. Amoksisilin
b. Doksisiklin
c. Kotrimoksasol
d. Levofloksasin
e. Tetrasiklin
Pembahasan :
Antibiotic yang aman digunakan pada wanita hamil adalah amoksisilin
Doksisiklin dan tetrasiklin dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang pada bayi,
Kategori kehamilan D
Kotrimoksasol = Dapat berpotensi menyebabkan supresi sumsum tulang
idiosinkratik, Kategori kehamilan D
Levofloksasin = Kategori kehamilan C, Levofloxacin dapat menembus placenta.
Sebaiknya digunakan jika tidak ada opsi yang lebih aman yang tersedia
Sumber : Drug Information Handbook 17th edition
3. Seorang pasien berusia 53 tahun masuk ke IGD dengan keluhan sesak nafas. Laju nafas
23x/menit. Dokter mendiagnosis pasien menderita pneumonia. Dokter meresepkan
antibiotik Levofloksasin 750mg. Apakah golongan antibiotik pada kasus di atas?
a. Aminoglikosida
b. Kuinolon
c. Penisilin
d. Makrolida
e. Sefalosporin
Sumber : Drug Information Handbook 17th edition

4. Seorang pasien berusia 53 tahun masuk ke IGD dengan keluhan sesak nafas. Laju nafas
23x/menit. Dokter mendiagnosis pasien menderita pneumonia. Dokter meresepkan
antibiotik Levofloksasin 750mg. Bagaimana mekanisme kerja dari levofloksasin ?
a. Menghambat Ribosom subunit 30S
b. Menghambat Ribosom subunit 50S
c. Menghambat DNA topoisomerase II
d. Menghambat sintesis dinding sel
e. Menghambat RNA polymerase
Sumber : Drug Information Handbook 17th edition

5. Seorang perempuan berumur 36 tahun dengan usia kehamilan 12 minggu mengalami


demam tinggi, didiagnosa dokter terkena infeksi. Hasil pemeriksaan darah pasien tersebut
menunjukan adanya infeksi Streptococcus pneumoniae. Apakah obat yang dihindari
penggunaannya oleh pasien tersebut ?
a. Amoksisilin
b. Ampisilin
c. Seftriaxon
d. Kotrimoksazol
e. Kloramfenikol FDA pregnancy category nya C
Pembahasan : Kotrimoksasol dapat berpotensi menyebabkan supresi sumsum tulang
idiosinkratik, Kategori kehamilan D

6. Seorang anak usia 7 tahun, berat badan 15 kg, masuk rumah sakit dengan keluhan demam
tinggi diikuti dengan penurunan nafsu makan. Anak tersebut didiagnosa dokter menderita
pneumonia. Hasil kultur sputum menunjukkan adanya bakteri S. pneumoniae. Dokter
meresepkan metronidazole 2x500 mg. Apakah masalah terkait obat pada penggunaan
antibiotika tersebut?
a. Pasien menderita efek toksik
b. Efek obat tidak optimal
c. Biaya pengobatan lebih mahal dari yang diperlukan
d. Pasien menderita ROTD bukan alergi
e. Obat tidak efektif atau pengobatan gagal
Pembahasan :

Pilihan terapi untuk S. pnemoniae bukan metronidazole. Metronidazole adalah


antibiotika untuk gram negative sedangkan pneumonia gram positive sehingga
penggunaan metronidazole tidak efektif.
Sumber : IDSAATS Guideline

7. Seorang anak usia 5 tahun datang ke klinik. Anak tersebut didiagnosa dokter Community
Acquired Pneumonia (CAP). Pasien tidak ada Riwayat alergi obat. Apakah jenis
antibiotic yang direkomendasikan pada kasus di atas ?
a. Amoksisilin
b. Eritromisin
c. Gentamisin
d. Meropenem
e. Penisilin
Pembahasan :

IDSAATS Guideline 2019

8. Seorang perempuan berumur 36 tahun dengan usia kehamilan 12 minggu mengalami


demam tinggi, didiagnosa dokter terkena infeksi. Hasil pemeriksaan darah pasien tersebut
menunjukan adanya infeksi Streptococcus pneumoniae. Dokter meresepkan
kotrimoksazol 2x tablet forte 160/800 mg. apakah masalah terkait obat pada pemilihan
antibiotika tersebut ?
a. Efek obat tidak optimal
b. Pasien menderita ROTD bukan alergi
c. Pasien menderita efek toksik
d. Biaya pengobatan lebih mahal dari yang diperlukan
e. Obat tidak efektif atau pengobatan gagal
Pembahasan : Kotrimoksasol dapat berpotensi menyebabkan supresi sumsum tulang
idiosinkratik, Kategori kehamilan D

9. Seorang anak menderita pneumonia parah (severe) membutuhkan antibiotika parenteral


agar infeksinya dapat segera teratasi. Apakah antibiotic yang direkomendasikan untuk
anak tersebut ?
a. Sefiksim
b. Seftriakson
c. Eritromisin
d. Tiamfenikol
e. Kotrimoksasol
Tabel 4 IDSAATS Guideline 2019

10. Seorang pasien berusia 62 tahun menderita pneumonia. Setelah minum antibiotik selama
beberapa hari, pasien mengeluhkan irama jantungnya tidak beraturan. Apakah jenis
antibiotik yang dapat menyebabkan kondisi tersebut?
a. Amoksisilin
b. Kotrimoksasol
c. Kloramfenikol
d. Sefiksim
e. Siprofloksasin
Siprofloksasin dapat menyebabkan QT Prolongation dan menyebabkan efek samping
takikardia
Sumber : Drug Information Handbook 17th edition
11. Seorang pria usia 35 tahun mengeluh batuh berdahak dengan lendir berwarna hijau dan
terasa sakit ketika batuk. Pasien didagnosa menderita CAP. Pasien baru pertama kali
terkena CAP dan sebelumnya sehat. Apakah lini pertama terapi yang diberikan ke
pasien?
a. Amoksisilin
b. Azithromycin
c. Cefadroxil
d. Cefixim
e. Levofloxacin

12. Seorang pasien didiagnosa mengalami pneumonia yang disebabkan H.influenzae, sebagai
apoteker AB yang dapat anda sarankan adalah
a. Azitromisin
b. Cefixime
c. Amoksisilin
d. Cefadroxil
e. Doksisiklin
13. Seorang anak 9 tahun di diagnosa menderita pneumonia, ia mengalami sesak nafas akibat
hipersekresi mukus, kulitnya pun mulai membiru. Terapi O2 dan mukolitik sudah
diberikan pada anak tersebut tetapi masih mengeluh sulit bernapas. Apa terapi yang tepat
yang seharusnya ditambahkan pada anak tersebut?
a. Salmeterol
b. Teofilin
c. Albuterol inhaler
d. Prednisolon
e. Fenoterol

Untuk penanganan sesak nafas akut di gunakan SABA inhaler


14. Seorang anak usia 5 bulan didiagnosa menderita pneumonia. Dokter menanyakan
keamanan penggunaan sirup kloramfenikol 50 mg/kgBB. Apakah informasi yang
diberikan apoteker kepada dokter terkait efek samping obat pada kasus di atas?
a. Ikterus
b. Ototoksisitas
c. Nefrotoksik
d. Grey syndrome
e. Kerusakan gigi

Pustaka : http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-5-infeksi/51-antibakteri/518-antibiotik-lain/5181-
kloramfenikol

15. Seorang pasien 30 tahun mengalami pneumocytis pneumonia. Dokter meresepkan


antibiotik kotrimoxazol untuk pengobatan infeksi pasien. Apakah efek samping serius
yang dapat terjadi selama mengonsumsi obat pada kasus di atas?
a. Grey syndrome
b. Burning mouth syndrome
c. Stevens johnson syndrome
d. Red man syndrome
e. Moon face

Saran: cek: apakah a, b, d, e belum pernah dilaporkan sebagai efek samping kotrimoksazol?

Pustaka : http://pionas.pom.go.id/monografi/kotrimoksazol-kombinasi-trimetoprim-dan-sulfa-
metoksazol-dengan-perbandingan-15

16. Seorang ibu 54 tahun menderita gagal ginjal stage V di rawat di HCU. Setelah sekian
lama ibu tersebut di duga mengalami pneumonia. Obat apakah yang merupakan lini
pertama dalam pengobatan pneumoniaa untuk pasien tersebut ?
a. Ceftriaxon
b. Kloramfenikol
c. Amoxicilin
d. Meropenem
e. Tetrasiklin
17. Seorang pasien 19 tahun di bawa ke klinik dan di diagnosis CAP oleh dokter.
Sebelumnya tetangga pasien juga di diagnosis penyakit yang sama dan telah di nyatakan
sembuh. Pasien memiliki alergi terhadap golongan penisilin. Oleh dokter di
rekomendasikan rawat jalan. Antibiotik empiris apa yang direkomendasikan untuk pasien
tersebut ?
a. Eritromisin
b. Amoksisilin
c. Etambutol
d. Sefiksim
e. Levofloksasin

18. Seorang pasien laki laki di rawat di rumah sakit dan terkena pneumonia. Pilihan obat
yang dapat diberikan kepada pasien ?
a. Amoksisilin
b. Doksisiklin
c. Meropenem
d. Kotrimoxazol
e. Metronidazole
19. Seorang laki laki 27 tahun datang ke dokter dengan keluhan kesulitan bernapas, batuk
dan dahak berwarna hijau. Dokter mendiagnosis pasien terkena CAP. Diketahui pasien
alergi terhadap eritromsisin. Dokter meresepkan Azitromisin. Apa mekanisme kerja dari
Antibiotik tersebut ?
a. Menghambat Ribosom subunit 30S
b. Menghambat Ribosom subunit 50S
c. Menghambat DNA topoisomerase II
d. Menghambat sintesis dinding sel
e. Menghambat RNA polymerase
Sumber : Drug Information Handbook 17th edition
20. Pasien perempuan berumur 48 tahun mengalami gejala demam, panas dingin, gangguan
saluran nafas, batuk produktif, hemoptosis, nyeri dada pleuritis dan di identifikasi
menderita pneumonia. Kemudian pasien diberikan injeksi gentamisin. Mekanisme kerja
gentamisin adalah
a. Menganggu transkipsi mRNA
b. Menghambat sintesis dinding sel
c. Antagonis folat
d. Menghambat DNA girase
e. Membentuk kompleks dengan DNA

Aktifitas gentamisin adalah bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus dinding


bakteri dan mengikat diri pada ribosom (partikel partikel kecil dalam protoplasma sel
yang kaya akan RNA, tempat terjadinya sintesa protein) di dalam sel

Pustaka : http://digilib.unila.ac.id/9927/14/12%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai